^
^
| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Glosarium Istilah dan Prinsip
Kami berharap bahwa glosarium istilah dan prinsip ini bisa membantu orang yang kurang akrab dengan beberapa istilah, topik atau prinsip yang sering dibahas dalam buku ini. Kami rasa akan lebih berguna kalau kamus ini ditata berdasar tema, bukan berdasar urutan abjad.
Kepausan - Jabatan seorang Paus, penerus Santo Petrus, yang didirikan oleh Yesus Kristus di atas Santo Petrus sebagai kepala Gereja Kristiani (Matius 16:18-20; Yohanes 21:15-17). Para uskup Roma adalah para penerus Santo Petrus. Mereka memegang keutamaan yang sama dalam Gereja Kristiani dengan keutamaan yang dimiliki oleh Santo Petrus di dalam Gereja apostolik.
Magisterium - Otoritas pengajaran Gereja Katolik yang dilaksanakan oleh seorang Paus sewaktu ia menyatakan suatu dogma dengan otoritas Kepausan. Tidak semua pernyataan seorang Paus adalah ajaran Magisterium. Seorang Paus berbicara secara magisterial sewaktu ia memenuhi syarat-syarat tertentu (seperti yang telah didefinisikan oleh Konsili Vatikan I). Orang-orang yang setia kepada Magisterium adalah mereka yang setia kepada segala hal yang telah diajarkan secara dogmatis oleh semua Paus di sepanjang sejarah atau yang dinyatakan sebagai hal yang telah selalu dipegang atau ditetapkan oleh Gereja Katolik.
Ex cathedra - Kata dalam bahasa Latin untuk “dari Takhta”. Istilah ini mengacu kepada seorang Paus sewaktu ia berbicara secara infalibel dari Takhta Santo Petrus dan memenuhi syarat-syarat pernyataan infalibel. Menyangkal ketetapan ex cathedra seorang Paus adalah perbuatan bidah dan dosa berat. Ketetapan ex cathedra seorang Paus tidak bisa berubah, karena tergolong dogma yang telah diwahyukan Kristus kepada Gereja.
Wahyu ilahi / dogma - Kebenaran Yesus Kristus adalah ajaran Wahyu ilahi. Gereja Katolik mengajarkan bahwa dua sumber Wahyu ilahi adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci; isi sebenarnya Kitab Suci dan Tradisi Suci disajikan oleh Magisterium Gereja Katolik. Wahyu ilahi berakhir dengan kematian rasul terakhir. Dogma tidak dapat berubah. Ketika seorang Paus mendefinisikan dogma, ia bukannya menjadikan dogma tersebut benar mulai dari saat itu, namun dengan khidmat dan tanpa salah, Sri Paus menyatakan hal yang selalu benar sejak kematian rasul terakhir. Dogma harus dipercaya sebagaimana “yang telah sekalinya dinyatakan” oleh Gereja, tanpa ada pergeseran dari makna tersebut demi “pemahaman yang lebih mendalam”.
Bidah (Heretic dalam bahasa Inggris) – Orang sudah dibaptis yang menolak dogma Gereja Katolik. Orang-orang bidah secara otomatis terekskomunikasi dari Gereja (ipso facto) tanpa ada deklarasi apa-apa akibat menolak ajaran otoritatif Iman.
Skismatis –Orang sudah dibaptis yang menolak persekutuan dengan Paus sejati atau dengan orang Katolik sejati. Kaum skismatis hampir selalu bidah. Skismatis juga terkena ekskomunikasi otomatis.
Pemurtad - Orang sudah dibaptis yang tidak hanya menyangkal satu atau lebih dari satu kebenaran iman Katolik, namun yang sama sekali meninggalkan Iman Kristiani. Para pemurtad juga terkena ekskomunikasi otomatis.
Anti-Paus - Seseorang yang secara salah mengaku Paus (yaitu seseorang yang secara salah mengaku sebagai uskup Roma). Sudah ada lebih dari empat puluh Anti-Paus di sepanjang sejarah, beberapa dari antara mereka memimpin dari Roma. Buku ini membuktikan bahwa revolusi Vatikan II telah didatangkan oleh para pria yang sekarang dan dahulu merupakan Anti-Paus & secara palsu memperlihatkan diri sebagai Paus sejati.
Sedevakantis (posisi sedevakantis) –Sede dalam bahasa Latin berarti “kursi” dan Vacante adalah kata bahasa Latin yang berarti “kosong”. Periode sedevacante merupakan periode tidak adanya Paus: Takhta/Kursi St. Petrus sedang kosong. Ini biasanya terjadi setelah kematian seorang Paus atau setelah seorang Paus undur diri; periode ini sudah pernah terjadi lebih dari 200 kali di dalam sejarah Gereja, dan kadang kala telah berlangsung selama bertahun-tahun. Para doktor Gereja juga mengajarkan bahwa Takhta Petrus akan menjadi kosong seandainya seorang Paus menjadi bidah manifes. Posisi sedevakantis menggambarkan posisi orang Katolik tradisional yang percaya bahwa Takhta St. Petrus pada masa kini kosong karena orang yang kini ada di Roma bisa dibuktikan sebagai seorang bidah publik, dan karena itu bukan Paus.
Vatikan II - Konsili yang berlangsung dari tahun 1962 sampai 1965. Vatikan II mengaku sebagai konsili umum Gereja Katolik, namun kenyataannya merupakan “konsili penyamun” yang revolusioner, dan mengajarkan doktrin-doktrin yang telah dikutuk oleh Gereja Katolik. Vatikan II mendatangkan agama baru dan bertanggung jawab atas buah-buah busuk mencengangkan serta perubahan-perubahan revolusioner yang berlangsung setelah penutupannya.
Sekte Vatikan II - Frase ini mendeskripsikan Gereja palsu yang muncul sejak Vatikan II & dinubuatkan di dalam nubuat Katolik serta Kitab Suci. Sekte sesat ini penuh dengan bidah, kemurtadan, dan skandal-skandal paling tercela, sebagaimana yang dibuktikan oleh buku ini dengan luar biasa rincinya. Buku ini membuktikan bahwa sekte Vatikan II bukan Gereja Katolik, melainkan gereja palsu milik Iblis yang bertujuan menyesatkan orang-orang pada masa Kemurtadan Besar.
Novus Ordo Missae - Istilah dalam bahasa Latin untuk Orde Baru Misa (Tata Cara Baru Misa); istilah ini mengacu kepada Misa Baru yang dipermaklumkan oleh Paulus VI di tanggal 3 April 1969.
Gereja Novus Ordo - Sebagaimana yang digunakan di dalam buku ini, istilah ini adalah sinonim istilah “sekte Vatikan II,” yang menggambarkan Gereja palsu Vatikan II, Misa Baru dan para pengikutnya.
Katolik tradisional - Seseorang yang sederhananya Katolik & menganut Iman Katolik di sepanjang masa. Orang ini menganut semua dogma yang diproklamasikan oleh para Paus serta ritus-ritus tradisional Gereja. Orang Katolik tradisional tidak menerima agama sesat Vatikan II ataupun Misa Baru (Novus Ordo), sebab kedua-duanya adalah kebaruan yang bertentangan dengan ajaran Katolik.
Tradisionalis palsu – Seseorang yang menganut Iman Katolik tradisional dalam beberapa hal tertentu (seperti dalam melawan ekumenisme atau beberapa aspek Vatikan II), tetapi juga tetap mempertahankan kesetiaan tertentu kepada sekte Vatikan II. Kaum tradisionalis palsu biasanya setia kepada sekte Vatikan II karena mereka menerima para “Paus” pasca-Vatikan II sebagai Paus sejati meskipun para “Paus” pasca-Vatikan II dapat dibuktikan sebagai Anti-Paus (seperti yang diperlihatkan di dalam buku ini).
Ekumenisme – Istilah ini mengacu kepada ajaran Vatikan II dan para “Paus” setelah Vatikan II sehubungan dengan perihal bergabung bersama, berdoa bersama, dan menghormati agama-agama sesat. “Ekumenisme” sebagaimana yang diamalkan dan diajarkan oleh sekte Vatikan II, secara langsung dikutuk oleh ajaran Katolik, para Paus dan segenap tradisi Gereja. Ekumenisme Vatikan II memandang agama sejati sederajat dengan agama-agama sesat, dan Allah benar sederajat dengan ilah-ilah palsu. Ekumenisme sekte Vatikan II didedahkan dengan luar biasa rinci di dalam buku ini. Beberapa orang berkata bahwa, dalam makna sempitnya, Ekumenisme mengacu kepada praktik sesat bergabung bersama sekte-sekte skismatis, sedangkan dialog antaragama mengacu kepada praktik yang sama bersama agama-agama non-Kristiani. Tetapi, kedua istilah itu pada dasarnya di zaman ini merupakan sinonim.
KONSEP-KONSEP KATOLIK TENTANG AGAMA-AGAMA NON-KATOLIK
Agama-agama non-Katolik adalah agama-agama sesat / Tidak Terdapat Keselamatan di luar Gereja Katolik - Gereja Katolik mengajarkan secara dogmatis bahwa hanya ada satu agama sejati dan satu Allah benar. Gereja mengajarkan bahwa semua agama non-Katolik adalah agama sesat dan milik Iblis. Di dalam Iman Katolik, ada dogma bahwa di luar Gereja Katolik tidak terdapat keselamatan (extra ecclesiam nulla salus). Dogma ini telah didefinisikan tujuh kali oleh para Paus yang berbicara secara ex cathedra.
Paganisme / pemujaan ilah-ilah lain - Istilah paganisme mengacu kepada agama-agama politeis sesat, seperti Buddhisme, Hinduisme, dll. Gereja Katolik mengajarkan bahwa ilah-ilah atau ”dewa-dewi” yang disembah oleh para pengikut agama pagan (yang memuja berbagai macam ”dewa-dewi”) adalah iblis.
Islam - Agama sesat yang diwahyukan oleh nabi palsu Muhammad. Para pengikutnya disebut Muslim dan mengikuti kitab yang bernama Alquran. Muslim menolak Allah Tritunggal dan Keilahian Kristus. Menurut ajaran Katolik, Islam adalah kekejian dan sekte satanik (yaitu, sekte yang berasal dari Iblis). Muslim adalah orang-orang kafir (istilahnya dalam bahasa Latin adalah īnfidēlis). Mereka perlu berkonversi agar mampu beroleh keselamatan.
Sekte Vatikan II memuji-muji Islam dan menganggapnya sebagai agama baik.
Yahudi - Agama yang menolak Yesus Kristus sebagai Mesias dan yang berupaya mengamalkan Hukum Lama yang diberikan melalui perantaraan Musa. Agama Yahudi percaya bahwa sang Mesias masih akan datang untuk pertama kalinya. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Hukum Lama telah dibatalkan dengan kedatangan Kristus, dan bahwa seseorang berdosa berat jika ia terus menaati Hukum Lama (seturut Konsili Florence), dan bahwa para pengikut agama Yahudi tidak akan diselamatkan jika mereka tidak berkonversi kepada Yesus Kristus dan Iman Katolik.
Ortodoks / Ortodoks Timur - Para pengikut skisma pecahan dari Gereja Katolik yang terjadi pada tahun 1054. “Ortodoks” menolak dogma Kepausan, Infalibilitas Paus, dan ketiga belas konsili dogmatis terakhir Gereja. Mereka juga memperbolehkan perceraian dan pernikahan kembali. Mereka dianggap sebagai kaum bidah dan skismatis menurut ajaran Katolik. Mereka perlu berkonversi untuk memperoleh persekutuan dan keselamatan.
Bagaimanapun, sekte Vatikan II berkata bahwa kaum “Ortodoks” tidak perlu dikonversikan untuk memperoleh keselamatan. Vatikan II mengajarkan bahwa mereka adalah bagian dari Gereja sejati dan bahwa mereka berada pada jalan menuju keselamatan (seperti yang dibuktikan di dalam buku ini).
Protestan - Para pengikut sekte-sekte yang pecah dari Gereja Katolik sejak pemberontakan Martin Luther di tahun 1517. Orang-orang Protestan adalah orang-orang yang menolak dogma Katolik dalam satu atau beberapa hal. Seseorang yang menolak atau membangkang terhadap satu dogma Katolik pun adalah seorang bidah dan terekskomunikasi secara ipso facto. Para Protestan biasanya menolak dogma Katolik dalam hal imamat, Misa, sakramen, Kepausan, perlunya iman dan perbuatan, perantaraan para kudus, dll.
Tetapi, sekte Vatikan II percaya bahwa Protestantisme bukanlah suatu bidah, bahwa kaum Protestan bukan orang-orang bidah, bahwa sekte-sekte mereka adalah sarana keselamatan dan merupakan bagian dari Gereja sejati.
KONSEP-KONSEP KATOLIK LAINNYA YANG PENTING YANG DIGUNAKAN DI SEPANJANG BUKU INI
Orang-orang Katolik tidak boleh mengambil bagian di dalam ibadat non-Katolik - Sebelum Vatikan II, semua buku panduan teologi moral Katolik mengulang-ulangi ajaran tradisional Gereja, yaitu bahwa partisipasi di dalam ibadat non-Katolik adalah dosa berat melawan hukum ilahi. Setelah Vatikan II, aktivitas yang merupakan dosa berat ini dianjurkan secara resmi (lihat juga, misalnya, bagian di dalam buku ini yang berjudul Sekte Vatikan II vs Gereja Katolik: tentang Hal Mengambil Bagian dalam Ibadat Non-Katolik).
Bidah dapat terwujud melalui perbuatan - Walaupun orang-orang tertentu mewujudkan bidah mereka melalui pernyataan-pernyataan tertulis atau deklarasi-deklarasi lisan, kebanyakan bidah dan kemurtadan terwujud melalui perbuatan, dan bukan perkataan. Orang-orang mewujudkan bidah dan kemurtadan mereka dengan pergi ke rumah ibadat non-Katolik untuk beribadat, seperti pergi ke sinagoga atau masjid, atau dengan bergabung bersama kaum Protestan dan skismatis dalam “kebaktian”/ibadat di gereja-gereja mereka.
Itulah alasan Santo Tomas Aquinas mengajarkan bahwa seandainya seseorang menghormati kubur Muhammad, orang itu akan dianggap sebagai seorang pemurtad. Tindakan semacam itu sendiri akan membuktikan bahwa orang itu tidak memiliki iman Katolik, dan bahwa ia menerima agama sesat Islam.
Kita melihat di sini bahwa bidah yang melawan dogma Dikandung Tanpa Noda dapat terungkap baik secara lisan, dalam karya tulis, maupun melalui “sarana lahiriah lainnya”. Kenyataannya, di dalam bukunya Principles of Catholic Theology [Prinsip-Prinsip Teologi Katolik], Benediktus XVI mengakui bahwa tindakan-tindakan dan gerak-gerik ekumenis yang telah diperbuat oleh sekte pasca-Vatikan II kepada para skismatis timur, menandakan secara persis bahwa (menurut sekte Vatikan II) para skismatis tidak perlu menerima Keutamaan Kepausan:
Kami akan mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut di dalam buku ini, tetapi hal ini adalah suatu pengakuan luar biasa dari mantan pemimpin sekte Vatikan II, yaitu bahwa tindakan-tindakan ekumenis merupakan suatu bidah terhadap keutamaan Paus. Hal ini adalah suatu contoh yang jelas tentang bidah yang diwujudkan di dalam suatu tindakan.
Gereja Katolik menolak semua yang memiliki pandangan berlawanan - Mereka yang menolak ajaran dogmatis Gereja Katolik dikutuk, dianatemakan, dan ditolak oleh Gereja.
Dengan menolak satu dogma pun dari Gereja Katolik, seseorang menolak iman segenap-genapnya, sebab Kristuslah pelindung dogma-dogma Gereja.
Orang-orang Katolik tidak bersekutu dengan para bidah -Semua orang yang menolak Iman Gereja Katolik berada di luar persekutuan Gereja dan terasing dari persekutuan tersebut; orang-orang Katolik sejati sama sekali tidak boleh bersekutu dengan mereka.
Para imam harus dilawan, termasuk para uskup dan Paus, jika mereka menyimpang dari Iman; mereka secara otomatis kehilangan jabatan-jabatan mereka jika mereka menjadi bidah secara publik.
Apa yang dimaksud dengan meninggalkan Iman secara publik?
Indefektibilitas - Istilah ini mengacu kepada janji Kristus, yaitu bahwa Ia akan selalu menyertai Gereja-Nya (Matius 28) dan bahwa pintu-pintu gerbang Neraka tidak dapat berjaya melawan Gereja-Nya (Matius 16). Indefektibilitas berarti bahwa Gereja Katolik akan sampai akhir zaman, terus berada sebagaimana hakikatnya. Indefektibilitas Gereja mensyaratkan bahsa setidak-tidaknya suatu sisa Gereja akan berada sampai akhir zaman, bahwa tidak akan ada kesalahan pada ajaran-ajaran resmi Gereja, dan bahwa seorang Paus sejati tidak akan pernah secara otoritatif mengajarkan kesalahan kepada segenap Gereja. Indefektibilitas tidak memustahilkan adanya para Anti-Paus yang menyamar sebagai Paus, atau suatu sekte sesat yang menyusutkan jumlah para pengikut Gereja Katolik sejati menjadi sisa pada hari-hari terakhir; demikianlah yang persisnya diprediksikan akan terjadi pada akhir zaman dan yang dahulu terjadi pada saat terjadinya krisis Arian.
Catatan kaki untuk Glosarium:
[1] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 1839.
[2] Denzinger 1800.
[3] Denzinger 1818.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990,Vol. 2 (1878-1903), Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 125.
[6] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 230.
[7] Denzinger 714.
[8] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 381.
[9] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Sheed & Ward and Georgetown University Press, 1990, Vol. 1, hal. 479.
[10] Von Pastor, History of the Popes {Sejarah Para Paus}, II, 346; dikutip oleh Warren H. Carroll, A History of Christendom {Sejarah Kekristenan}, Vol. 3 (The Glory of Christendom {Keagungan Kekristenan}), Front Royal, VA: Christendom Press, hal. 571.
[11] Denzinger 712.
[12] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 41-42.
[13] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 57.
[14] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 242.
[15] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 201.
[16] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 317.
[17] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian I-II, Pertanyaan 103., Artikel 4.
[18] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian II, Pertanyaan 12, Artikel 1, Penolakan 2:
[19] Denzinger 1641.
[20] Benediktus XVI, Principles of Catholic Theology {Prinsip-Prinsip Teologi Katolik}, San Francisco: Ignatius Press, 1982, hal. 198.
[21] Denzinger 246.
[22] Denzinger 705.
[23] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 394.
[24] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[25] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 393.
[26] Dikutip dalam Sacerdotium, # 2, Instauratio Catholica, Madison Heights, WI, hal. 64.
[27] The 1917 Pio-Benedictine Code of Canon Law {Kitab Hukum Kanonik 1917 Pius-Benediktus}, diterjemahkan oleh Dr. Edward Von Peters, Ignatius Press, 2001, hal. 83.
[28] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 401.
[29] The 1917 Pio-Benedictine Code of Canon Law {Kitab Hukum Kanonik 1917 Pius-Benediktus}, diterjemahkan oleh Dr. Edward Von Peters, hal. 695.
[30] Dom Prosper Guéranger, The Liturgical Year {Tahun Liturgi}, Loreto Publications, 2000, Vol. 4, hal. 379.
[31] Dikutip oleh St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, II, 30.
[32] St. Fransiskus De Sales, The Catholic Controversy {Kontroversi Katolik}, Rockford, IL: Tan Books, 1989, hal. 305-306.
[33] St. Robertus Bellarminus, De Romano Pontifice, II, 30.
[34] Coll. Selecta SS. Eccl. Patrum. Caillu and Guillou, Vol. 32, hal. 411-412.
Terima kasih sudah terbagi doa litani yg I dah ini. ❤️🙏✝️🙏
Hildebrand Avun. Bith 2 mingguBaca lebih lanjut...St Aloysius Gonzaga doakanlah kami. Bantulah kami maju dalam mengutamakan kerendahan hati setiap hari. 🙏
Kita 5 bulanBaca lebih lanjut...Pengamatan menarik. Lebih relevan lagi karena banyak dari materi kami membahas bidah-bidah & kemurtadan Vatikan II, yang melibatkan orang-orang yang mengaku Katolik, padahal sebenarnya tidak, karena banyak dari mereka telah...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Membaca artikel-artikel di Website ini, aku ingat satu ayat di Kitab Amsal. "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati."...
St. Paul 7 bulanBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 7 bulanBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 8 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...