^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Surat Bulla Cantate Domino - Paus Eugenius IV, Konsili Florence, 1442 - Dogma Keselamatan
Surat Bulla tentang persatuan dengan orang-orang Koptik dan Etiopia, “Cantate Domino”
4 Februari 1442 (1441 menurut comput Florence)
Dekret untuk orang-orang Yakobit
“Gereja Roma yang Kudus, yang didirikan oleh suara Tuhan dan Juru Selamat kita, dengan teguh percaya, mengakui, dan mengkhotbahkan satu Allah yang esa dan sejati, Mahakuasa, tidak dapat berubah dan kekal; Bapa dan Putra dan Roh Kudus; satu dalam esensi, tiga dalam pribadi, Bapa tidak dilahirkan, Putra dilahirkan dari Bapa, Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra, Bapa bukanlah Putra ataupun Roh Kudus, Putra bukanlah Bapa ataupun Roh Kudus, Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Bapa hanyalah Bapa, Putra hanyalah Putra, Roh Kudus hanyalah Roh Kudus. Hanya Bapa sendirilah yang dari hakikat-Nya sendiri melahirkan Putra. Hanya Putra sendirilah yang lahir dari Bapa sendiri. Hanya Roh Kudus sendirilah yang secara bersamaan berasal dari Bapa dan Putra, ketiga pribadi ini adalah satu Allah, bukan tiga allah, karena ketiganya memiliki satu hakikat, satu esensi, satu kodrat, satu keilahian, satu kemahabesaran, satu keabadian, dan semuanya satu adanya, dengan syarat hal ini tidak dimustahilkan oleh oposisi relasi.
‘Oleh karena kesatuan ini Bapa sepenuhnya utuh dalam Putra, sepenuhnya utuh dalam Roh Kudus, Putra sepenuhnya utuh dalam Bapa, sepenuhnya utuh dalam Roh Kudus, Roh Kudus sepenuhnya utuh dalam Bapa, sepenuhnya utuh dalam Putra. Tidak satu pun mendahului yang lainnya dalam keabadian atau melampaui yang lainnya dalam keagungan maupun melebihi yang lainnya dalam kuasa. Sebab Putra muncul dari Bapa secara abadi dan tanpa permulaan, dan Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra secara abadi dan tanpa permulaan.’ Keberadaan dan segala hal yang dimiliki oleh Bapa, dimiliki-Nya bukan dari yang lain, melainkan dari diri-Nya sendiri dan Ia adalah pokok tak berpokok. Segala keberadaan dan segala sesuatu milik Bapa, tidaklah dimiliki-Nya dari yang lain, melainkan dari diri-Nya sendiri, dan Ia adalah pangkal tanpa pangkal. Segala keberadaan atau segala sesuatu milik Putra, dimiliki-Nya dari Bapa, dan Ia adalah pangkal dari pangkal. Segala keberadaan atau segala sesuatu milik Roh Kudus, dimiliki-Nya dari Bapa dan Putra bersama-sama. Namun Bapa dan Putra bukanlah dua, melainkan satu pangkal Roh Kudus, sebagaimana Bapa dan Putra dan Roh Kudus bukanlah tiga, melainkan satu pangkal ciptaan.
Maka, semua orang yang percaya akan pandangan-pandangan yang bertentangan atau berlawanan, Gereja mengutuk, menolak, menganatemakan, dan mencela mereka sebagai terasing dari tubuh Kristus yang adalah Gereja. Maka dari itu, ia [Gereja] mengutuk Sabellius yang mencampuradukkan pribadi-pribadi-Nya dan sama sekali meniadakan perbedaan yang riil di antara pribadi-pribadi tersebut, ia [Gereja] mengutuk orang-orang Arian, Eunomian, Makedonian yang berkata bahwa Bapa adalah satu-satunya Allah sejati dan menempatkan Putra dan Roh Kudus dalam tingkatan ciptaan. Ia [Gereja] juga mengutuk semua orang lain yang membuat derajat-derajat atau ketidaksetaraan di dalam Allah Tritunggal.
Ia [Gereja Roma yang Kudus ] dengan amat teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa Allah sejati, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, adalah pencipta dari segala hal yang kelihatan dan tak kelihatan, yang, sewaktu Ia menghendakinya telah menciptakan oleh kebaikan segala ciptaan baik rohani maupun jasmani, [ciptaan-ciptaan] yang tentunya baik karena mereka dibuat oleh Kebaikan yang tertinggi, tetapi dapat berubah, karena mereka dibuat dari ketiadaan, dan ia [Gereja] menegaskan bahwa kejahatan tidaklah kodrati, karena segala kodrat, sejauh mana adalah kodrat, baik adanya.
Ia [Gereja Roma yang Kudus ] mengakui bahwa satu Allah yang esa dan yang sama adalah pencipta dari Perjanjian Lama dan Baru, yakni, dari Hukum dan dari para nabi, serta dari Injil, sebab oleh ilham dari Roh Kuduslah para kudus telah berbicara tentang Perjanjian yang satu dan yang lain, yang kitab-kitabnya diakui dan dihormati oleh Gereja, yang termuat dalam judul-judul berikut.
Lima dari Musa, yakni: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan; Yosua, Hakim-Hakim, Rut, empat kitab Raja-Raja, dua kitab Tawarikh, Ezra, Nehemia, Tobit, Yudit, Ester, Ayub, Mazmur-Mazmur Daud, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, Kebijaksanaan Sirakh, Yesaya, Yeremia, Barukh, Yehezkiel, Daniel, kedua belas nabi minor, yakni: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi, kedua kitab Makabe, keempat injil dari Matius, dari Markus, dari Lukas, dari Yohanes; keempat belas surat dari Paulus, kepada para jemaat di Roma, dua surat kepada jemaat di Korintus, kepada jemaat di Galatia, kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Filipi, dua surat kepada jemaat di Tesalonika, kepada jemaat di Kolose, dua pucuk surat kepada Timotius dan kepada Titus, kepada Filemon, kepada jemaat Ibrani; dua dari Petrus; tiga dari Yohanes; satu dari Yakobus; satu dari Yudas; Kisah Para Rasul, dan Wahyu kepada Yohanes.
Itulah mengapa ia [Gereja] menganatemakan kegilaan orang-orang Manikhea yang telah membuat dua pokok, yang satu untuk hal-hal yang kelihatan, yang lain untuk hal-hal yang tidak kelihatan; dan yang telah berkata bahwa terdapat satu Allah untuk Perjanjian Baru dan satu yang lain untuk Perjanjian Lama.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui, dan berkhotbah bahwa satu pribadi dari Allah Tritunggal, Allah sejati yakni Putra Allah yang dilahirkan dari Bapa, sehakikat dan sama abadinya dengan Bapa, dalam kepenuhan waktu yang telah diatur oleh kedalaman yang tidak terselami dari rancangan ilahi, telah, demi keselamatan umat manusia, mengambil kodrat manusiawi yang sejati dan utuh di dalam rahim yang tidak bernoda dari Perawan Maria, dan menggabungkan diri-Nya dengan kodrat manusiawi tersebut di dalam kesatuan dari pribadi; kesatuan tersebut begitu dalam sehingga segala yang berasal dari Allah di dalam kesatuan itu tidak terpisahkan dari manusia dan segala yang berasal dari manusia tidak terpisahkan dari keilahian, tetapi Ia satu adanya dan bahkan tidak dapat dibagi-bagi, masing-masing dari kedua kodrat tetap berada di dalam kekhasannya, Allah dan manusia, Putra Allah dan Putra manusia setara dengan Bapa seturut keilahian, lebih rendah daripada Bapa seturut kemanusiaan (Pengakuan iman dari Pseudo-Atanasius: Syahadat. ‘Quicumque’, yang dikatakan berasal dari Atanasius.), Ia imortal dan abadi seturut kodrat ilahi, mampu merasakan kesakitan dan temporal seturut keadaan dari kemanusiaan yang diambil-Nya.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa Putra Allah di dalam kemanusiaan yang diambil-Nya telah benar-benar lahir dari sang Perawan, telah benar-benar menderita, telah benar-benar mati dan telah dikuburkan, telah benar-benar bangkit dari antara orang mati, telah naik ke Surga, duduk di sebelah kanan Bapa, dan akan datang pada akhir zaman untuk mengadili orang yang hidup dan orang yang mati.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] menganatemakan, menolak dan mengutuk semua bidah yang mendukung hal-hal yang bertentangan. Dan pertama-tama ia [Gereja] mengutuk Ebion, Cerinthus, Marsion, Paulus dari Samosata, Photinos dan semua orang yang menghujat secara demikian yakni, karena mereka tidak dapat mengerti persatuan pribadi dari kemanusiaan dengan sang Sabda, Yesus Kristus, Tuhan kita, mereka telah menyangkal bahwa Ia adalah Allah sejati, dan hanya mengakui-Nya sebagai manusia yang, oleh suatu pengambilan bagian yang lebih agung dalam rahmat ilahi yang telah diterima-Nya oleh jasa kehidupan-Nya yang lebih kudus, disebut manusia ilahi.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] menganatemakan pula Mani dan para pengikutnya yang, dengan membayangkan bahwa Putra Allah tidak mengambil suatu tubuh sejati, melainkan suatu tubuh yang tidak riil, telah sepenuhnya menghapuskan kebenaran di dalam Kristus.
Dan juga Valentinius yang menyatakan bahwa Putra Allah sama sekali tidak mengambil sesuatu pun dari sang Bunda Perawan, tetapi telah mengambil suatu tubuh surgawi dan telah melewati rahim sang Perawan bagaikan air mengalir lewat sebuah saluran air.
Juga Arius yang, dengan menyatakan bahwa tubuh yang diambil sewaktu Allah Putra keluar dari sang Perawan tidak memiliki jiwa, telah menghendaki bahwa tidak terdapat suatu jiwa, melainkan keilahian.
Juga Apolinarius yang, dengan pengertiannya yakni bahwa tidak terdapat kemanusiaan sejati jika di dalam Kristus jiwa ditolak sebagai yang memberikan bentuk kepada tubuh, mengemukakan jiwa yang sensitif saja, tetapi percaya bahwa keilahian sang Sabda menggantikan jiwa rasional.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] menganatemakan pula Theodoros dari Mopsuestia dan Nestorius yang mengemukakan bahwa kemanusiaan telah bersatu dengan Putra Allah oleh rahmat, dan bahwa oleh karena itu, terdapat di dalam Kristus dua pribadi, demikian pula mereka mengakui bahwa terdapat dua kodrat, karena mereka tidak dapat mengerti bahwa telah terjadi persatuan hipostatik dari kemanusiaan dengan sang Sabda dan oleh karena itu mereka menyangkal subsistensi Allah. Sebab menurut penghujatan ini, Sabda tidak menjadi daging, tetapi Sabda oleh karena rahmat tinggal di dalam daging, yakni bahwa Putra Allah tidak menjadi manusia, tetapi bahwa Putra Allah tinggal di dalam manusia.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] menganatemakan pula, menolak dan mengutuk Eutikes sang Arkimandrit; karena ia percaya bahwa menurut penghujatan Nestorius kebenaran dari Penjelmaan ditiadakan, dan oleh karena itu, kemanusiaan haruslah telah sedemikian bersatunya dengan Sabda Allah sehingga hanya terdapat satu pribadi dari keilahian dan kemanusiaan dan di samping itu, ia tidak dapat mengerti keesaan dari pribadi selama terdapat kemajemukan kodrat, maka ia telah mengemukakan bahwa terdapat satu kodrat, yang berarti bahwa sebelum persatuan tersebut terdapat dualitas kodrat, tetapi setelah pengambilan kodrat, keduanya berubah menjadi satu kodrat, serta mengakui dengan penghujatan dan penistaan yang terbesar bahwa kemanusiaan telah berubah menjadi keilahian dan keilahian menjadi kemanusiaan.
Gereja juga menganatemakan, menolak, dan mengutuk Makarius dari Antiokhia serta semua orang yang mengakui pandangan-pandangan yang serupa, yang, walaupun mereka mengemukakan secara benar dualitas kodrat serta keesaan pribadi, melakukan kesalahan yang besar tentang operasi Kristus, sebab mereka berkata bahwa di dalam Kristus, kedua kodrat hanya memiliki satu operasi dan satu kehendak. Gereja Roma yang Kudus menganatemakan semua orang itu dengan segala bidah mereka, dengan menegaskan bahwa di dalam Kristus terdapat dua kehendak dan dua operasi.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui, dan mengajarkan bahwa tidak seorang pun yang dikandung dari pria dan wanita pernah terbebaskan dari kekuasaan Iblis, kecuali lewat iman akan Tuhan kita Yesus Kristus, perantara antara Allah dan manusia [1 Timotius 2, 5], yang, dikandung, dilahirkan dan wafat tanpa dosa, seorang diri, telah oleh kematian-Nya mengalahkan musuh dari umat manusia, dengan menghancurkan dosa-dosa kita, yang telah kembali membuka pintu masuk Kerajaan Surga yang telah dihilangkan oleh manusia pertama akibat dosanya sendiri bagi dirinya dan bagi semua keturunannya, dan yang kedatangan-Nya di masa depan telah diberitakan oleh semua kurban-kurban suci, sakramen-sakramen, serta perayaan-perayaan dari Perjanjian Lama.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui, dan mengajarkan bahwa ketentuan-ketentuan hukum dari Perjanjian Lama, atau dari hukum Musa, yang terbagi menjadi perayaan-perayaan, ritus-ritus kudus, kurban-kurban, dan sakramen-sakramen, karena hal-hal tersebut telah diinstitusikan untuk menandakan suatu hal di masa depan, walaupun pada masa itu hal-hal tersebut pantas untuk penyembahan ilahi, setelah kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang telah ditandakan oleh hal-hal tersebut, telah berakhir dan sakramen-sakramen dari Perjanjian Baru bermula; dan barangsiapa, bahkan setelah Sengsara Kristus, menaruh harapan di dalam ketentuan-ketentuan hukum tersebut dan berpatuh kepada hal-hal tersebut sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan, seolah-olah iman di dalam Kristus tidak dapat menyelamatkan tanpa hal-hal tersebut, berdosa berat. Tetapi ia [Gereja] tidak menyangkal bahwa setelah Sengsara Kristus sampai kepada pemakluman Injil, hal-hal tersebut diizinkan untuk ditaati selama bagaimanapun hal-hal tersebut dipercaya sama sekali tidak diperlukan untuk keselamatan; tetapi setelah pemakluman Injil, ia [Gereja] menyatakan bahwa hal-hal tersebut tidak dapat ditaati tanpa hilangnya keselamatan kekal.
Oleh karena itu, ia [Gereja] mencela sebagai orang-orang yang terasing dari iman akan Kristus, semua orang yang, sejak dari masa itu menaati penyunatan, Sabat, dan segala kewajiban dari hukum tersebut, dan menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengambil bagian di dalam keselamatan kekal, kecuali jika pada suatu hari, mereka berpaling dari kesalahan-kesalahan tersebut. Maka, bagi semua yang menikmati nama Kristiani, Gereja mewajibkan secara mutlak pada saat apa pun, sebelum maupun setelah pembaptisan, untuk tidak menaati penyunatan sama sekali, sebab, terlepas bilamana seseorang menempatkan harapan di dalamnya, penyunatan sama sekali tidak dapat ditaati tanpa hilangnya keselamatan kekal.
Memang benar bahwa sehubungan dengan anak-anak, akibat bahaya maut, yang dapat sering terjadi, dan karena tiada suatu obat lain pun yang dapat membantu mereka selain sakramen pembaptisan yang melaluinya mereka telah dirampas dari kuasa Iblis dan dipungut sebagai anak-anak Allah, ia [Gereja] menyarankan agar pembaptisan suci tidak ditunda selama empat puluh atau delapan puluh hari, atau selama jangka waktu apa pun menurut kebiasaan orang-orang tertentu, tetapi pembaptisan suci itu harus dianugerahkan sesegera mungkin hal itu dapat dilakukan dengan mudah, tetapi sedemikan rupa sehingga, jika terdapat bahaya maut yang datang dengan segera, mereka dibaptis menggunakan formula dari Gereja tanpa penundaan sama sekali, bahkan oleh seorang awam maupun seorang wanita, jika tiada imam, sebagaimana yang terkandung secara lebih penuh di dalam dekret kepada orang-orang Armenia.
Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui, dan berkhotbah bahwa 'segala ciptaan Allah baik adanya, dan tiada sesuatu pun yang terlarang jika diterima dengan ucapan syukur’ [1 Timotius 4:4], sebab, menurut sabda Tuhan [Matius 15:11], ‘bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang’; dan ia [Gereja] menyatakan bahwa pembedaan antara makanan yang haram dan tidak haram dalam Hukum Musa tergolong dalam hal-hal yang menyangkut upacara-upacara; upacara-upacara ini tiada lagi dengan munculnya Injil dan tidak lagi berdaya guna. Dan ia [Gereja] juga berkata bahwa larangan dari para rasul untuk menjauhkan diri ‘dari hal-hal yang dikurbankan kepada berhala, dari darah, dan dari hal-hal yang mati dicekik’ [Kisah Para Rasul 15:29] berlaku secara tepat untuk waktu itu, waktu di mana Gereja yang tunggal terlahir dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi, yang sebelumnya hidup seturut perayaan-perayaan dan adat istiadat yang berbeda, sehingga orang-orang non-Yahudi pun menaati hal-hal tertentu yang sama dengan yang ditaati oleh orang-orang Yahudi, dan agar timbul suatu kesempatan bagi mereka untuk bergabung bersama dalam ibadat yang tunggal dan iman yang esa kepada Allah, dan agar sebab perselisihan ditiadakan; sebab bagi orang-orang Yahudi, akibat suatu adat istiadat yang kuno, darah dan pencekikan dianggap keji, dan mereka mungkin berpikir bahwa orang-orang non-Yahudi akan kembali kepada penyembahan berhala jika mereka makan hal-hal yang dikurbankan. Tetapi sewaktu agama Kristiani tersebar sedemikian luasnya sehingga tiada orang Yahudi duniawi yang tampak di dalamnya, tetapi sewaktu semua orang yang telah beralih ke dalam Gereja bergabung dalam ritus-ritus dan perayaan-perayaan Injil yang sama, dan percaya bahwa ‘bagi orang yang tahir segalanya tahir’ [Titus 1:15], sebab untuk larangan apostolik ini pun berakhir, dan dengan demikian, akibat dari larangan itu pun berakhir pula. Maka ia [Gereja] menyatakan bahwa makanan yang diterima oleh masyarakat manusia hendaknya sama sekali tidak dikutuk, dan hendaknya tiada pembedaan sama sekali yang dibuat antara binatang-binatang oleh seorang pun; baik laki-laki maupun perempuan dan dengan cara apa pun binatang-binatang tersebut mungkin mati, meskipun untuk kesehatan jasmani, untuk melatih kebajikan, untuk disiplin reguler dan gerejawi banyak hal yang tidak dilarang harus dijauhi, karena, menurut sang rasul, ‘segala sesuatu diperkenankan, tetapi tidak semuanya berguna’ [1 Korintus 6:12; 10:22].
Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa ‘semua orang yang berada di luar Gereja Katolik, bukan hanya orang-orang pagan tetapi juga Yahudi atau bidah dan skismatis, tidak dapat mengambil bagian di dalam kehidupan kekal dan akan masuk ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk iblis dan para malaikatnya,’ [Matius 25, 41] kecuali jika mereka bergabung ke dalam Gereja sebelum akhir hidup mereka; bahwa kesatuan dari tubuh gerejawi ini sedemikian kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang tetap tinggal di dalamnyalah sakramen-sakramen Gereja berdaya guna menuju keselamatan, dan hanya kepada mereka jugalah puasa, derma, dan karya-karya kesalehan serta praktik-praktik lain dari para laskar Kristiani menghasilkan upah yang abadi; dan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan, sebanyak apa pun ia telah berderma, walaupun ia telah menumpahkan darah dalam nama Kristus, kecuali jika ia telah bertekun di pangkuan dan di dalam kesatuan Gereja Katolik.
Tetapi karena di dalam dekret kepada orang-orang Armenia yang dicatat di atas, tidak dijelaskan formula yang telah terbiasa digunakan oleh Gereja Roma yang Kudus, yang diteguhkan oleh doktrin dan otoritas rasul-rasul Petrus dan Paulus, Kami berpendapat bahwa formula tersebut harus dikemukakan di sini. Di dalam konsekrasi Tubuh Tuhan, ia [Gereja] menggunakan formula ini: ’Sebab inilah tubuh-Ku’; di dalam konsekrasi darah-Nya: ‘Sebab inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, misteri iman, yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa.’ Mengenai roti gandum yang di dalamnya sakramen itu dilaksanakan, sama sekali tidak penting bilamana roti itu dimasak pada hari itu atau sebelumnya, sebab, selama hakikat roti itu ada, sama sekali tidak ada keraguan bahwa, setelah kata-kata yang dikutip dari konsekrasi Tubuh itu telah diucapkan oleh sang imam dengan intensi untuk melaksanakan sakramen itu, roti tersebut akan dengan langsung bertranssubstansiasi menjadi Tubuh Kristus yang sejati.
Karena terdapat keyakinan bahwa beberapa orang menolak pernikahan keempat sebagai hal yang terkutuk, agar orang tidak percaya bahwa terdapat dosa di mana tidak terdapat dosa, sesuai dengan perkataan sang Rasul, sewaktu sang suami meninggal, istrinya bebas dari hukumnya dan memiliki izin untuk menikahi siapa pun yang dikehendakinya di dalam Tuhan [Roma 7, 2; 1 Korintus 7, 39] dan bahwa tidak menjadi masalah jika yang mati itu adalah suami pertamanya, keduanya, atau ketiganya, Kami menyatakan bahwa bukan hanya pernikahan kedua dan ketiga itu dapat dilaksanakan secara licit, tetapi juga yang keempat dan setelahnya, jika tidak terdapat halangan kanonik. Bagaimanapun, Kami menyatakan bahwa lebih terpuji adanya mereka yang setelahnya berpantang dari pernikahan dan tetap tinggal di dalam kesucian, sebab Kami menilai bahwa jika keperawanan lebih baik adanya daripada kejandaan, demikian pula kejandaan yang suci terpuji, dengan alasan yang benar, sebagai hal yang lebih baik adanya daripada pernikahan.”
Catatan kaki:
Dokumen ini diterjemahkan dari Denzinger 1330-1353:
Artikel-Artikel Terkait
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 2 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 2 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 2 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...