^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sacrosanctum Concilium – Konstitusi Vatikan II tentang Liturgi Kudus
Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II.
Sacrosanctum Concilium adalah konstitusi Vatikan II tentang liturgi kudus. Dokumen ini adalah sebab dari perubahan-perubahan yang mencengangkan yang dibuat terhadap Misa serta sakramen-sakramen lainnya setelah Vatikan II.
Sebuah “Misa” pasca-Vatikan II
Perubahan-perubahan yang mencengangkan ini akan dibahas dengan lebih rinci di dalam bagian buku ini yang membahas “Revolusi Liturgi”. Apa yang dimulai oleh Sacrosanctum Concilium, dituntaskan oleh Paulus VI dengan menghapus Misa Latin tradisional dan menggantikannya dengan suatu ibadah Protestan yang tidak valid yang sering disebut sebagai Misa Baru atau Novus Ordo Missae (Misa Orde Baru). “Misa Baru” ini sendiri menyebabkan jutaan orang meninggalkan Gereja Katolik.
Sebuah ‘Misa” pasca-Vatikan II yang lain
Paulus VI juga mengubah ritus-ritus dari ketujuh sakramen Gereja. Ia membuat perubahan-perubahan yang parah, dan yang kemungkinan menjadikan tidak valid Sakramen Pengurapan Terakhir, Krisma dan Imamat. Tetapi semua ini bermula dari Konstitusi Vatikan II, Sacrosanctum Concilium.
Intensi-intensi Vatikan II yang revolusioner terlihat jelas di dalam Sacrosanctum Concilium.
Ya, Iblis tidak dapat menanti untuk menghancurkan warisan liturgi yang berharga dari Gereja Katolik dengan menggunakan para bidah di Vatikan II. Tujuannya adalah untuk menyisakan sesedikit mungkin Tradisi. Dan, seperti yang akan terus kami dokumentasikan, itulah persisnya yang telah dilakukannya.
Sebuah “Misa” pasca-Vatikan II yang lain
Di dalam Sacrosanctum Concilium #37 dan #40.1, Konsili Vatikan II kembali jatuh ke dalam bidah dengan menentang ajaran Paus Pius X di dalam Pascendi tentang Ibadat Modernis.
Mohon perhatikan: Vatikan II mengizinkan budaya-budaya serta tradisi-tradisi dari berbagai bangsa di dalam ibadah liturgi.
Perhatikan kembali bahwa Vatikan II secara resmi agar kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi berbagai bangsa dimasukkan ke dalam liturgi.
Hal yang diajarkan oleh Vatikan II di atas (dan yang telah diimplementasikan di seluruh Gereja Vatikan II pada dekade-dekade setelah Vatikan II dipermaklumkan) adalah hal persisnya dikutuk secara khidmat oleh Paus Pius X di dalam surat ensiklik Pascendi sebagai ibadat Modernis!
Ajaran Vatikan II telah dikecam kata demi kata oleh Paus Pius X pada tahun 1907!
Di dalam Sacrosanctum Concilium #34 dan #50, Vatikan II sekali lagi menentang konstitusi dogmatis Gereja kata demi kata.
Kita dapat melihat betapa ritus-ritus tersebut telah menjadi begitu “sederhana”
Paus Pius VI secara eksplisit mengecam ide bahwa ritus-ritus liturgi tradisional Gereja harus disederhanakan di dalam Konstitusi dogmatisnya Auctorem fidei!
Sacrosanctum Concilium juga secara resmi meminta agar ritus dari setiap sakramen diubah, dan agar “sikap badan” diikutsertakan di dalam liturgi (#30):
Vatikan II juga secara resmi meminta dilakukannya suatu “penyesuaian liturgi yang radikal” (#40):
Teks-teks dari Vatikan II ini mungkin merupakan bagian dari alasan bahwa gereja-gereja modern Vatikan II sering melaksanakan “Misa” di mana terdapat band-band polka, gitar listrik, balon, drum, perayaan orang pribumi Amerika, para penari yang telanjang dada, serta musik rock (lihatlah bagian tentang “Revolusi Liturgi”). Orang juga dapat menemukan para “imam” menyelenggarakan “Misa-Misa” semacam itu dengan mengenakan macam-macam pakaian yang berkisar dari kaus sepak bola sampai kostum badut. Ya, “semangat Vatikan II” telah menjamah gereja-gereja Vatikan II masa kini. Tetapi, orang-orang Katolik sejati yang telah berteguh dalam perlawanan mereka terhadap kemurtadan Vatikan II dapat bersukacita karena Paus Gregorius X di Konsili Lyon II dan Paus Klemens V di Konsili Vienne, secara otoritatif mengecam segala kekejian itu!
Akhirnya, Sacrosanctum Concilium, yang ingin menjamah segala sesuatu, secara resmi meminta agar tradisi-tradisi musik pagan diikutsertakan di dalam ibadat Katolik (#119):
Syukur, Paus Pius XII dan Konsili Trente telah mengecam tradisi musik pagan di dalam gereja.
Adakah suatu keraguan bahwa Vatikan II mencoba mendatangkan suatu liturgi baru yang pemurtad untuk Gereja barunya yang pemurtad? Vatikan II menjatuhkan anatema Gereja di atas kepalanya sendiri!
Terdapat bidah-bidah lain di dalam dokumen-dokumen Vatikan II. Tetapi, apa yang sudah dibahas seharusnya cukup untuk meyakinkan orang-orang yang berkehendak baik bahwa tidak seorang Katolik pun dapat menerima konsili yang sesat ini tanpa menyangkal Iman Katolik. Dan tidaklah cukup untuk hanya untuk melawan bidah-bidah Vatikan II; seseorang harus sepenuhnya mengutuk konsili yang non-Katolik ini dan semua orang yang akan bersikeras berpegang kepada ajaran-ajarannya. Sebab jika seseorang menolak bidah-bidah Vatikan II, tetapi masih menganggap dirinya sendiri berada di dalam persekutuan bersama orang-orang yang menerima ajaran-ajaran sesat Vatikan II, maka orang semacam itu sebenarnya masih berada dalam persekutuan bersama para bidah dan oleh karena itu adalah seorang bidah.
Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II.
Catatan kaki:
[1] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 833.
[2] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 833.
[3] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 833.
[4] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 833.
[5] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 834.
[6] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 834.
[7] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 834.
[8] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 834.
[9] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 835.
[10] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 835.
[11] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 836.
[12] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 836.
[13] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 838.
[14] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 838.
[15] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 828.
[16] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 829.
[17] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 83.
[18] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 827.
[19] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 831.
[20] Denzinger 1533.
[21] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 827.
[22] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 828.
[23] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 328.
[24] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 378.
[25] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 841.
[26] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 737.
[27] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 4 (1939-1958), hal. 283-284.
[28] Denzinger 856.
Artikel-Artikel Terkait
Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 2 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 2 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 3 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 4 bulanBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 4 bulanBaca lebih lanjut...