^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Padre Pio Hendak Menjadi Misionaris ; Makanan, Tidur & Doa Padre Pio
Padre Pio Ingin Menjadi Seorang Misionaris
Sewaktu terdapat kemungkinan untuk dipindahkan ke tempat lain, ia siap untuk pergi, tetapi ia lebih menyukai tugas misi. Ia bahkan menulis kepada para atasannya untuk mendapatkan izin bekerja sebagai misioner di India. Permohonan ini ditolak.[1]
Padre Pio berkata: “Betapa besarnya keinginan saya, dan betapa gembiranya saya, jika saya dapat berada di India untuk mempersembahkan karya saya yang rendah untuk menyebarkan Iman. Tetapi jika kesempatan baik itu tidak diberikan kepada saya, melainkan untuk jiwa-jiwa lain yang lebih mulia dan lebih disayangi Yesus, saya akan menjalankan tugas saya dengan doa yang rendah hati, kuat, dan efektif.”[2]
Makanan dan Tidur
Pada tahun 1945, asupan makan Padre Pio terukur tiga setengah ons setiap harinya, tetapi berat badannya lebih dari seratus tujuh puluh pon.[3] Jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi Padre Pio tidak akan cukup menjaga hidup seorang bayi.[4]
Padre Pio sukar tidur dengan nyenyak, tetapi, jika memang ia tidur nyenyak, ia hanya tidur sekitar dua sampai tiga jam. Seringkali ia tidak tidur sama sekali pada malam hari. Kekurangan tidur ini menakjubkan para dokter; mereka terkesima akan bagaimana ia dapat bekerja tanpa dipulihkan oleh tidur.[5]
Doa dan Padre Pio
Sewaktu Bapa rohani Padre Pio meminta Padre Pio untuk melipatgandakan doa-doanya, Padre Pio berkata bahwa hal ini tidak mungkin terjadi karena waktunya semua “dihabiskan untuk berdoa”.[6]
Padre Pio berkata: “Apa yang kurang dilakukan oleh umat manusia pada saat ini adalah untuk berdoa.”[7]
Padre Pio berkata: “Kita mencari Allah di dalam buku-buku, tetapi di dalam doalah kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Allah.”[8]
Padre Pio menyarankan orang-orang untuk membuat doa-doa mental yang pendek, mempersembahkan segala sesuatu yang mereka telah lakukan, tidak peduli sekecil apa pun kepada Yesus Kristus.[10]
Padre Pio membuat para penitennya membaca doa berikut: “Masa lalu saya, O Tuhan, di bawah Kerahiman-Mu, masa kini saya di bawah Kasih-Mu, masa depan saya di bawah Penyelenggaraan-Mu!”[12]
Padre Pio berkata: “Tuhan hanya mengizinkan saya untuk mengingat orang-orang dan hal-hal yang Ia inginkan saya untuk ingat.
Faktanya adalah bahwa pada beberapa peristiwa Tuhan kita yang rahim telah menyarankan kepada saya beberapa orang yang tidak pernah saya kenal ataupun saya dengar namanya, hanya untuk membuat saya mempersembahkan mereka kepada-Nya dan untuk mendoakan mereka, dan di dalam kasus ini Ia tidak pernah gagal untuk menjawab doa-doa saya yang rendah dan lemah. Bagaimanapun, sewaktu Yesus tidak ingin menjawab saya, Ia membuat saya melupakan orang-orang tersebut yang saya telah dengan tegar ingin doakan.”[13]
Di dalam suatu surat bertanggal 16 September 1916, Padre Pio berkata: “Berdoalah untuk pemulihan kerajaan Allah; untuk penyebaran Iman dan untuk peninggian dan kemenangan bunda kita yang suci, yaitu Gereja. Berdoalah untuk... orang-orang yang tidak beriman, untuk para bidah dan untuk konversi para pendosa.”[14]
Padre Pio tentang gangguan-gangguan di dalam doa: “Perhatian anda tidak boleh teralihkan secara sukarela. Tetapi jika memang perhatian anda teralihkan, teruslah berdoa, dan anda akan mendapatkan manfaat yang besar, karena Penyelamat kita mengetahui bahwa anda bukanlah seorang malaikat yang berdoa kepada-Nya, melainkan seorang wanita yang malang. Teruslah berdoa tanpa berhenti. Dan sewaktu anda menemukan bahwa sulit untuk berdoa, janganlah membuang waktu dengan berhenti memikirkan mengapa dan dari mana gangguan itu datang. Bagaikan seorang musafir yang tersesat, segera setelah ia menyadari bahwa ia tidak berada di dalam jalan yang benar, segera ia kembali menempatkan dirinya di dalam jalan yang benar. Jadi anda harus terus bermeditasi tanpa berhenti untuk merefleksikan kesulitan anda berkonsentrasi.”[15]
Catatan kaki:
[1] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 197.
[2] Romo John A. Schug, Padre Pio, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 142.
[3] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 237.
[4] Padre Pio, The Wonder Worker {Padre Pio, Pembuat Mukjizat}, Our Lady’s Chapel, New Bedford, MA. hal. 27.
[5] Romo John A. Schug, Padre Pio, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 120.
[6] Padre Pio, The Wonder Worker {Padre Pio, Pembuat Mukjizat}, Our Lady’s Chapel, New Bedford, MA. hal. 33.
[7] Padre Pio, The Wonder Worker {Padre Pio, Pembuat Mukjizat}, Our Lady’s Chapel, New Bedford, MA. hal. 33.
[8] Padre Pio of Pietrelcina, Walking in the Footsteps of Jesus Christ {Padre Pio dari Pietrelcina, Berjalan di dalam Jejak Kaki Yesus Kristus}, The Leaflet Missal Company, St. Paul, MN. hal. 68.
[9] Patricia Treece, Quiet Moments with Padre Pio {Saat-saat Tenang bersama Padre Pio}, Servant Publications, Ann Arbor, MI. #86.
[10] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 143.
[11] Padre Pio of Pietrelcina, Letters Vol. III {Padre Pio dari Pietrelcina, Surat-surat Vol. III}, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 671.
[12] Madame Katharina Tangari, Stories of Padre Pio {Cerita-Cerita Tentang Padre Pio}, TAN Books, Rockford, IL. hal. 9.
[13] Padre Pio of Pietrelcina, Letters Vol. II {Padre Pio dari Pietrelcina, Surat-surat Vol. II}, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 102.
[14] Padre Pio of Pietrelcina, Letters Vol. III {Padre Pio dari Pietrelcina, Surat-surat Vol. III}, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 256.
[15] Dorothy Gaudiose, Prophet of the People {Nabi Para Rakyat}, Alba House, NY, NY. hal. 164-165.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...