Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
St. Petrus Kanisius (abad ke-16): “Mengejutkan adanya bahwa orang Kristen tidak merasa luar biasa malu, mereka yang mencemari diri mereka sendiri dengan hawa nafsu yang kotor di hadapan Allah dan para malaikat-Nya, meskipun mereka telah mengonsekrasikan badan dan anggota tubuh mereka dalam Pembaptisan sebagai bait suci nan murni bagi Roh Kudus, dan bagi Kristus Tuhan kita.”
“Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang-orang pemberontak! Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana ….” (Yesaya 46:8-10)
St. Ambrosius (390): “Pertobatan sejati adalah berhenti berbuat dosa.”
St. Robertus Bellarminus: “ … para musuh kita … miskin dalam argumen, dan kaya akan fitnah ….” (De Iustificatione, Buku I, Bab 3.)
St. Gregorius dari Nazianzus: “ … iri dengki yang mematikan tidak beristirahat, kedengkian yang menghancurkan segala sesuatu, baik secara terbuka maupun secara rahasia.”
Tentang transformasi di Meksiko yang mengagumkan setelah penampakan Bunda Maria dari Guadalupe: “Sembilan juta pembaptisan antara penampakan Bunda Maria dari Guadalupe dan kematian Juan Diego serta Uskup Zumarraga di tahun 1548 menciptakan komunitas-komunitas Kristen yang besar di sepanjang kebanyakan dari Meksiko tengah … Gereja-gerejanya dihias oleh para seniman Indian dengan fresko-fresko serta patung-patung – suatu alam semesta yang direnggut dari kengerian yang dahulunya mereka lukis dan pahat pada hari-hari Penyihir Kolibri [ilah satanik orang Aztek].” (Carroll, A History of Christendom [Sejarah Kekristenan], Vol. 4, hal. 625)
Markus 4:16-17: “Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.”
St. Agustinus (415): “Barang siapa sudi berkata bahwa bayi-bayi yang meninggalkan hidup ini tanpa mengambil bagian di dalam Sakramen [Pembaptisan] sekalipun, akan dijadikan hidup dalam Kristus, sungguh-sungguh menentang khotbah sang Rasul dan mengutuk segenap Gereja ....”
St. Fransiskus Xaverius (1544): “Perkataan Tuhan kita, Barang siapa tidak bersama-Ku, ia melawan Aku, akan membuatmu paham betapa kita di sini miskin sahabat yang hendak membantu kita dalam membawa bangsa ini kepada Yesus Kristus. Namun kita tak boleh putus asa, sebab Allah pada akhirnya akan membalas setiap orang seturut apa yang pantas didapatkannya, dan sangat mudah bagi-Nya, sewaktu Ia berkenan, untuk mencapai apa yang tampaknya memerlukan upaya banyak orang, dengan menggunakan sedikit orang … Dan betapa beratkah hukuman-hukuman yang pada akhirnya dijatuhkan Allah kepada para musuh-Nya, akan kita lihat dengan cukup baik, sebanyak kali kita memalingkan mata pikiran kita kepada perapian Neraka yang tak terpadamkan, yang apinya akan memurkai begitu banyak pendosa yang malang untuk selama-lamanya.”
Paus Pelagius II, surat (1) Quod ad dilectionem, 585: “Bagaimanapun, barang siapa mengusulkan, atau percaya, maupun sedemikian gegabahnya sehingga mengajarkan hal yang bertentangan dengan iman ini, hendaknya ia mengetahui bahwa ia dikutuk dan dianatemakan seturut pendapat dari para Bapa yang sama … Maka pertimbangkanlah kenyataan bahwa barang siapa belum berada dalam damai dan kesatuan Gereja, tak dapat memiliki Tuhan.” (Denzinger 246)
Padre Pio pada suatu ketika mengajarkan anak-anak rohaninya: “Setiap kalinya kalian punya waktu luang, segera setelah kalian menuntaskan kewajiban dari jalan hidup kalian, hendaknya kalian berlutut dan berdoa Rosario. Berdoalah Rosario di hadapan Sakramen Mahakudus atau di hadapan sebuah salib.”
Paus Gregorius XVI, Mirari Vos (# 19), 15 Agustus 1832: “Itulah pula tujuan yang sama yang hendak dicapai oleh kaum Waldens, Beghards, dan para pengikut Wycliffe serta para putra Belial lain yang sejenis, mereka yang adalah sampah dan aib umat manusia. Dan itulah sebabnya, mereka sepatutnya dijatuhi anatema yang begitu seringnya mereka dapatkan dari Takhta Apostolik.”
St. Louis de Montfort (1710): “St. Bonaventura berkata di dalam “Buku Mazmur”-nya bahwa barang siapa mengabaikan Bunda Maria akan meninggal di dalam dosa-dosanya dan akan menjadi terkutuk. Lantas, bila hukuman untuk mengabaikan dirinya demikian adanya, akan seperti apakah hukuman yang dipersiapkan bagi mereka yang sesungguhnya membuat orang-orang berpaling dari devosi mereka?” (Rahasia Rosario)
Paus Pius XI, Quas Primas (#19), 11 Desember 1925: “Andaikata manusia mengakui kuasa kerajaan Kristus dalam kehidupan pribadi mereka dan di dalam kehidupan publik mereka, berkat yang besar - kebebasan yang nyata, kedisiplinan dan ketenteraman, keharmonisan dan perdamaian – secara pasti akan tersebar di seluruh masyarakat.”
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Matius 5:27-28)
Paus Leo XIII (1880): “mereka semua [serikat-serikat Gereja Katolik] memiliki tujuan yang sama, yakni, dengan menyebarkan terang Injil membawa sebanyak mungkin dari antara mereka yang berada di luar Gereja agar sampai kepada pengetahuan dan penyembahan akan Allah serta Yesus Kristus yang telah diutus-Nya.” (Sancta Dei civitas #5)
Bunda Maria dari Fatima (1917): “Aku ingin kalian datang ke sini pada tanggal yang ketiga belas dari bulan berikutnya, dan terus berdoa Rosario setiap harinya dalam penghormatan kepada Santa Maria Ratu Rosario … karena ia [Santa Maria Ratu Rosario] dapat membantu kalian.” (13 Juli)
Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#5), 29 Juni 1896: “Maka, Gereja Kristus esa adanya dan tidak akan pernah berakhir: barang siapa memisahkan diri dari Gereja Kristus, ia meninggalkan kehendak dan perintah Yesus Kristus Tuhan kita, ia meninggalkan jalan keselamatan, dan masuk ke dalam jalan kebinasaan ... Barang siapa tidak menjaga kesatuan ini, ia tidak menjaga hukum Allah, ia tidak menjaga iman akan Bapa dan Putra, ia tidak menjaga kehidupan maupun keselamatan.”
“Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’ Ia menjawab, kata-Nya: ‘Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’” (Matius 13:36-42)
Paus Pius XI (1930): “ … [karena] manusia tidak sepenuhnya menuai buah dari Sakramen-Sakramen yang mereka terima setelah mereka dapat menggunakan akal jika mereka tidak bekerja sama dengan rahmat, sebagian besar dari rahmat perkawinan menjadi talenta yang tiada berfaedah, yang tersembunyi di ladang, jika pasangan suami istri tidak memberdayakan kuasa-kuasa supernatural ini dan mengolah serta menumbuhkembangkan benih-benih rahmat yang telah mereka terima.” (Casti Connubii #41)
^