^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Apakah Gereja Katolik Mengutuk Semua Orang yang Disunat?
Di dalam video ini, saya ingin mendiskusikan secara singkat ajaran Konsili Florence tentang penyunatan – karena terdapat suatu kebingungan tentang perkara ini dan beberapa bidah modernis tertentu telah menyebarkan kesalahan-kesalahan yang berat tentang perkara ini.
Surat bulla Cantate Domino dari Konsili Florence yang berhimpun di bawah Paus Eugenius IV menyatakan secara khidmat :
Omong-omong, pernyataan ini adalah suatu contoh lain dari ajaran dogmatis dari Gereja Katolik bahwa orang-orang Yahudi tidak dapat diselamatkan, kecuali jika mereka berkonversi dan masuk ke dalam Gereja Katolik. Surat bulla Cantate Domino mendefinisikan secara khidmat bahwa semua orang Yahudi, pagan, bidah, dsb. tidak dapat diselamatkan jika mereka tidak menjadi Katolik.
Ajaran dogmatis ini ditolak bukan hanya oleh Sekte Vatikan II, tetapi oleh hampir semua imam yang disebut-sebut tradisionalis pada masa ini dari masa Kemurtadan Besar.
Mereka berpendapat bahwa beberapa anggota tertentu dari agama Yahudi, Islam, dsb. dapat diselamatkan tanpa iman Katolik.
Mereka tidak mengakui iman yang sejati.
Nah, di dalam teks ini kita melihat bahwa siapa pun yang menaati penyunatan melakukan dosa berat dan terasing dari keselamatan, jika orang itu tidak bertobat dari kesalahan ini. Hal ini jelas merujuk kepada orang-orang yang disunat demi memenuhi perayaan-perayaan dari Hukum Lama. Itulah makna dari mempraktikkan atau menaati penyunatan. Teks ini tidak merujuk kepada orang-orang yang menjalani operasi yang sepadan dengan penyunatan yang dilakukan untuk alasan-alasan yang secara murni bersifat medis.
Tetapi, beberapa bidah modernis tertentu, yang tidak tahu apa yang mereka katakan, dan tidak setia kepada ajaran Katolik, telah mengklaim bahwa teks dari Konsili Florence ini salah, konyol, dan absurd.
Mereka berpikir bahwa sewaktu Konsili Florence memerintahkan kepada semua umat Kristiani untuk tidak menaati penyunatan sama sekali, dan menambahkan kata-kata: sebab, terlepas bilamana seseorang menempatkan harapan di dalamnya, penyunatan sama sekali tidak dapat ditaati tanpa hilangnya keselamatan kekal, teks ini salah menurut pandangan mereka, karena teks ini mengutuk bukan hanya orang-orang yang disunat demi memenuhi Hukum Lama, melainkan siapa pun yang telah menjalani suatu prosedur yang secara murni bersifat medis yang sepadan dengan penyunatan. Berikut suatu contoh dari seorang bidah modernis yang secara mencengangkan berpura-pura diri sebagai seorang Katolik, yang menuduh Konsili Florence mengajarkan hal yang salah, konyol dan absurd.
Ia sama sekali tidak tahu apa yang ia katakan.
Sewaktu Konsili Florence berkata, ‘terlepas bilamana seseorang menempatkan harapan di dalamnya’, sang bidah berpikir bahwa teks itu merujuk kepada siapa pun yang telah menjalani prosedur medis yang sepadan dengan penyunatan. Tetapi ia sama sekali salah. Rujukan itu tetap mengacu kepada orang-orang yang menjalani penyunatan demi menaati Hukum Lama. Mempraktikkan penyunatan sebagai suatu persyaratan dari Hukum Lama adalah konteks penuh dari paragraf tersebut, dan kalimat yang sama itu berkata: ‘penyunatan sama sekali tidak dapat ditaati tanpa hilangnya keselamatan kekal." Tidak mungkin ada ketaatan terhadap penyunatan kecuali jika penyunatan dianggap sebagai suatu hukum yang harus dipatuhi. Anda menaati apa yang anda anggap sebagai suatu hukum atau persyaratan.
Maka, perkataan menaati penyunatan, dan seluruh konteks dari paragraf itu, menunjukkan bahwa paragraf tersebut merujuk kepada orang-orang yang disunat karena mereka percaya bahwa mereka diwajibkan untuk melakukannya untuk alasan-alasan religius. Orang-orang tersebut terasing dari keselamatan, seperti yang diajarkan secara benar oleh Konsili Florence, kecuali jika mereka berkonversi. Tidak ada kesalahan di dalam paragraf Konsili Florence.
Karena sang bidah tidak membuat pembedaan-pembedaan yang tepat, tidak condong kepada kebenaran, dan karena ia tidak berpikir secara berhati-hati, ia gagal untuk melihat bagaimana seseorang yang tidak menempatkan harapan di dalam penyunatan tetap mungkin menaati penyunatan sebagai suatu persyaratan dari Hukum Lama.
Demikianlah bagaimana hal itu terjadi: seseorang yang tidak percaya bahwa penyunatan mengampuni dosa dan berpendapat bahwa Yesus dapat membawa keselamatan tanpa penyunatan, tetapi orang itu tetap merasa bahwa ia secara pribadi diwajibkan oleh Hukum Musa untuk disunat. Orang semacam itu tidak menempatkan harapannya di dalam penyunatan tetapi orang itu akan tetap menaati penyunatan karena ia merasa diwajibkan untuk mengikuti Hukum Musa. Orang tersebut akan melakukan dosa berat, karena anda sama sekali tidak boleh mempraktikkan penyunatan, yakni, disunat demi menaati Hukum Lama atau demi alasan religius apa pun.
Dan bahkan di dalam teks yang sedang kita cermati, Konsili Florence menjelaskan apa maknanya sewaktu merujuk kepada orang-orang yang menempatkan harapan di dalam ketentuan-ketentuan hukum tersebut. Konsili Florence mendefinisikannya sebagai berikut, “seolah-olah iman di dalam Kristus tidak dapat menyelamatkan tanpa hal-hal tersebut”. Jadi untuk menempatkan harapan di dalam penyunatan berarti untuk percaya bahwa Kristus tidak dapat menyelamatkan tanpa penyunatan.
Tetapi, bahkan jika seseorang berpikir bahwa Kristus dapat menyelamatkan tanpa penyunatan dan oleh karena itu tidak menempatkan harapan di dalam penyunatan (menurut Florence), seseorang tetap dilarang untuk menaati penyunatan - yakni, mempraktikkan penyunatan sebagai suatu syarat dari Hukum Lama. Perbedaan ini antara 1) menaati penyunatan sebagai suatu persyaratan religius sambil percaya bahwa Kristus tidak dapat menyelamatkan tanpa penyunatan dan 2) menaati penyunatan sebagai suatu persyaratan religius sambil percaya bahwa Kristus dapat menyelamatkan tanpa penyunatan, hanya menegaskan lebih lanjut poin kami tentang maksud dari Konsili Florence. Konsili Florence mengutuk kedua bentuk ketaatan hukum tersebut terhadap penyunatan. Konsili Florence sama sekali tidak membahas orang-orang yang menjalani prosedur yang secara murni bersifat medis yang sepadan dengan penyunatan.
Menarik pula bahwa di dalam Summa Theologiae, St. Thomas Aquinas membuat suatu pembedaan antara 1) seseorang yang mungkin memotong kulit khitannya demi kesehatan dan 2) seseorang yang menaati hukum penyunatan. Di dalam teks ini ia tidak mendiskusikan bilamana penyunatan yang satu atau yang lain adalah hal yang sah atau tidak, tetapi ia mengakui perbedaannya.
St. Thomas:
Di sini, kita dapat melihat bahwa 1) pemotongan kulit khitan demi tujuan kesehatan tidak secara pasti adalah 2) menaati hukum penyunatan.
Kami juga harus mencatat bahwa kami tidak menyarankan kepada seorang pun untuk menjalani penyunatan untuk alasan-alasan yang secara murni bersifat medis. Kami hanya menjelaskan bahwa teks dari Konsili Florence tidak membahas prosedur yang secara murni bersifat medis, tetapi, teks Konsili Florence ini mengutuk orang-orang yang menjalani penyunatan demi menaati Hukum Lama. Ajaran Konsili Florence itu benar, dan tidak salah.
Menarik pula bahwa sang bidah modernis yang baru saja kami bantah, yang gagal untuk membuat pembedaan yang tepat, secara lancang menuduh orang-orang Katolik yang sejati bahwa mereka menganut posisi-posisi yang salah karena, menurut sang bidah itu, mereka gagal untuk membuat pembedaan-pembedaan yang tepat, atau kekurangan nuansa - walaupun, seperti yang baru kita lihat, kenyataannya sepenuhnya berkebalikan. Ia melakukan dosa berat, yakni, secara publik menuduh ajaran Konsili Florence sebagai ajaran yang sesat, salah, dan konyol - karena ia tidak membuat pembedaan-pembedaan yang tepat.
Ini adalah suatu contoh lain bagaimana (di masa kemurtadan ini) begitu banyak hal telah menjadi terbalik.
Para bidah modernis seperti yang baru saja kami bantah bukan hanya gagal untuk membuat pembedaan-pembedaan yang tepat. Mereka juga sering mempromosikan kontradiksi, kesalahan, atau kebohongan dan berupaya menyembunyikan hal-hal tersebut di bawah dalih yang mereka sebut sebagai nuansa – walaupun, di dalam kasus-kasus itu, hal-hal tersebut bukanlah nuansa-nuansa yang legitim, melainkan sederhananya kontradiksi, kesalahan, dan kebohongan.
Ajaran Konsili Florence ini juga mengutuk banyak anggota dari sekte Vatikan II yang bukannya dengan penuh kasih memanggil orang-orang Yahudi dan orang-orang non-Katolik lainnya untuk berkonversi – mereka malah mendukung dan mempromosikan agama sesat dari orang-orang itu atau ketaatan terhadap ritus-ritus Yahudi, seperti dengan mengucapkan kepada orang-orang Yahudi Selamat Hari Hanukkah.
Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 4 bulanBaca lebih lanjut...Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 8 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 8 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 8 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...