^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Posisi-Posisi Serikat Santo Pius X (SSPX)
Uskup Agung Lefebvre (pendiri SSPX) dan keempat uskup yang ditahbiskannya pada tanggal 30 Juni 1988[1]
SSPX, CMRI & Fransiskus vs Ajaran Kepausan yang Otoritatif
[Catatan: Hal yang dibahas di dalam bab ini bukan hanya berlaku kepada Serikat Santo Pius X, tetapi juga kepada banyak dari kelompok-kelompok “tradisionalis” independen, yang berpendapat secara serupa dan yang melawan kemurtadan Vatikan II serta Misa Baru dengan memegang posisi-posisi yang serupa dengan yang dipegang oleh SSPX.]
SSPX adalah sekelompok imam “tradisionalis” yang didirikan oleh mendiang Uskup Agung Marcel Lefebvre. Lefebvre adalah seorang uskup agung di Prancis yang melawan banyak hal sehubungan agama pasca-Vatikan II dan mengakui bahwa hal-hal itu merupakan penyimpangan dari agama Katolik tradisional. Ia mengakui bahwa Misa Baru adalah ibadat Protestan dan berlawanan dengan Tradisi. Ia juga menentang bidah-bidah “ekumenisme” dan kebebasan beragama, yang diajarkan di Vatikan II.
Uskup Agung Marcel Lefebvre
Ia merintis seminari-seminari untuk pembentukan para imam yang akan secara eksklusif menyelenggarakan Misa Tradisional, dan ia menahbiskan para imam itu dalam ritus imamat tradisional. Untuk melaksanakannya, ia harus terus bertindak secara independen dari para Anti-Paus Vatikan II, meskipun ia terus mengambil posisi bahwa para Anti-Paus Vatikan II adalah para Paus yang sah yang memegang jabatan Kepausan. Lefebvre juga bekerja secara independen dari para “uskup” yang turut serta dalam agama yang baru.
Pada tanggal 30 Juni 1988, Lefebvre memutuskan (secara independen dari para Anti-Paus Vatikan II) untuk mengonsekrasikan empat orang uskup dalam ritus Konsekrasi Uskup tradisional, agar para uskup ini dapat terus menahbiskan para imam untuk menyelenggarakan ritus-ritus tradisional. Lefebvre “diekskomunikasikan” oleh Yohanes Paulus II dalam kurun waktu 72 jam, walaupun (seperti yang sudah dibahas sebelumnya) tidak ada seorang politikus pro-aborsi pun yang terkemuka yang sampai sekarang pernah diekskomunikasikan oleh salah seorang pun dari para Anti-Paus Vatikan II.
SSPX memiliki banyak lokasi di dunia di mana lembaga ini menyelenggarakan Misa tradisional, dan merupakan gerakan yang besar yang memengaruhi dan menyediakan sakramen-sakramen bagi orang-orang yang mengaku diri sebagai orang Katolik yang berpikiran secara tradisional. Kami ingin menekankan bahwa SSPX melakukan banyak hal yang baik; mereka telah menjadi suatu jalan yang dilalui oleh banyak orang sehingga mereka mengenal dan kembali kepada Iman Katolik tradisional. Tetapi, SSPX sayangnya memegang berbagai posisi yang bidah dan berlawanan dengan Iman Katolik. Pertama-tama, SSPX percaya dan mengajarkan bahwa jiwa-jiwa dapat diselamatkan dalam agama-agama non-Katolik, suatu ajaran yang sesat.
Pernyataan-pernyataan ini tergolong suatu bidah yang jelas melawan dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan; namun demikian pernyataan-pernyataan ini dicetak di dalam materi-materi SSPX yang terlaris. Kenyataannya, hampir semua imam yang bahkan menyelenggarakan Misa tradisional percaya akan bidah yang sama ini.
Juga, walaupun SSPX menentang kemurtadan Vatikan II, SSPX berkeras kepala mempertahankan suatu kesetiaan kepada para “uskup” yang bidah secara manifes dari Gereja Novus Ordo/Vatikan II, seperti yang telah disebutkan di atas. Bagaimanapun, SSPX tidak bekerja pada saat itu juga dalam persekutuan dengan lembaga yang disebutnya sebagai “Gereja Baru” – Gereja Novus Ordo – Gereja para “uskup” dan “paus” Vatikan II (yang sebenarnya adalah Anti-Paus). Posisi mereka adalah suatu kontradiksi, yang menghina ajaran Katolik dalam tiga hal:
Di samping itu, dengan mengakui para “Paus” dan “uskup” Vatikan II sebagai hierarki Katolik, SSPX bersekutu dengan “gereja palsu” tersebut. Pada saat itu juga, SSPX berada dalam skisma dengan “gereja palsu” ini karena SSPX secara terang-terangan menolak bersekutu dengan para anggota Gereja ini, seperti yang kita lihat di atas. (Jika posisi mereka terdengar berkontradiksi, sebabnya adalah posisi mereka memang adalah suatu kontradiksi). Posisi mereka ini skismatis.
Selama puluhan tahun, SSPX bersikeras beroperasi di luar persekutuan dengan para “uskup” dan para “Paus” yang, menurut SSPX sendiri, adalah hierarki Katolik. Perbuatan mereka ini skismatis.
Contohnya, SSPX bahkan menolak kanonisasi-kanonisasi khidmat yang dilakukan oleh para “Paus” Vatikan II, yakni para pria yang mereka sendiri akui sebagai “Paus”. Posisi ini begitu skismatisnya, sebab posisi ini menyatakan bahwa SSPX mengakui bahwa seorang Paus sejati dan Gereja Katolik telah secara resmi melakukan kesalahan dalam menganonisasikan santo-santa.
St. Alfonsus dan Kardinal Lambertini (yang kelak menjadi Paus Benediktus XIV) menyatakan bahwa kanonisasi adalah tindak Gereja yang tidak mungkin salah
Karena ada begitu banyak orang yang sangat menghormati SSPX, mereka telah dibimbing sehingga memegang posisi skismatis yang sama. Semua posisi yang sesat tentang situasi pasca-Vatikan II ini merupakan hasil keengganan SSPX untuk melihat kebenaran bahwa sekte Vatikan II sama sekali adalah Gereja palsu, dan bahwa para “Paus” pasca-Vatikan II sebenarnya adalah para Anti-Paus yang tidak valid.
Beberapa pernyataan yang sangat menarik dari Uskup Agung Lefebvre yang mengutarakan pandangannya bahwa para “Paus” Vatikan II mungkin bukan Paus yang valid
Meski posisi mereka pada saat ini sungguh tidak dapat dibela – dan kendati betapa jelasnya bukti yang mendukung posisi sedevakantis – SSPX tetap terus (bahkan pada fase ini di mana kemurtadan Vatikan II sedemikian parahnya) menerbitkan buku-buku dan risalah-risalah yang menyerang posisi sedevakantis. Mereka gagal untuk menyadari bahwa pendiri Serikat mereka, Uskup Agung Lefebvre, dahulu membuat banyak pernyataan yang membuktikan bahwa pandangannya dekat dengan posisi sedevakantis sekitar tahun 1970 dan 1980-an. Hendaknya kutipan-kutipan berikut dikenal oleh para anggota Serikat Santo Pius X.
Beberapa poin lainnya yang lebih penting sehubungan posisi-posisi SSPX
Uskup Fellay dari SSPX menolak dogma Katolik dengan mengajarkan bahwa para Hindu dapat diselamatkan
SSPX menolak “kanonisasi” Josemaria Escriva oleh Yohanes Paulus II, yang dengan demikian menyingkapkan Skisma lembaga tersebut
Karena mereka mengakui Yohanes Paulus II sebagai seorang Paus sejati, penolakan “kanonisasi”-nya yang khidmat ini adalah suatu sikap yang jelas-jelas skismatis.
Uskup Richard Williamson dari SSPX berkata bahwa Yohanes Paulus II adalah seorang ‘pria yang baik’ dan bahwa agama dari SSPX tidaklah sama dengan agama para ‘Paus’ Vatikan II yang ia akui!
Uskup Williamson dari SSPX menyatakan dengan lancang bahwa ia tidak menganut agama yang sama dengan yang dianut oleh para “Paus” dan para “uskup” yang diakuinya sebagai hierarki Katolik! Bapak, ibu, pernyataannya ini merupakan rangkuman dari posisi SSPX yang sungguh konyol dan skismatis, yang (karena tiada sebutan lain yang dapat menggambarkannya dengan lebih baik) sebegitu tegar dalam ketidakkonsistenannya sehingga posisi itu secara benar dicap sebagai MUNTAHAN TEOLOGIS.
Uskup Tissier de Mallerais dari SSPX menolak konsep persekutuan Gereja dan menyatakan bahwa Benediktus XVI mengajarkan bidah
Masuk akal bahwa SSPX (atau, setidaknya Uskup Tissier de Mallerais) tidak percaya akan konsep keberadaan dalam persekutuan bersama semua orang yang berada dalam Gereja. “Persekutuan sama sekali tidak berarti apa-apa bagi saya”, ujar Uskup Tissier De Mallerais. Ya, kita dapat melihatnya dengan sangat jelas. Karena ia tidak percaya akan hal itu, jelas bahwa hati nuraninya tidak terganggu oleh penolakannya untuk bersekutu dengan hierarki dan para anggota dari lembaga yang dianggapnya sebagai Gereja Katolik.
Buku SSPX, Most Asked Questions about the Society of St. Pius X [Pertanyaan-Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan tentang Serikat St. Pius X] berkata bahwa para “Paus” Vatikan II TIDAK DAPAT mengajar secara infalibel
Serikat St. Pius X tidak mengakui secara sederhana bahwa Yohanes Paulus II tidak memenuhi persyaratan untuk berbicara secara infalibel; SSPX (yang menulis pada waktu Yohanes Paulus II memimpin) telah menyatakan bahwa Yohanes Paulus II (pria yang mereka anggap sebagai Paus sejati) tidak dapat berbicara secara infalibel.
Untuk mereka yang oleh karena suatu alasan tertentu tidak dapat menangkap akibat yang timbul dari pernyataan SSPX ini, izinkan kami untuk memberikan rangkumannya: SSPX secara benar menegaskan bahwa suatu ajaran yang infalibel dari seorang Paus tentang iman atau moral tidak dapat diubah, seperti yang dinyatakan oleh Vatikan II (Denz. 1839). Tetapi menurut SSPX, para “Paus” Vatikan II adalah orang-orang Modernis yang sedemikian rupa sehingga mereka percaya akan evolusi doktrin; mereka tidak percaya adanya hal yang tidak dapat diubah. Maka, menurut SSPX, walaupun mereka adalah para Paus yang valid, para “Paus” pasca-Vatikan II TIDAK DAPAT mengajar secara infalibel! Ini adalah penolakan terhadap dogma Infalibilitas Kepausan.
Secara definisi, seorang Paus adalah Uskup Roma, yang memiliki yurisdiksi tertinggi di dalam Gereja dan yang DAPAT mengajar secara infalibel, jika ia memenuhi persyaratan yang diperlukan. Jika ia tidak dapat berbicara secara infalibel, maka ia bukanlah seorang Paus yang valid!
Semua posisi skismatis ini (misalnya, penolakan SSPX terhadap “kanonisasi” yang secara resmi diumumkan oleh “Paus” mereka) dan pembejatan-pembejatan Jabatan Kepausan diakibatkan oleh kegagalan SSPX untuk melihat kebenaran dari posisi sedevakantis (yakni, bahwa para “Paus Vatikan II” sama sekali bukan Paus, melainkan Anti-Paus).
Benediktus XVI secara pribadi memberi tahu SSPX bahwa SSPX harus menerima Vatikan II
Di dalam Konferensinya di Denver pada tahun 2006 (yang dilaporkan di dalam suatu artikel yang diterbitkan di The Angelus), uskup Fellay dari SSPX menyebutkan suatu poin yang sangat penting. Ia mengakui bahwa, pada suatu pertemuan pribadi dengan Anti-Paus Benediktus XVI, Anti-Paus Benediktus XVI telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa SSPX harus menerima Vatikan II.
Hal ini harus dibuktikan berapa kali lagi? Para tradisionalis palsu perlu meninggalkan posisi mereka yang mustahil, yang menurutnya, seseorang dapat menolak Vatikan II dan menerima para “Paus” Vatikan II sebagai Paus yang legitim. Mereka harus menolak Vatikan II dan para Anti-Paus non-Katolik yang memberlakukannya.
Poin-poin yang penting sehubungan klaim para pendukung SSPX – dan mereka yang memegang posisi yang serupa – bahwa mereka hanya menjalani kehidupan Katolik, menghadiri SSPX (atau kapel independen lainnya) dan tidak terlibat dalam perkara-perkara ini, seperti sedevakantisme
Kami sering mendengar dari banyak orang, terutama dari para pembela SSPX, bahwa mereka hanya orang awam yang tidak bisa terlibat dalam perkara-perkara teologis ini, seperti perkara sedevakantisme. Mereka hanya pergi ke Misa di SSPX, mendukung SSPX, dan mencoba menjadi orang-orang rohani yang baik yang taat kepada Iman. Inilah tanggapan dari banyak pengikut SSPX sewaktu mereka menghadapi argumen-argumen sedevakantis.
Baiklah, jika demikian adanya – jika anda tidak memiliki otoritas untuk terlibat dalam perkara-perkara ini dan anda hanya “seorang awam yang pergi ke Misa” dan mencoba menaati Iman Katolik – MAKA ANDA SAMA SEKALI TIDAK BERHAK MENGHADIRI SSPX ATAU KAPEL INDEPENDEN LAINNYA.
Baiklah, jika demikian adanya – jika anda tidak memiliki otoritas untuk terlibat dalam perkara-perkara ini dan anda hanya “seorang awam yang pergi ke Misa” dan mencoba menaati Iman Katolik – MAKA ANDA SAMA SEKALI TIDAK BERHAK MENGHADIRI SSPX ATAU KAPEL INDEPENDEN LAINNYA.
JIKA ANDA TERLALU SEDERHANA UNTUK “DAPAT MENGERTI HAL INI”, DAN JIKA ANDA TIDAK DAPAT TERLIBAT DALAM PERKARA-PERKARA INI – JIKA DEMIKIAN POSISI ANDA (SEMOGA ALLAH MENCEGAHNYA) – MAKA SECARA LOGIS ANDA HARUS SEKADAR MENERIMA GEREJA NOVUS ORDO SETEMPAT SAJA, MENGHADIRI MISA BARU, DAN MENERIMA VATIKAN II, YANG ADALAH AGAMA YANG DISETUJUI OLEH “USKUP” NOVUS ORDO SETEMPAT. Tetapi, “tidak”, orang awam yang berpura-pura “sederhana” yang “hanya pergi ke SSPX dan mencoba hidup dengan baik” dan tidak terlibat dalam “perkara-perkara ini” tiba-tiba terlibat dalam perkara-perkara ini dan menjadi seorang “teolog”. Ia “tahu” bahwa ia tidak dapat menerima Misa Baru dan agama Novus Ordo setempat. Makai a mengutuk dirinya sendiri dengan mulutnya sendiri, membantah argumennya sendiri, dan membuktikan kemunafikannya hanya dengan “terlibat” di mana ia ingin menjadi terlibat.
Sebab inti permasalahannya adalah bahwa jika seseorang dapat menerima Misa Baru dan agama Vatikan II dan menyelamatkan jiwanya maka sama sekali tidak ada pembenaran apa pun untuk pergi ke kapel independen atau SSPX. Ini semua adalah masalah preferensi, jika demikian adanya. Tetapi jika seseorang percaya bahwa Iman mewajibkannya untuk menolak Misa Baru dan agama Vatikan II sebagai sesuatu yang akan menyebabkan hilangnya keselamatan dirinya (yang adalah kebenaran), maka gereja setempat dan Misa Baru (serta para otoritas yang memberlakukannya) tidak mungkin mewakili Gereja Katolik. Kenyataan itu menuntun orang kepada posisi sedevakantis, yang tidak dapat dihindarinya, sebab Gereja Katolik yang Kudus tidak menuntun kita ke dalam Neraka.
Semua hal ini kembali membuktikan bahwa satu-satunya posisi yang Katolik adalah posisi sedevakantis, dan bahwa segala posisi sesat lainnya tidak konsisten dengan ajaran Katolik. Karena SSPX mempromosikan posisi-posisi bidah yang tidak konsisten dengan ajaran Katolik, orang Katolik sama sekali tidak boleh menyokong SSPX secara finansial di bawah ancaman dosa berat.
Komentar-komentar Singkat tentang Kemungkinan Terjadinya Persatuan Kembali secara Penuh antara SSPX dan Gereja Baru
Pada saat buku ini hampir selesai ditulis (versi orisinalnya dari tahun 2007), berlangsung diskusi tertentu bahwa SSPX akan masuk ke dalam persekutuan penuh dengan sekte Vatikan II, sebagai gantinya, Anti-Paus Benediktus XVI akan memperbolehkan Misa bahasa Latin diselenggarakan secara lebih luas serta mengangkat ekskomunikasi yang sebelumnya telah dikenakan kepada SSPX. Jika hal ini terjadi, peristiwa ini akan melambangkan pembelotan penuh oleh SSPX ke dalam Kontra-Gereja Vatikan II. Benediktus XVI, yang dibimbing oleh Iblis, sungguh menyadari bahwa, pada tahapan ini, kemurtadan sekte Vatikan II sedemikian kukuhnya, dan hampir semua imamnya tidak valid karena mereka ditahbiskan dalam Ritus-Ritus Baru Paulus II, sehingga ia dapat memberikan keringanan-keringanan kepada kelompok-kelompok berjurusan tradisionalis demi memancing mereka untuk kembali ke dalam Kontra-Gereja, dan dengan demikian, mereka akan sepenuhnya menyangkal Kristus ketika mereka menerima agama baru itu secara penuh dan hal-hal seperti “kanonisasi” sang pemurtad Yohanes Paulus II.
Jika Benediktus XVI memang membuat tawaran semacam itu kepada SSPX, janganlah tertipu, perbuatan itu adalah siasati Iblis untuk mencoba menipu para tradisionalis pada fase yang begitu jauh dalam Kemurtadan Besar. Jika hal ini memang terjadi, kami menduga bahwa SSPX akan terpecah menjadi fraksi-fraksi pro dan kontra persatuan kembali secara penuh dengan Kontra-Gereja.
Catatan kaki:
[1] Bernard Tissier de Mallerais, Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, Edisi Suntingan Kedua, Clovis, Etampes, 2002.
[2] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 564.
[3] Claudia Carlen, The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, The Pierian Press, Raleigh , 1990,Vol. 1 (1740-1878), hal. 229, no. 2.
[4] The Angelus, Angelus Press, Mei 2000, hal. 21.
[5] Sagesses chrétiennes, Les Pères Apostoliques, Texte intégral {Para Bapa Apostolik, Naskah Integral}, Editions du Cerf, Paris, 2012, hal. 180.
[6] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-Bapa Gereja Perdana}, The Liturgical Press, Collegeville, MN, 1970,Vol. 2, no. 1371 a.
[7] Pius XI, Lettre encyclique Mortalium Animos contre l’œcuménisme {Surat Ensiklik Mortalium Animos Melawan Ekumenisme}, Association Saint-Jérôme, Bruxelles, 1987, hal.29.
[8] Pius XI, Lettre encyclique Quas primas {Surat Ensiklik Quas Primas}, Pierre Téqui penyunting, Paris, 1987, hal. 15-16.
[9] Peter Hünermann, Heinrich Denzinger, Enchiridion Symbolorum, Symboles et définitions de la Foi catholique {Simbol-Simbol dan Definisi-Definisi Iman Katolik}, edisi ketiga puluh delapan, Edisi bahasa Prancis, Editions du Cerf, Paris, 2010, no. 3070.
[10] St. Alfonsus de Liguori, The Great Means of Salvation and Perfection {Jalan Besar Menuju Keselamatan dan Kesempurnaan}, 1759, hal. 23.
[11] Dikutip oleh Tanquerey, Synopsis Theologiae Dogmaticae Fundamentalis’ (Paris, Tournai, Rome: Desclee, 1937, edisi baru oleh J.B. Bord, Vol. I, hal. 624, catatan 2.
[12] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 514-515.
[13] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 517.
[14] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 519.
[15] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 529.
[16] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 564.
[17] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 565.
[18] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 565.
[19] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 576.
[20] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 577.
[21] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 578.
[22] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 591.
[23] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 577.
[24] Marcel Lefebvre – une vie {Biografi Marcel Lefebvre}, hal. 578.
[25] Wawancara dengan The Remnant, edisi tanggal 15 Mei 2005.
[26] Pius XII, Lettre encyclique Mystici Corporis Christi, Le Corps Mystique de Jésus-Christ {Surat Ensiklik Mystici Corporis Christi, Tubuh Mistik Yesus Kristus}, Bonne Presse, 1943, hal. 14.
[27] Wawancara yang diterbitkan di dalam The Remnant, Forest Lake, MN.
[28] Leo XIII, Lettres apostoliques de S.S. Léon XIII, encycliques, brefs, etc. {Surat-Surat Apostolik dari Takhta Suci Leo XIII, Ensiklik-Ensiklik, Surat Singkat, dst.} (Edisi 1893), Hachette livre / BnF, Paris, 1893- 1904, Vol. 5, hal. 33.
[29] Denzinger, Ed. du Cerf, no. 3074, 3075.
[30] The Angelus, A Talk Heard Round the World {Percakapan yang Terdengar di Sekeliling Dunia}, April 2006, hal. 15.
[31] G. Alberigo, Les Conciles Œcuméniques, Les Décrets {Konsili-Konsili Ekumenis, Dekret-dekret}, Edisi bahasa Prancis, Editions du Cerf, Paris, 1994, Vol. II-1 (dari Nicea sampai Lateran V), hal. 503.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...