^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Para Bidah Bersaksi
Di dalam bagian-bagian sebelumnya, saya telah menggambarkan sejarah dari kontroversi Romo Feeney pada akhir tahun 1940-an dan 1950-an yang diawali oleh suatu kemurtadan dari dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan yang bermula di abad ke-19 – akibat misinterpretasi dari pernyataan-pernyataan falibel Paus Pius IX tentang “ketidaktahuan yang tidak teratasi” serta meledaknya doktrin sesat “pembaptisan keinginan”. Saya telah menunjukkan bahwa bidah ini (tentang keselamatan di luar Gereja/”ketidaktahuan yang tidak teratasi” menyelamatkan orang-orang yang meninggal sebagai non-Katolik) pada masa kini dipercayai oleh hampir semua orang-orang yang disebut-sebut Katolik dan “tradisionalis”. Dan bidah ini menuntun orang-orang yang tidak terhitung jumlahnya ke dalam Neraka. Berikut, sang pembaca akan menemukan kesaksian-kesaksian yang dibuat oleh para musuh tertentu dari Iman yang siap mengakui bahwa “pengertian” yang baru dan sesat akan Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan yang tersebar luas pada abad ke-20 sebelum Vatikan II bertentangan dengan ajaran dogmatis Gereja dan Tradisi Katolik selama 2000 tahun.
SEORANG PROTESTAN BERSAKSI
Kutipan berikut berasal dari seorang penulis Protestan. Mohon mencatat dengan saksama bagaimana bidah Protestan ini menyambungkan kesuksesan yang pada akhirnya dicapai oleh ekumenisme sesat dengan paus Pius IX serta apa yang ia percayai merupakan ajarannya bahwa terdapat keselamatan di luar Gereja Katolik. Sang Protestan juga, tentunya, memuji Yohanes XXIII (perintis Vatikan II) dan Paus VI yang menyelesaikan Vatikan II, Tidak mengejutkan bahwa pujian utamanya diberikan kepada sang bidah terang-terangan Yohanes Paulus II yang membawa bidah-bidah Vatikan II ke seluruh dunia dan menjadi panutan untuk kemurtadan bersama banyak agama sesat.
Lihatlah pernyataan yang keluar dari mulut seorang Protestan sendiri. Ia menghubungkan ajaran bahwa terdapat keselamatan di luar Gereja Katolik kepada keberhasilan di masa depan dari gerakan ekumenis sesat (gerakan untuk menghormati dan bersatu bersama agama-agama sesat). Bidah Protestan ini juga memuji Paus Pius IX karena ia percaya bahwa Paus Pius IX memperkenalkan bidah baru yakni keselamatan di luar Gereja Katolik ke dalam pikiran dan jiwa para Katolik. (Ingat, di dalam bagian tentang Paus Pius IX, kami menunjukkan bagaimana semua bidah modern mencoba menggunakan kedua pernyataan falibelnya – yang tidak mengajarkan bahwa para non-Katolik dapat diselamatkan tanpa Iman Katolik – sebagai pembenaran untuk penolakan penuh mereka terhadap dogma ini. Maka, bahkan para Protestan dapat melihat bahwa kelonggaran terhadap ide akan “ketidaktahuan yang tidak teratasi” adalah suatu “kelonggaran besar” (suatu ide baru yang bertentangan terhadap dogma tradisional) di dalam tradisi berpikir.
SEORANG YAHUDI BERSAKSI
Di sini kita melihat bahwa sang Yahudi, Gary Rosenblatt, mengakui bahwa kontroversi Romo Feeney mengenai bilamana perlu untuk menjadi Katolik untuk memperoleh keselamatan. Ia menjelaskan bahwa Romo Feeney “dikutuk” karena ia mengajarkan (kebenaran dogmatis) bahwa semua orang yang meninggal sebagai non-Katolik akan masuk Neraka. Hal ini mendukung fakta bahwa semua orang yang menentang Romo Feeney mengajarkan bahwa mungkin terdapat keselamatan di luar Gereja, sedangkan mereka yang membela Romo Feeney membela dogma Katolik Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan.
SEORANG IMAM “YESUIT” DARI AGAMA BARU VATIKAN II BERSAKSI
Berikut adalah sebuah kutipan dari seorang imam bidah yang adalah anggota dari sekte Vatikan II. Ia bernama Romo Mark Massa, “SJ”. Ia disebut-sebut Yesuit dari sekte Vatikan II dan ia mengakui bahwa pengertian yang baru dan sesat dari dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan, yang tersebar luas mulai dari tahun 1900-an, adalah suatu wahyu yang baru yang sebelumnya tidak diterima sebagai hal yang normal sampai abad ke-20. Kesaksian Romo Masa ini kuat terutama karena ia adalah seorang bidah yang berkata secara blak-blakan yang percaya bahwa dogma-dogma dapat berubah, jadi, ia tidak bermasalah untuk menceritakan secara berimbang tentang kontroversi Romo Feeney: penyangkalan terhadap dogma tradisional Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan. Bidah-bidah yang menyangkal dogma ini memaksakan diri untuk membuat berbagai penjelasan yang licik sebab mereka mengaku percaya bahwa dogma-dogma tidak dapat berubah. Tetapi Romo Massa tidak bermasalah mengakui apa yang sebenarnya telah terjadi dengan masalah ini.
Romo Massa di sini merujuk kepada Protokol 122/49, surat yang ditulis untuk menentang Romo Feeney di tahun 1949, yang diterbitkan di The Pilot, dan yang telah saya diskusikan secara rinci. Romo Massa mengakui bahwa Protokol 122/49 (yang merupakan norma kepercayaan dari hampir semua “tradisionalis” pada masa kini) “sebenarnya adalah suatu perkara yang ambivalen”. Ambivalen berarti memiliki dua arti atau gagasan yang berkontradiksi. Dan ia sungguh benar. Surat itu mengklaim menegaskan Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan, tetapi pada waktu yang sama menyangkal dogma tersebut. Romo Massa lalu mengakui bahwa pengertian (yang bidah) ini akan Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan sebagaimana yang diungkapkan di dalam Protokol tersebut (yakni, bahwa para non-Katolik dapat diselamatkan oleh “ketidaktahuan yang tidak teratasi”), telah mencapai status normatif di dalam pikiran para “teolog Katolik” pada pertengahan abad ke-20 sebelum Vatikan II. Saya akan melanjutkan kesaksiannya.
Romo Massa di sini mengakui bahwa kebanyakan orang “Katolik” jauh sebelum Vatikan II telah berhenti percaya bahwa tidak terdapat keselamatan di luar Gereja Katolik (yakni, bahwa mereka yang meninggal sebagai non-Katolik tidak dapat diselamatkan), dan itulah mengapa Romo Feeney mengalami perlawanan yang begitu besar saat ia menegaskan kebenaran dogmatis ini.
Di sini kita melihat Romo Massa mengaki bahwa “ajaran Romo Feeney” persis merupakan apa yang Gereja telah katakan di dalam pernyataan-pernyataan dogmatisnya.
Romo Massa mengakui di sini bahwa garis batasan mereka yang dapat menjadi bagian Gereja (dan oleh karena itu dapat diselamatkan) telah dipindahkan; ia lalu mengakui bahwa definisi batasan (yang bidah dari Protokol 122/49, dsb.) mengikutsertakan orang-orang yang tidak memiliki keinginan atau intensi untuk menjadi Katolik Roma (yakni, orang-orang non-Katolik).
Romo Massa mengakhiri babnya tentang kontroversi Romo Feeney dengan mengakui bahwa kasus Romo Feeney mengisyaratkan suatu “masa depan Katolik” yang terpenuhi setelah Vatikan II. Maka, ia mendukung poin kami: bahwa tanpa penyangkalan terhadap dogma ini, Vatikan II tidak akan pernah dapat terjadi.
Catatan kaki:
[1] The Oxford Illustrated History of Christianity [Sejarah Kekristenan Bergambar dari Oxford], oleh John McManners, bab 19, “The Ecumenical Movement” [“Gerakan Ekumenis”], Oxford, NY: Oxford University Press, 1990, hal. 373.
[2] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 21.
[3] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 27.
[4] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 32-33.
[5] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 34.
[6] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 35.
[7] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 35.
[8] Romo Mark S. Massa, SJ, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], hal. 37.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...