^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Ritus Konsekrasi Uskup Baru
Paulus VI juga telah mengubah ritus untuk mengonsekrasikan para uskup. Hal ini sangatlah penting karena kelompok-kelompok seperti Fraternity of St. Peter dan Institute of Christ the King (kelompok indult yang mempersembahkan Misa Latin Tradisional) menahbiskan anggota mereka di dalam Ritus Penahbisan Tradisional, tetapi penahbisan mereka dilakukan oleh para ‘Uskup’ yang dijadikan ‘Uskup’ di dalam Ritus Konsekrasi Uskup yang Baru.
Masalah ini sangat besar, karena Benediktus XVI {Joseph Ratzinger}, ‘dikonsekrasikan’ di dalam Ritus Konsekrasi Uskup Baru pada tanggal 28 Mei 1977.[1] Jika ia bukanlah seorang uskup yang dikonsekrasikan secara valid, ia tidak bisa menjadi uskup Roma.
Di dalam Sacramentum Ordinis, 30 November 1947, Paus Pius XII menyatakan formula yang pokok untuk Konsekrasi para Uskup:
FORMULA TRADISIONAL UNTUK KONSEKRASI PARA USKUP
Dengan menyebutkan “kepenuhan untuk pelayanan-Mu... jubah segala kemuliaan” formula tradisional ini menandakan secara jelas kekuatan keuskupan, yakni ‘kepenuhan imamat’. Formula baru Paulus VI pada ritusnya tahun 1968 adalah sebagai berikut. Kedua formula ini hanya memiliki satu hal yang sama, yaitu kata ‘et’, yang berarti ‘dan’.
FORMULA BARU PAULUS VI UNTUK KONSEKRASI PARA USKUP
Formula baru ini tidak menandakan secara jelas kekuatan keuskupan. Kata-kata ‘Roh pangkal segala rahmat {spiritum principalem}’ yang digunakan untuk merujuk kepada banyak hal di dalam Kitab Suci ataupun Tradisi (misal. Mazmur 51:14), tetapi tidak secara jelas menandakan kekuatan keuskupan. Maka, formula baru tersebut memiliki validitas yang sangat diragukan.
Di samping perubahan yang menghancurkan formula pokok tersebut, terdapat banyak hal-hal lain yang telah dihapuskan. Bahkan tidak terdapat satu pun pernyataan yang jelas tentang hasil yang dimaksudkan dari Sakramen Penahbisan Uskup. Di dalam Ritus Penahbisan Tradisional, sang konsekrator menasihati sang calon uskup di dalam panduan-panduan berikut:
Ini telah dihapuskan.
Ini telah dihapuskan.
Ini telah dihapuskan. Penghapuskan kewajiban untuk menganatemakan bidah adalah hal yang penting, karena ini memang salah satu fungsi seorang uskup.
Di dalam Ritus Tradisional, setelah doa konsekrasi, fungsi-fungsi seorang uskup sekali lagi disebutkan secara khusus di dalam kata-kata ini:
Seluruh doa ini telah dihapuskan di dalam Ritus Baru.
Kesimpulan: Ritus Penahbisan Uskup Baru Paulus VI memiliki sebuah formula yang berbeda secara radikal dari yang dinyatakan oleh Pius XII sebagai diwajibkan untuk validitas. Formula yang baru tidak dengan secara jelas menandakan kekuatan keuskupan. Ritus Konsekrasi Uskup Baru tidak dapat dianggap valid, karena materi atau formula yang diragukan dianggap tidak valid.
Semua ‘Imam’ yang ditahbiskan oleh ‘uskup-uskup’ yang dikonsekrasikan di dalam ritus ini, walaupun dengan menggunakan Ritus Penahbisan Tradisional, seperti kebanyakan imam Fraternity of St. Peter, Institute of Christ the King, dsb. tidak dapat dianggap imam yang valid. ‘Misa-misa’ mereka harus dihindari.
Catatan kaki:
[1] Biografi Benediktus XVI, situs Vatikan: w2.vatican.va
[2] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Thirtieth Edition, 1957, no. 2301.
[3] The Rites of the Catholic Church {Ritus-Ritus Gereja Katolik}, Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1991, Vol. 2, hal. 73.
[3a] Alta Digital Partner. “Perayaan Tahbisan Uskup Malang.” Youtube, 3 September 2016, https://www.youtube.com/watch?v=HMwU-hgJ3Ts&t=4509s
Artikel-Artikel Terkait
Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 2 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 2 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 3 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 4 bulanBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 4 bulanBaca lebih lanjut...