Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
St. Alfonsus: “Daud menyebut kebahagiaan hidup ini sebagai mimpi ketika orang terbangun: ‘Bagaikan mimpi pada waktu terbangun’ (Mazmur lxxii. 20) … Barang-barang dunia ini tampak baik adanya, namun kenyataannya bukanlah apa-apa; bagaikan tidur, barang-barang itu hanya ada sebentar saja, dan lalu semuanya menghilang.” (Persiapan Kematian, Pertimbangan II, Poin III: Kematian Mengakhiri Segalanya)
Paus St. Leo IX: “Gereja yang kudus yang dibangun di atas sebuah batu karang, yaitu Kristus, dan di atas Petrus atau Kefas, putra Yohanes yang dahulunya disebut Simon, karena oleh pintu gerbang Neraka, yakni, oleh pertentangan-pertentangan para bidah yang menuntun orang yang angkuh kepada kehancuran, Gereja tidak akan pernah ditaklukkan.” (In terra pax hominibus, 2 Sep. 1053, Denz. 351)
St. Louis de Montfort: “Semua anak Allah sejati, kaum terpredestinasi, punya Allah sebagai Bapa mereka dan Maria sebagai Ibu mereka. Barang siapa tidak punya Maria sebagai Ibunya tidak punya Allah sebagai Bapanya. Maka dari itulah orang-orang terkutuk, seperti kaum bidah, skismatis, dan lain-lain, yang membenci Ratu kita yang terberkati itu atau memandang dirinya hina dan dengan ketidakacuhan, tidak punya Allah sebagai Bapa mereka, betapapun mereka membangga-banggakannya, hanya karena mereka tidak punya Maria sebagai Ibu mereka.” (Devosi Sejati kepada Maria #30)
Paus Pius IX: “Barang siapa berkata bahwa Allah yang satu dan sejati, Pencipta kita dan Tuhan kita, tidak dapat diketahui secara pasti oleh terang kodrati dari akal manusia melalui hal-hal yang telah diciptakan: terkutuklah dia.” (Konsili Vatikan I, Melawan Ateisme, Sesi 3, Tentang Wahyu, Kanon 1)
Paus St. Leo Agung: “Dan karena itulah jaminan yang diajukan sang Kebenaran itu tergenapi dengan sempurna, yang darinya kita belajar bahwa ‘sempit dan curamlah jalan yang menuntun kepada hidup’; dan luas jalan yang menuntun kepada maut dijejali banyak orang, sedangkan hanya ada sedikit jejak langkah dari mereka yang menapaki jalan keamanan. Dan mengapakah jalur kirinya lebih padat daripada jalur kanannya, kalau bukan karena khalayak rentan terhadap sukacita dan barang-barang duniawi? Dan meskipun yang diinginkannya itu bersifat fana dan tak pasti, namun demikian manusia dengan lebih rela menanggung kerja keras demi hasrat kenikmatan daripada cinta akan kebajikan. Karena itulah mereka yang mendambakan hal-hal kelihatan tak terhitung jumlahnya, sedangkan mereka yang lebih menyukai yang kekal daripada yang fana hampir-hampir tidak didapati.” (Khotbah 49, Abad ke-5)
Romo De Smet, 18 Desember 1839: “Saya telah sering mencatat bahwa banyak anak-anak kelihatannya menanti pembaptisan sebelum terbang ke Surga, karena mereka meninggal hampir seketika setelah menerima sakramen tersebut.” (18 Des. 1839 – Romo De Smet adalah Rasul Pegunungan Rocky, misionaris agung kepada Bangsa Indian Amerika)
Sirakh 5:8-9 - “Janganlah engkau menunda untuk bertobat kepada Tuhan, dan janganlah menundanya dari hari ke hari. Sebab murka-Nya akan datang seketika, dan pada waktu pembalasan dendam itu, Ia akan memusnahkanmu.”
Paus Paulus III: “Barang siapa berkata bahwa pembaptisan [Sakramen] adalah hal yang opsional, yaitu, tidak diperlukan untuk keselamatan (bdk. Yoh. 3:5): terkutuklah dia.” (Konsili Trente, Kanon 5 tentang Sakramen Pembaptisan)
St. Louis de Montfort: “Jika devosi kepada Santa Perawan Maria yang teramat suci diperlukan bagi semua orang semata-mata untuk mengerjakan keselamatan mereka, devosi itu bahkan lebih diperlukan bagi mereka yang terpanggil kepada kesempurnaan khusus macam apa pun ....” (Devosi Sejati kepada Maria #43)
Paus Leo XII: “Allah yang Mahabenar, yang bahwasanya adalah kebenaran yang terluhur sendiri, sang Penyelenggara yang Mahabaik dan Mahabijak, tidak mungkin menyetujui semua sekte yang mengajarkan doktrin-doktrin sesat yang saling bertentangan dan berkontradiksi, serta menganugerahkan imbalan-imbalan abadi kepada orang-orang yang mengakui doktrin-doktrin sesat tersebut … dengan Iman Ilahi Kami percaya akan satu Tuhan, satu Iman, satu Pembaptisan, dan bahwa tiada nama lain yang diberikan di bawah Surga kepada manusia selain nama Yesus Kristus dari Nazaret, yang di dalamnya kita harus diselamatkan, dan oleh karena itu Kami mengakui bahwa tidak terdapat keselamatan di luar Gereja.” (Ubi Primum, 5 Mei 1824)
“’Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Mengertikah kamu semuanya itu?’ Mereka menjawab: ‘Ya, kami mengerti’.” (Matius 13:49-51)
Paus St. Leo Agung: Khotbah 46: “ … ingatlah bahwa karya-karya kasih anda hanya akan berfaedah bagi anda, dan tarak anda yang ketat hanya akan berbuah, ketika pikiran-pikiran anda tidak ternodai kecemaran dari opini-opini yang salah. Buanglah argumen-argumen hikmat dunia ini, sebab Allah membencinya semua, dan tidak seorang pun dapat sampai pada pengetahuan akan kebenaran dengan argumen-argumen semacam itu ....”
St. Alfonsus: “Saudaraku, bayangkanlah diri anda dalam lukisan kematian ini, dan nasib anda suatu hari nanti: ‘Ingatlah, engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu.’ Renungkanlah bahwa dalam jangka waktu beberapa tahun saja, mungkin beberapa bulan atau beberapa hari, anda akan berubah menjadi kebusukan dan segerombolan belatung. Pikiran ini membuat Ayub menjadi orang kudus: ‘Aku telah berkata kepada kebusukan, engkau ayahku; kepada belatung, ibuku dan saudariku’ (Ayub xvii. 14).” (Persiapan Kematian, Poin I: Potret Manusia yang Baru Saja Beralih ke Dunia Lain.)
Konsili Konstantinopel II, Kanon 1, 553: “Barang siapa tidak mengakui kodrat atau hakikat yang tunggal milik Bapa dan Putra dan Roh Kudus, serta kekuatan dan kuasa yang tunggal, Tritunggal sehakikat yang harus disembah sebagai satu ilah dalam tiga hipostasis atau pribadi, terkutuklah orang semacam itu.”
“Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka … Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu? Firman-Nya: Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana. Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: Sekiranya empat puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu. Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana. Katanya: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu. Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu. Lalu pergilah TUHAN … Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu ....” (Kejadian, Bab 18, 19)
“Tentunya tidaklah sia-sia Gereja mempersembahkan Doa universal demi orang-orang Yahudi yang durhaka sejak terbitnya matahari sampai pada terbenamnya, agar Allah dan Tuhan mengangkat selubung hati mereka, dan agar mereka dapat direnggut dari kegelapan mereka sehingga sampai kepada terang kebenaran.” (A Quo Primum #4, 14 Juni 1751)
Paus St. Leo Agung, Khotbah 40: “Sebab saudara-saudara yang amat terkasih, tiada karya yang kuasa ... tanpa ... godaan-godaan, tiada ... pertarungan tanpa seorang musuh, tiada kemenangan tanpa konflik. Kehidupan kita ini dikelilingi oleh jerat-jerat, pertempuran-pertempuran; dan jika kita tidak ingin disesatkan, kita harus berjaga-jaga: jika kita ingin berjaya, kita harus bertarung.” (Abad ke-5)
“Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat [yang menjadi iblis] yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.” (Yudas, ayat 6-8)
St. Alfonsus: “Barang siapa masuk sekali ke dalam Neraka takkan pernah keluar dari sana untuk selama-lamanya. Pikiran ini membuat Daud gemetar dan berkata: “Jangan biarkan jurang itu menelanku, dan jangan biarkan lubangnya menutup mulutnya atas diriku” (Mazmur lxviii. 16).” (Persiapan Kematian, Pertimbangan XXVII)
St. Louis de Montfort: “Tidak pernah ada nama yang diberikan di bawah Surga, selain nama Yesus, yang olehnya kita dapat diselamatkan … Setiap umat beriman yang tidak Bersatu dengan Dia, ibarat cabang yang terhubung dengan sulur anggur, akan jatuh, akan layu dan hanya akan pantas dicampakkan ke dalam api. Di luar diri-Nya, tidak terdapat apa-apa selain kesesatan, kesalahan, dosa, kesia-siaan, kematian dan hukuman kekal.” (Devosi Sejati kepada Maria, #61)
^