^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Bidah-Bidah yang Luar Biasa dalam Buku Benediktus XVI dari Tahun 2011 Jesus of Nazareth – Holy Week [Yesus dari Nazaret – Pekan Suci]
BIDAH-BIDAH DALAM JESUS OF NAZARETH – HOLY WEEK
- BENEDIKTUS XVI MENGKRITIK INJIL MATIUS DAN MENOLAK KEAKURATAN HISTORISNYA
- BENEDIKTUS XVI SECARA TERANG-TERANGAN MENGAJARKAN PEMBENARAN HANYA KARENA IMAN
- BENEDIKTUS XVI MEMPROMOSIKAN BAHWA ORANG YAHUDI HENDAKNYA TIDAK DIKONVERSIKAN
- BENEDIKTUS XVI SECARA TERBUKA MENYANGKAL PERLUNYA KEPERCAYAAN AKAN INJIL UNTUK KESELAMATAN
- BENEDIKTUS XVI MEMBENARKAN HUKUMAN YANG DITIMPAKAN ATAS KRISTUS
- BENEDIKTUS XVI BERKATA ORANG YAHUDI TIDAK MEMBUNUH YESUS
- BENEDIKTUS XVI MEMPERTANYAKAN AUTENTISITAS KISAH PARA RASUL BAB 2
- BENEDIKTUS XVI MENYANGKAL AKHIR DARI INJIL MARKUS – IA BERKATA BAHWA BAGIAN ITU DITAMBAHKAN
- BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA ALKITAB BERKONTRADIKSI DIRI
- BENEDIKTUS XVI MEMPERTANYAKAN APABILA YESUS MENUBUATKAN KEHANCURAN BAIT YERUSALEM
- BENEDIKTUS XVI MENGAKUI BUKUNYA BERPRAANGGAPAN EKSEGESIS KRITIS-HISTORIS
- BENEDIKTUS XVI MENGHUJAT DENGAN MEMBANDINGKAN KESEMPURNAAN KRISTUS DAN PENGGENAPAN PENEBUSAN DALAM “DOA IMAM BESAR”-NYA (YOHANES 17) DENGAN CARA AGAMA YAHUDI MENEMUKAN DIRINYA SENDIRI KEMBALI SETELAH KEHANCURAN BAIT YERUSALEM
- BENEDIKTUS XVI SENANG KARENA PENDAMPING BUKUNYA DARI SUDUT PANDANG PROTESTAN DITULIS UNTUK MENCERMINKAN KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN PROTESTANTISME
- BENEDIKTUS XVI SECARA LICIK MENGAJARKAN BAHWA MANUSIA ADALAH ALLAH
- BENEDIKTUS XVI MENYETUJUI “BAGI SEMUA ORANG” DALAM KONSEKRASI
- BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA YESUS MENGAMBIL SEMUA DAGING
- BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA SEMUA ORANG MEMPUNYAI KEPUTRAAN ILAHI
- BENEDIKTUS XVI MEMPROMOSIKAN EVOLUSI DI SEPANJANG BUKUNYA
- KATA-KATA PENUTUP
BENEDIKTUS XVI MENGKRITIK INJIL MATIUS DAN MENOLAK KEAKURATAN HISTORISNYA
Ini kemungkinan merupakan salah satu bidah Benediktus XVI yang terburuk sampai saat ini. Bidah ini muncul dalam konteks upayanya yang berulang kali untuk melepaskan orang Yahudi dari segala macam kebersalahan dalam kematian Kristus.
Wah! Benediktus XVI sedang mengomentari perkataan Matius 27:25, “Dan seluruh rakyat itu menjawab: ‘Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami.’” Benediktus XVI tidak hanya mengkritik perkataan Injil Matius, dengan berkata bahwa Injil itu memiliki konsekuensi-konsekuensi yang “ditakdirkan”, namun ia juga secara blak-blakan menyangkal bahwa kisah Matius bersifat akurat secara historis. Ini pada dasarnya adalah penolakan terhadap ineransi Kitab Suci. Pernyataannya ini menyangkal wahyu ilahi dan iman Katolik. Sudah tiba saatnya bagi orang-orang untuk bangun dan memandang orang ini sebagaimana adanya dan seperti ajarannya. Ia menuturkan bidah yang masif ini, pada dasarnya karena ia ingin melepaskan orang Yahudi dari kesalahan mereka, seperti yang dibuat jelas dalam bukunya.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI SECARA TERANG-TERANGAN MENGAJARKAN PEMBENARAN HANYA KARENA IMAN
Para pembaca, ajarannya ini adalah Protestantisme. Benediktus XVI secara jelas menyatakan bahwa doktrin pembenaran yang diajarkan Paulus adalah doktrin “karena iman dan bukan perbuatan”! Supaya ajarannya ini dapat menjadi lebih jelas, mari kita memikirkannya seperti ini: Di kemudan waktu anda berdiskusi dengan orang Protestan tentang iman Katolik, dan orang itu (secara salah) membawa-bawa sebuah ayat dari Santo Paulus demi membuktikan pembenaran hanya karena iman tanpa melihat perbuatan, ingatlah bahwa Benediktus XVI setuju dengan orang Protestan.
Tidaklah mengejutkan bahwa Benediktus XVI terlibat erat dalam merumuskan dan menyetujui Deklarasi Gabungan dengan Lutheran tentang Doktrin Pembenaran. Dokumen itu juga mengajarkan pembenaran hanya karena iman.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MEMPROMOSIKAN BAHWA ORANG YAHUDI HENDAKNYA TIDAK DIKONVERSIKAN
Benediktus XVI mengutip Hildegard Brem dan setuju dengan ajarannya, yaitu Gereja seharusnya tidak mengonversikan orang-orang Yahudi. Benediktus XVI tidak menentang ajaran itu, namun mempromosikannya dan menyetujuinya. Ini adalah kemurtadan total habis-habisan. Pada halaman berikutnya, ia bahkan menjabarkan poin itu. Ia menyatakan bahwa orang Yahudi mempertahankan “misi” mereka.
Sementara itu, Israel mempertahankan misinya. Israel ada dalam tangan Allah, yang akan menyelamatkannya ‘secara keseluruhan’ pada waktunya, ketika bangsa-bangsa non-Yahudi telah mencapai jumlah yang penuh. Kenyataan bahwa durasi historis dari periode ini tak dapat dihitung sudah jelas adanya dan seharusnya tidak mengejutkan diri kita.”
Menurut Benediktus XVI, orang-orang Yahudi tidak perlu berkonversi karena mereka mempertahankan misi mereka sendiri dan ada “dalam tangan Allah”. Ini tentunya adalah penyangkalan terhadap Yesus Kristus, Injil, iman Katolik, dan banyak dogma. Itulah pula alasan kita melihat Benediktus XVI menyemangati Kepala Rabi Roma dalam “misi”-nya.
Kenyataan bahwa pria ini bisa meyakinkan orang lain bahwa dirinya adalah Paus dan kepala Gereja Kristen merupakan suatu penipuan besar-besaran. Pengutusan Agung yang dilakukan Yesus (Markus 16; Matius 28) menginstruksikan para Rasul supaya membawa Injil kepada setiap orang. Ada suatu dogma bahwa orang Yahudi (sama seperti orang Katolik lainnya) tidak dapat diselamatkan tanpa pembaptisan dan iman akan Kristus.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI SECARA TERBUKA MENYANGKAL PERLUNYA KEPERCAYAAN AKAN INJIL UNTUK KESELAMATAN
Benediktus XVI berkata bahwa urjensi penginjilan tidak bertumpu pada perlunya setiap manusia untuk percaya akan Injil untuk keselamatan. Sebaliknya, penginjilan itu penting supaya dunia dapat menggapai takdirnya. Bagi sang bidah, Benediktus XVI itu, individu-individu tidak perlu tahu dan percaya akan Injil demi keselamatan.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MEMBENARKAN HUKUMAN YANG DITIMPAKAN ATAS KRISTUS
Benediktus XVI jelas berupaya membebaskan dari kesalahan, orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian Yesus (yakni, Yahudi).
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI BERKATA ORANG YAHUDI TIDAK MEMBUNUH YESUS
Ini adalah suatu upaya yang terencana dari pihak Anti-Paus Benediktus XVI – pria yang mengenakan Bintang Yahudi pada mitranya – untuk menulis kembali Injil dan mencari alasan bagi orang Yahudi. Ajarannya yang tiada henti-hentinya mendukung orang Yahudi konsisten dengan orang yang memimpin Kontra Gereja Yahudi milik sang Antikristus. Namun wahyu ilahi berkata secara jelas bahwa orang Yahudilah yang bertanggung jawab atas kematian Kristus.
Benediktus XVI mengakui bahwa dalam Injil Markus, “kalangan penuduh”-nya diperluas. Meskipun demikian, ia (tentunya) tetap menemukan cara untuk tidak menyalahkan orang Yahudi.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MEMPERTANYAKAN AUTENTISITAS KISAH PARA RASUL BAB 2
Kisah Para Rasul bab 2 memuat khotbah Pentakosta St. Petrus, salah satu sambutan yang paling penting dalam sejarah Gereja. Benediktus XVI meragukan apabila sambutan ini pun dapat dianggap berasal dari Petrus. Ini adalah suatu bidah dan modernisme yang menjijikkan. Pada tanggal 1 Juli 1933, Komisi Kepausan bagi Kitab Suci menanggapi suatu pertanyaan terkait Kisah Para Rasul 22:24-33, yaitu ayat yang disebutkan oleh Benediktus XVI ini. Tanggapan itu menyatakan bahwa orang bahkan tidak diizinkan untuk menafsirkan perkataan Mazmur 15:10-11, yang dikutip oleh St. Petrus pada Kisah Para Rasul 2:27, sebagai merujuk kepada sesuatu yang lain daripada Kebangkitan Yesus Kristus (Denzinger 2272). Dalam kata lain, perkataan St. Petrus itu secara pasti mengacu kepada Kebangkitan Kristus. Orang hanya dapat membayangkan, akan seperti apa tanggapan Komisi itu seandainya seseorang mempertanyakan apabila sambutan itu diberikan oleh St. Petrus sama sekali.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENYANGKAL AKHIR DARI INJIL MARKUS – IA BERKATA BAHWA BAGIAN ITU DITAMBAHKAN
Menurut Benediktus XVI, segala hal yang ada sejak Markus 16:9 sampai Markus 16:20 bukanlah bagian dari Kitab Suci. Ia membuang bagian dari teks Alkitab yang cukup penting ini.
Menarik kalau kita mempertimbangkan bahwa Konsili Vatikan I secara dogmatis menyertakan bagian yang sama dari Injil Markus yang disangkal oleh Benediktus XVI itu ke dalam dekretnya yang infalibel.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA ALKITAB BERKONTRADIKSI DIRI
Di dalam buku ini, ia menyempatkan banyak waktu untuk mencermati apa yang ia anggap sebagai kontradiksi dalam kisah-kisah Alkitab.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MEMPERTANYAKAN APABILA YESUS MENUBUATKAN KEHANCURAN BAIT YERUSALEM
Sama sekali tidak ada pertanyaan apabila Yesus menubuatkan kehancuran Bait Yerusalem, kalau anda percaya perkataan Alkitab. Nubuat Yesus tercatat dalam Matius 24:1-2, dan nubuat itu sudah digenapi. Benediktus XVI berkata: “Seandainya pun Ia menubuatkan kehancurannya”, seolah-olah bukan suatu kepastian bahwa Yesus membuat nubuat ini. Perkataannya ini adalah bidah.
Beberapa orang akan menanggapi dengan berkata bahwa ujaran Benediktus XVI ini hanyalah suatu cara berbicara. Sebaliknya, bukunya penuh dengan diskusi-diskusi rinci yang mempertanyakan validitas serta keakuratan historis dari peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam Perjanjian Baru. Ia secara jelas menyatakan bahwa Injil saling menentang satu sama lain.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENGAKUI BUKUNYA BERPRAANGGAPAN EKSEGESIS KRITIS-HISTORIS
Ia juga mengakui bahwa bukunya mengikuti eksegesis kritis-historis, yang di zaman kita setara dengan dekonstruksi (dan bukan penerimaan) sejarah tercatat Alkitab.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENGHUJAT DENGAN MEMBANDINGKAN KESEMPURNAAN KRISTUS DAN PENGGENAPAN PENEBUSAN DALAM “DOA IMAM BESAR”-NYA (YOHANES 17) DENGAN CARA AGAMA YAHUDI MENEMUKAN DIRINYA SENDIRI KEMBALI SETELAH KEHANCURAN BAIT YERUSALEM
Di dalam buku ini, Benediktus XVI membuat beberapa poin yang baik tentang bagaimana doa Yesus kepada Bapa dalam Yohanes 17 – yang di zaman ini dikenal sebagai “Doa Imam Besar”-Nya – mengacu kepada doa imam besar pada Hari Pendamaian dalam Perjanjian Lama.
Benediktus XVI dalam beberapa halaman bukunya mengemukakan bahwa “Doa Imam Besar” Yesus merupakan penggenapan ritus dan tipe Perjanjian Baru. Imam besar sejati sudah tiba dalam Kristus. Namun Benediktus XVI lalu membandingkan penyempurnaan dan penggenapan Pendamaian Perjanjian Lama dalam diri Kristus dengan bagaimana agama Yahudi menemukan kembali dirinya sendiri setelah kehancuran Bait agama itu dan berakhirnya ibadatnya!
Ini adalah bidah, penghujatan dan kemurtadan. Kehancuran Bait Yahudi dan akhir dari ibadatnya menandakan bahwa agama Yahudi sudah mati. Sang Mesias sudah datang. Semua orang Yahudi sejati harus disaturagakan ke dalam perjanjian universal sang Juru Selamat. Agama Yahudi tidak punya masa depan dan tidak dapat menemukan dirinya sendiri Kembali, setelah kehancuran baitnya itu. Agama itu sudah selesai dan tuntas; dan telah beralih kepada Gereja.
Benediktus XVI tidak hanya mengindikasikan bahwa agama Yahudi punya masa depan, dan bahwa agama itu menemukan kembali suatu makna baru bagi ketentuan-ketentuannya, namun ia berargumen bahwa penemuan kembali agama Yahudi sebanding (dan dengan demikian sama validnya) dengan penyempurnaan serta penggenapan yang dilakukan Yesus terhadap Hari Pendamaian Perjanjian Lama. Dalam kata lain, bagi Benediktus XVI, agama Yahudi modern sebanding (dan karena itu sama validnya) dengan tindakan-tindakan, agama dan penggenapan ilahi sang Juru Selamat.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI SENANG KARENA PENDAMPING BUKUNYA DARI SUDUT PANDANG PROTESTAN DITULIS UNTUK MENCERMINKAN KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN PROTESTANTISME
Benediktus XVI senang karena seorang bidah sedang menerbitkan buku tentang Yesus. Ia berkata bahwa buku orang bidah itu mencerminkan praanggapan-praanggapan teologis dan latar belakang agama orang-orang Protestan (yakni, bidah). Maka dari itu, Benediktus XVI mendukung dan mempromosikan sebuah buku Protestan. Benediktus XVI juga berkata bahwa orang-orang Protestan memiliki iman yang sama akan Yesus. Ini adalah suatu bidah manifes.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI SECARA LICIK MENGAJARKAN BAHWA MANUSIA ADALAH ALLAH
Manusia tidak terwujud dalam diri Yesus, karena manusia bukanlah sang Allah-manusia. Meskipun kata-kata ini bukanlah teks yang paling penting atau bermasalah dari buku ini, kata-kata ini patut dicatat.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENYETUJUI “BAGI SEMUA ORANG” DALAM KONSEKRASI
Ini adalah bidah, dusta dan pembejatan yang tercela terhadap kata-kata Yesus.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA YESUS MENGAMBIL SEMUA DAGING
Benediktus XVI berkata bahwa turunnya Yesus ke dalam Neraka, dan kembalinya Dia dari situ, adalah perbuatan-Nya yang “memungut seluruh umat manusia sebagai anak dan mengambil mereka semua” dan “semua daging”. Ini adalah keselamatan universal. Perkataannya ini menyiratkan ajaran bidah Yohanes Paulus II bahwa Kristus menyatukan diri-Nya sendiri dengan setiap manusia dalam peristiwa Penjelmaan, dan mengambil semua “daging”. Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa sang Sabda, Putra Allah, tidak benar-benar menjadi manusia, namun menjadi semua manusia.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA SEMUA ORANG MEMPUNYAI KEPUTRAAN ILAHI
Hanya mereka yang disaturagakan ke dalam Kristuslah yang menerima keputraan Ilahi.
Kembali ke rangkuman
BENEDIKTUS XVI MEMPROMOSIKAN EVOLUSI DI SEPANJANG BUKUNYA
Benediktus XVI mempromosikan bidah-bidah tentang evolusi teologi dan evolusi fisik di sepanjang bukunya. Pada halaman 100, ia merujuk kepada “dunia manusia sebagaimana telah berevolusi dalam sejarah”. Pada hal. 139-140, ia berbicara tentang bagaimana liturgi harus “berevolusi”. Pada halaman 244, ia memberi tahu kita bahwa Kebangkitan Yesus tergolong “lompatan evolusioner”. Pada halaman 247, ia menulis tentang penciptaan yang menantikan “lompatan evolusioner” yang terakhir dan tertinggi. Pada halaman 274, ia kembali berbicara tentang Kebangkitan Kristus sebagai sebuah “lompatan evolusioner” yang radikal.
Kembali ke rangkuman
KATA-KATA PENUTUP
Ada sekitar 20-40 teks dalam bukunya yang bidah atau yang berbau bidah dan modernism, namun saya rasa bahwa yang terbaik adalah memusatkan perhatian kepada teks-teks yang saya sajikan di atas. Dari semua buku yang dikarang oleh Benediktus XVI, yang telah saya kaji (28), buku ini kemungkinan adalah yang paling bidah dan pastinya salah satu dari tiga bukunya yang terbidah.
Kembali ke rangkuman
SEORANG BIDAH TIDAK DAPAT MENJADI PAUS YANG VALID
Adalah suatu fakta yang telah terbukti bahwa Ratzinger (Benediktus XVI) adalah seorang bidah non-Katolik. Gereja Katolik mengajarkan bahwa seorang bidah tidak dapat terpilih secara valid menjadi paus, karena seorang bidah bukanlah anggota Gereja Katolik. Ratzinger atau Benediktus XVI adalah seorang anti-Paus non-Katolik yang pemilihannya sama sekali batal dan tidak valid.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...