Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
“Sebab para pelacur berbangga diri dalam aib serta praktik-praktik mereka yang memalukan, dan terbiasa mencemooh mereka yang hidup secara terhormat; sebab ‘roh yang saleh adalah kekejian bagi para pendosa’ [Sirakh 1:25].” (Akta-Akta Konsili Nicea II, Sesi 6, 787)
“Penyimpangan dari kebenaran adalah pembutaan pikiran dan akal.” (Akta-Akta Konsili Nicea II, Sesi 6, 787)
Paus Gregorius XVI, Probe Nostis (#14), 18 Sep. 1840: “Sebab ketika segala jenis siasat musuh Nerakawi mengancam Mempelai Kristus yang terkasih, Gereja tidak dapat memperoleh keberuntungan yang lebih tepat waktu daripada hasrat membara para umat beriman untuk menyebarkan kebenaran Katolik.”
St. Robertus Bellarminus, De Amissione Gratiae Et Statu Peccati, Buku 4, Bab 15: “Sebab ini bertentangan dengan iman Katolik, hal yang dinyatakan entah secara terbuka berlawanan dengan sabda Allah, seperti: Allah tidak esa, atau bersifat badaniah, atau Dia tidak menciptakan Surga dan Bumi, dan hal-hal yang serupa; atau yang berlawanan dengan Sabda Allah yang dideklarasikan oleh Gereja, seperti Putra tidak sehakikat dengan Bapa, Roh Kudus tidak berasal dari Bapa dan Putra, Kristus tidak punya dua kehendak, serta hal-hal lain semacam ini.”
Paus St. Gregorius VII, 15 Maret 1081: “ … sebab jalan yang ditempuh orang-orang terkutuk adalah berjuang melindungi kefasikan diri mereka sendiri demi membela orang yang seperti diri mereka sendiri, sebab mereka sama sekali tidak peduli kalau mendapat kebinasaan akibat dusta.”
St. Yohanes Eudes (Abad ke-17) “Para bidah menderita perbedaan keyakinan di kalangan mereka dalam berbagai pasal. Itu adalah suatu bukti bahwa mereka tidak memiliki iman yang sejati, yang satu adanya. Gereja Katolik yang Kudus tidak pernah menderita dan tidak akan pernah menderita perbedaan keyakinan sehubungan dengan satu pasal pun ... Anda harus demikian berhati-hati untuk menjaga iman ini dalam segenap kemurniannya, sebab tanpa iman ini, mustahil adanya untuk berbuat hal apa pun yang pantas mendapatkan Surga: Sine fide impossibile est placere Deo.” (Kontrak Manusia dengan Allah dalam Pembaptisan)
Kolose 3:17 – “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”
“ … Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman.” (2 Pet. 2:4)
St. Alfonsus: “Di kehidupan ini, para pendosa mengusir ingatan dan pikiran tentang kematian, dan dengan demikian mencari damai (meskipun mereka tak pernah menemukannya) dengan menjalani kehidupan dosa; namun ketika mereka berada dalam kegelisahan maut, menjelang masuknya mereka ke alam baka, ‘ketika ketakutan mendatangi mereka, mereka akan mencari damai, dan damai tidak ada’, mereka tidak lagi bisa melarikan diri dari hati nurani mereka yang jahat; mereka akan mencari damai, namun damai macam apa yang bisa ditemukan oleh jiwa yang penuh dosa, yang menyengatnya ibarat segerombolan ular beludak?” (Persiapan Kematian, Pertimbangan VI – Kematian Pendosa)
Paus Gregorius XVI: “ … agar tiada suatu hal pun dikurangi dari hal-hal yang telah didefinisikan secara kanonik dan agar tiada suatu hal pun diubah atau ditambahkan kepadanya, tetapi agar hal-hal yang sama itu, baik di dalam kata-katanya serta maknanya, dijaga sehingga tak terjamah.” (Mirari Vos, 15 Agustus 1832)
Paus St. Klemens I: “ … setelah pergi bersamanya, dia [istri Lot] berubah pikiran dan tidak lagi semufakat, dan karena itu ia menjadi tiang garam sampai hari ini, agar semua orang boleh tahu bahwa mereka yang pikirannya mendua dan mereka yang mempertanyakan kuasa Allah terkena hukuman dan menjadi peringatan bagi semua keturunan.” (Surat kepada Jemaat di Korintus, #11, Abad I)
“Amin, amin, Aku berkata kepadamu: Barang siapa tidak masuk melalui pintu, namun memanjat melalui jalan lain, dia itu seorang pencuri dan perampok … Akulah pintu.” (Yohanes 10:1, 9)
Setelah lama bersiap-siap, Kaisar Julianus si Pemurtad [musuh orang Kristen] “memulai serangan-serangannya terhadap bangsa Persia pada tahun 363 M … Ketika mendaki lembah Tigris, ia terkena luka parah dalam bentrokan dengan pasukan Persia. Seraya jatuh dari kudanya dan melihat darah tersembur keluar dari lukanya, ia dikatakan berseru: “Engkau telah menang, hai Orang Galilea.’” (Laux, Church History [Sejarah Gereja], hal. 97)
Paus Nikolas I, Kepada Klerus Konstantinopel, Abad ke-9: “ … tiada gunanya bagi mereka untuk memulai pada jalan yang benar dan lalu gagal bertekun di jalan itu, ‘sebab ia yang bertekun sampai kesudahannyalah yang selamat’ [Matius 10:22]. Sebab akan berguna apa bagi orang untuk mendukung kebenaran pada mulanya dan setelah beberapa waktu, menyimpang dari jalan kebenaran akibat kelembekan atau rasa takut atau kegagalan lain apa pun?”
Paus Klemens kepada jemaat di Korintus (abad I): “Maka menimbang diri kita merupakan milik Yang Suci itu, marilah kita berbuat segala sesuatu yang berkenaan dengan kekudusan, meninggalkan fitnah, pelukan-pelukan yang menjijikkan dan najis, kemabukan dan kerusuhan serta hawa nafsu yang patut dibenci, perzinaan yang keji, keangkuhan yang patut dibenci.” (#30)
St. Atanasius: “Sebab karena itulah orang Yahudi yang terdahulu juga menyangkal sang Sabda, dan seraya berkata, ‘Kami tidak punya raja selain Kaisar’, mereka dengan demikian segera terlucuti dari segala kepunyaan mereka, dan kehilangan cahaya Pelita, harumnya urapan, pengetahuan dari nubuat, dan sang Kebenaran sendiri; sampai sekarang mereka tidak mengerti apa-apa, namun sedang berjalan seperti dalam kegelapan.” (Diskursus Pertama Melawan Kaum Arian, Bab 3, sekitar 360 M)
St. Louis de Montfort: “Saya dapat berkata kepada anda dengan panjang lebar tentang rahmat yang Allah telah berikan kepada diri saya untuk mengetahui, lewat pengalaman, kemujaraban pengkhotbahan Rosario suci, dan tentang bagaimana saya telah melihat, dengan mata kepala saya sendiri, konversi-konversi yang paling menakjubkan yang telah dihasilkannya.” (Rahasia Rosario, Mawar Putih)
“Ngeri benar kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.” (Ibrani 10:31)
2 Korintus 11:3 – “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.”
Paus Pius IX: “Demikianlah pula tujuan dari sistem yang mengerikan itu, yakni indiferentisme terhadap segala agama, yang secara mutlak bertentangan dengan terang dari akal budi sendiri. Di dalam sistem yang menakutkan ini, para rasul kesesatan menghapuskan segala perbedaan antara kebajikan dan kefasikan, kebenaran dan kesalahan, kelurusan dan kebejatan, dan mengemukakan bahwa manusia dapat memperoleh keselamatan abadi di dalam agama apa pun, seolah-olah mungkin terjadi persetujuan antara keadilan dan kefasikan, antara terang dan kegelapan, antara Kristus dan Belial.” (Qui Pluribus, 9 Nov. 1846)
^