Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
St. Vincentius A Paulo (1635): “Gemetar diri saya, ketika memikirkan jumlah jiwa yang terus-menerus hidup dalam keadaan pengutukan!”
St. Yohanes Krisostomus (370): “Maka marilah kita dalam segala hal menempatkan iman kita dalam Allah dan tak menentang-Nya dalam apa pun juga, sekalipun jua yang dikatakan tampak berlawanan dengan akal kita serta apa yang kita lihat. Hendaklah firman-Nya menjadi otoritas tertinggi bagi akal dan penglihatan.”
Paus St. Gregorius VII (1082): “Janganlah heran, saudara-saudaraku yang amat terkasih, kalau anda dibenci dunia, sebab kita sendiri juga membangkitkan amarahnya terhadap diri kita sewaktu kita bertekad melawan hasratnya dan mengutuk pekerjaan-pekerjaannya. Sebab tidaklah mengherankan, kalau para pangeran dunia ini serta orang-orang kuasa di zaman ini membenci kita … karena menjauhi kebobrokan mereka ….”
St. Robertus Bellarminus tentang relasi dalam Tritunggal: “Ada beberapa orang yang membandingkan Bapa dengan mata air, yang memberi dan tidak menerima; Putra dengan Sungai, yang menerima dan memberi; Roh Kudus dengan danau, yang menerima dan tidak mengalihkan airnya ke tempat lain.” (De Christo, Buku II, Bab 27)
St. Vincentius Ferrer: “Yesus Kristus, yang telah mengajarkan kerendahan hati kepada kita melalui teladan-Nya sendiri, menyembunyikan kebenaran-Nya dari orang angkuh, dan hanya mewahyukannya kepada orang rendah hati.”
St. Sirilus dari Yerusalem (350): “Maka asas dan ajaran agung Gereja Katolik, adalah kepercayaan akan kebangkitan orang mati -- asas agung yang paling diperlukan, namun ditentang banyak orang … orang-orang Yunani menentangnya, orang-orang Samaria tidak memercayainya, kaum bidah memutilasinya.”
“ … Allah tidak menyayangkan para malaikat yang dahulu berdosa, namun membelenggu mereka dengan rantai alam maut dan mencampakkan mereka ke dalam Neraka agar disiksa, dan disimpan untuk pengadilan.” (2 Pet. 2:4 - Alkitab Douay-Rheims)
Kesalahan-Kesalahan Petrus Abelardus #10: “Bahwa mereka tidak berdosa, mereka yang, akibat ketidaktahuan, telah menyalibkan Kristus, dan bahwa segala sesuatu yang dilakukan karena ketidaktahuan tidak boleh dianggap dosa.” – Dikutuk.
“Di Antiokhia, St. Hieronimus jatuh sakit parah, dan bertekad untuk selama-lamanya meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi dirinya dari Allah. Besar sekali cintanya akan sastra Latin Klasik lama dan tidak disukainya gaya bahasa Kitab Suci yang tidak anggun. Dalam sebuah mimpi yang telah digambarkannya kepada kita dengan sangat rinci, Kristus tampak padanya dalam rupa seorang hakim yang keras, yang menegurnya berat-berat dan mencambuknya tanpa belas kasihan karena dia lebih peduli menjadi pengikut Cicero yang baik daripada menjadi orang Kristen yang baik. Ketika terbangun, ia bersumpah sejak hari itu akan membaktikan kecerdasannya demi kajian Kitab Suci.” (Laux, Church History [Sejarah Gereja], hal. 136)
“Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat --yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa.” (1 Tim. 6:3-4)
St. Alfonsus: “Di kehidupan ini, para pendosa mengusir ingatan dan pikiran tentang kematian, dan dengan demikian mencari damai (meskipun mereka tak pernah menemukannya) dengan menjalani kehidupan dosa; namun ketika mereka berada dalam kegelisahan maut, menjelang masuknya mereka ke alam baka, ‘ketika ketakutan mendatangi mereka, mereka akan mencari damai, dan damai tidak ada’, mereka tidak lagi bisa melarikan diri dari hati nurani mereka yang jahat; mereka akan mencari damai, namun damai macam apa yang bisa ditemukan oleh jiwa yang penuh dosa, yang menyengatnya ibarat segerombolan ular beludak? (Persiapan Kematian, Pertimbangan VI – Kematian Pendosa)
Paus Gregorius XVI: “ … tiada suatu hal pun dikurangi dari hal-hal yang telah didefinisikan secara kanonik dan agar tiada suatu hal pun diubah atau ditambahkan kepadanya, tetapi agar hal-hal yang sama itu, baik di dalam kata-katanya serta maknanya, dijaga sehingga tak terjamah.” (Mirari Vos, 15 Agustus 1832)
St. Louis de Montfort: “ … Bapa Kami serta Salam Maria yang telah kita daraskan dengan penuh devosi berulang-ulang kali, dan yang kita sertai dengan tindak-tindak penitensi yang baik, tidak akan pernah layu dan mati, dan keindahannya beribu-ribu tahun sejak sekarang akan tetap sama dengan hari ini.” (Rahasia Rosario, Mawar Merah)
Paus Pius XII, Mystici Corporis Christi (#23), 29 Juni 1943: “ ... tidak semua dosa, betapapun berat dan besarnya dosa itu, sedemikian rupa adanya sehingga oleh karena hakikatnya sendiri memisahkan seseorang dari Tubuh Gereja, seperti dosa skisma, atau bidah, atau kemurtadan.”
St. Louis de Montfort: “Sebagaimana ada rahasia-rahasia alam yang mempermudah terlaksananya daya kerja kodrati, dalam waktu singkat dan dengan harga murah; demikian pula ada rahasia-rahasia dalam tatanan rahmat, seperti bermati raga, memenuhi diri kita dengan Allah dan menyempurnakan diri, yang mempermudah terlaksananya daya kerja adikodrati. Praktik yang akan saya singkap adalah salah satu rahasia ini, tak dikenal oleh sebagian besar orang Kristen, dikenal hanya oleh sedikit orang yang berbakti, dan dilaksanakan serta dihargai oleh orang-orang yang lebih sedikit lagi.” (Devosi Sejati kepada Maria #82)
Paus Pius IX: “Maka karunia kebenaran dan iman yang tidak pernah gugur ini telah dianugerahkan secara ilahi kepada Petrus dan kepada para penerusnya di dalam Takhta ini ....” (Konsili Vatikan I)
Paus St. Klemens I: “ … setelah pergi bersamanya, dia [istri Lot] berubah pikiran dan tidak lagi sepakat, dan akibatnya, ia menjadi tiang garam sampai pada hari ini, supaya semua orang boleh tahu, bahwa mereka yang mendua pikirannya dan mereka yang mempertanyakan kuasa Allah, jatuh di bawah hukuman dan menjadi peringatan bagi segala keturunan.” (Surat kepada Jemaat di Korintus, #11, Abad I)
Paus Pius XII, Mystici Corporis Christi (#23), 29 Juni 1943: “ ... tidak semua dosa, betapapun berat dan besarnya dosa itu, sedemikian rupa adanya sehingga oleh karena hakikatnya sendiri memisahkan seseorang dari Tubuh Gereja, seperti dosa skisma, atau bidah, atau kemurtadan.”
^