^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Bidah-Bidah dari Paulus VI (1963-1978), Pria yang Memberikan kepada Dunia Misa Baru dan Ajaran-Ajaran Vatikan II
Paulus VI adalah pria yang mengaku kepala Gereja Katolik dari tanggal 21 Juni 1963 sampai 6 Agustus 1978. Ia adalah pria yang mempermaklumkan Konsili Vatikan Kedua dan Misa Baru. Kita telah melihat bukti yang menunjukkan bahwa pria yang mendahului dan mengangkat Paulus VI, Yohanes XXIII adalah seorang Freemason dan seorang bidah terang-terangan. Kita juga telah melihat bahwa dokumen-dokumen Vatikan II mengandung banyak bidah, dan bahwa Misa Baru, yang pada akhirnya dipermaklumkan Paulus VI, melambangkan sebuah revolusi liturgi.
Paulus VI secara khidmat meratifikasi keenam belas dokumen Vatikan II. Adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk seorang Paus sejati dari Gereja Katolik untuk meratifikasi ajaran-ajaran yang sesat. Seperti yang kita akan tunjukkan dengan lebih rinci di bagian selanjutnya di dalam buku ini, fakta bahwa Paulus VI secara khidmat meratifikasi ajaran-ajaran sesat Vatikan II membuktikan bahwa Paulus VI bukanlah seorang Paus sejati, melainkan seorang Anti-Paus.
Penting untuk diingat bahwa Paulus VI adalah seseorang yang memberikan Misa Baru kepada dunia, ‘sakramen-sakramen’ baru yang lain, dan ajaran-ajaran Vatikan II yang sesat. Jika anda pergi ke Misa Baru atau menganut ajaran-ajaran Vatikan II, kepercayaan anda bahwa hal-hal tersebut adalah benar secara langsung berhubungan dengan kepercayaan bahwa anda berpikir bahwa Paulus VI adalah Paus Katolik sejati.
Sekarang kami akan menunjukkan bidah-bidah Paulus VI yang mencengangkan. Kami akan menunjukkan, dari pidato-pidatonya sampai tulisan-tulisannya yang resmi dicatat di dalam surat kabar mingguan Vatikan L’Osservatore Romano. Vatikan telah mencetak ulang edaran-edaran surat kabarnya dari 4 April 1968 sampai masa kini. Dari pidato-pidato tersebut, kami sekarang akan membuktikan bahwa Paulus VI bukanlah seorang Paus sejati karena terdapat bukti yang tidak terbantahkan dan tidak terpungkiri bahwa ia adalah seorang bidah dan orang yang murtad.
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak menuntun kita kepada diskusi yang tidak ada habisnya dan rumit. Apakah Allah itu ada? Ya. Siapakah Allah itu? Allah Tritunggal Mahakudus. Pengetahuan apa yang bisa manusia dapatkan tentang-Nya? Iman Katolik. Hubungan apa yang masing-masing dari kita harus punyai dengan-Nya? Agar kita menjadi anggota dari Gereja yang Ia telah dirikan. Paulus VI menyatakan bahwa hal-hal ini adalah pertanyaan yang tidak ada habisnya dan rumit. Tidak seorang Katolik pun akan mengatakan omong kosong macam itu, yang mengejek dan membuat tidak bermakna Iman Katolik dan Allah yang sejati.
Di sini Paulus VI terang-terangan menyatakan dan menyetujui penistaan Modernis bahwa segala hal ada di dalam keadaan evolusi. Bidahnya ini dikecam terang-terangan oleh Paus Pius X.
PAULUS VI TENTANG AGAMA-AGAMA NON-KRISTIANI
Gereja Katolik mengajarkan bahwa semua agama-agama non-Katolik adalah sesat. Hanya terdapat satu Gereja, di luar mana tidak seorang pun dapat diselamatkan. Ini adalah dogma Katolik.
Semua agama-agama lain adalah milik Iblis. Ini adalah ajaran Yesus Kristus, Gereja Katolik dan Kitab Suci. Lihat 1 Korintus 10:20 dan Mazmur 96:5. Siapa pun yang menunjukkan rasa hormat kepada agama-agama non-Kristiani, ataupun memandang mereka sebagai baik atau berhak mendapatkan rasa hormat, menolak Yesus Kristus dan murtad.
Berikut adalah pendapat Paulus VI akan agama-agama non-Kristiani sang Iblis:
Ini adalah sebuah kemurtadan – penolakan total Yesus Kristus.
Di sini Paulus VI berkata bahwa agama-agama yang diciptakan manusia kadangkala sangatlah mulia! Ini adalah sebuah kemurtadan – penolakan akan Yesus Kristus dan Iman Katolik.
Ia berkata bahwa ia menghormati agama-agama sesat.
Di dalam Sambutan-nya, 22 Agustus 1969, Paulus VI memuji Gandhi, seorang Hindu, dan berkata bahwa ia ‘selalu sadar akan kehadiran Allah...’[14]
Orang-orang Hindu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala yang menyembah banyak dewa-dewi sesat. Fakta bahwa Paulus VI memuji Gandhi yang Hindu karena ia ‘selalu sadar akan kehadiran Allah’ menunjukkan lagi bahwa Paulus VI benar-benar adalah seorang indiferentis agama. Paulus VI juga memuji secara resmi agama sesat Hinduisme di dalam dokumen resmi Vatikan II Nostra Aetate #2 (tentang agama-agama non-Kristiani), seperti yang kita kutip di dalam bagian tentang Vatikan II.
Perhatikan lagi bahwa Paulus VI menghargai agama-agama sesat; ini sangatlah satanik.
Paulus VI berkata bahwa perbedaan-perbedaan keagamaan dihormati di India dan bahwa ia senang melihat hal ini. Hal ini berarti bahwa ia menghormati pemujaan dewa-dewi sesat.
Di sini Paulus VI dengan lancang menunjukkan bahwa ia mewartakan sebuah Injil baru. Agama-agama non-Kristiani, katanya kepada kita, bukan lagi adalah halangan untuk evangelisasi. Ini adalah agama murtad seorang antikristus.
Paulus VI mengatakan kepada kita bahwa adalah suatu hal yang baik untuk memberikan kepada ibadat akan dewa-dewi sesat “penghormatan yang dalam”! Ini mungkin merupakan bidah terburuk yang pernah dikatakan Paulus VI!
Apakah agama yang sejati menghormati agama lain? Tidak. Ini jelas-jelas adalah sebuah bidah.
Ini adalah salah satu pernyataan yang paling jahat, jelas, dan sesat yang pernah diucapkan Paulus VI. Ia memuji kebijaksanaan yang dikandung di dalam gambar-gambar Kuil Shinto yang kafir; dalam kata lain, ia memuji para berhala orang-orang Shinto!
PAULUS VI TENTANG BUDDHISME
Buddhisme adalah sebuah agama sesat dan pagan dari Timur yang mengajarkan kepercayaan akan reinkarnasi dan karma. Para Buddhis percaya bahwa hidup tidak ada artinya, dan setiap bentuk keberadaan yang memiliki kesadaran adalah sebuah kejahatan. Orang-orang Buddhis menyembah berbagai dewa-dewi sesat. Buddhisme adalah sebuah penyembahan berhala dan agama sesat dari sang Iblis. Inilah yang Paulus VI katakan tentang Buddhisme:
Menurut Paulus VI, Buddhisme, agama yang sesat, kafir, dan yang menyembah berhala, adalah salah satu ‘kekayaan’ Asia!
Perhatikan kemusyrikannya dan kemurtadannya di dalam mengagumi, bukan hanya para orang Buddhis tetapi juga agama Buddhisme yang sesat.
Ia pertama berkata bahwa Gereja Katolik memandang dengan rasa hormat yang tulus cara hidup orang-orang Buddhis. Hal ini adalah bidah. Ia lalu berkata bahwa dalam waktu ini, ia harus mengingat kata-kata St. Yohanes: siapa pun yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. Hal ini jelas berarti bahwa para Buddhis akan hidup selamanya; yaitu, bahwa mereka akan diselamatkan. Ini sangatlah sesat.
Paulus VI berkata bahwa Gereja Katolik mempertimbangkan kekayaan rohani agama sesat Buddhisme dengan rasa hormat. Lalu ia berkata bahwa ia ingin bekerjasama dengan Patriark Buddhis untuk membawa keselamatan umat manusia. Ini adalah bidah dan kemurtadan.
PAULUS VI TENTANG ISLAM
Islam adalah sebuah agama sesat yang menolak Keilahian Kristus dan menolak Allah Tritunggal Mahakudus. Selain menolak Allah yang sejati, Islam juga mengizinkan poligami sampai empat istri, dan para penganutnya (Muslim) menyebarkan agama sesat ini dengan semangat yang tidak tertandingi. Islam adalah agama sesat besar yang paling anti-Kristiani di dunia. Sesorang yang berkonversi ke dalam Agama Kristiani di dalam negara-negara Islam dapat dihukum mati. Penyebaran Iman sejati secara ketat dilarang oleh para Muslim. Masyarakat Islam adalah salah satu hal yang terjahat di dalam sejarah manusia. Berikut adalah pandangan Paulus VI akan agama sesat ini yang menolak Kristus dan Allah Tritunggal Mahakudus:
Paulus VI berbicara tentang ‘kekayaan’ Iman Islam, sebuah ‘Iman’ yang menolak Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Mahakudus. Ia berkata bahwa ‘Iman’ ini mengikat kita kepada Satu Allah. Ini adalah kemurtadan.
Para Muslim tidak menyembah satu Allah yang sejati, Allah Tritunggal Mahakudus, bersama Katolik seperti yang kami bahas di dalam bagian tentang bidah-bidah Vatikan II. Untuk mengatakan bahwa para Muslim menyembah Allah yang sama dengan Katolik adalah sebuah bidah. Dan para Muslim tentunya tidak menyembah Allah yang akan mengadili umat manusia pada akhir zaman, Yesus Kristus.
Ia berkata bahwa para Muslim adalah saudara-saudara di dalam Iman. Ini adalah kemurtadan. Lalu ia berkata bahwa para Muslim akan selalu menemukan penghormatan di Vatikan.
Ia menyebutkan rasa hormatnya yang tinggi kepada iman sesat Islam, dan ia mengenang para Muslim yang bersaksi akan agama sesatnya lewat kematian. Ini benar-benar sebuah kemurtadan.
Ini mungkin merupakan pernyataan yang paling memalukan yang kami telah saksikan akan bidah bahwa terdapat martir-martir non-Katolik. Paulus VI berkata bahwa para Muslim (yang bahkan tidak percaya akan Kristus ataupun Allah Tritunggal) adalah martir, di samping para Anglikan. Ini sangatlah menakjubkan dan benar-benar sesat.
PAULUS VI TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA
Ini sangatlah salah dan sesat. Gereja Katolik telah menegaskan sepanjang sejarahnya yang panjang untuk hal mana ia telah menanggung penindasan dan penganiayaan, bahwa agama akan Yesus Kristus adalah satu-satunya yang benar, dan bahwa Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Paulus VI akan membuat kita percaya, bagaimanapun, bahwa para martir disiksa dengan cara yang mengenaskan, bukan karena pengakuan iman mereka di dalam Kristus, tetapi agar semua orang memiliki kebebasan untuk mengakui berbagai agama sesat mereka! Ini adalah sebuah pemutarbalikan kebenaran yang luar biasa sesatnya!
Sekali lagi, di bagian tentang Vatikan II kami menunjukkan bahwa doktrin kebebasan beragama yang didukung oleh Paulus VI adalah suatu yal yang dikecam oleh para Paus Katolik.
PAULUS VI TENTANG PARA ‘ORTODOKS’
Di sini kita melihat Paulus VI memberikan sebuah jabat tangan Masonik yang jelas kepada Patriark Timur Konstatinopel Skismatis, Athenagoras, pada tanggal 5 Januari 1964. Keduanya juga saling menghapus ekskomunikasi dua belah pihak dari tahun 1054. Hal ini berarti bahwa Paulus VI menganggap bahwa para ‘Ortodoks’ Timur tidak lagi diekskomunikasikan walaupun mereka menolak Kepausan. Oleh karena itu, menurutnya, Kepausan bukanlah sebuah dogma yang mengikat, dan siapa pun yang menolaknya tidak terekskomunikasi.
Para Ortodoks Timur adalah skismatis yang menolak Infalibilitas Kepausan serta ke-13 Konsili Umum Gereja Katolik. Mereka menolak bahwa Roh Kudus berasal dari Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal; mereka mengizinkan perceraian dan pernikahan ulang; dan banyak dari mereka menolak dogma bahwa Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal. Berikut adalah pendapat Paulus VI akan para skismatis tersebut:
Ia berkata bahwa kepemimpinan di dalam gereja yang skismatis adalah sebuah pelayanan yang agung.
Ia berkata bahwa gereja-gereja skismatis adalah terhormat.
Maka Paulus VI menghormati penolakan Kepausan dan Infalibilitas Kepausan.
Hal ini berarti Gereja yang skismatis adalah Gereja Kristus.
Para ‘Ortodoks’ yang skismatis dianatemakan oleh Gereja Katolik karena mereka menolak Kepausan, dan tidak menerima dogma-dogma Iman Katolik. Tetapi Paulus VI secara khidmat menghapuskan anatema-anatema ini untuk mereka, seperti yang kita lihat di atas. Seperti pernyataan di atas, sambutan Paulus VI ini berarti bahwa ia mencoba untuk menjatuhkan Kepausan sebagai dogma yang harus diimani, di mana orang yang menolaknya terkena anatema atau kutukan.
Perhatikan dua hal: Pertama, Paulus VI berkata bahwa ia akan berdoa untuk jiwa seorang skismatis yang telah meninggal, yang menunjukkan bahwa patriark non-Katolik yang telah meninggal tersebut dapat diselamatkan, suatu hal yang sesat. Kedua, ia berdoa untuk berkat penghiburan Allah untuk Gereja Koptik Ortodoks. Bagaimana dengan fakta bahwa hanya terdapat satu Gereja sejati dan bahwa Gereja Koptik Skismatis bukanlah bagian darinya? Bagaimana dengan rahmat Allah untuk konversi untuk para Koptik Ortodoks kepada Gereja yang sejati? Pernyataan Paulus VI menunjukkan kembali bahwa ia berpegang bahwa sekte-sekte sesat adalah Gereja-gereja sejati, dan bahwa Iman Katolik sama sekali tidak berarti apa-apa.
Ia menyebut konsili skismatis tersebut ‘suci’ dan Gereja skismatis tersebut ‘terhormat’. Paulus VI adalah seorang skismatis.
Ia menyebut Patriark skismatis tersebut ‘Yang Mulia’ dan merayakan ulang tahun kelima puluh Gereja skismatis.
Paulus VI lalu berkata di dalam sebuah surat tentang sang skismatis Athenagoras (Juli 1972): ”...kami berdoa kepada Tuhan agar Ia menyambutnya di dalam kerajaan Surga...”[57]
Ini adalah semua yang seseorang perlu lihat untuk mengetahui bahwa Paulus VI adalah seorang skismatis dan bukan Katolik. Ia membuat sebuah Deklarasi Gabungan dengan ‘Paus’ skismatis. Ia mengakui bahwa sang skismatis ini adalah pemegang Takhta St. Markus. Ini adalah sebuah penghujatan kepada Kepausan, karena sang skismatis sama sekali tidak memegang otoritas apa pun. Ia menolak segala bentuk proselitisme – yaitu, mencoba mengonversikan para skismatis – dan ia berkata “hendaknya hal itu berhenti di mana pun ia berada”! Paulus VI adalah seorang bidah formal dan skismatis.
PAULUS VI TENTANG SEKTE-SEKTE PROTESTAN LAIN
Protestantisme dimulai dengan imam Jerman Martin Luther, yang meninggalkan Gereja Katolik dan memulai revolusi Protestan pada tahun 1517. Luther menolak kehendak bebas, Kepausan, doa kepada santo-santa, Api Penyucian, Tradisi, Transubstansiasi dan Kurban Suci Misa. Luther menggantikan Misa dengan sebuah ibadat memorial yang mengenang Perjamuan Terakhir. Seluruh sakramen kecuali Pembaptisan dan Ekaristi Kudus ditolaknya. Luther berpegang bahwa setelah jatuhnya Adam, manusia tidak dapat menghasilkan perbuatan-perbuatan baik. Kebanyakan Protestan berpegang kepada kepercayaan yang sama dengan Luther, tetapi semuanya menolak berbagai dogma-dogma Katolik. Berikut adalah pendapat Paulus VI akan para bidah dan skismatis ini:
Di sini, Paulus VI menunjukkan bahwa agenda dari Vatikan II tentang sekte-sekte Protestan telah berubah dari permusuhan yang polemis – dalam kata lain, permusuhan dengan doktrin-doktrin sesat mereka – menjadi sebuah sikap yang menerima, dan rasa saling hormat untuk agama sesat mereka.
Paulus VI berkata bahwa para Protestan tidak perlu menjadi Katolik, tetapi tetap setia kepada sekte-sekte mereka.
Itu adalah sebuah homili yang sulit dipercaya. Di dalamnya, ia menegaskan kepada para bidah dari berbagai denominasi lain rasa hormatnya. Pertimbangkanlah bahwa Paulus VI bahkan tidak mengenal secara pribadi orang-orang yang ia hormati itu. Ia tidak tahu apa pun tentang mereka, kecuali bahwa mereka adalah bagian dari salah satu sekte-sekte tersebut, dan ia menjanjikan mereka rasa hormatnya atas dasar itu!
Paulus VI berkata bahwa Konsili Gereja-Gereja Sedunia telah diciptakan untuk memulihkan dan menunjukkan kepada semua orang persatuan di dalam iman dan kasih yang sempurna yang adalah karunia dari Kristus kepada Gereja-Nya. Perhatikan implikasi yang mencengangkan dari pernyataan ini. Persatuan di dalam iman dan kasih yang sempurna yang adalah organisasi Gereja Katolik, Gereja universal yang didirikan oleh Kristus. Tetapi Paulus VI berkata bahwa hal ini ditunjukkan oleh Konsili Gereja-Gereja Sedunia ! Ia telah menggantikan Gereja Katolik dengan Konsili Gereja-Gereja Sedunia . Konsili Gereja-Gereja Sedunia adalah sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai sekte-sekte dan denominasi-denominasi yang berbeda. Seorang komentator tradisional dapat menyebutnya sebagai kelompok Komunis – yang bertujuan untuk mengencerkan dan meliberalisasikan gereja-gereja ‘Kristiani’ seluruh dunia. Tetapi tentunya itu adalah sebuah organisasi ekumenis yang sangat sesat yang terdiri dari berbagai agama-agama buatan manusia.
Hal ini berarti bahwa Paulus VI ingin bersatu dengan sekte Anglikan tanpa menyerapnya; yaitu tanpa mengonversikan mereka.
PAULUS VI TENTANG PENGENDALIAN KELAHIRAN
Paulus VI mendukung pengendalian kelahiran.
Paulus VI berkata di dalam Humanae Vitae bahwa pasangan-pasangan bebas untuk tidak memiliki anak sama sekali bila mereka menginginkannya.
PAULUS VI TENTANG PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
PBB adalah sebuah organisasi yang jahat yang mempromosikan kontrasepsi dan aborsi, dan menginginkan untuk mengambil alih seluruh pembuatan keputusan untuk seluruh negara di dunia. Mantan Sekretaris Jenderal PBB U Thant memuji sang Komunis Lenin sebagai seorang pria yang “idealnya tercermin di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.”[72] Berikut pandangan Paulus VI akan PBB:
Pertama, Paulus VI berkata bahwa PBB adalah jalan yang harus diambil. Ia berkata bahwa PBB, bukan Gereja Katolik, adalah jalan terbaik untuk keadilan dan perdamaian dunia. Kedua, ia berkata bahwa PBB adalah badan universal (yaitu, Katolik) untuk umat manusia! Ia menggantikan Gereja dengan PBB.
PAULUS VI MEMPROMOSIKAN ORDE BARU DUNIA
PAULUS VI TENTANG PENYEMBAHAN KEPADA MANUSIA
Ini adalah sebuah penghujatan. Paulus VI mengutip bidah Vatikan II di sini.
Hal tersebut berarti bahwa manusia adalah kebenaran.
Pikirkanlah pesan yang mencengangkan ini. Ia tidak berkata bahwa teologi, studi Allah, adalah ilmu pengetahuan yang paling berharga; ia malah berkata bahwa hal itu sesungguhnya adalah ilmu pengetahuan akan diri sendiri dan bermimpi akan hati nurani sendiri. Ia juga berkata hidup kepada hari libur (yaitu hidup hari suci) yang bebas dari komitmen-komitmen (mungkin bebas dari keharusan menghadiri Misa?), hari suci yang disibukkan dengan menjelajahi hidup diri sendiri. Dalam kata lain, ia ingin sebuah hari suci tentang manusia tanpa komitmen-komitmen lain. Ini jelas-jelas adalah penyembahan manusia.
Perhatikan bahwa ia hanya berkata bahwa kita mendukung Injil jika Injil mendukung manusia.
PAULUS VI TENTANG NATAL
Natal adalah Ulang Tahun Yesus Kristus. Hal itu bukanlah Ulang Tahun kehidupan kita karena kita bukanlah Yesus Kristus. Tetapi ini adalah hal yang dikhotbahkan Paulus VI.
Kata incipient berarti “Permulaan, tahap pertama”[102] Di sini Paulus VI berkata bahwa di dalam Kelahiran Kristus, kita menemukan permulaan kehidupan manusia. Hal ini berarti, sekali lagi, bahwa manusia adalah Kristus.
Hal ini jelas-jelas berarti bahwa manusia adalah Allah Sendiri yang menjadi manusia, Tuhan Kita Yesus Kristus.
Paulus VI adalah bidah terang-terangan dan seorang Anti-Paus yang non-Katolik.
PERUBAHAN-PERUBAHAN LAIN YANG DIBUAT PAULUS VI
Paulus VI menyingkirkan Tiara Kepausan
Pada tanggal 13 November 1964, Paulus VI menyingkirkan tiara Kepausan yang bermahkota tripel. Paulus VI meloakkan tiara tersebut pada World’s Fair di New York.[106] Tiara Kepausan adalah tanda dari otoritas Paus sejati – ketiga mahkota melambangkan otoritas dogmatis, liturgis, dan disiplin dari seorang Paus. Dengan menjualnya, Paulus VI secara simbolis menyingkirkan otoritas Kepausan (walaupun sebenarnya ia tidak memilikinya sama sekali karena ia adalah seorang Anti-Paus). Tetapi hal tersebut adalah sebuah tindakan simbolis akan bahwa ia adalah seorang penyusup satanis yang seluruh misinya adalah untuk mencoba menghancurkan Gereja Katolik. (Perhatikan pula ‘Kardinal’ Ottaviani, yang banyak orang kira merupakan seorang konservatif sejati, berdiri di samping Anti-Paus Paulus VI sewaktu ia melakukannya).
PAULUS VI JUGA TERLIHAT BANYAK KALI MEMAKAI TUTUP DADA EFOD, YAITU TUTUP DADA PERNYATAAN KEPUTUSAN {KEL 28:15} SEORANG IMAM AGUNG YAHUDI
Paulus VI memakai tutup dada efod, sebuah pakaian yang dikenakan oleh Freemason dan Imam-Imam Agung Yahudi
Perhatikan kedua belas batu yang melambangkan kedua belas suku Israel. Ini bukan hanya sebuah tutup dada Imam Agung Yahudi, tetapi menurut Encyclopedia of Freemasonry karangan Mackey, efod juga ‘dikenakan di Cabang (Masonik) Amerika Royal Arch, oleh Imam Agung sebagai bagian resmi dari pakaian resminya’. Efod adalah pakaian yang dikenakan oleh Kayafas, Imam Agung dari agama Yahudi yang memerintahkan agar Tuhan kita Yesus Kristus dihukum mati dengan penyaliban.
Anti-Paus Paulus VI mengenakan tutup dada efod, yaitu tutup dada pernyataan keputusan dari Imam Agung berulang kali. Allah membiarkan hal-hal seperti ini terjadi untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa para pria ini adalah penyusup dan musuh dari Gereja Katolik.
Di samping seluruh bidah yang telah kami bahas di dalam pidato-pidato Paulus VI, ia adalah pria yang melaksanakan secara otoritatif Konsili Vatikan Kedua yang sesat, mengubah Misa Katolik menjadi sebuah ibadat Protestan, dan mengubah ritus dari tiap Sakramen. Ia telah mengubah materi atau formula Ekaristi, Pengurapan Terakhir, Imamat, dan Krisma. Paulus VI ingin membunuh Kristus di dalam Misa (dengan cara menghapuskannya dan menggantikannya dengan yang palsu), dan ingin membunuh Gereja Katolik Tuhan Yesus dengan mencoba mengubah Gereja sama sekali.
Dalam dua tahun sejak ditutupnya Vatikan II, Paulus VI menghapuskan indeks buku-buku terlarang, sebuah keputusan yang secara pantas disebut seorang komentator ‘tidak dapat dimengerti’.
Sebuah foto lain di mana Paulus VI mengenakan tutup dada efod
Paulus VI lalu menghapuskan sumpah melawan Modernisme, pada saat Modernisme berkembang pesat. Pada tanggal 21 November 1970,[107] Paulus VI juga melarang semua kardinal yang berumur lebih dari 80 tahun untuk berpartisipasi dalam pemilihan Paus. Paulus VI juga menghapuskan pengadilan kepausan, membubarkan Garda Mulia dan Garda Palatine.[108] Paulus VI juga menghapuskan ritus Tonsur, keempat Ordo Minor, dan tingkatan subdiakon.[109]
“Paulus VI mengembalikan Standar {Bendera} Lepanto kepada para Muslim. Sejarah bendera tersebut adalah sesuatu yang terhormat. Bendera itu diambil dari seorang laksamana Turki pada saat pertempuran di laut pada tahun 1571. Sewaktu Paus St. Pius V berpuasa dan berdoa Rosario, angkatan laut Kristiani mengalahkan angkatan laut Muslim yang jumlahnya jauh lebih banyak; hal ini menyelamatkan Kekristenan dari bangsa tidak beriman. Untuk menghormati kemenangan bermukjizat ini, Pius V mendirikan Pesta Perayaan Bunda Maria Rosario Tersuci untuk mengenang perantaraannya. Di dalam suatu tindakan yang dramatis, Paulus VI bukan hanya menanggalkan kemenangan Kristiani, tetapi juga doa-doa dan pengorbanan seorang Paus dan santo yang agung.”[110]
Di bawah Paulus VI, Kementerian Suci diubah: kegunaan utamanya sekarang adalah untuk riset bukan untuk melindungi Iman Katolik.[111] Menurut orang-orang yang menonton film kunjungan Paulus VI ke Fatima, ia tidak berdoa Salam Maria sekali pun.[112]
Pada tahun 1969, Paulus VI menghapuskan empat puluh santo-santa dari kalender liturgi resmi.[113]
Paulus VI menghapuskan pengusiran roh jahat secara khidmat dari ritus pembaptisan. Ia menggantikan pengusiran roh jahat secara khidmat hanya dengan memasukkan sebuah rujukan untuk melawan Iblis.[114]
Sebuah foto lain di mana Paulus VI jelas-jelas mengenakan tutup dada efod
Paulus VI mengizinkan 32.000 permohonan para imam yang telah meminta untuk dilepaskan dari kaulnya dan kembali kepada status awam – keluaran terbesar dari imamat sejak Revolusi Protestan.[115]
Bencana yang disebabkan oleh pengaruh Paulus VI langsung kelihatan. Misalnya, di Belanda, tidak terdapat satu pun kandidat yang melamar sebagai imam pada tahun 1970, dan di dalam 12 bulan, setiap seminari di sana ditutup.[116] Kehancuran rohani tersebar di mana-mana; jutaan orang meninggalkan Gereja; tidak terhitung jumlah orang yang berhenti mempraktikkan Imam dan mengakui dosa-dosa mereka.
Dan walaupun Paulus VI adalah sebab dari bencana serta kehancuran rohani yang berkelanjutan tersebut, bagaikan ular yang licik, ia membelokkan perhatian tersebut dari dirinya sendiri. Di dalam kutipannya yang mungkin paling terkenal, ia mengatakan bahwa asap Setan telah memasuki Bait Allah.
Sewaktu Paulus VI membuat pernyataan ini, semua orang memandang para kardinal, uskup, serta para imam untuk mencari di mana asap Setan itu berada. Mereka melihat kepada semua orang kecuali sang pria yang membuat pernyataan tersebut. Tetapi Paulus VI sendiri adalah asap Setan tersebut, dan ia membuat pernyataan untuk sengaja mengarahkan orang-orang kepada arah yang salah, dan membelokkan perhatian orang dari dirinya sendiri; dan ia berhasil dalam hal ini. Tetapi, yang paling menakutkan adalah pernyataan Paulus VI yang terkenal tersebut pada dasarnya adalah rujukan langsung kepada Wahyu 9:1-2.
Di dalam Wahyu 9, kita melihat sebuah rujukan langsung kepada asap Setan, dan orang yang diberikan kunci untuk melepaskannya. Anti-Paus Paulus VI tidak memiliki kunci Petrus, tetapi ia diberikan kunci pintu lubang jurang maut. Ialah yang membawa masuk asap Setan dari tanur besar; seperti yang ia katakan, lewat beberapa celah.
Di sini Paulus VI sekali lagi mengolok-olok umat. Ia berkata bahwa Gereja ‘sedang menghancurkan dirinya sendiri’ dan ‘melukai dirinya sendiri’. Ia merujuk kepada dirinya sendiri lagi, karena ialah yang mencoba menghancurkan Gereja dan melukainya di setiap saat!
PAULUS VI TENTANG ‘ILMU GAIB’
The Oxford Illustrated Dictionary mendefinisikan magic {‘ilmu gaib’} sebagai “sebuah ilmu yang dianggap dapat memengaruhi kejadian-kejadian lewat kekuasaan rahasia atas alam atau roh, sihir...”[120]
Orang-orang Katolik dilarang untuk mempraktikkan ilmu gaib. Tetapi Paulus VI sering berbicara tentang ilmu gaib.
Mengapa Paulus VI berbicara banyak kali tentang ilmu gaib? Menurut pendapat kami, tepatnya ini adalah karena ia mengetahui bahwa Ilmu Hitamlah yang memungkinkannya, seorang penyusup satanik, untuk mengelabui seluruh dunia untuk berpikir bahwa ia adalah seorang Paus agar ia dapat menghancurkan Misa dan hampir seluruh Gereja Katolik. Ia tahu bahwa Ilmu Hitamnyalah yang memperkenankannya untuk mengubah ritus dari setiap sakramen dan menipu dunia dengan agama Vatikan II-nya.
PAULUS VI MENGAKUI BAHWA GEREJANYA ADALAH PELACUR BABEL
Di dalam Kitab Wahyu bab 17 dan 18, dinubuatkan bahwa seorang pelacur akan muncul pada akhir zaman dari kota bertujuh gunung, yakni Roma. Pelacur ini akan menginjak-injak darah para martir dan santo-santa. Pelacur ini jelas-jelas dikontraskan dengan mempelai tak bernoda Kristus, yaitu Gereja Katolik. Dalam kata lain, pelacur Babel ini adalah sebuah gereja palsu dari Roma yang akan muncul pada akhir zaman. Mendekati akhir buku ini, kami akan menunjukkan bukti bahwa Pelacur Babel tersebut adalah sekte Vatikan II, yaitu mempelai palsu yang muncul di Roma pada akhir zaman untuk menipu Umat Katolik.
Di dalam kutipan berikut, Anti-Paus Paulus VI pada dasarnya mengakui bahwa Gerejanya yang baru adalah Gereja yang palsu dengan mengakui bahwa ‘Gereja’-nya telah menanggalkan ketidaksukaannya akan dunia, suatu hal yang khas dari Gereja sejati.
Di sini Paulus VI mengakui bahwa Gereja setelah Vatikan II adalah Gereja palsu yang telah menyesuaikan dirinya kepada dunia dan mengikuti cara-cara dunia dengan penuh semangat. Ini adalah sebuah pengakuan Paulus VI yang mengejutkan. Ia mengakui dalam banyak kata bahwa Gereja setelah Vatikan II adalah Pelacur Babel.
Sewaktu seseorang menggabungkan fakta bahwa Paulus VI sering mengenakan efod Yahudi dengan seluruh upayanya untuk menghancurkan seluruh Tradisi Katolik, buktinya kuat bahwa ia adalah seorang penyusup Yahudi satanis.
Bahkan, nenek moyang Paulus VI memiliki asal-usul Yahudi. Nama aslinya adalah Giovanni Montini. Keluarga Montini terdaftar di dalam Golden Book of Noble Italian Heritage {Buku Emas Keturunan Bangsawan Italia} (1962-1964, hal. 994): “Cabang dari...keluarga bangsawan dari Brescia...asal dari emblem bangsawan keluarga mereka dan yang memastikan peti dan pendirinya, yakni Bartholomew (Bartolino) de Benedictis, Montini adalah keturunan Yahudi”.[129]
SEBUAH FOTO LAIN DI MANA ANTI-PAUS VI MENGENAKAN TUTUP DADA PEMBUATAN KEPUTUSAN IMAM AGUNG YAHUDI
Kami telah membuktikan bahwa Paulus VI adalah seseorang yang sama sekali murtad yang percaya bahwa agama-agama sesat adalah benar, dan bahwa bidah dan skisma itu baik adanya, dan bahwa para skismatis seharusnya tidak dikonversikan – beberapa dari ajaran sesatnya.
Jika anda menerima Vatikan II atau Misa Baru atau ritus-ritus sakramen yang baru – singkatnya, jika anda menerima agama Vatikan II – inilah sang pria yang agamanya anda ikuti, seorang penyusup bidah terang-terangan, yang seluruh misinya adalah untuk mengupayakan kehancuran Gereja Katolik sebesar mungkin.
Orang-orang Katolik tidak boleh sama sekali menghadiri Misa Baru Anti-Paus Paulus VI (Novus Ordo) dan harus menolak sama sekali Vatikan II dan ritus-ritus sakramen baru. Orang-orang Katolik harus menolak sama sekali Anti-Paus Paulus VI karena ia adalah seorang Anti-Paus. Orang-orang Katolik harus menolak dan tidak boleh mendukung sama sekali kelompok apa pun yang menerima orang yang murtad ini sebagai Paus yang valid, atau yang menerima Misa Baru ataupun Vatikan II ataupun ritus-ritus sakramen Baru Paulus VI.
TANDA TANGAN PAULUS VI MEMUAT TIGA ANGKA 6
Ini adalah gambar dari tanda tangan Anti-Paus Paulus VI. Jika anda membalikkannya, anda akan melihat dengan jelas bahwa terdapat tiga angka 6. Foto yang di bawah adalah namanya yang terbalik jika diperbesar. Ketiga angka 6 di sini sangat jelas. Setahu kami, ini adalah bagaimana tanda tangan Paulus VI selalu tampak.
Catatan kaki:
[1] Pernyataan dari Uskup Agung Marcel Lefebvre, Agustus, 1976; dikutip sebagian oleh Uskup Tissier De Mallerais, The Biography of Marcel Lefebvre {Biografi Marcel Lefebvre}, Kansas City, MO: Angelus Press, 2004, hal.505.
[2] L’Osservatore Romano (Surat Kabar Vatikan), 14 Desember 1972, hal. 1.
[3] L’Osservatore Romano, 5 Juli 1973, hal. 1.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990, Vol. 3 (1903-1939), hal. 82.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 230.
[6] L’Osservatore Romano, 16 November 1972, hal. 1.
[7] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 313-314.
[8] L’Osservatore Romano, 11 Oktober 1973, hal. 10.
[9] L’Osservatore Romano, 20 Januari 1972, hal. 1.
[10] L’Osservatore Romano, 22 Desember 1977, hal. 2.
[11] L’Osservatore Romano, 18 Desember 1969, hal. 2.
[12] L’Osservatore Romano, 17 Desember 1970, hal. 7.
[13] L’Osservatore Romano, 14 Desember 1977, hal. 12.
[14] L’Osservatore Romano, 9 Oktober 1969, hal. 5.
[15] L’Osservatore Romano, 25 Desember 1975, hal. 5.
[16] L’Osservatore Romano, 12 September 1974, hal. 2.
[17] L’Osservatore Romano, 10 Oktober 1974, hal. 7.
[18] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 238.
[19] L’Osservatore Romano, 11 Oktober 1973, hal. 4.
[20] L’Osservatore Romano, 14 Agustus 1969, hal. 12.
[21] L’Osservatore Romano, 11 Maret 1976, hal. 12.
[22] L’Osservatore Romano, 13 September 1973, hal. 8.
[23] L’Osservatore Romano, 1 November 1973, hal. 1.
[24] L’Osservatore Romano, 30 Januari 1975, hal. 5.
[25] L’Osservatore Romano, 15 Juni 1972, hal. 5.
[26] L’Osservatore Romano, 23 Juni 1977, hal. 5.
[27] L’Osservatore Romano, 21 Juni 1973, hal. 5.
[28] L’Osservatore Romano, 21 September 1972, hal. 2.
[29] L’Osservatore Romano, 2 Oktober 1969, hal. 2.
[30] L’Osservatore Romano, 24 Juni 1976, hal. 4.
[31] L’Osservatore Romano, 22 Desember 1977, hal. 2.
[32] L’Osservatore Romano, 14 Agustus 1969, hal. 10.
[33] L’Osservatore Romano, 7 Agustus 1969, hal. 1.
[34] Denzinger 714.
[35] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 550-553; Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Denzinger, Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 39-40.
[36] L’Osservatore Romano, 17 Juli 1969, hal. 1.
[37] L’Osservatore Romano, 20 Desember 1973, hal. 3.
[38] L’Osservatore Romano, 14 Agustus 1975, hal. 3.
[39] L’Osservatore Romano, 23 April 1970, hal. 12.
[40] L’Osservatore Romano, 10 Februari 1972, hal. 3.
[41] L’Osservatore Romano, 27 Januari 1972, hal. 12.
[42] L’Osservatore Romano, 14 Juli 1977, hal. 10.
[43] L’Osservatore Romano, 28 Januari 1971, hal. 1.
[44] L’Osservatore Romano, 13 Juli 1972, hal. 12.
[45] L’Osservatore Romano, 6 Juni 1968, hal. 5.
[46] L’Osservatore Romano, 4 November 1971, hal. 14.
[47] L’Osservatore Romano, 27 Juli 1972, hal. 12.
[48] L’Osservatore Romano, 1 Januari 1976, hal. 6.
[49] L’Osservatore Romano, 18 Maret 1971, hal. 12.
[50] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 230.
[51] L’Osservatore Romano, 30 Desember 1976, hal. 8.
[52] L’Osservatore Romano, 1 Februari 1973, hal. 12.
[53] L’Osservatore Romano, 11 Mei 1972, hal. 4.
[54] L’Osservatore Romano, 6 Juni 1968, hal. 4.
[55] L’Osservatore Romano, 13 Juli 1978, hal. 3.
[56] L’Osservatore Romano, 15 Desember 1977, hal. 4.
[57] L’Osservatore Romano, 13 Juli 1972, hal. 12.
[58] L’Osservatore Romano, 24 Mei 1973, hal. 6.
[59] L’Osservatore Romano, 21 Januari 1971, hal. 12.
[60] L’Osservatore Romano, 19 Juni 1969, hal. 9.
[61] L’Osservatore Romano, 8 Februari 1973, hal. 7.
[62] L’Osservatore Romano, 6 September 1973, hal. 8.
[63] L’Osservatore Romano, 26 Desember 1968, hal. 4.
[64] Denzinger 1000.
[65] L’Osservatore Romano, 5 Mei 1977, hal. 1.
[66] L’Osservatore Romano, 14 Agustus 1969, hal. 1.
[67] L’Osservatore Romano, 18 April 1968, hal. 2.
[68] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 229.
[69] L’Osservatore Romano, 26 November 1970, hal. 7.
[70] L’Osservatore Romano, 5 September 1968, hal. 10.
[71] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1858-1981), hal. 227.
[72] http://www.worldnetdaily.com/news/article.asp?ARTICLE_ID=16291
[73] L’Osservatore Romano, 17 Februari 1972, hal. 5.
[74] L’Osservatore Romano, 2 Mei 1968, hal. 4.
[75] L’Osservatore Romano, 21 Juli 1977, hal. 6.
[76] L’Osservatore Romano, 15 Oktober 1970, hal. 3.
[77] L’Osservatore Romano, 17 Juni 1976, hal. 3.
[78] L’Osservatore Romano, 22 September 1977, hal. 11.
[79] L’Osservatore Romano, 15 Juni 1978, hal. 3.
[80] L’Osservatore Romano, 11 Februari 1971, hal. 12.
[81] L’Osservatore Romano, 14 Agustus 1969, hal. 8.
[82] L’Osservatore Romano, 27 Mei 1971, hal. 5.
[83] L’Osservatore Romano, 2 Desember 1971, hal. 3.
[84] L’Osservatore Romano, 20 Januari 1972, hal. 7.
[85] L’Osservatore Romano, 19 April 1973, hal. 9.
[86] L’Osservatore Romano, 7 Februari 1974, hal. 6.
[87] L’Osservatore Romano, 28 Februari 1974, hal. 3.
[88] L’Osservatore Romano, 2 Januari 1969, hal. 12.
[89] L’Osservatore Romano, 8 Mei 1969, hal. 3.
[90] L’Osservatore Romano, 24 Juli 1969, hal. 12.
[91] L’Osservatore Romano, 5 Agustus 1971, hal. 12.
[92] L’Osservatore Romano, 12 September 1968, hal. 1.
[93] L’Osservatore Romano, 24 Juli 1975, hal. 2.
[94] L’Osservatore Romano, 7 Oktober 1976, hal. 2.
[95] L’Osservatore Romano, 28 Oktober 1976, hal. 4.
[96] L’Osservatore Romano, 16 Desember 1976, hal. 4.
[97] L’Osservatore Romano, 30 Desember 1976, hal. 1.
[98] L’Osservatore Romano, 19 Juni 1969, hal. 6.
[99] L’Osservatore Romano, 25 Desember 1969, hal. 3.
[100] L’Osservatore Romano, 1 Januari 1976, hal. 11.
[101] L’Osservatore Romano, 30 Desember 1976, hal. 1.
[102] The Oxford Illustrated Dictionary, hal. 425.
[103] L’Osservatore Romano, 30 Desember 1976, hal. 5.
[104] L’Osservatore Romano, 24 September 1970, hal. 2.
[105] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 6.
[106] Romo Joaquin Arriaga, The New Montinian Church {Gereja Montini yang Baru}, hal. 394-395.
[107] L’Osservatore Romano, 3 Desember 1970, hal. 10.
[108] George Weigel, Witness to Hope {Saksi Harapan}, hal. 238.
[109] The Reign of Mary {Kepemimpinan Maria}, Vol. XXVI, No. 81, hal. 17.
[110] Mark Fellows, Fatima in Twilight {Setelah Fatima}, Niagra Falls, NY: Marmion Publications, 2003, hal. 193.
[111] Mark Fellows, Fatima in Twilight {Setelah Fatima}, hal. 193.
[112] Mark Fellows, Fatima in Twilight {Setelah Fatima}, hal. 206.
[113] Nino Lo Bello, The Incredible Book of Vatican Facts and Papal Curiosities {Buku yang Luar Biasa akan Fakta-Fakta Vatikan dan Keganjilan-Keganjilan Kepausan}, Ligouri, MO: Liguori Pub., 1998, hal. 195.
[114] The Reign of Mary {Kepemimpinan Maria}, Vol. XXVIII, No. 90, hal. 8.
[115] George Weigel, Witness to Hope {Saksi Harapan}, New York, NY: Harper Collins Publishers, Inc., 1999, hal. 328.
[116] Piers Compton, The Broken Cross {Salib yang Patah}, Cranbrook, Western Australia: Veritas Pub. Co. Ptd Ltd, 1984, hal. 138.
[117] L’Osservatore Romano, 13 Juli 1972, hal. 6.
[118] Jean Guitton, “Nel segno dei Dodici,” wawancara oleh Maurizio Blondet, Avvenire, 11 Oktober 1992.
[119] L’Osservatore Romano, 19 Desember 1968, hal. 3.
[120] The Oxford Illustrated Dictionary, Edisi Kedua, hal. 512.
[121] L’Osservatore Romano, 23 November 1972, hal. 1.
[122] L’Osservatore Romano, 7 Januari 1971, hal. 1.
[123] L’Osservatore Romano, 26 September 1974, hal. 6.
[124] L’Osservatore Romano, 22 Mei 1975, hal. 3.
[125] L’Osservatore Romano, 18 Mei 1969, hal. 12.
[126] L’Osservatore Romano, 9 Maret 1972, hal. 2.
[127] L’Osservatore Romano, 12 Juli 1973, hal. 6.
[128] L’Osservatore Romano, 9 Oktober 1969, hal. 1.
[129] Romo Joaquin Arriaga, The New Montinian Church {Gereja Montini yang Baru}, hal. 391.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...