^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Glosarium Istilah dan Prinsip
Kami berharap bahwa glosarium ini akan membantu orang-orang yang kurang akrab dengan istilah-istilah, topik-topik, atau prinsip-prinsip tertentu yang sering dijumpai di dalam buku ini. Kami merasa bahwa lebih berguna jika glosarium ini diatur berdasarkan tema dan bukan berdasarkan urutan abjad.
Kepausan - Fungsi dari seorang Paus (penerus Santo Petrus) yang didirikan oleh Yesus Kristus di atas Santo Petrus sebagai kepala dari Gereja Kristiani (Matius 16:18-20; Yohanes 21:15-17). Para uskup dari Roma adalah para penerus Santo Petrus. Mereka memiliki keutamaan yang sama di dalam Gereja Kristiani dengan keutamaan yang dimiliki oleh Santo Petrus di dalam Gereja apostolik.
Magisterium - Otoritas pengajaran dari Gereja Katolik yang dilaksanakan oleh seorang Paus sewaktu ia menyatakan suatu dogma dengan otoritas dari Kepausan. Tidak semua pernyataan seorang Paus adalah ajaran dari Magisterium. Seorang Paus berbicara secara magisterial sewaktu ia memenuhi syarat-syarat tertentu (seperti yang telah didefinisikan oleh Konsili Vatikan I). Orang-orang yang setia kepada Magisterium adalah mereka yang setia kepada segala hal yang telah diajarkan secara dogmatis oleh semua Paus di sepanjang sejarah atau yang dinyatakan sebagai hal yang telah selalu dipegang oleh Gereja Katolik.
Ex cathedra - Kata Latin untuk “yang berasal dari Takhta”. Hal ini merujuk kepada seorang Paus sewaktu ia berbicara secara infalibel dari Takhta Santo Petrus dan memenuhi syarat-syarat pernyataan infalibel. Adalah suatu bidah dan dosa berat untuk menolak suatu pernyataan ex cathedra dari seorang Paus, yang merupakan suatu hal yang tidak dapat diubah, karena hal tersebut adalah suatu dogma yang telah diwahyukan oleh Kristus kepada Gereja.
Wahyu ilahi / dogma - Kebenaran dari Yesus Kristus adalah ajaran dari Wahyu ilahi. Gereja Katolik mengajarkan bahwa dua sumber dari Wahyu ilahi adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci; isi dari Kitab Suci dan Tradisi Suci disajikan oleh Magisterium Gereja Katolik. Wahyu ilahi berakhir setelah kematian rasul terakhir. Dogma tidak dapat diubah. Sewaktu seorang Paus mendefinisikan sebuah dogma, ia tidak membenarkan dogma tersebut sejak saat itu, tetapi ia menyatakan secara khidmat, tanpa bisa salah, apa yang selalu benar sejak kematian dari rasul terakhir. Kita harus memercayai dogma sebagaimana ‘yang telah sekalinya dinyatakan’ tanpa ada pergeseran makna di bawah dalih atau atas nama suatu ‘pengertian yang lebih mendalam.’
Bidah - Seseorang yang telah dibaptis yang menolak suatu dogma dari Gereja Katolik. Para bidah secara otomatis terekskomunikasi dari Gereja (ipso facto/oleh karena fakta itu sendiri) tanpa perlu pernyataan/deklarasi apa pun, karena mereka telah menolak suatu ajaran otoritatif tentang Iman.
Skismatis - Seseorang yang telah dibaptis yang menolak persekutuan bersama seorang Paus yang sejati ataupun dengan para Katolik sejati. Para skismatis juga hampir selalu sama dengan para bidah. Para skismatis juga mendapatkan ekskomunikasi secara otomatis.
Murtad - Seseorang yang telah dibaptis yang tidak hanya menolak satu atau beberapa kebenaran tentang iman Katolik, tetapi yang meninggalkan sepenuhnya Iman Katolik. Orang-orang yang murtad juga mendapatkan ekskomunikasi secara otomatis.
Anti-Paus - Seseorang yang secara salah mengaku sebagai seorang Paus (yaitu seseorang yang secara salah mengaku sebagai uskup Roma). Terdapat lebih dari empat puluh Anti-Paus di sepanjang sejarah, beberapa dari mereka memimpin dari Roma. Buku ini membuktikan bahwa revolusi Vatikan II telah dilaksanakan oleh para pria yang adalah para Anti-Paus, yang memperlihatkan diri mereka sendiri seolah-olah mereka adalah Paus sejati.
Sedevakantis (posisi sedevakantis) - Di dalam bahasa Latin, Sede berarti ‘takhta’ dan Vacante berarti ‘kosong’. Suatu masa sedevacante adalah suatu masa di mana tidak terdapat Paus. Hal ini terjadi secara biasa setelah kematian seorang Paus atau setelah seorang Paus mengundurkan diri. Hal ini telah terjadi lebih dari dua ratus kali di dalam sejarah Gereja, dan kadangkala terjadi selama beberapa tahun. Para Doktor Gereja mengajarkan pula bahwa Takhta Petrus menjadi kosong jika seorang Paus menjadi seorang bidah terang-terangan. Posisi sedevakantis adalah posisi para Katolik tradisional yang mendukung bahwa Takhta dari Santo Petrus pada saat ini kosong, karena dapat dibuktikan bahwa sang pria di Roma adalah seorang bidah publik, dan oleh karena itu bukanlah seorang Paus.
Vatikan II - Suatu konsili yang berlangsung dari tahun 1962 sampai 1965. Vatikan II mengaku sebagai suatu konsili umum dari Gereja Katolik, tetapi kenyataannya adalah suatu ‘konsili penyamun’ yang revolusioner, yang mengajarkan doktrin-doktrin yang telah dikutuk oleh Gereja Katolik. Vatikan II melahirkan suatu agama baru, dan bertanggung jawab atas buah-buah busuk yang mencengangkan dan perubahan-perubahan revolusioner yang mengikutinya.
Sekte Vatikan II - Gereja palsu yang muncul setelah Vatikan II, yang dinubuatkan di dalam nubuat-nubuat Katolik dan di dalam Kitab Suci. Buku ini membuktikan secara rinci bahwa sekte sesat ini adalah mangsa bidah, kemurtadan, dan skandal-skandal yang paling menyedihkan. Sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik, melainkan gereja palsu dari Iblis yang bertujuan untuk menyesatkan orang-orang pada saat Kemurtadan Besar.
Novus Ordo Missae - Istilah Latin untuk Orde Misa Baru, yang merujuk kepada Misa baru yang dipermaklumkan oleh Paulus VI, pada tanggal 3 April 1969.
Gereja Novus Ordo - Seperti yang digunakan di dalam buku ini, ini adalah sinonim dari istilah ‘sekte Vatikan II’, yang menggambarkan Gereja palsu Vatikan II, Misa Baru, dan para pengikutnya.
Katolik tradisional - Seseorang yang, sederhana saja, Katolik, yang menganut iman Katolik sepanjang waktu, yang memegang semua dogma yang dipermaklumkan oleh para Paus dan ritus-ritus tradisional Gereja. Seorang Katolik tradisional tidak menerima agama sesat Vatikan II, tidak pun ia menerima Misa Baru (Novus Ordo), karena hal-hal tersebut adalah inovasi-inovasi yang bertentangan dengan ajaran Katolik.
Tradisionalis palsu - Seseorang yang menganut, dalam beberapa hal, iman Katolik tradisional (seperti menolak ekumenisme, atau beberapa aspek dari Vatikan II), tetapi pada waktu yang sama tetap berpatuh diri kepada sekte Vatikan II. Contoh umum dari bentuk-bentuk kepatuhan para tradisionalis palsu kepada sekte Vatikan II ini adalah bahwa mereka menerima para ‘Paus’ Vatikan II sebagai Paus sejati, walaupun dapat dibuktikan bahwa para ‘Paus’ setelah Vatikan II adalah para Anti-Paus (seperti yang ditunjukkan buku ini).
Ekumenisme - Pada umumnya merujuk kepada ajaran Vatikan II dan para ‘Paus’ setelah Vatikan II, yang bertujuan untuk menghormati, bersekutu dengan, berdoa dengan, dan menghargai agama-agama sesat. ‘Ekumenisme’ seperti yang dipraktikkan dan diajarkan oleh sekte Vatikan II secara langsung dikutuk oleh ajaran Katolik, para Paus, dan semua tradisi Gereja. Ekumenisme memandang Agama yang sejati sebagai sederajat dengan agama-agama sesat, dan Allah yang sejati sebagai sederajat dengan para ilah-ilah palsu. Ekumenisme dari sekte Vatikan II disingkap secara rinci di dalam buku ini. Beberapa orang berkata bahwa ekumenisme, sesungguhnya merupakan praktik sesat yang bertujuan untuk menyatukan diri dengan sekte-sekte Protestan dan skismatis, sedangkan dialog antaragama merujuk kepada praktik yang sama dengan agama-agama non-Kristiani. Tetapi kedua istilah itu adalah sinonim pada masa ini.
KONSEP-KONSEP KATOLIK TENTANG AGAMA-AGAMA NON-KATOLIK
Agama-agama non-Katolik adalah sesat / Tidak terdapat keselamatan di luar Gereja Katolik - Gereja Katolik mengajarkan secara dogmatis bahwa hanya terdapat satu agama dan satu Allah yang sejati. Gereja mengajarkan bahwa semua agama non-Katolik adalah sesat dan berasal dari Iblis. Adalah suatu dogma dari iman Katolik bahwa di luar Gereja Katolik tidak terdapat keselamatan (extra ecclesiam nulla salus). Hal ini telah didefinisikan tujuh kali oleh para Paus yang berbicara ex cathedra.
Paganisme / pemujaan ilah-ilah yang lain - Istilah paganisme merujuk kepada agama-agama politeis sesat, seperti Buddhisme, Hinduisme, dst. Gereja Katolik mengajarkan bahwa dewa-dewi yang disembah oleh para pengikut agama pagan (yang memuja berbagai dewa-dewi) adalah iblis.
Islam - Suatu agama sesat yang diwahyukan oleh nabi palsu Muhammad. Para pengikutnya disebut Muslim dan mengikuti suatu buku yang bernama Al-Quran. Para Muslim menolak Allah Tritunggal dan Keilahian Kristus. Menurut ajaran Katolik, Islam adalah suatu kekejian dan sekte satanik (yaitu, suatu sekte yang berasal dari Iblis). Para Muslim adalah orang-orang yang tidak beriman yang perlu dikonversikan agar mereka mampu mendapatkan keselamatan.
Sekte Vatikan II memuji-muji Islam dan menganggapnya sebagai suatu agama yang baik.
Yahudi - Agama yang menolak Yesus Kristus sebagai Mesias dan yang berupaya untuk mempraktikkan Hukum lama lewat perantaraan Musa. Agama Yahudi percaya bahwa sang Mesias belum datang, bahwa Ia harus datang untuk pertama kalinya. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Hukum lama telah dihapuskan dengan kedatangan Kristus, bahwa adalah suatu dosa berat untuk terus mematuhinya (Konsili Florence), dan bahwa para pengikut agama Yahudi tidak akan diselamatkan kecuali mereka berkonversi kepada Yesus Kristus dan kepada iman Katolik.
Ortodoks / Ortodoks Timur - Para pengikut skisma dari Gereja Katolik yang berlangsung pada tahun 1054. Para ‘Ortodoks’ menolak dogma Kepausan, infalibilitas kepausan, dan ketiga belas konsili dogmatis terakhir dari Gereja. Mereka juga memperbolehkan perceraian dan pernikahan kembali. Mereka dianggap sebagai para bidah dan skismatis menurut ajaran Katolik. Mereka perlu dikonversikan menuju persekutuan dan keselamatan.
Bagaimanapun, sekte Vatikan II berkata bahwa para ‘Ortodoks’ tidak perlu dikonversikan agar mereka bisa mendapatkan keselamatan. Vatikan II mengajarkan bahwa mereka adalah bagian dari Gereja yang sejati dan bahwa mereka berada di dalam jalan keselamatan (seperti yang dibuktikan di dalam buku ini).
Protestan - Para pengikut sekte-sekte yang memisahkan diri dari Gereja Katolik sejak pemberontakan Martin Luther di tahun 1517. Para Protestan menolak satu atau beberapa dogma Katolik. Siapa pun yang menolak atau membangkang melawan dogma Katolik apa pun adalah seorang bidah dan secara otomatis (ipso facto) terekskomunikasi. Para Protestan secara umum menolak dogma Katolik tentang imamat, sakramen-sakramen, Kepausan, perlunya iman dan perbuatan, perantaraan para orang kudus, dst.
Tetapi, sekte Vatikan II percaya bahwa Protestantisme bukanlah suatu bidah, bahwa para Protestan tidaklah sesat, bahwa sekte-sekte mereka adalah jalan keselamatan dan merupakan bagian dari Gereja yang sejati.
KONSEP-KONSEP KATOLIK YANG PENTING YANG TERDAPAT DI DALAM BUKU INI
Orang-orang Katolik tidak boleh mengambil bagian di dalam ibadah non-Katolik - Sebelum Vatikan II, semua buku teologi moral Katolik mengulang-ulangi ajaran tradisional Gereja, yaitu bahwa untuk berpartisipasi di dalam ibadat non-Katolik adalah suatu dosa berat melawan hukum ilahi. Setelah Vatikan II, aktivitas yang merupakan dosa berat ini secara resmi didukung (lihat juga, misanya, bagian di dalam buku ini yang berjudul Sekte Vatikan II vs Gereja Katolik: mengambil bagian dalam ibadat non-Katolik).
Bidah dapat terwujudkan lewat perbuatan - Walaupun orang-orang tertentu mewujudkan bidah mereka lewat tulisan-tulisan atau perkataan-perkataan, kebanyakan dari pernyataan-pernyataan sesat dan murtad terwujud lewat sebuah perbuatan dan bukan perkataan. Orang-orang mewujudkan bidah atau kemurtadan mereka dengan pergi untuk beribadah di dalam bait-bait non-Katolik seperti di sinagoga atau di mesjid, atau dengan mengikuti para Protestan dan skismatis yang beribadat di dalam gereja-gereja mereka.
Itulah mengapa Santo Thomas Aquinas mengajarkan bahwa jika seseorang pergi untuk beribadat di kuburan Muhammad, ia adalah seseorang yang murtad. Tindakan semacam itu dengan sendirinya menunjukkan bahwa ia tidak memiliki iman Katolik dan bahwa ia menerima agama sesat, yaitu Islam.
Kita melihat di sini bahwa bidah terhadap dogma Dikandung Tanpa Noda dapat ditunjukkan lewat perkataan, tulisan, dan ‘tanda-tanda luar’. Faktanya, di dalam bukunya Principles of Catholic Theology {Prinsip-prinsip Teologi Katolik}, Benediktus XVI mengakui bahwa tindakan-tindakan dan kelakuan-kelakuan ekumenis yang dilakukan oleh sekte pasca-Vatikan II terhadap para skismatis timur, melambangkan secara persis bahwa (menurut sekte Vatikan II) para skismatis tidak perlu menerima keutamaan Paus:
Kami akan mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut di dalam buku ini, tetapi hal ini adalah suatu pengakuan luar biasa dari mentan pemimpin sekte Vatikan II, yaitu bahwa tindakan-tindakan ekumenis merupakan suatu bidah terhadap keutamaan Paus. Hal ini adalah suatu contoh yang jelas tentang bidah yang diwujudkan di dalam suatu tindakan.
Gereja Katolik menolak semua yang memiliki pandangan berlawanan - Mereka yang menolak ajaran dogmatis Gereja Katolik dikutuk, dianatemakan, dan ditolak oleh Gereja.
Dengan menolak satu dogma dari Gereja Katolik, seseorang menolak keseluruhan iman, karena Kristus melindungi dogma-dogma tersebut
Orang-orang Katolik tidak bersekutu dengan para bidah - Mereka yang menolak iman dari Gereja Katolik terdapat di luar persekutuan Katolik, dan terasing darinya; orang-orang Katolik sejati tidak boleh bersekutu sama sekali dengan orang-orang tersebut.
Para imam harus dilawan, termasuk para uskup dan Paus jika mereka menjauhkan diri dari iman; mereka secara otomatis kehilangan fungsi mereka jika mereka menjadi bidah publik
Apa yang dimaksud dengan jatuh secara publik dari iman?
Indefektibilitas - Hal ini merujuk kepada janji dari Kristus, yaitu bahwa ia akan selalu bersama Gereja-Nya (Matius 28) dan bahwa pintu Alam Maut tidak akan dapat mengalahkan Gereja-Nya (Matius 16). Indefektibilitas berarti bahwa Gereja Katolik, sampai pada akhir zaman, akan tetap menjadi Gereja Katolik. Indefektibilitas Gereja memerlukan paling tidak suatu sisa dari Gereja yang tetap berada sampai akhir zaman, bahwa ajaran-ajaran resmi dari Gereja tidak dapat salah, dan bahwa seorang Paus sejati tidak dapat sama sekali mengajarkan secara otoritatif suatu kesalahan kepada seluruh Gereja. Hal ini tidak mengecualikan para Anti-Paus yang berpura-pura menjadi Paus atau suatu sekte palsu yang mengurangi jumlah pengikut Gereja Katolik sejati menjadi hanya suatu sisa pada hari-hari terakhir, yang secara persis adalah apa yang diprediksikan akan terjadi pada hari-hari terakhir dan apa yang telah terjadi pada saat krisis Arian.
Catatan kaki untuk Glosarium:
[1] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 1839.
[2] Denzinger 1800.
[3] Denzinger 1818.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990,Vol. 2 (1878-1903), Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 125.
[6] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 230.
[7] Denzinger 714.
[8] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 381.
[9] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Sheed & Ward and Georgetown University Press, 1990, Vol. 1, hal. 479.
[10] Von Pastor, History of the Popes {Sejarah Para Paus}, II, 346; dikutip oleh Warren H. Carroll, A History of Christendom {Sejarah Kekristenan}, Vol. 3 (The Glory of Christendom {Keagungan Kekristenan}), Front Royal, VA: Christendom Press, hal. 571.
[11] Denzinger 712.
[12] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 41-42.
[13] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 57.
[14] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 242.
[15] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 201.
[16] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 317.
[17] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian I-II, Pertanyaan 103., Artikel 4.
[18] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian II, Pertanyaan 12, Artikel 1, Penolakan 2:
[19] Denzinger 1641.
[20] Benediktus XVI, Principles of Catholic Theology {Prinsip-Prinsip Teologi Katolik}, San Francisco: Ignatius Press, 1982, hal. 198.
[21] Denzinger 246.
[22] Denzinger 705.
[23] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 394.
[24] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[25] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[26] Dikutip dalam Sacerdotium, # 2, Instauratio Catholica, Madison Heights, WI, hal. 64.
[27] The 1917 Pio-Benedictine Code of Canon Law {Kitab Hukum Kanonik 1917 Pius-Benediktus}, diterjemahkan oleh Dr. Edward Von Peters, Ignatius Press, 2001, hal. 83.
[28] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 401.
[29] The 1917 Pio-Benedictine Code of Canon Law {Kitab Hukum Kanonik 1917 Pius-Benediktus}, diterjemahkan oleh Dr. Edward Von Peters, hal. 695.
[30] Dom Prosper Guéranger, The Liturgical Year {Tahun Liturgi}, Loreto Publications, 2000, Vol. 4, hal. 379.
[31] Dikutip oleh St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, II, 30.
[32] St. Fransiskus De Sales, The Catholic Controversy {Kontroversi Katolik}, Rockford, IL: Tan Books, 1989, hal. 305-306.
[33] St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, II, 30.
[34] Coll. Selecta SS. Eccl. Patrum. Caillu and Guillou, Vol. 32, hal. 411-412.
Halo – seseorang dapat berdoa Rosario dengan jari jika belum/tidak ada Rosario yang layak/dapat digunakan. Misalnya, jika Rosario yang ada di rumah bergambar Yohanes Paulus II (Rosario semacam itu seharusnya...
Biara Keluarga Terkudus 4 hariBaca lebih lanjut...Bagaimana cara berdoa rosario dengan jari
Vito 4 hariBaca lebih lanjut...Halo – video kami yang satu ini membahas hal tersebut: Vatikan II Adalah Agama Baru (Bukti Visual) https://vatikankatolik.id/vatikan-ii-agama-baru/ “Dialog antaragama” dan “doa lintas agama” tidak diizinkan untuk umat Katolik. Hal...
Biara Keluarga Terkudus 5 hariBaca lebih lanjut...Bruder dialog antar agama dan doa lintas agama apakah katolik
Vito Kumaheri 5 hariBaca lebih lanjut...Saya harap video 'Jews Are Not Israel Or The Chosen People' dapat diterjemahkan untuk melawan pandangan sesat itu. Sangat mengherankan bagi saya untuk melihat penyembahan Yahudi dan negara Israel menyebar...
Inori 6 hariBaca lebih lanjut...Pandangan semacam itu adalah bidah. Orang-orang Protestan itu perlu diberitahukan agar berkonversi dan memeluk iman Katolik (boleh dibagikan link situs kami). Pandangan mereka tentang orang-orang Yahudi berlawanan dengan ajaran Perjanjian...
Biara Keluarga Terkudus 6 hariBaca lebih lanjut...Entahlah Bruder Saya heran dengan protestan khususnya kharismatik yang terlihat terlalu mengagung-agungkan bangsa Yahudi membuat seolah olah bangsa Yahudi diatas segala galanya
Joshua 6 hariBaca lebih lanjut...Halo – jawabannya adalah tidak. Gereja Katolik telah mengajarkan secara dogmatis bahwa setelah Injil dipermaklumkan, ketaatan terhadap ritus-ritus & upacara-upacara Perjanjian Lama merupakan dosa (seturut surat bulla Cantate Domino dari...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...Halo apakah bangsa Yahudi masih bangsa perjanjian Tuhan?
Joshua 1 mingguBaca lebih lanjut...Sekte Vatikan II, sang Pelacur Babel, terus-menerus mencemar nama Gereja Katolik yang tidak ternoda dengan skandal-skandal seksual. Mengesalkan sekali.
Inori 3 mingguBaca lebih lanjut...