Paket $5.00: Termasuk 2 Buku dan 14 Program DVD (Harga Termasuk Ongkos Kirim)

Beli Seharga $5.00

Bantu Kami Menyelamatkan Jiwa-Jiwa
DONASI

Inilah Penjelasan untuk Kebingungan & Krisis Pasca-Vatikan II
TONTON VIDEO

“Pesulap”: Bukti Keberadaan Dunia Rohani
TONTON VIDEO

Inilah Antikristus!
TONTON VIDEO

Bukti yang Mengagumkan untuk Allah - Bukti Ilmiah yang Membantah Evolusi
TONTON VIDEO

Mengapa Neraka Harus Abadi
TONTON VIDEO

Babel Sudah Jatuh, Sudah Jatuh!!
TONTON VIDEO

Salah Kaprah Orang-Orang Kristen Palsu tentang Efesus
TONTON VIDEO

Penciptaan dan Mukjizat - Versi Kompak
TONTON VIDEO
^
Gaudium et Spes - Konstitusi Vatikan II tentang Gereja di dalam Dunia Modern
Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II.
Salah satu bidah Vatikan II yang paling sering disebut-sebut adalah ide bahwa lewat Penjelmaan-Nya, Kristus menyatukan diri-Nya sendiri dengan setiap umat manusia. Vatikan II berbicara tentang sebuah persatuan antara Kristus dan setiap manusia yang berasal dari Penjelmaan-Nya sendiri. Yohanes Paulus II mengambil obor bidah ini dan berlari secepat kilat kepada konsekuensi logisnya –keselamatan universal.
Kami akan membahas lebih lanjut tentang ajaran Yohanes Paulus II di dalam bagian tentang bidah-bidahnya. Ide bahwa Allah menyatukan diri-Nya sendiri dengan setiap orang di dalam Penjelmaan-Nya adalah hal yang salah dan sesat. Tidak terdapat persatuan antara Yesus Kristus dan setiap orang yang berasal dari Penjelmaan itu sendiri.
Tujuan keseluruhan Gereja Katolik adalah untuk menyatukan umat manusia dengan Yesus Kristus. Hal ini terjadi lewat iman dan pembaptisan. Jika persatuan antara semua umat manusia dan Yesus Kristus terjadi pada Penjelmaan-Nya, maka Gereja tidak memiliki nilai sama sekali, dan bahkan tidak berguna. Hal yang sama akan dikatakan tentang Penyaliban, Kebangkitan, ketujuh sakramen, dsb., yang sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk menyatukan umat manusia kepada Yesus Kristus, menurut Vatikan II dan Yohanes Paulus II. Di dalam sistem ini, Penyaliban Yesus Kristus, lewat mana dunia benar-benar ditebus dan diberikan kesempatan untuk diselamatkan telah semata-mata menjadi sebuah tanda persatuan antara Kristus dan setiap manusia yang sudah ada sebelumnya dan telah ada sejak Penjelmaan. Maka, Penebusan tidak memiliki nilai yang menyelamatkan. Seseorang dapat melihat di dalam sistem tersebut bahwa semua doktrin Katolik dibuang ke dalam toilet.
Bahkan, doktrin Vatikan II ini, yang telah diulangi dan diperluas banyak kali oleh Yohanes Paulus II, bahkan lebih buruk daripada doktrin bidah Martin Luther. Luther, walaupun seorang bidah, paling tidak percaya bahwa untuk bersatu dengan Kristus, seseorang harus memiliki iman di dalam Salib Yesus Kristus. Tetapi, menurut doktrin Vatikan II dan Yohanes Paulus II, iman di dalam Salib Yesus Kristus tidak diperlukan karena seluruh umat manusia telah dipersatukan dengan Kristus ‘selamanya’ (Yohanes Paulus II, Redemptor Hominis, 13). Kami berharap bahwa para pembaca dapat melihat maksud jahat yang luar biasa yang berada di balik pernyataan Konstitusi Vatikan II Gaudium et Spes #22.
Sekarang kami akan mengutip dogma-dogma Katolik yang menunjukkan bahwa persatuan antara umat manusia yang berdosa dan Kristus hanya datang dari iman dan pembaptisan; dosa asal tidak diampuni dengan cara lain.
Seseorang kehilangan persatuannya dengan Kristus lewat terpisahnya seseorang dari Gereja, sesuatu yang tidak pun disebutkan oleh Vatikan II.
Di samping bidah di dalam Gaudium et Spes #22, terdapat sejumlah bidah lain di dalam Gaudium et Spes yang perlu dicatat. Gaudium et Spes mengajarkan bahwa pengendalian kelahiran adalah suatu hal yang bajik.
Di sini kita melihat Vatikan II mengajarkan bahwa pengendalian kelahiran mungkin menjadi sesuatu yang bajik dan bahwa pasangan dapat memilih jumlah anak yang akan dilahirkan. Hal ini bertentangan dengan hukum alam. Allah adalah sang pemberi hidup. Tidak seorang pun diperbolehkan untuk melanggar kehendak Allah untuk membawa kehidupan baru di dalam dunia dengan mengendalikan kelahiran atau membatasi keluarganya. Pengendalian kelahiran tidak pernah diizinkan, bagaimanapun caranya, dengan cara ‘alamiah’ ataupun buatan. Untuk tahu lebih banyak tentang hal ini, mohon baca bagian dari buku ini mengenai Keluarga Berencana Alami.
Selanjutnya, kita harus membahas penyembahan manusia oleh Vatikan II.
Ini adalah sebuah penghujatan. Jika segala hal di bumi harus berpusat kepada manusia yang juga adalah mahkotanya, hal ini berarti segala hal harus diukur lewat hukum manusia, bukan hukum Allah. Hal ini berarti bahwa untuk segala tujuan, manusia adalah Allah – segala sesuatu berpusat kepadanya. Manusia telah ditempatkan sebagai Allah.
Vatikan II
Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II.
Catatan kaki:
[1] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 1082.
[2] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 255.
[3] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 255.
[4] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 576.
[5] Denzinger 2195; The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 274.
[6] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 391.
[7] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 1103-1104.
[8] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 1105.
[9] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 1132.
[10] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 1085.
[11] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 1075.