^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sesi 6, Bab 4 dari Konsili Trente
Bagaimanapun, teks dari Konsili Trente ini tidak mengajarkan bahwa Justifikasi (Pembenaran) dapat berlangsung melalui pembaptisan air atau keinginan akan pembaptisan tersebut. Teks berkata bahwa pembenaran orang fasik TIDAK DAPAT BERLANGSUNG TANPA pembaptisan air atau keinginan untuk pembaptisan tersebut. Hal ini sama sekali berbeda dari gagasan bahwa pembenaran dapat berlangsung melalui air pembaptisan atau keinginan untuk pembaptisan tersebut.
Pertama-tama sang pembaca harus mencatat bahwa kutipan yang penting dari Konsili Trente ini telah disalahterjemahkan di dalam versi bahasa Inggris yang populer dari Denzinger, The Sources of Catholic Dogma [Sumber-Sumber Dogma Katolik], yang dikutip di atas.
Kata-kata yang penting ini, “transisi ini, sekalinya Injil telah dipermaklumkan, tidak dapat berlangsung tanpa permandian kelahiran kembali [regenerasi] atau suatu keinginan untuknya ….” telah disalahterjemahkan menjadi: “transisi ini, sekalinya Injil telah dipermaklumkan, tidak dapat berlangsung selain melalui permandian kelahiran kembali [regenerasi] atau keinginan untuknya ….” Kesalahan penerjemahan kata dalam bahasa Latin “sine” (tanpa) – yang ditemukan di dalam teks Latin orisinalnya[2] - menjadi “selain melalui” sepenuhnya mengubah arti dari teks ini sehingga mendukung kesalahan pembaptisan keinginan. Hal ini penting untuk diingat sebab kesalahan penerjemahan ini masih terus-menerus digunakan oleh para pendukung pembaptisan keinginan (sering kali secara sengaja), termasuk di dalam terbitan-terbitan yang baru-baru ini dari SSPX dan CMRI. Setelah menyebutkan hal ini, saya akan mendiskusikan apa yang sebenarnya dikatakan oleh konsili tersebut di sini.
Sewaktu sang pembaca melihat terjemahan yang benar, yang ditemukan di dalam banyak buku, sang pembaca juga harus memperhatikan bahwa, di dalam teks ini, Konsili Trente mengajarkan bahwa Yohanes 3:5 harus dipahami sebagaimana yang tertulis (Latin: sicut scriptum est), yang meniadakan segala kemungkinan adanya keselamatan tanpa kelahiran kembali dari air di dalam Sakramen Pembaptisan. Pembaptisan keinginan sama sekali tidak mungkin benar jika Yohanes 3:5 harus dipahami sebagaimana yang tertulis, sebab Yohanes 3:5 berkata bahwa setiap manusia harus dilahirkan kembali dari air dan Roh untuk memperoleh keselamatan, suatu hal yang disangkal oleh pembaptisan keinginan. Teori pembaptisan keinginan dan interpretasi dari Yohanes 3:5 sebagaimana yang tertulis merupakan kejadian saling lepas (kedua hal tersebut tidak mungkin benar pada waktu yang bersamaan) – dan setiap pendukung pembaptisan keinginan akan mengakui hal ini. Itulah mengapa mereka semua harus – dan memang – memilih interpretasi yang tidak harfiah dari Yohanes 3:5.
Romo Laisney, seorang pendukung pembaptisan keinginan yang ganas, sedang mengakui di sini bahwa Yohanes 3:5 tidak dapat dipahami sebagaimana yang tertulis jika pembaptisan keinginan itu benar. Maka, ia percaya bahwa pemahaman yang sejati dari Yohanes 3:5 adalah bahwa ayat tersebut tidak berlaku secara harfiah kepada semua umat manusia; yaitu bahwa Yohanes 3:5 tidak boleh dipahami sebagaimana yang tertulis. Tetapi, bagaimanakah Gereja Katolik memahami kata-kata ini? Apakah yang dikatakan oleh teks Konsili Trente yang baru saja kita diskusikan: Teks Konsili Trente tersebut berkata secara infalibel, “SEBAGAIMANA YANG TERTULIS: JIKA SESEORANG TIDAK DILAHIRKAN KEMBALI DARI AIR DAN ROH KUDUS, IA TIDAK DAPAT MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH.”
Tetapi bagaimana dengan klaim dari pendukung pembaptisan keinginan: bahwa penggunaan kata “atau” (Latin: aut) di dalam kutipan di atas berarti pembenaran dapat berlangsung melalui air pembaptisan atau keinginan untuk pembaptisan. Sewaktu seseorang mencermati terjemahan kutipan tersebut secara saksama, ia akan menemukan bahwa klaim ini salah. Andaikata saya berkata, “Seseorang tidak dapat mandi tanpa air atau keinginan untuknya.” Apakah pernyataan ini berarti bahwa mandi tersebut dapat berlangsung melalui keinginan untuk mandi? Tidak. Pernyataan itu berarti bahwa keduanya (air dan keinginan) diperlukan.
Atau andaikata saya berkata, “Tidak mungkin ada pernikahan tanpa seorang mempelai perempuan atau seorang mempelai laki-laki.” Apakah pernyataan ini berarti bahwa pernikahan dapat berlangsung dengan seorang mempelai laki-laki tanpa seorang mempelai perempuan? Tentunya tidak. Pernyataan itu berarti bahwa keduanya diperlukan untuk pernikahan tersebut. Seseorang dapat memberikan ratusan contoh yang lain. Demikian pula, teks dari Konsili Trente di atas berkata bahwa Justifikasi TIDAK DAPAT BERLANGSUNG TANPA air atau keinginan; dalam kata lain, keduanya diperlukan. Teks itu tidak berkata bahwa Justifikasi memang berlangsung melalui salah satu dari air atau keinginan!
AUT (ATAU) YANG DIPAHAMI SEBAGAI “DAN” DI DALAM KONTEKS KONSILI-KONSILI
Kenyataannya, kata Latin aut ("atau") digunakan dengan suatu cara yang serupa di dalam berbagai kutipan Konsili Trente yang lain dan di dalam konsili-konsili lainnya. Di dalam bulla yang terkenal Cantate Domino dari Konsili Florence, kita menemukan bahwa kata Latin aut ("atau") digunakan di dalam suatu konteks yang secara pasti menyadur maknanya sebagai "dan".
Di sini kita melihat Konsili Florence menggunakan kata "atau" (aut) untuk memiliki makna yang setara dengan "dan”. Konsili tersebut menyatakan bahwa bukan hanya orang pagan, tetapi juga Yahudi atau (aut) bidah dan skismatis tidak dapat diselamatkan. Apakah hal ini berarti bahwa salah satu dari orang Yahudi atau bidah akan diselamatkan? Tentunya tidak. Hal ini secara jelas berarti tidak satu pun dari orang-orang Yahudi dan tidak satu pun dari orang-orang bidah dapat diselamatkan. Maka, ini adalah satu contoh dari suatu konteks di mana kata bahasa Latin aut (atau) memang memiliki arti yang jelas "dan". Contoh ini secara mutlak membuktikan bahwa kata bahasa Latin atau dapat, dan telah, digunakan di dalam pernyataan-pernyataan yang khidmat dari magisterium dengan cara yang sedang kami katakan telah digunakan di dalam Sesi 6, Bab 4 dari Trente.
Di dalam pembukaan dekret Justifikasi, Konsili Trente secara ketat melarang seorang pun untuk "percaya, mengkhotbahkan atau mengajarkan" (credere, praedicare aut docere) hal yang bertentangan dengan apa yang didefinisikan dan dideklarasikan di dalam dekret Justifikasi tersebut.
Apakah "atau" (aut) di dalam teks ini berarti bahwa seseorang hanya dilarang untuk mengkhotbahkan apa yang berlawanan dengan dekret konsili tersebut tentang Justifikasi, tetapi seseorang diperbolehkan untuk mengajarkan hal yang berlawanan dengannya? Tidak, tentunya "atau" (aut) berarti bahwa keduanya, yakni, pengkhotbahan dan pengajaran dilarang, sama seperti bagaimana di dalam bab 4 di atas, “atau” berarti bahwa justifikasi tidak dapat berlangsung tanpa air dan keinginan. Suatu contoh lain tentang penggunaan aut dengan makna "dan" (atau "keduanya") di dalam Trente ditemukan di dalam Sesi 21, Bab 2, dekret tentang Komuni di dalam kedua spesies (Denzinger 931).
Apakah aut di dalam deklarasi ini berarti bahwa dekret konsili tersebut tidak boleh disangkal, tetapi boleh diubah? Tidak, tentunya pernyataan tersebut berarti bahwa keduanya, yaitu penyangkalan dan perubahan itu dilarang. Hal ini adalah suatu contoh lain bagaimana kata Latin aut dapat digunakan di dalam konteks yang membuat maknanya menjadi "dan" atau "keduanya". Dan contoh-contoh ini, sewaktu kita mempertimbangkan rumusan dari teks tersebut, membantah klaim para pendukung pembaptisan keinginan: bahwa arti dari aut di dalam Bab 4, Sesi 6 adalah arti yang mendukung pembaptisan keinginan.
Tetapi mengapa Trente mendefinisikan bahwa keinginan untuk Pembaptisan, bersama dengan Pembaptisan, diperlukan unuk Justifikasi? Di masa lalu, kami tidak menjawab pertanyaan ini sebaik yang kami mungkin dapat, sebab dahulu kami berpikir bahwa Sesi 6, Bab 4 membedakan antara orang dewasa dan anak-anak. Tetapi, kutipan tersebut, sewaktu dikaji lebih lanjut, menunjukkan bahwa di dalam bab ini, Trente mendefinisikan apa yang diperlukan untuk iustificationis impii[6] - pembenaran orang-orang fasik (lihat kutipan di atas). Kata impii (“orang-orang fasik”) tidak merujuk kepada bayi-bayi – yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan dosa-dosa nyata (Trente, Sesi V, Denzinger 791). Kata “impii” di dalam bahasa Latin sebenarnya adalah suatu kata yang sangat keras, menurut seorang pelajar bahasa Latin yang saya hubungi, dan ia setuju bahwa kata tersebut terlalu keras untuk mendeskripsikan seorang bayi yang hanya memiliki dosa asal. Kata tersebut terkadang diterjemahkan sebagai “jahat” atau “pendosa”. Maka, di dalam bab ini, Trente membahas orang-orang yang berada di atas usia akal yang telah melakukan dosa-dosa sejati, dan untuk orang-orang semacam itu keinginan akan pembaptisan diperlukan untuk Justifikasi. Faktanya, beberapa bab yang berikutnya di dalam Konsili Trente yang membahas Justifikasi (Bab 5-7) sepenuhnya membahas Justifikasi orang dewasa, yang membuktikan lebih lanjut bahwa Justifikasi para pendosa dewasa adalah konteksnya, terutama sewaktu kata impii dipertimbangkan. Itulah mengapa bab tersebut menyatakan bahwa Justifikasi tidak dapat berlangsung tanpa air pembaptisan atau keinginan untuk pembaptisan (keduanya diperlukan).
EMAIL YANG MENARIK TENTANG KUTIPAN TRENTE INI
Hal yang menarik, saya kebetulan mengirimkan pertanyaan lewat email tentang teks Konsili Trente ini dan penggunaan kata "atau" (aut) di dalamnya kepada seorang sarjana sastra Latin dari Inggris, hanya untuk mengetahui pendapat orang tersebut. Saya bahkan tidak mengenal orang yang saya kirimkan email ini, dan saya tidak berpikir bahwa ia bahkan seorang Katolik. Ia adalah seorang sarjana sastra Latin dari Oxford Latin dan saya percaya bahwa ia menjawab dengan jujur dan berimbang. Jawabannya sangat menarik dan penting, terutama untuk orang-orang yang yakin bahwa Konsili Trente mengajarkan "pembaptisan keinginan". Saya menulis kepadanya sebagai berikut:
Dan ia menjawab pada tanggal 1 Desember 2003, sebagai berikut:
Pernyataan Nona White sangat penting dan sangat menarik sebab pernyataannya menunjukkan bahwa di dalam pendapat profesionalnya sebagai seorang sarjana sastra Latin, teks yang menggunakan “atau” (aut) tentunya dapat diartikan sebagai “dan”, suatu hal yang ditolak secara mutlak oleh banyak pendukung pembaptisan keinginan sebagai kemustahilan! Ia lalu mengakui bahwa interpretasinya tergantung bilamana seseorang percaya bahwa keinginan untuk pembaptisan itu cukup – saya percaya bahwa hal ini adalah pernyataan yang sangat jujur dari pihak Nona White! Dan saya mendapatkan pernyataan ini darinya tanpa memberikan konteks yang selanjutnya; yaitu, di mana Konsili Trente menyatakan, segera setelah menggunakan kata-kata “atau keinginan untuknya”, bahwa Yohanes 3:5 harus dimengerti sebagaimana yang tertulis.
Intinya, oleh karena itu, adalah bahwa, setidak-tidaknya, semua pendukung pembaptisan keinginan harus mengakui bahwa kutipan ini dapat dibaca dengan kedua cara, dan oleh karena itu pemahamannya tergantung bilamana seseorang percaya bahwa keinginan akan pembaptisan cukup atau tidak. Tetapi jika seorang pendukung pembaptisan keinginan mengakui (seperti yang harus dilakukannya dalam kejujuran) bahwa kutipan ini mungkin tidak mengajarkan pembaptisan keinginan, maka ia mengakui bahwa pemahamannya harus diperoleh bukan hanya dari konteks langsungnya (yang menegaskan Yohanes 3:5 sebagaimana yang tertulis dan oleh karena itu meniadakan pembaptisan keinginan), tetapi juga dari segala pernyataan tentang Pembaptisan dan Justifikasi di dalam Konsili Trente. Dan apakah yang dikatakan oleh segala teks lainnya dari Trente tentang diperlukannya Pembaptisan? Apakah kutipan-kutipan yang lain itu mengajarkan suatu pemahaman yang terbuka terhadap pembaptisan keinginan atau apakah kutipan-kutipan tersebut meniadakan segala keselamatan tanpa pembaptisan air? Jawabannya tidak terpungkiri.
Interpretasi dari kata “atau” di dalam Sesi 6, Bab 4 sebagai “dan” bukan hanya mungkin (sebagaimana yang diakui oleh Nona White), tetapi interpretasi tersebut secara sempurna selaras dengan semua definisi yang infalibel ini, sedangkan interpretasi “atau” yang diartikan menjadi pembaptsan keinginan tidak selaras dengan segala definisi ini, apalagi (yang terpenting) kata-kata “sebagaimana yang tertulis, jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah,” yang langsung mengikuti kata-kata “atau keinginan untuknya” dan berada di dalam kalimat yang sama.
Interpretasi “atau” untuk berarti pembaptisan keinginan juga tidak selaras dengan ajaran Konsili Florence tentang Yohanes 3:5, dan tidak mungkin ada ketidakselarasan antara konsili-konsili dogmatis.
Interpretasi "atau" untuk berarti pembaptisan keinginan juga tidak selaras dengan definisi Konsili Trente yang panjang yang terdapat hanya di dalam tiga bab setelahnya tentang sebab-sebab Pembenaran. Hanya tiga bab setelahnya, konsili tersebut menyebutkan empat sebab Pembenaran dalam diri orang fasik.
Mengapa Konsili Trente tidak menyebutkan kemungkinan adanya “pembaptisan keinginan” sewaktu konsili itu sedang menyebutkan semua sebab justifikasi? Konsili Trente memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menyebutkannya, sama layaknya dengan bagaimana Konsili Trente mengajarkan dengan jelas tidak kurang dari tiga kali bahwa rahmat-rahmat Sakramen Tobat dapat diperoleh melalui keinginan akan sakramen tersebut (Sesi 14, Bab 4; dan dua kali di dalam Sesi 6, Bab 14). Tetapi “pembaptisan keinginan” sama sekali tidak disebutkan di mana pun, sederhananya karena pembaptisan keinginan tidaklah benar. Dan selebihnya, adalah suatu hal yang menarik untuk mempertimbangkan bahwa kata “keinginan” tidak terdapat di dalam Bab 7 tentang Sebab-Sebab Justifikasi, melainkan di dalam Bab 4 di mana Konsili Trente berbicara tentang apa yang tidak boleh tidak hadir di dalam Justifikasi orang fasik (yaitu, baik air maupun keinginan tidak boleh tidak hadir di dalam pembenaran orang fasik).
Tetapi beberapa orang akan berkata: “Saya mengerti poin anda dan saya tidak dapat membantahnya, tetapi mengapa teks itu tidak menggunakan kata “dan” dan bukan “atau”; bukankah hal ini akan membuatnya lebih jelas?” Jawaban yang terbaik untuk pertanyaan ini didapatkan dengan mempertimbangkan beberapa hal:
Pertama, harus diingat bahwa teks itu menjelaskan hal apa YANG TANPANYA JUSTIFIKASI TIDAK DAPAT BERLANGSUNG (yaitu, apa yang tidak boleh tidak ada di dalam Justifikasi); teks itu tidak mengatakan bahwa Justifikasi memang berlangsung melalui salah satu dari air atau keinginan.
Kedua, konsili itu tidak harus menggunakan “dan” karena “atau” dapat berarti “dan” di dalam konteks kata-kata yang diberikan di dalam teks tersebut, seperti yang telah ditunjukkan.
Ketiga, orang-orang yang mengajukan pertanyaan ini harus mempertimbangkan suatu hal yang lain, yaitu: mengapakah, jika pembaptisan keinginan itu benar dan merupakan ajaran Trente, Konsili tersebut tidak berkata di mana pun (sewaktu Konsili Trente memiliki begitu banyak kesempatan untuk melakukan hal tersebut) bahwa seseorang dapat dibenarkan tanpa sakramen itu atau sebelum sakramen itu diterima sebagaimana Konsili Trente yang sama dengan jelas dan berulang kali berkata tentang Sakramen Tobat? Tiadanya pernyataan semacam itu, suatu hal yang luar biasa ini (jelas, karena Roh Kudus tidak mengizinkan Konsili tersebut untuk mengajarkan pembaptisan keinginan di dalam banyak dari pernyataan-pernyataannya tentang keperluan yang mutlak untuk pembaptisan) secara sederhana menegaskan poin-poin yang telah saya buat di atas, sebab seandainya pembaptisan keinginan adalah maksud dari teks itu, lantas teks itu tersebut akan telah menyatakannya.
Keempat, jawaban yang terbaik untuk pertanyaan di atas terlihat melalui suatu contoh paralel. Pada tahun 381, Konsili Konstantinopel mendefinisikan bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa. Konsili tersebut tidak mengatakan bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra. Tiadanya kata-kata “dan Putra” (filioque dalam bahasa Latin) menyebabkan jutaan orang untuk menyimpulkan secara salah bahwa Roh Kudus tidak berasal dari Putra, suatu bidah yang dikutuk oleh Gereja di kemudian hari. Seandainya saja Konsili Konstantinopel telah mengikutsertakan pernyataan singkat itu, bahwa Roh Kudus juga berasal dari Putra, Konsili Konstantinopel akan telah meniadakan kontroversi yang berlangsung selama ribuan tahun dengan para Skismatis Timur – suatu kontroversi yang masih terus berlangsung sampai hari ini. Seandainya pernyataan singkat tersebut (“dan Putra”) telah diikutsertakan di dalam Konstantinopel, pernyataan itu mungkin akan telah menghentikan jutaan orang untuk meninggalkan Gereja Katolik dan memeluk agama Ortodoks Timur, sebab para Ortodoks Timur telah berpikir dan masih terus berpikir bahwa ajaran Gereja Katolik bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra bertentangan dengan Konsili Konstantinopel yang hanya menyatakan bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa.
Maka, apakah Konsili Konstantinopel bersalah? Tentunya tidak. Tetapi apakah Konstantinopel mungkin dapat membuat pernyataannya lebih jelas dengan menambahkan kata-kata singkat tersebut yang akan meniadakan suatu kontroversi? Tentu saja. Lalu, mengapa Allah membiarkan kontroversi tersebut terjadi, sewaktu Ia dapat mencegahnya hanya dengan mengilhami para bapa konsili di Konstantinopel pada tahun 381 untuk mengikutsertakan kata-kata singkat tersebut? Jawabannya adalah bahwa harus ada bidah-bidah.
Allah membiarkan munculnya bidah-bidah untuk melihat siapa yang akan memercayai kebenaran dan siapa yang tidak, untuk melihat siapa yang akan melihat kebenaran secara tulus dan siapa yang akan menyesatkan hal-hal untuk mengikuti keinginan-keinginan sesatnya sendiri. Allah tidak pernah membiarkan konsili-konsili-Nya, seperti Konstantinopel dan Trente, untuk mengajarkan kesalahan apa pun, tetapi Ia dapat mengizinkan kebenaran untuk dinyatakan di dalam cara-cara yang memberikan orang-orang kesempatan untuk memutarbalikkan dan menyesatkan makna dari kata-kata yang digunakan jika demikianlah keinginan mereka (permainan kata yang tidak disengaja), sebagaimana yang dilakukan oleh para Skismatis Timur sehubungan dengan tiadanya kata-kata dan Putra dari Konsili Konstantinopel.
Kenyataannya, sama sekali tidak berarti apa-apa jika beberapa bapa konsili di Konstantinopel percaya bahwa Roh Kudus tidak berasal dari Putra; dan kemungkinan ada beberapa bapa yang tidak percaya bahwa Roh Kudus berasal dari Putra. Yang penting adalah apa yang sesungguhnya dinyatakan oleh Konsili Konstantinopel, suatu deklarasi yang sama sekali tidak menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta bahwa Roh Kudus memang berasal dari Putra. Intensi-intensi dari para Bapa Konsili di Konstantinopel atau Konsili lainnya sama sekali tidak berhubungan dengan Infalibilitas Kepausan. Yang penting adalah apa yang dinyatakan atau difinalisasikan oleh dogma yang disetujui oleh Sri Paus di dalam Pengakuan Iman.
Yang menarik mengenai hal ini adalah fakta bahwa banyak Paus menunjukkan bahwa di dalam kanon ke-28 dari Konsili Kalsedon, para bapa di Kalsedon telah menyusun suatu kanon yang mengangkat kedudukan dari Uskup Konstantinopel. Para bapa dari Konsili Kalsedon, oleh karena itu, berintensi untuk mengangkat kedudukan Takhta Konstantinopel pada saat mereka menjelaskan Kanon 28. Tetapi kanon tersebut ditolak oleh Paus Leo Agung di dalam penegasannya terhadap akta-akta Kalsedon, dan oleh karena itu dianggap tidak bernilai.
Hal ini menunjukkan bahwa intensi atau benak dari para bapa di suatu konsili umum sama sekali tidak berarti apa-apa. Yang penting adalah apa yang sesungguhnya dinyatakan oleh Gereja. Oleh karena itu, fakta bahwa beberapa dari bapa konsili di Trente – dan bahkan para teolog yang terkemuka dan yang dijadikan orang kudus setelah Trente – berpikir bahwa kutipan Trente tersebut mengajarkan pembaptisan keinginan sama sekali tidak berarti apa-apa; karena para bapa di Kalsedon juga berpikir bahwa konsili tersebut mengangkat status Konstantinopel, walaupun kenyataannya tidak; dan beberapa dari para bapa di Konstantinopel kemungkinan berpikir bahwa konsili tersebut menyangkal bahwa Roh Kudus berasal dari Putra, sewaktu kenyataannya tidak. Pada dasarnya, hanya hal-hal yang sesungguhnya dinyatakan oleh konsili-konsili dan yang pada akhirnya disetujuilah yang berarti – dan bukan hal-hal yang lain. Dan teks Konsilis Trente itu tidak mengajarkan pembaptisan keinginan; teks itu tidak mengajarkan bahwa keinginan membenarkan seseorang tanpa pembaptisan; dan teks itu tidak memuat kesalahan.
Faktanya adalah bahwa Allah memastikan agar kata-kata “sebagaimana yang tertulis” diikutsertakan di dalam kalimat yang sama itu untuk memastikan agar konsili itu tidak mengajarkan pembaptisan keinginan lewat kata-katanya di dalam kutipan tersebut. Oleh karena itu, teks itu mengajarkan – sebagaimana yang tertulis – jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dan seandainya apa yang dikatakan oleh para pendukung pembaptisan keinginan itu benar, kita sesungguhnya akan telah melihat konsili itu mengajarkan kita di dalam bagian pertama dari kalimatnya bahwa Yohanes 3:5 tidak boleh dimengerti sebagaimana yang tertulis (kadang kala keinginan cukup), dan pada waktu yang sama menentang dirinya sendiri di dalam bagian kedua dari kalimat tersebut dengan mengatakan kepada kita untuk memahami Yohanes 3:5 sebagaimana yang tertulis (sicut scriptum est)! Tetapi tentunya hal ini absurd. Orang-orang yang bersikeras berkata bahwa kutipan ini mengajarkan pembaptisan keinginan sederhananya salah dan menentang kata-kata yang sama yang diberikan di dalam kutipan ini tentang Yohanes 3:5. Pengikutsertaan "SEBAGAIMANA YANG TERTULIS, jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yohanes 3:5)" menunjukkan keselarasan yang sempurna dari teks Konsili Trente tersebut dengan segala teks yang lain di dalam Konsili Trente dan konsili-konsili lain yang menegaskan keperluan mutlak pembaptisan air tanpa pengecualian.
Catatan kaki:
[1] Denzinger 796; Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 2, hal.672.
[2] Kutipan Latin ditemukan di dalam Enchiridion Symbolorum disunting oleh Denzinger, Edisi Latin, 1937, no. 796.
[3] Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 1, hal.578; Denzinger 714.
[4] Denzinger 792a
[5] Denzinger 931.
[6] Kutipan Latin ditemukan di dalam Enchiridion Symbolorum disunting oleh Denzinger, Edisi Latin, 1937, no. 796.
[7] Katekismus Konsili Trente, hal. 180.
[8] Denzinger 796; Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 2, hal.672.
[9] Denzinger 861; Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 2, hal.685.
[10] Denzinger 791; Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 2, hal. 666-667.
[11] Denzinger 858.
[12] Denzinger 696; Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 1, hal. 542.
[13] Denzinger 799-800.
[14] Denzinger 1800.
[15] The Papal Encyclicals [Ensiklik-Ensiklik Paus], Vol. 2 (1878-1903), hal. 402.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...