^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus - Pius IX, 1854 - Definisi Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda
Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX mendefinisikan lewat Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus dogma Dikandung Tanpa Noda dari Santa Perawan Maria. Dokumen ini menjelaskan asal-muasal dan kepercayaan Gereja akan dogma tersebut, serta definisi dogma yang harus dipercayai seluruh umat Katolik tersebut.
Daftar Isi
1. Konstitusi Apostolik Paus Pius IX tentang dogma Dikandung Tanpa Noda (8 Desember 1854)
2. Alasan Tertinggi untuk Hak Istimewa Ini: Maria Mengandung Allah
3. Argumen Liturgis
4. Ajaran Biasa dari Gereja Roma
5. Penghormatan kepada sang Imakulata, Perawan Tidak Bernoda
6. Doktrin Roma
7. Persetujuan Kepausan
8. Kesaksian Dunia Katolik
9. Konsili Trente
10. Kesaksian Tradisi
11. Para Penafsir Kitab Suci
12. Anunsiasi (Kabar Gembira dari Malaikat)
13. Maria Dibandingkan dengan Hawa
14. Tokoh-Tokoh Alkitabiah
15. Penegasan Eksplisit...
16. ...terhadap Kesucian yang Mahaagung
17. Persiapan untuk Definisi Dogma Tersebut
18. Sentimen Para Uskup
19. Definisi Dogma
20. Hasil yang Didambakan
Konstitusi Apostolik Paus Pius IX tentang dogma Dikandung Tanpa Noda (8 Desember 1854)
Allah yang amat luar biasa, yang jalan-Nya adalah belas kasih dan kebenaran, yang kehendak-Nya adalah kemahakuasaan sendiri, yang kebijaksanaan-Nya yang tidak tertahankan mencapai satu ujung ke ujung lain serta dengan halus memerintah segala sesuatu – yang telah melihat terlebih dahulu dari segala keabadian, kehancuran yang menyedihkan dari seluruh umat manusia akibat dari dosa Adam, di dalam misteri yang tersembunyi sejak sebelum segala abad, telah menetapkan bahwa, oleh Penjelmaan yang suci dan yang bahkan lebih misterius dari sang Sabda, Ia akan menyelesaikan karya pertama dari kebaikan-Nya, agar manusia yang, bertentangan dengan rencana kerahiman-Nya, telah terdorong ke dalam kejahatan oleh kedurhakaan dan kesalahan Iblis, tidak binasa, dan agar hal yang telah dihilangkan di dalam Adam yang pertama, menjadi dipulihkan di dalam Adam yang kedua. Sejak permulaan dan sebelum segala abad, Ia telah memilih dan mempersiapkan seorang Ibunda untuk Putra-Nya yang tunggal, agar darinya, Ia menjelma dan terlahir di dalam kepenuhan waktu yang terberkati. Ia sungguh mencintainya dari antara segala ciptaan, sehingga Ia, oleh suatu kasih yang berkuasa, sarat akan sukacita oleh sang wanita. Ia meninggikan sang wanita di atas segala malaikat dan semua orang kudus. Ia memenuhinya dengan karunia ilahi yang berlimpah, yang berasal dari harta ilahi, dengan cara yang begitu mengagumkan, sehingga sang wanita selalu dan sepenuhnya murni, tanpa noda dosa, amat cantik dan sempurna. Oleh karena itu, sang wanita memiliki di dalam dirinya ketidakbersalahan yang sempurna dan kekudusan yang terbesar yang mungkin dibayangkan dari Allah sehingga tidak seorang pun, kecuali Allah, dapat mengerti sang wanita.
ALASAN TERTINGGI UNTUK HAK ISTIMEWA INI: MARIA MENGANDUNG ALLAH
Dan tentunya, sangatlah pantas bahwa sang wanita selalu bersinar dengan keagungan dari kesuciannya yang amat sempurna, dan, karena ia sama sekali bebas dari bahkan noda dosa asal, ia memperoleh kemenangan yang terpenuh atas sang ular tua itu. Allah Bapa hendak memberikan Putra-Nya yang tunggal kepada sang Ibunda yang amat terhormat ini– Putra yang dilahirkan oleh-Nya, yang sehakikat dengan-Nya, dan yang dicintai-Nya seperti Ia mencintai diri-Nya sendiri – dan Ia memberikan Putra-Nya kepada sang Ibunda dengan suatu cara yang istimewa sehingga Ia [sang Putra] menjadi, secara alami, Putra tunggal yang sama dari Allah Bapa dan dari sang Perawan. Perawan ini adalah wanita yang dipilih oleh sang Putra sendiri untuk menjadi Ibunda-Nya. Roh Kudus menghendaki, agar oleh kekuatan-Nya, Ia [Allah Putra] yang dari mana Roh Kudus itu berasal,[1] dikandung dan dilahirkan oleh sang wanita.
ARGUMEN LITURGIS
Ketidakbersalahan asal dari sang Perawan yang agung ini secara sempurna amat selaras dengan kesuciannya yang mengagumkan dan dengan martabat yang tertinggi dari sang Bunda Allah. Gereja Katolik, yang selalu diajarkan oleh Roh Kudus, merupakan pilar dan penyangga kebenaran, dan yang bertindak sebagai penguasa atas doktrin yang diterima secara ilahi dan yang dikandung di dalam khazanah wahyu ilahi, tidak pernah berhenti untuk menjelaskan, mengusulkan, dan merawat doktrin ini di setiap waktu dengan cara dan tindak yang mengagumkan. Doktrin ini, yang berlaku sejak zaman dahulu kala, terukir secara mendalam pada jiwa para umat beriman dan disebarluaskan dengan cara yang sangat indah di seluruh dunia Katolik oleh upaya dan semangat dari para uskup yang suci. Gereja sendiri telah mengajarkan doktrin ini dengan amat jelas, sebab Gereja tidak ragu-ragu untuk mengusulkan Pesta Dikandungnya sang Perawan untuk dihormati dan dijadikan devosi publik untuk para umat beriman.[2] Oleh tindak yang khidmat ini, Gereja membuat amat jelas bahwa Pesta Dikandungnya sang Perawan itu amat terhormat, terpuji, dan sepenuhnya berbeda dari awal hidup manusia lain, dan amat suci, sebab hanya hal-hal yang sucilah yang dirayakan Gereja oleh hari raya.
Dan itulah mengapa Gereja terbiasa untuk menggunakan istilah-istilah dari Kitab Suci untuk berbicara tentang Kebijaksanaan yang tidak diciptakan dan untuk menggambarkan asal-muasal-Nya yang ilahi, di dalam tanggung jawab gerejawi dan di dalam liturgi kudus, dan menerapkan hal yang sama untuk asal-muasal sang Perawan dan Penjelmaan sang Kebijaksanaan ilahi, yang ditentukan dengan dekret yang satu dan sama.
AJARAN BIASA DARI GEREJA ROMA
Semua hal tersebut, yang telah dikenal oleh para umat, menunjukkan dengan cukup betapa Gereja Roma, Ibunda dan Pengajar semua Gereja, berupaya dengan penuh perhatian untuk menyebarluaskan doktrin Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda. Gereja ini merupakan pusat dari kebenaran dan kesatuan Katolik, di dalam mana satu-satunya agama telah dijaga tanpa dapat diganggu gugat. Gereja ini, dari mana seluruh Gereja lain harus menerima tradisi iman,[3] memiliki suatu martabat dan otoritas tertentu, dan tindakan-tindakannya patut untuk disebutkan secara rinci.
Satu-satunya kehendak Gereja adalah untuk menjaga, melindungi, mempromosikan, dan membela dengan cara-cara yang termulia doktrin dan penghormatan akan Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda. Itulah kesaksian dan pernyataan dari begitu banyak akta khidmat dari para Paus Roma, para pendahulu kami, yang, dalam pribadi dari pangeran para Rasul, telah dipercayakan secara ilahi oleh Tuhan kita Yesus Kristus sendiri tanggung jawab dan kekuatan tertinggi untuk menggembalakan domba-domba, dan untuk menguatkan saudara-saudara mereka, dan untuk memimpin serta memerintah Gereja universal.
PENGHORMATAN KEPADA SANG IMAKULATA, PERAWAN TIDAK BERNODA
Para pendahulu kami memang, dengan otoritas apostolik mereka, telah menetapkan secara mulia di dalam Gereja Roma, Pesta Dikandungnya sang Perawan dengan liturgi dan Misa yang layak, di mana hak istimewa yaitu pengecualian dari noda yang turun temurun ditegaskan dengan cara yang paling jelas dan nyata. Para pendahulu kami pun berusaha keras untuk meningkatkan keagungan dari Pesta ini dan untuk menyebarluaskan dengan segala cara penghormatan yang telah ditetapkan tersebut, dengan cara memperkaya Pesta ini dengan indulgensi; atau dengan mengizinkan kota-kota, provinsi-provinsi, serta kerajaan-kerajaan untuk menjadikan sang Bunda Allah sebagai pelindung mereka, yang mereka hormati dengan gelar Dikandung Tanpa Noda; atau dengan mengizinkan lembaga persaudaraan [confraternity dalam bahasa Inggris ; confrérie dalam bahasa Prancis], kongregasi, serta komunitas rohani yang dibangun untuk menghormati Dikandungnya sang Perawan. Para pendahulu kami juga menyemangati oleh pujian mereka, kesalehan orang-orang yang membangun biara, rumah sakit, altar, dan bait di bawah gelar tersebut, atau mereka yang bersumpah untuk mengerahkan tenaga secara energik untuk membela doktrin Dikandungnya Bunda Allah Tanpa Noda. Para pendahulu kami juga dengan senang hati memerintahkan agar Pesta Dikandungnya sang Perawan diselenggarakan di seluruh Gereja, sebagaimana pula Pesta Kelahiran Tuhan, dengan oktaf di dalam Gereja universal, oleh karena Pesta tersebut telah dijadikan Pesta yang wajib diselenggarakan di mana-mana; akhirnya, agar setiap tahun, pada hari yang dibaktikan kepada Dikandungnya sang Perawan, Capella Paus diselenggarakan di dalam Basilika Kepausan Liberius kami. Untuk menanamkan dengan semakin dalam setiap harinya doktrin Dikandungnya Bunda Allah Tanpa Noda di dalam jiwa para umat beriman, dan membangkitkan kesalehan mereka untuk menghormati dan memuliakan sang Perawan yang dikandung tanpa dosa, para pendahulu kami, dengan sukacita yang besar, mengizinkan untuk menyatakan Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda di dalam Litani Loretto dan bahkan di dalam prefasi Misa, bagaikan untuk menetapkan hukum kepercayaan oleh hukum berdoa. Kami yang berjalan mengikuti langkah para pendahulu kami yang begitu banyak, bukan hanya telah menerima dan menyetujui apa yang mereka telah tetapkan secara amat bijak dan saleh, tetapi pula, mengingat ketetapan dari Sikstus IV,[4] kami telah menegaskan oleh otoritas kami suatu Liturgi yang pantas untuk menghormati doktrin Dikandungnya Perawan Maria Tanpa Noda, dan dengan sukacita yang besar, kami telah mengizinkan penggunaannya kepada Gereja universal.[5]
DOKTRIN ROMA
Hal-hal yang berkaitan dengan penghormatan suci terkait erat dengan objek penghormatan tersebut, dan hal-hal tersebut tidak dapat tetap terus dilakukan, jika objek tersebut berada dalam keadaan yang diragukan dan ambigu. Itulah mengapa para Paus Roma, para pendahulu kami, yang mengerahkan segala kinerja untuk memperbesar penghormatan untuk Dikandungnya sang Perawan, berupaya keras dengan amat hati-hati untuk menyatakan doktrin dan objek[6] dari Dikandungnya sang Perawan. Maka, para pendahulu kami mengajarkan secara jelas dan terbuka bahwa objek dari Pesta tersebut adalah Dikandungnya sang Perawan, dan mereka melarang, sebagai hal yang sesat dan bertentangan dengan pikiran Gereja, pendapat dari orang-orang yang berpikir dan menegaskan bahwa bukanlah Dikandungnya sang Perawan melainkan Penyuciannyalah yang dihormati oleh Gereja. Para pendahulu kami tidak pernah berpikir bahwa mereka harus bertindak dengan lebih lembut terhadap orang-orang yang, untuk menghancurkan dogma Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda, telah membayangkan suatu perbedaan antara saat pertama dan kedua dari Pengandungan, dengan menyatakan bahwa Gereja memang merayakan Pengandungan sang Perawan, tetapi tidak bermaksud untuk menghormatinya pada saat pertama Pengandungan tersebut.
Memang, para pendahulu kami menganggap sebagai tugas mereka untuk melindungi dan menyebarluaskan dengan semangat yang amat besar, bukan hanya Pesta Dikandungnya sang Perawan Suci, tetapi juga doktrin bahwa doktrin Dikandungnya sang Perawan, sejak saat pertamanya, merupakan objek sejati dari penghormatan tersebut. Itulah mengapa kata-kata yang amat tegas yang diucapkan oleh pendahulu kami, Aleksander VII, menyatakan intensi sejati Gereja: “Kepercayaan yang kuno dan saleh dari para umat Kristiani itu adalah bahwa sejak saat pertama jiwa dari sang Perawan Maria yang Terberkati diciptakan dan bersatu dengan badannya, oleh rahmat dan hak istimewa dari Allah, dan sehubungan dengan jasa-jasa Yesus Kristus, Putranya, penebus umat manusia, jiwanya itu telah dilindungi dan dikecualikan dari dosa asal, dan di dalam arti inilah mereka menghormati dan merayakan dengan penuh kekhidmatan Pesta Pengandungannya itu.”[7]
Para pendahulu kami menganggap sebagai tugas utama mereka, dengan keberhati-hatian yang amat besar dan kewaspadaan yang amat tinggi, untuk menjaga dan melindungi doktrin Dikandungnya Bunda Allah Tanpa Dosa dari segala serangan. Mereka bukan hanya sama sekali tidak mentolerir kritik dan penghinaan terhadap doktrin ini; tetapi upaya mereka pun lebih jauh: mereka mengumumkan, lewat pernyataan resmi dan berulang kali, bahwa doktrin yang olehnya kita mengakui bahwa Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda itu sepenuhnya selaras dengan penghormatan gerejawi; dan bahwa doktrin kuno yang universal ini, sebagaimana yang dimengerti, dibela, dan disebarluaskan oleh Gereja, sepenuhnya pantas untuk digunakan di dalam liturgi kudus dan doa-doa khidmat. Tidak puas dengan hal tersebut, dengan tujuan agar doktrin Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda ini tidak berubah, mereka melarang, dengan hukuman-hukuman yang keras, untuk mendukung secara publik ataupun secara pribadi, doktrin yang berbeda, agar dengan upaya yang berulang kali ini, doktrin yang berbeda pun hancur. Dan agar pernyataan-pernyataan yang mulia yang diucapkan berulang kali itu tidak percuma, mereka pun menegaskannya dengan sanksi.
PERSETUJUAN KEPAUSAN
Aleksander VII, yang baru saja kami kutip, mengingat semua hal itu dalam perkataanya berikut:
KESAKSIAN DUNIA KATOLIK
Semua orang mengetahui bahwa doktrin Perawan Bunda Allah yang Dikandung Tanpa Noda tersebut telah diakui, didukung, dan dibela dengan amat bersemangat oleh ordo-ordo religius yang termulia, oleh akademi-akademi teologi yang paling terkenal dan oleh para Doktor yang terahli dalam ilmu pengetahuan suci. Semua orang mengetahui pula betapa bersemangatnya para uskup, bahkan dalam perkumpulan gerejawi, untuk mnenyatakan secara terbuka dan publik bahwa sang Bunda Allah yang terkudus, Perawan Maria, oleh jasa-jasa Tuhan dan Penebus, Yesus Kristus, tidak pernah menderita dosa asal, tetapi bahwa ia telah dilindungi seutuhnya dari noda asal, dan oleh karena itu, ditebus dengan cara yang lebih mengagumkan.
KONSILI TRENTE
Tergabung kepada otoritas-otoritas tersebut, otoritas yang paling berbobot dan yang tertinggi, yakni Konsili Trente. Dalam menetapkan dekret dogmatis tentang dosa asal, atau, sesuai dengan kesaksian Kitab Suci, para Bapa suci, dan Konsili-Konsili yang termulia, Konsili Trente telah menetapkan dan mendefinisikan bahwa seluruh umat manusia terlahir dalam noda dari dosa asal. Bagaimanapun, Konsili Trente telah menyatakan secara khidmat bahwa Konsili tersebut tidak bermaksud untuk mengikutsertakan di dalam dekret tersebut dan di dalam definisi umum tersebut Perawan Maria yang Terberkati dan yang Tidak Bernoda, Bunda Allah. Oleh pernyataan ini, para Bapa Trente telah menunjukkan, mengingat waktu dan situasi, bahwa Perawan Maria yang Terberkati dikecualikan dari noda asal, dan mereka mengungkapkan hal tersebut secara jelas bahwa tidak terdapat suatu hal pun di dalam Kitab Suci, di dalam Tradisi, maupun di dalam otoritas para Bapa, yang menentang dengan cara apa pun hak istimewa yang agung dari sang Perawan.[12]
KESAKSIAN TRADISI
Memang, dokumen-dokumen terkenal dari zaman kuno yang terhormat, dari Gereja Timur maupun Gereja Barat, membuktikan bahwa doktrin Dikandungnya Perawan Maria yang Terberkati Tanpa Noda tersebut, yang telah dengan cara yang amat megah dijelaskan, dinyatakan, dan ditegaskan hari demi hari, yang disebarluaskan secara mengagumkan di antara semua orang dan di antara segala bangsa di dalam dunia Katolik, dengan persetujuan yang kokoh dari Gereja, oleh ajaran, semangat, pengetahuan dan kebijaksanaannya; doktrin tersebut telah selalu diakui di dalam Gereja sebagai sesuatu yang diwariskan turun-temurun dari para Bapa kami dan memiliki karakter doktrin yang diwahyukan.
Sebab Gereja Kristus, sebagai penjaga dan pelindung yang waspada atas dogma-dogma yang dipercayakan kepadanya, tidak mengubah, mengurangi, atau menambahkan hal apa pun kepada dogma-dogma tersebut, melainkan merawat hal-hal kuno tersebut dengan perhatian yang saksama, dengan kesetiaan dan kebijaksanaan; jika memang dogma-dogma tersebut berasal dari zaman kuno dan jika iman para Bapa telah mewariskannya, Gereja berupaya untuk menelaah dan menjelaskan hal-hal tersebut, sedemikan rupa sehingga dogma-dogma kuno dari doktrin ilahi tersebut menjadi jelas, nyata, dan bersih, dan dalam waktu yang bersamaan Gereja menjaga kepenuhan, integritas, dan sifat asli dogma-dogma tersebut, dan agar dogma-dogma tersebut berkembang, tetapi hanya dalam sifat asli dogma-dogma tersebut, yakni dengan menjaga identitas dari dogma dan arti dari doktrin tersebut.
PARA PENAFSIR KITAB SUCI
Para Bapa dan para penulis Gereja, yang terpelajar dalam hal wahyu ilahi, memusatkan segala perhatian mereka di dalam buku-buku yang mereka tulis untuk menjelaskan Kitab Suci, untuk membela dogma-dogma, untuk mengajarkan para umat, untuk memuji berulang kali dan memuliakan dalam cara yang amat mengagumkan kesucian tertinggi dari sang Perawan, martabatnya, kebersihannya dari segala noda dosa, dan kemenangannya yang agung terhadap musuh berbuyutan umat manusia. Itulah mengapa, sewaktu mereka mengucapkan kata-kata yang olehnya, Allah, pada permulaan dunia, dengan mengumumkan obat yang telah dipersiapkan di dalam kerahiman-Nya untuk meregenerasikan umat manusia, menghancurkan kelancangan dari sang ular yang licik dan dengan agung mengangkat harapan dari umat manusia dengan berkata: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan sang wanita, antara keturunanmu dan keturunannya.”,[13] para Bapa mengajarkan bahwa oleh nubuat tersebut, sang Penebus yang rahim dari umat manusia diumumkan secara jelas dan terbuka, yakni Kristus Yesus, Putra Tunggal Allah, dan bahwa Ibunda-Nya yang terberkati, Perawan Maria, juga ditunjukkan, bahwa permusuhan antara sang Putra dan Ibunda-Nya terhadap Iblis juga secara resmi diungkapkan. Itulah pula mengapa sebagaimana Kristus, perantara Allah dan manusia, yang telah mengambil untuk diri-Nya kodrat manusiawi, menghapuskan meterai hukuman terhadap kita dan menancapkannya dengan penuh kemenangan di kayu salib, sang Perawan yang amat suci, yang bersekutu dengan-Nya lewat suatu ikatan yang kuat dan yang tidak dapat dihancurkan, bersama-Nya dan oleh-Nya, melaksanakan permusuhan abadi terhadap sang ular berbisa dan memperoleh kemenangan sepenuhnya terhadap musuh tersebut: sang Perawan meremukkan kepala ular itu dengan kakinya yang tidak bernoda.[14]
Kemenangan yang istimewa dan mulia dari sang Perawan, ketidakbersalahannya yang amat luar biasa, kemurniannya, kesuciannya, keadaannya yang sama sekali bebas dari noda dosa apa pun, kekayaan rahmat ilahi yang luar biasa yang dimilikinya, akan segala kebajikan, segala hak istimewa, dan kebesarannya; para Bapa melihat gambaran dari segala hal tersebut di dalam hal-hal berikut: di dalam bahtera Nuh, yang, setelah dibangun oleh perintah Allah, lolos sama sekali dari tenggelamnya seluruh dunia;[15] di dalam anak tangga yang dilihat oleh Yakub menjulang dari bumi sampai Surga, yang dinaiki dan dituruni oleh para malaikat Allah, yang di puncaknya Allah sendiri berada;[16] di dalam semak yang dilihat oleh Musa terbungkus oleh bara api di dalam tempat yang suci, dan yang di tengah-tengah api yang menyala itu, semak tersebut tidak terbakar sama sekali, dan bahkan terlihat asri dan ditumbuhi bunga-bunga;[17] di dalam menara yang tidak dapat ditaklukkan oleh musuh, di mana tergantung ribuan perisai dan baja pelindung yang kuat;[18] di dalam taman yang tertutup, yang tidak akan terjamah dan yang tidak akan dapat terusakkan oleh kelicikan apa pun;[19] di dalam kota Allah yang mulia, yang berlandaskan pegunungan kudus;[20] di dalam bait Allah yang amat agung, yang bersinar dengan keagungan ilahi dan penuh dengan kemuliaan Allah;[21] di dalam berbagai simbol alami yang sama yang olehnya, menurut tradisi para Bapa, martabat yang tertinggi dari sang Bunda Allah, ketidakbersalahannya yang tidak bernoda dan kesuciannya yang tidak terjamah, telah digambarkan dan dinubuatkan.
Untuk menggambarkan keseluruhan dari karunia ilahi dan ketidakbersalahan asal dari sang Perawan, dari mana terlahir Yesus, para Bapa yang sama menggunakan kata-kata para nabi untuk memuliakan sang Perawan yang agung sendiri bagaikan merpati yang murni, Yerusalem yang suci, takhta Allah yang agung, tabut penyucian dan bait yang dibangun oleh sang Kebijaksanaan abadi; bagaikan seorang ratu yang dipenuhi dengan sukacita dan yang bersandar kepada Kekasihnya, muncul dari mulut Yang Mahatinggi, dengan amat sempurna, amat cantik, dan amat disayangi oleh Allah.
ANUNSIASI (KABAR GEMBIRA DARI MALAIKAT)
Dan mengingat dalam hati dan pikiran mereka bahwa Perawan Maria yang terberkati telah, dalam nama Allah dan atas perintah-Nya, disebut penuh rahmat[22] oleh malaikat Gabriel sewaktu ia mengabarkan martabatnya yang tidak tertandingi sebagai Bunda Allah, para Bapa dan penulis gerejawi telah mengajarkan bahwa oleh keistimewaan dan salam yang khidmat tersebut, sang Bunda Allah telah dinyatakan sebagai takhta dari segala rahmat ilahi, bahwa ia dihiasi dengan segala karunia Roh Kudus; bahkan, bahwa ia bagaikan harta karun yang tidak terbatas dan palung yang tidak pernah kehabisan karunia tersebut, sehingga ia tidak pernah terjamah oleh kutukan, dan bahwa dengan mengambil bagian dengan Putranya, dengan berkat abadi, ia telah pantas untuk mendengar dari mulut Elisabet, yang terilhami oleh Roh Kudus: Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu.[23]
MARIA DIBANDINGKAN DENGAN HAWA
Sentimen mereka yang jelas dan serempak adalah bahwa sang Perawan yang Mulia, yang telah dianugerahi hal-hal yang besar oleh Ia yang kuasa, telah bersinar sedemikian rupa dengan cahaya dari segala karunia ilahi tersebut, dengan kepenuhan rahmat dan ketidakbersalahan yang sedemikian rupa, sehingga ia bagaikan suatu mukjizat yang luar biasa dari Allah, atau bagaikan puncak dari segala mukjizat, dan pada dasarnya ia pantas menjadi Bunda Allah, dan ialah yang terdekat dengan Allah daripada segala ciptaan-Nya. Ia lebih tinggi daripada segala puji-pujian maupun manusia dan malaikat. Untuk menyatakan ketidakbersalahan dan kebenaran di dalam mana sang Bunda Allah diciptakan, mereka bukan hanya sering membandingkan Maria dengan Hawa, seorang perawan yang tidak berdosa dan murni, sebelum ia jatuh ke dalam jerat mematikan dari sang ular yang licik, tetapi mereka meletakkan Maria di dalam kedudukan yang jauh lebih tinggi daripada Hawa dan mengungkapkan keunggulan tersebut dengan berbagai cara yang mengagumkan. Memang menyedihkan bahwa Hawa menaati sang ular dan oleh karena itu kehilangan ketidakbersalahan asalnya dan menjadi budak sang ular. Tetapi sang Perawan yang terberkati, yang senantiasa bertambah di dalam karunia asalnya, bukan hanya tidak pernah mencondongkan telinga kepada sang ular, tetapi juga menghancurkan sama sekali, oleh karunia ilahi yang telah diterimanya, kekuatan sang ular.
TOKOH-TOKOH ALKITABIAH
Itulah mengapa mereka tidak pernah berhenti menyebutnya Bunda Allah: bunga bakung di antara duri; tanah yang utuh sepenuhnya, Perawan yang tidak bernoda, tidak berdosa, selalu terberkati dan bebas dari segala wabah dosa, dari mana Adam yang baru terbentuk; Surga yang bersinar terang, yang amat indah, yang amat sempurna dan tidak berdosa; Firdaus keabadian dan sukacita, yang diciptakan oleh Allah sendiri dan yang dilindungi dari segala jerat-jerat ular berbisa; kayu yang tidak akan terusakkan atau terlapukkan oleh belatung dosa; mata air yang selalu jernih, yang ditutup oleh Roh Kudus; Bait Allah; harta karun keabadian; putri tunggal satu-satunya yang bukan berasal dari kematian melainkan kehidupan; akar dari rahmat dan bukan murka Allah, yang, oleh Penyelenggaraan istimewa dari Allah, tetap asri, yang tidak seperti akar yang terkotori dan terusakkan, selalu berbunga, yang melampaui segala hukum biasa.
PENEGASAN EKSPLISIT…
Dan bagaikan hal-hal yang agung tersebut tidaklah cukup, mereka telah menyatakan oleh kata-kata yang terang-terangan dan tepat bahwa dalam hal dosa, tidak dapat dipertanyakan sama sekali bahwa Santa Perawan Maria telah diberikan keberlimpahan rahmat untuk mengalahkan dosa sepenuhnya.[24] Mereka telah mengakui bahwa sang Perawan yang amat mulia adalah ia yang memberikan reparasi untuk manusia dan merupakan mata air kehidupan bagi umat manusia; bahwa ia telah terpilih sebelum segala abad; bahwa Yang Mahakuasa mempersiapkannya untuk diri-Nya sendiri; bahwa Allah telah menubuatkan sewaktu Ia berbicara kepada ular: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan sang wanita.”[25] dan sudah pasti bahwa ialah yang telah meremukkan kepala beracun dari ular yang sama. Itulah mengapa mereka telah menegaskan bahwa sang Perawan yang terberkati telah, oleh rahmat, dikecualikan dari segala noda dosa, dan murni dari segala wabah, di dalam badan, jiwa, dan akalnya; bahwa ia selalu berkomunikasi dengan Allah, dan bersekutu dengan-Nya oleh suatu ikatan abadi. Ia tidak pernah berada di dalam kegelapan, melainkan selalu di dalam terang. Oleh karena rahmat asal yang berada dalam dirinya, dan bukan karena keadaan tubuhnya, ia berhak mengandung Kristus.
…TERHADAP KESUCIAN YANG MAHAAGUNG
Kami harus menambahkan terhadap hal-hal yang telah kami katakan, perkataan yang mengagumkan dari para Bapa yang menjadi kesaksian terhadap fakta bahwa alam mengaku diri ditaklukkan oleh rahmat dan bergetar di dalam ketidakberdayaan. Karena adalah hal yang harus terjadi bahwa sang Bunda Allah yang Perawan, dikandung oleh Anna hanya setelah rahmat telah menghasilkan buahnya. Pengandungan ini adalah pengandungan seorang anak sulung perempuan yang harus mengandung anak sulung laki-laki dari segala ciptaan. Para Bapa telah menyatakan bahwa daging sang Perawan yang diambil dari Adam tidak menerima noda Adam, sehingga sang Perawan yang terberkati telah menjadi suatu bait yang diciptakan oleh Allah sendiri, dibentuk oleh Roh Kudus, dan sungguh-sungguh diperkaya dengan kain berwarna ungu serta segala kemilau dari emas yang ditempa oleh Bezaleel[26] yang baru; sehingga pantaslah bahwa ia dihormati sebagai karya agung Keilahian sendiri; ia yang telah lolos dari panah berapi dari roh jahat; bagaikan alam yang amat cantik dan tidak bernoda sama sekali, yang menyebarkan ke seluruh dunia, pada saat ia Dikandung Tanpa Noda, segala cahaya dari fajar yang berkilau. Memang, tidaklah pantas bahwa bejana yang terpilih tersebut, terkotori oleh noda-noda biasa, karena bejana ini berbeda dari yang lain, ia berasal dari alam, tanpa mewarisi dosanya; terlebih lagi, sangatlah pantas bahwa sebagaimana sang Putra Tunggal memiliki sebagai Bapa di Surga, Ia yang disebut kudus tiga kali oleh para Serafim, begitu pula Ia memiliki seorang Ibunda di bumi yang kesuciannya tidak pernah dirampas. Dan doktrin ini telah memasuki benak dan pikiran Bapa kami sejak zaman dahulu, sehingga doktrin tersebut membuat beberapa Bapa menggunakan gaya bahasa yang begitu istimewa dan mengejutkan, yang olehnya mereka terbiasa menyebut sang Bunda Allah: tidak bernoda dan sama sekali tidak bernoda – ketidakbersalahan dan ketidakbersalahan itu sendiri, - utuh dan dalam keutuhan yang sempurna, - suci dan terjaga dari segala noda dosa, amat murni, amat suci, gambaran dari kesucian dan ketidakbersalahan itu sendiri, - lebih cantik dari kecantikan, dengan keanggunan yang melampaui segala jenis daya tarik, - lebih suci dari kesucian, satu-satunya yang suci, - dengan jiwa dan raga yang amat murni, Perawan yang melampaui segala kesucian dan keperawanan, satu-satunya yang dijadikan seutuhnya tabernakel dari segala rahmat Roh Kudus, satu-satunya yang hanya dilampaui Allah seorang, ia melampaui segala ciptaan, yang hakikatnya lebih cantik, lebih sempurna, lebih suci dari para Kerubim dan para Serafim, yang tidak dapat dirayakan dengan pantas oleh puji-pujian para bala tentara malaikat dalam bahasa apa pun di bumi maupun di Surga.
Jelas bahwa gaya bahasa ini telah diikutsertakan di dalam monumen-monumen liturgi kudus dan di dalam liturgi-liturgi gerejawi; kita menemukan gaya bahasa semacam itu di mana-mana, begitu jelas dan berkuasa: sang Bunda Allah disebut dan dipuji bagaikan satu-satunya merpati kecantikan, yang terlindungi dari kerusakan; bagaikan mawar yang selalu indah dan berbunga; sebagai Perawan yang seutuhnya dan sepenuhnya murni, dan selalu tidak bernoda dan selalu berbahagia; bahwa ialah yang dirayakan sebagai ketidakbersalahan yang sama sekali tidak terjamah, sebagai Hawa yang lain yang melahirkan Imanuel.
PERSIAPAN UNTUK DEFINISI DOGMA TERSEBUT
Doktrin Dikandungnya Tanpa Noda Bunda Allah yang Perawan dijaga oleh Kitab Suci, penilaian para Bapa, yang telah mewariskan doktrin tersebut oleh kesaksian mereka yang begitu jelas dan di dalam jumlah yang besar, doktrin yang diungkapkan dan dimuliakan oleh begitu banyak monumen agung dari zaman kuno yang mulia, dan yang diusulkan dan ditegaskan oleh Gereja dengan penghakiman yang amat berat. Maka, tidaklah mengejutkan jika doktrin ini telah sangat membangkitkan kesalehan, sentimen rohani dan kasih dari kalangan para pastor Gereja sendiri dan di kalangan umat beriman, karena mereka amat bergembira untuk mengakui doktrin tersebut dengan cara yang semakin hari semakin berkilau, dan tiada suatu hal pun yang lebih manis bagi mereka daripada untuk menghormati, menyebut, dan merayakan di mana-mana, dengan devosi yang membara, Bunda Allah yang Perawan, yang dikandung tanpa noda asal. Maka, sejak zaman dahulu, para Paus, anggota imamat, ordo-ordo religius, bahkan para kaisar dan raja telah meminta dengan segera Takhta apostolik ini untuk mendefinisikan Dikandungnya Bunda Allah yang Kudus Tanpa Noda sebagai dogma iman Katolik.
Permintaan ini telah diperbarui di masa kini; permintaan tersebut telah ditujukan terutama kepada pendahulu kami, Gregorius XVI, dalam kenangan yang terberkati, dan kepada kami sendiri, oleh para uskup, imam sekuler, ordo-ordo religius, para penguasa dan para umat beriman. Kami juga mengenali segala hal itu, yang merupakan sumber sukacita yang besar bagi kami, Kami telah menjadikan dogma itu sebagai objek penelitian yang serius segera setelah kami, walaupun kami tidak pantas, diangkat oleh rancangan yang misterius dari Penyelenggaraan ilahi ke atas Takhta Petrus ini, untuk memerintah dengan tangan kami seluruh Gereja. Di dalam sentimen penghormatan, kesalehan, dan cinta kasih yang kami miliki sejak masa kanak-kanak kami terhadap Santa Perawan Maria, Bunda Allah, adalah suatu hadiah yang besar bagi kami untuk melakukan hal yang mungkin dikehendaki oleh Gereja untuk lebih menghormati sang Perawan yang terberkati dan untuk memberikan kemilau yang baru kepada hak-hak istimewanya.
Tetapi, karena kami hendak melaksanakan hal tersebut dengan kematangan yang sempurna, kami telah membentuk suatu kongregasi khusus yang terdiri dari beberapa dari saudara-saudara kami yang terhormat, para kardinal dari Gereja Roma yang kudus, yang terkemuka dalam hal kesalehan, keberhati-hatian, dan pengetahuan dalam hal-hal ilahi; kami juga memilih begitu banyak imam sekuler dan imam reguler, pria-pria yang begitu ahli dalam ilmu pengetahuan teologis, agar segala hal yang berkenaan dengan Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda ditelaah oleh mereka dengan perhatian yang terbesar, dan agar mereka mengungkapkan sentimen mereka sendiri.
SENTIMEN PARA USKUP
Dan kami permintaan yang ditujukan kepada kami untuk akhirnya mendefinisikan Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda telah membuat kami melihat dengan jelas sentimen dari kebanyakan gembala Gereja, kami mengirimkan kepada seluruh saudara kami yang terhormat, para uskup di dunia Katolik, sepucuk surat ensiklik yang diberikan di Gaeta pada tanggal 2 Februari 1849,[27] yang meminta mereka untuk berdoa kepada Allah dan untuk memberi tahu kami kemudian secara tertulis kesalehan dari para umat mereka terhadap Dikandungnya Bunda Allah Tanpa Noda, dan terutama pendapat mereka sendiri tentang definisi yang akan diberikan, kehendak mereka, agar kami dapat memberikan penghakiman tertinggi kami dengan penuh kekhidmatan.
Kami sangat terhibur saat kami menerima tanggapan dari saudara-saudara kami yang terhormat. Mereka segera menulis kepada kami dengan penuh sukacita dan kebahagiaan yang tidak terungkapkan. Mereka tidak hanya menegaskan kepada kami sentimen kesalehan mereka serta pikiran yang mendorong mereka, dan juga dari para imam dan para umat, kepada Dikandungnya Perawan yang Terberkati Tanpa Noda, tetapi mereka juga, dengan suatu ungkapan permohonan yang serempak, meminta agar Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda didefinisikan oleh penghakiman tertinggi dari otoritas kami. Sukacita kami pun sama besarnya sewaktu saudara-saudara kami, para Kardinal dari kongregasi khusus yang telah kami sebutkan, dan para teolog penasihat yang kami telah pilih, setelah menelaah segala hal dengan matang, meminta definisi dari Dikandungnya Bunda Allah Tanpa Noda dengan semangat dan antusiasme yang sama. Kami mengikuti langkah para pendahulu kami dan berkehendak untuk meneruskannya sesuai hukum-hukum yang telad ditetapkan. Kami lalu membentuk suatu konsistori di mana, setelah berbicara kepada saudara-saudara kami yang terhormat para kardinal dari Gereja Roma yang kudus, kami amat bersukacita sewaktu kami mendengar mereka meminta kepada kami suatu definisi dogmatis sehubungan dengan Dikandungnya Bunda Allah yang Perawan Tanpa Noda.[28]
Dengan penuh kepercayaan terhadap Allah dan keyakinan bahwa telah tiba saat yang tepat untuk mendefinisikan Dikandungnya Tanpa Noda Bunda Allah, sang Perawan Terkudus, yang telah dinyatakan dan diungkapkan secara jelas oleh Kitab Suci, tradisi yang terhormat, sentimen Gereja yang permanen, persetujuan yang mengagumkan dari para gembala Katolik dan dari para umat, serta tindakan-tindakan yang gemilang dan konstitusi-konstitusi dari para pendahulu kami; setelah menelaah segala hal dengan penuh keberhati-hatian dan setelah berdoa kepada Allah dengan tekun dan bersemangat, kami tidak lagi boleh menunda untuk mengakui dan mendefinisikan oleh penghakiman tertinggi kami Dikandungnya sang Perawan Tanpa Noda, dan untuk memuaskan olehnya kehendak dari dunia Katolik dan dari devosi kami sendiri kepada sang Perawan yang amat suci, untuk semakin menghormati di dalam sang Perawan, Putranya yang Tunggal, Tuhan kita Yesus Kristus, karena segala penghormatan dan pujian yang diberikan kepada sang Ibunda memperbesar kemuliaan sang Putra.
DEFINISI DOGMA
Itulah mengapa kami tidak henti-hentinya mempersembahkan di dalam kerendahan hati dan di dalam puasa, doa-doa pribadi dan publik dari Gereja kepada Allah Bapa oleh Putra-Nya, agar Ia sudi memimpin dan menguatkan jiwa kami oleh Roh Kudus. Setelah kembali memohon pertolongan seluruh bala tentara Surga dan memohon kehadiran Roh penghibur oleh ratapan kami, di bawah ilham-Nya, demi penghormatan terhadap Allah Tritunggal Mahakudus yang tidak terbagi-bagi, demi keagungan Bunda Allah yang Perawan, demi kemuliaan iman Katolik dan demi peningkatan agama Kristiani, oleh kuasa dari Tuhan kita Yesus Kristus, dari para rasul yang terberkati Petrus dan Paulus, dan oleh kami sendiri:
Maka, barang siapa, hendaknya Allah mencegahnya, sedemikian gegabahnya sehingga memikirkan dalam hatinya suatu hal yang bertentangan dengan apa yang telah didefinisikan oleh diri Kami, hendaknya ia mengetahui bahwa ia telah dikutuk oleh penghakiman dirinya sendiri, dan bahwa ia telah menderita karamnya kapal di dalam iman; bahwa ia telah memisahkan dirinya sendiri dari kesatuan Gereja; dan juga, jika ia berani mengungkapkan pendapat-pendapat dari hatinya itu baik secara lisan, dalam karya tulis maupun melalui sarana lahiriah lainnya, ia akan secara ipso facto terkena sanksi-sanksi yang telah ditetapkan oleh hukum.
HASIL YANG DIDAMBAKAN
Bibir kami terbuka dalam sukacita dan lidah kami berbicara dengan penuh kegembiraan. Kami tidak henti-hentinya mempersembahkan tindakan syukur kami yang amat rendah dengan penuh semangat kepada Kristus Yesus Tuhan kita, yang, walaupun kami tidak pantas, telah memberikan kepada kami pertolongan istimewa untuk mempersembahkan dan untuk menganugerahkan penghormatan, kemuliaan, dan pujian ini kepada Ibunda-Nya yang amat kudus. Dan kami bersandar dengan kepercayaan penuh dan mutlak di dalam keyakinan akan harapan kami: sang Perawan yang terberkati, yang amat cantik dan tidak bernoda, telah meremukkan kepala yang beracun dari sang ular yang jahat dan telah membawa keselamatan kepada dunia; itulah pujian dari para nabi dan para rasul, penghormatan para martir, sukacita dan mahkota dari semua orang kudus. Sang Perawan adalah suaka yang aman dan penolong yang tidak terkalahkan bagi siapa pun yang berada dalam mara bahaya, perantara dan pendamai yang amat kuasa di bumi kepada Putranya yang Tunggal, ialah kemuliaan, keagungan, dan penjaga Gereja Kudus, yang telah selalu menghancurkan segala bidah; yang telah merampas dari bencana orang-orang yang besar dan dari kejahatan semua umat beriman dan bangsa, yang telah membebaskan kami sendiri dari bahaya yang tidak terhitung yang menyerang diri kami. Oleh perlindungannya yang kuasa, sang Perawan yang terberkati mengenyahkan segala halangan, mengalahkan segala kesalahan, agar Gereja Katolik yang kudus, ibunda kami, semakin diperkuat dan berkembang hari demi hari di antara segala bangsa dan negara, agar ia memimpin segala lautan, sungai, dan penjuru dunia, agar ia menikmati kedamaian yang penuh, ketenangan dari kebebasan, agar yang bersalah diampuni, yang sakit diobati, yang lemah dikuatkan jiwanya, yang berduka dihibur, yang terancam diselamatkan; agar bagi semua yang tersesat, kegelapan jiwa mereka dienyahkan, sehingga mereka kembali kepada jalan kebenaran dan keadilan, dan agar hanya terdapat satu kawanan domba dan satu gembala.
Semoga semua anak-anak Gereja Katolik, yang amat kami kasihi, mendengarkan perkataan kami; semoga mereka berteguh, dan dengan semangat kesalehan, keagamaan, dan kasih yang bahkan lebih hidup, menghormati, menyebut, dan berdoa kepada Perawan Maria yang Terberkati, Bunda Allah, yang dikandung tanpa noda asal, dan agar mereka berlindung dengan kepercayaan yang penuh kepada Bunda rahmat dan kerahiman yang manis itu dalam segala mara bahaya, kesusahan, kebutuhan, ketakutan, dan kecemasan. Tiada sesuatu pun yang perlu ditakuti; tidak perlu putus asa sewaktu kita berjalan di bawah petunjuk, pimpinan, dan perlindungan dari ia yang memiliki hati keibuan, yang memperhatikan persoalan keselamatan kita, ia pun memperhatikan semua umat manusia. Ia telah dijadikan oleh Tuhan sebagai Ratu surga dan bumi, dimuliakan di atas segala malaikat dan semua orang kudus. Ia duduk di sebelah kanan Putranya yang Tunggal, Tuhan kita Yesus Kristus. Doanya yang keibuan memiliki kekuatan yang amat besar; apa yang dikehendakinya didapatkannya; ia tidak dapat meminta dengan percuma.
Akhirnya, agar definisi Dikandungnya Perawan Maria yang Terberkati Tanpa Noda ini dikenal oleh seluruh Gereja, kami berkehendak untuk menerbitkan surat apostolik ini yang mengenang doktrin tersebut selama-lamanya. Kami mengesahkan kopi atau eksemplar, bahkan yang tercetak, dari surat ini, jika telah ditandatangani oleh seorang notaris publik atau dimeteraikan oleh seseorang yang memiliki jabatan gerejawi, seperti naskah orisinalnya sendiri. Tidak seorang pun diperbolehkan untuk melanggar teks dari deklarasi, keputusan, dan definisi kami, atau, secara lancang menentang dan melawannya. Jika seseorang tidak takut untuk melakukan tindakan tersebut, hendaknya ia mengetahui bahwa ia akan mendapatkan murka dari Allah yang Mahakuasa dan dari rasul-rasulnya yang terberkati, Petrus dan Paulus.
Diberikan di Roma, Gereja Santo Petrus, tahun seribu delapan ratus lima puluh empat dari Penjelmaan Tuhan kita, hari kedelapan dari bulan Desember tahun MDCCCLIV, pada tahun kedelapan dari Kepausan kami.
PIUS IX, PAUS
Sumber-sumber
Surat Konstitusi Apostolik: A. Peyrat, Un nouveau dogme, Histoire de l'Immaculée Conception {Suatu Dogma Baru, Sejarah Dikandung Tanpa Noda}, 1855, hal. 109-143.
Catatan kaki: Paus Pius IX, Apostolic Constitution Ineffabilis Deus, Defining the Dogma of the Immaculate Conception, issued December 8, 1854 {Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus, Mendefinisikan Dogma Dikandung Tanpa Noda, dikeluarkan 8 Desember 1854}, dicetak oleh Daughters of St. Paul, Boston, 1992.
Catatan kaki:
[1] Et quidem decebat omnino, ut perfectissimae sanctitatis splendoribus semper ornata fulgeret, ac vel ab ipsa originalis culpae labe plane immunis amplissimum de antiquo serpente triumphum referret tam venerabilis mater, cui Deus Pater unicum Filius suum, quem de corde suo aequalem sibi genitum tamquam seipsum diligit, ita dare disposuit, ut naturaliter esset unus idemque communis Dei Patris et Virginis Filius, et quam ipse Filius, Filius substantialiter facere sibi matrem elegit, et de qua Siritus Sanctus voluit et operatus est, ut conciperetur et nasceretur ille, de quo ipse procedit.
[2] Bandingkan Ibid., n. 16.
[3] Bandingkan St. Ireneus, Adv. Haereses, buku III, bab III, no. 2.
[4] Konstitusi Apostolik Cum Praeexcelsa, 28 Februari 1476; Denzinger 734.
[5] Dekret dari Kongregasi Suci untuk Ritus-Ritus, 30 September 1847.
[6] Hal ini selalu menjadi perhatian para Paus, seperti yang ditunjukkan oleh pengutukan terhadap salah satu proposisi Anthony de Rosmini-Serbati (bandingkan Denzinger, 1891-1930). Berikut adalah naskah dari proposisi ke-34 (Denzinger, n. 1924) : “Ad praeservandam B. V. Mariam a labe originis, satis erat, ut incorruptum maneret minium semen in homine, neglectum forte ab ipso demone, e quo incorrupto semine de generatione in generationem transfuso, suo tempore oriretur Virgo Maria.” Dekret Takhta Suci, 14 Desember 1887 (AAS 20, 393), 8 Desember 1661.
[7] Konstitusi Apostolik Sollicitudo Omnium Ecclesiarum, 8 Desember 1661.
[8] Konstitusi Apostolik Cum Praeexcelsa, 28 Februari 1476; Grave Nemis, 4 September 1483; Denzinger 734, 735.
[9] Konstitusi Apostolik Sanctissimus, 12 September 1617.
[10] Konstitusi Apostolik Sanctissimus, 4 Juni 1622.
[11] Aleksander VII, Konstitusi Apostolik Sollicitudo Omnium Ecclesiarum, 8 Desember 1661.
[12] Sesi V, Kanon 6, Denzinger 792. Declarat tamen haec ipsa sancta Synodus, non esse suae intentionis, comprehendere in hoc decreto, ubi de peccato originali agitur, beatam et immaculatam Virginem Mariam Dei genitricem, sed observandas esse constitutiones felicis recordationis Sixti Papae IV, sub poenis in eis constitutionibus contentis, quas innovat.
[13] Kejadian 3:15.
[14] Quo circa sicut Christus Dei hominumque mediator, humana assumpta natura, delens quod adversus nos erat chirographum decreti, illud cruci triumphator affixit; sic Sanctissima Virgo, arctissimo et indissolubili vinculo cum eo conjuncta, una cum illo et per illum, sempiternas contra venenosum serpentem inimicitias exercens, ac de ipso plenissime triumphans, illius caput immaculato pede contrivit.
[15] Bandingkan Kejadian 6:9.
[16] Bandingkan Kejadian 28:12.
[17] Bandingkan Keluaran 3:2.
[18] Bandingkan Kidung Agung 4:4.
[19] Bandingkan Kidung Agung 4:12.
[20] Bandingkan Mazmur 87:1.
[21] Bandingkan Yesaya 6:1-4.
[22] Bandingkan Lukas 1:28.
[23] Ibid., 42.
[24] Bandingkan St. Agustinus: De Natura et Gratia, bab 35.
[25] Kejadian 3:15.
[26] Bandingkan Keluaran 31:2.
[27] Bandingkan ibid., no. 19ff.
[28] Bandingkan ibid., no. 27ff.
[29] Declaramus, pronuntiamus et definimus doctrinam quae tenet beatissimam Virginem Mariam in primo instanti suae conceptionis fuisse singulari Omnipotentis Dei gratia et privilegio, intuitu meritorum Christi Jesu Salvatoris humani generis, ab omni originalis culpae praeservatam immunem, esse a Deo revelatam, atque idcirco ab omnibus fidelibus firmiter constanterque credendam. Bandingkan Denzinger 1641.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...