^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Anti-Paus Fransiskus Secara Terbuka Menolak Kepausan
Dogma Kepausan bukan hanya adalah bahwa satu orang memiliki otoritas tertinggi di dalam Gereja, tetapi bahwa semua orang lain di dalam Gereja harus menerima otoritas tersebut. Anti-Paus Fransiskus menolak dogma itu, dan maka dari itu, ia menolak Kepausan.
Anti-Paus Fransiskus menjawab suatu pertanyaan tentang para “Ortodoks” (yang menolak iman Katolik) dengan berkata bahwa kita perlu berdoa, bekerja, mengajar, dan maju bersama. Fransiskus mengajarkan bahwa kita “sudah memiliki kesatuan, dalam roh dan darah” dengan para non-Katolik. Gereja Katolik mengajarkan bahwa kesatuan hanya ada di dalam Gereja Katolik sejati. Fransiskus sekali lagi mengajarkan bahwa terdapat martir-martir non-Katolik, dan bahwa para “santo” Anglikan “dikanonisasikan 50 tahun yang lalu”. Ini sepenuhnya bidah dan dikutuk oleh ajaran infalibel dari para Paus Katolik. Ia bahkan berkata bahwa baik adanya bagi seorang “pastor paroki” untuk mendorong kanonisasi untuk seorang “pendeta” Lutheran!
Anti-Paus Fransiskus lalu mengajarkan bahwa “uniatisme” adalah “kata yang ketinggalan zaman”. Fransiskus menekankan bahwa “kita tidak dapat berbicara dalam istilah-istilah ini pada hari ini”. Uniatisme adalah “persatuan dari sebuah gereja Ritus Timur dengan Gereja Roma di mana otoritas Kepausan diterima”.[4] Jadi sang skismatis Fransiskus secara publik menyatakan bahwa untuk membuat gereja-gereja skismatis menerima Kepausan adalah ajaran yang ketinggalan zaman. Ini adalah penolakan secara publik terhadap Kepausan oleh Fransiskus. Fransiskus lalu berbicara tentang bagaimana ia berkata kepada sang skismatis “Patriark” Kirill: “Saya akan pergi ke mana pun anda mau”. “Paus” Fransiskus akan pergi ke mana pun sang pemimpin skismatis itu menginginkannya untuk pergi. Keinginan Fransiskus untuk menyenangkan sang pemimpin skismatis itu bagaikan seekor anjing yang patuh menanggapi panggilan dari pemiliknya. Inilah ide Fransiskus tentang bagaimana seorang “Paus” memimpin “Gereja Katolik” – yang bersesuaian secara langsung dengan keinginan-keinginan dari mereka yang memimpin sekte-sekte bidah dan skismatis. Fransiskus lalu berkata bahwa ia terbuka kepada perubahan di dalam ajaran Katolik tentang Kepausan. Fransiskus ingin menemukan “suatu bentuk Keutamaan yang dapat kita sepakati”. Fransiskus secara sukarela menyangkal Kepausan untuk menyenangkan gereja “Ortodoks” skismatis. Ini sungguh adalah suatu kekejian.
Di sini Anti-Paus Fransiskus kembali berkata bahwa dia menginginkan kesepakatan (tentang arti Kepausan) dengan “Ortodoks” yang akan “lebih sejalan dengan abad-abad pertama”. Pernyataannya ini menyangkal Vatikan I, yang mengajarkan bahwa kebenaran Katolik tentang Kepausan dipercayai di dalam semua generasi dari sejarah Gereja. Pernyataan Fransiskus jelas berarti “suatu bentuk” dari “Kepausan” yang sejalan dengan ajaran “Ortodoks” skismatis tentang masalah ini. Orang-orang perlu mempertimbangkan hal ini dengan berhati-hati, karena ini adalah penolakan jabatan Kepausan yang luar biasa. Selanjutnya, Anti-Paus Fransiskus berkata bahwa Gereja Katolik yang Kudus memiliki dosa - yakni Gereja memiliki “kebiasaan berdosa”. "Dosa" ini, menurut Fransiskus, adalah ajaran Vatikan I tentang syarat agar semua orang yang mengaku Kristen menerima Keutamaan Kepausan. Francis menyebut Vatikan I sebagai "dosa".
Fransiskus berkata bahwa Gereja Katolik “terlalu berfokus kepada dirinya sendiri dan harus juga berfokus kepada gereja-gereja bidah dan skismatis lainnya. Fransiskus lalu mengutuk ekskomunikasi Paus St. Leo IX terhadap Mikhael Kerularius, sang “Patriark” dari Konstantinopel. Suatu fakta yang menarik yang perlu dipertimbangkan sehubungan peristiwa ini adalah bahwa Paus Santo Leo IX menolak untuk menyebut Kerularius sebagai “Patriark Ekumenis”.[7] Tetapi, Fransiskus dan para Anti-Paus Vatikan II lainnya berulang kali merujuk kepada para pemimpin gereja “Ortodoks” dari Konstantinopel sebagai “Patriark Ekumenis”.
Fransiskus berkata kepada sang pemimpin skismatis itu bahwa, sewaktu ia “menjabat sebagai Uskup Agung” Buenos Aires, ia “sering mengambil bagian dalam perayaan Liturgi Ilahi dari komunitas-komunitas Ortodoks di sana”. Gereja Katolik telah mengajarkan di sepanjang sejarah bahwa untuk mengambil bagian di dalam liturgi skismatis adalah suatu dosa berat. Misalnya, jika seseorang melihat buku panduan teologi moral mana pun sebelum Vatikan II, mereka akan melihat bahwa buku panduan itu menyatakan dengan jelas bahwa partisipasi aktif di dalam ibadat non-Katolik adalah suatu dosa berat. Fransiskus berbicara dengan bangga tentang dosa-dosa berat di mana ia “sering mengambil bagian” sewaktu ia berada di Buenos Aires. Fransiskus lalu meminta para skismatis untuk mendoakannya. Fransiskus menjelaskan arti dari “pemulihan persekutuan yang penuh” kepada para pemimpin sekte Vatikan II. Artinya adalah bahwa para skismatis tidak perlu tunduk kepada Kepausan ataupun kepada ajaran-ajaran mana pun dari Gereja Katolik yang tidak mereka setujui. Fransiskus berkata bahwa kita harus menyambut “ segala karunia yang telah diberikan oleh Allah” kepada gereja “Ortodoks” skismatis.
Di dalam deklarasi “iman”-nya yang publik, Fransiskus mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang secara terbuka skismatis adalah seorang “gembala Gereja”. Fransiskus berkata bahwa kita “terpanggil untuk bekerja bersama” dengan para Muslim dengan “rasa hormat”, “terilhami oleh nilai-nilai bersama”. Fransiskus juga menyebut para skismatis “umat beriman”, dan meminta untuk bergabung dalam doa bersama mereka.
Fransiskus menyatakan bahwa gereja bidah dan skismatis di Konstantinopel adalah Gereja sejati Yesus Kristus di Konstantinopel. Anti-Paus Fransiskus meminta kepada “Paduka Suci”, pemimpin dari “Gereja” skismatis itu, untuk memberkatinya serta “Gereja Katolik”. Anti-Paus Fransiskus adalah seorang skismatis.
Di sini, Fransiskus memberi sambutan kepada suatu “konferensi misionaris”. Fransiskus berkata bahwa untuk mencoba mengonversikan orang-orang bukanlah bagian dari aktivitas misionaris. Orang-orang Katolik sejati tahu bahwa aktivitas misionaris adalah, secara definisi, upaya untuk mengonversikan para non-Katolik kepada iman Katolik. Fransiskus juga memerintahkan mereka untuk melangkah maju dan “menemukan hal-hal baru”.
Di dalam keluhannya yang penuh bidah ini, Fransiskus mengajarkan bahwa orang-orang “Katolik” harus sepenuhnya memeluk orang-orang yang menganut posisi-posisi bidah. Ia berseru, “terimalah perbedaan!”. Ia mempromosikan “Pembaruan Karismatik” yang satanik dan non-Katolik serta apa yang mereka sebut-sebut sebagai “pembaptisan Roh Kudus”. Fransiskus menghujat Roh Kudus dengan berkata bahwa Ia adalah pencipta dari berbagai sekte serta “Gereja-Gereja” bidah dan skismatis. Itu adalah penolakan terhadap dogma Katolik bahwa hanya terdapat martir-martir Katolik. Di Konsili Florence, Paus Eugenius IV secara infalibel menyatakan bahwa orang-orang non-Katolik, yang bahkan menumpahkan darah mereka “dalam nama Kristus”, masuk Neraka.
Dogma Katolik secara persis bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh sang bidah Anti-Paus Fransiskus. Fransiskus berkata lebih dari satu kali bahwa kita tidak sepatutnya mengkhawatirkan orang-orang yang menolak berbagai ajaran Katolik. Fransiskus mengajarkan “janganlah takut akan kebhinekaan”, sebab kebhinekaan adalah “udara baru dari Roh Kudus”. Anti-Paus Fransiskus mengajarkan bahwa kesatuan dari Tubuh Kristus adalah suatu kesatuan antara orang-orang “Katolik” dan orang-orang “Kristiani” yang menolak ajaran-ajaran Katolik. Itu adalah suatu pengakuan yang jelas bahwa para Protestan, dsb. berada di dalam Tubuh Kristus – suatu penolakan total terhadap dogma Katolik.
Kita kembali telah mencapai akhir dari suatu pengamatan terhadap bidah-bidah Anti-Paus Fransiskus. Pertimbangkanlah betapa parahnya penolakan Fransiskus terhadap Kepausan di dalam bidah-bidah ini. Ia secara terbuka dan berulang kali mengajarkan bahwa seorang Paus tidak perlu diakui sebagai orang yang memiliki otoritas tertinggi di dalam Gereja. Ia mengajarkan bahwa orang-orang “Ortodoks” dan Protestan tidak perlu menerima otoritas yurisdiksi St. Petrus serta para penerusnya. Itu adalah suatu penolakan terbuka terhadap dogma Kepausan. Seseorang tidak dapat meminta suatu contoh bidah yang lebih eksplisit. Untuk berkata bahwa ia bukan seorang bidah; seperti yang dilakukan oleh para tradisionalis palsu, adalah suatu penghujatan yang luar biasa.
Tetapi, saya telah dapat melihat dengan jelas bahwa kebanyakan orang “Katolik” yang telah melihat bidah-bidah Fransiskus dalam perkataan dan perbuatan, dan masih menganggapnya sebagai Katolik, tidak akan mengubah posisi mereka, bahkan jika ia mengajarkan bidah 50.000 kali. Itu disebabkan karena mereka tidak memiliki iman. Hal-hal eksternal lebih penting bagi mereka daripada ajaran Yesus Kristus dan Gereja-Nya. Mereka sederhananya menolak ajaran Gereja bahwa hanya orang-orang yang mengakui iman sejatilah yang dapat dianggap berada di dalam Gereja.
Kenyataan bahwa Fransiskus jelas menolak ajaran Katolik yang telah didefinisikan tentang Kepausan – dengan mengajarkan bahwa para “Ortodoks” tidak perlu tunduk kepada Kepausan – adalah satu-satunya yang perlu dilihat seseorang. Penolakan itu membuktikan (tanpa keraguan sedikit pun) bahwa Fransiskus adalah seorang bidah dan bahwa ia tidak mengakui iman sejati. Ia tidak mengajarkan bahwa iman Roma harus dianut. Oleh karena itu, ia tidak dapat dianggap sebagai seorang Katolik di dalam Gereja.
Patut pula untuk dicatat bahwa banyak dari para tradisionalis palsu, yang bersikeras menolak posisi sejati tentang hal ini, sangat suka menolak para politikus pro-aborsi sebagai orang yang “tidak Katolik” atau sebagai “bidah”. Tetapi Fransiskus dan para Anti-Paus Vatikan II lainnya telah mengajarkan bidah ratusan kali dalam hal-hal yang sama dogmatisnya dengan pengutukan Gereja terhadap aborsi.
Gereja juga telah selalu mengajarkan bahwa orang-orang yang adalah bidah publik berada di luar Gereja dan harus dianggap demikian. Jika tidak, tidak akan ada satu iman di dalam Gereja.
Kenyataannya, dogma-dogma yang telah disangkal oleh Fransiskus telah lebih sering didefinisikan daripada perlawanan Gereja terhadap aborsi. Tetapi kenyataan tersebut sama sekali tidak ada bedanya bagi para tradisionalis palsu. Hampir setiap bulan atau pekan mereka akan mengemukakan pendapat serta mengeluh atau menertawakan penghujatan Fransiskus yang terkini. Mereka akan mengeluh tanpa henti tentang bagaimana ajaran Fransiskus yang cela itu bertentangan dengan apa yang telah diajarkan oleh para Paus sejati di sepanjang sejarah. Mereka akan mengolok-olok ajaran sesatnya dan imannya yang sesat, sembari gagal untuk menyadari bahwa mereka kanya mengolok-olok diri mereka sendiri; sebab dengan mengakui Fransiskus sebagai orang Katolik dan pemimpin umat beriman, mereka pada waktu yang bersamaan mengakui bahwa “iman”-nya (dan oleh karena itu apa yang mereka perolokkoan) itu benar. Bagaimanapun, karena mereka orang jahat, mereka akan terus mengakui bahwa sang serigala itu (Fransiskus) memiliki otoritas atas domba-domba dan bahwa ia bukan seorang bidah.
Posisi mereka fasik, bidah, dan konyol dari sudut pandang teologis, dan amat berbahaya dari sudut pandang rohani. Mereka berada dalam jalan menuju Neraka, dan mereka memimpin orang-orang lain ke dalam Neraka. Orang-orang yang menganut posisi ini (yang mempromosikan para bidah sebagai orang-orang Katolik), serta mereka yang mengikuti para pemandu yang buta macam itu, yang tidak melayani Yesus Kristus ataupun percaya akan iman-Nya, akan membayar harga tertinggi di dalam danau api yang abadi
Anti-Paus Fransiskus Mendukung Islam, Al-Quran, Doa-Doa Muslim, dsb
Catatan kaki:
[1] L’Osservatore Romano, 5 Desember 2014, hal. 12-13. Versi Bahasa Inggris.
[2] Denzinger 714.
[3] Denzinger 247.
[4] http://www.thefreedictionary.com/Uniatism
[5] L’Osservatore Romano, 5 Desember 2014, hal. 13. Versi Bahasa Inggris.
[6] Decrees of the Ecumenical Councils [Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis], Sheed & Ward and Georgetown University Press, 1990, Vol. 1, hal. 133.
[7] https://en.wikipedia.org/wiki/East%E2%80%93West_Schism
[8] L’Osservatore Romano, 5 Desember 2014, hal. 10. Versi Bahasa Inggris.
[9] L’Osservatore Romano, 5 Desember 2014, hal. 11. Versi Bahasa Inggris.
[10] L’Osservatore Romano, 5 Desember 2014, hal. 8. Versi Bahasa Inggris.
[11] L’Osservatore Romano, 5 Desember 2014, hal. 21. Versi Bahasa Inggris.
[12] L’Osservatore Romano, 7 November 2014, hal. 7. Versi Bahasa Inggris.
[13] https://w2.vatican.va/content/pius-xii/en/encyclicals/documents/hf_p-xii_enc_29061943_mystici-corporis-christi.html
Artikel-Artikel Terkait
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...