Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
St. Alfonsus: “Saudaraku, bayangkanlah diri anda dalam lukisan kematian ini, dan nasib anda suatu hari nanti: ‘Ingatlah, engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu.’ Renungkanlah bahwa dalam jangka waktu beberapa tahun saja, mungkin beberapa bulan atau beberapa hari, anda akan berubah menjadi kebusukan dan segerombolan belatung. Pikiran ini membuat Ayub menjadi orang kudus: ‘Aku telah berkata kepada kebusukan, engkau ayahku; kepada belatung, ibuku dan saudariku’ (Ayub xvii. 14).” (Persiapan Kematian, Poin I: Potret Manusia yang Baru Saja Beralih ke Dunia Lain.)
Konsili Konstantinopel II, Kanon 1, 553: “Barang siapa tidak mengakui kodrat atau hakikat yang tunggal milik Bapa dan Putra dan Roh Kudus, serta kekuatan dan kuasa yang tunggal, Tritunggal sehakikat yang harus disembah sebagai satu ilah dalam tiga hipostasis atau pribadi, terkutuklah orang semacam itu.”
“Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka … Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu? Firman-Nya: Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana. Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: Sekiranya empat puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu. Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana. Katanya: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu. Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu. Lalu pergilah TUHAN … Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu ....” (Kejadian, Bab 18, 19)
“Tentunya tidaklah sia-sia Gereja mempersembahkan Doa universal demi orang-orang Yahudi yang durhaka sejak terbitnya matahari sampai pada terbenamnya, agar Allah dan Tuhan mengangkat selubung hati mereka, dan agar mereka dapat direnggut dari kegelapan mereka sehingga sampai kepada terang kebenaran.” (A Quo Primum #4, 14 Juni 1751)
Paus St. Leo Agung, Khotbah 40: “Sebab saudara-saudara yang amat terkasih, tiada karya yang kuasa ... tanpa ... godaan-godaan, tiada ... pertarungan tanpa seorang musuh, tiada kemenangan tanpa konflik. Kehidupan kita ini dikelilingi oleh jerat-jerat, pertempuran-pertempuran; dan jika kita tidak ingin disesatkan, kita harus berjaga-jaga: jika kita ingin berjaya, kita harus bertarung.” (Abad ke-5)
“Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat [yang menjadi iblis] yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.” (Yudas, ayat 6-8)
St. Alfonsus: “Barang siapa masuk sekali ke dalam Neraka takkan pernah keluar dari sana untuk selama-lamanya. Pikiran ini membuat Daud gemetar dan berkata: “Jangan biarkan jurang itu menelanku, dan jangan biarkan lubangnya menutup mulutnya atas diriku” (Mazmur lxviii. 16).” (Persiapan Kematian, Pertimbangan XXVII)
St. Louis de Montfort: “Tidak pernah ada nama yang diberikan di bawah Surga, selain nama Yesus, yang olehnya kita dapat diselamatkan … Setiap umat beriman yang tidak Bersatu dengan Dia, ibarat cabang yang terhubung dengan sulur anggur, akan jatuh, akan layu dan hanya akan pantas dicampakkan ke dalam api. Di luar diri-Nya, tidak terdapat apa-apa selain kesesatan, kesalahan, dosa, kesia-siaan, kematian dan hukuman kekal.” (Devosi Sejati kepada Maria, #61)
St. Basilius, Surat 146: “Di dalam setiap perbuatan dan setiap perkataan, hadirkanlah penghakiman Kristus di hadapan mata anda, sehingga dengan menyerahkan setiap tindakan anda kepada penyelidikan yang saksama dan mengerikan itu, anda dapat beroleh kemuliaan pada hari pembalasan dendam ….”
St. Gregorius dari Nyssa, Melawan Eunomius, Buku 2, Bab 1: “Maka dalam iman yang telah disampaikan oleh Allah kepada para Rasul, kita tidak menerima entah pengurangan, maupun perubahan ataupun penambahan, sebab kita tahu dengan pasti bahwa barang siapa sedemikian gegabahnya sehingga membejatkan tutur kata ilahi dengan penolakan sepele, orang yang sama itu berasal dari bapanya, Iblis, yang meninggalkan kata-kata kebenaran dan berkata seturut keinginannya sendiri, dan menjadi bapa bagi suatu dusta. Sebab segala perkataan yang lain dari yang persis sama dengan kebenaran tentunya salah dan tidak benar.”
“Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: ‘Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?’ Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: ‘Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat’.” (Lukas 13:23-24)
Paus Pius VIII: “Untuk melawan para sofis yang berpengalaman ini orang-orang harus diajarkan bahwa pengakuan iman Katolik adalah satu-satunya yang benar, seperti yang dinyatakan oleh sang rasul: satu Tuhan, satu iman, satu pembaptisan. Hieronimus dahulu terbiasa mengungkapkannya demikian: barang siapa memakan Anak Domba di luar rumah ini akan binasa seperti mereka yang pada waktu air bah datang tidak berada bersama dengan Nuh di dalam bahtera. Bahwasanya tiada nama selain nama Yesus yang diberikan kepada manusia yang olehnya mereka dapat diselamatkan. Barang siapa percaya akan diselamatkan; barang siapa tidak percaya akan dikutuk.” (Traditi Humilitati #4, 24 Mei 1829)
Santo Beda: “Pintu kerajaan Surga terbuka kepada semua orang; namun kualitas jasa-jasa manusia akan memperkenankan seseorang masuk dan menolak seseorang yang lain. Betapa celaka pastinya orang yang terkucil dari kemuliaan para kudus dan diserahkan kepada Iblis ke dalam lidah-lidah api yang kekal!”
Paus Eugenius IV: “Tetapi, adalah suatu hal yang juga diperlukan untuk keselamatan kekal, bahwa ia dengan setia percaya akan Penjelmaan Tuhan kita Yesus Kristus. Iman yang benar, oleh karena itu, adalah bahwa kita percaya dan mengakui bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, Putra Allah, adalah Allah dan manusia … Pada saat Kedatangan-Nya, semua orang akan bangkit kembali bersama dengan tubuh mereka, dan akan memberikan suatu pertanggungjawaban atas perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Mereka yang telah melakukan kebaikan akan masuk ke dalam kehidupan kekal, tetapi mereka yang telah melakukan kejahatan akan masuk ke dalam api yang kekal.” (Konsili Florence, Syahadat Atanasius)
St. Basilius, Surat 2, Abad ke-4: “Kesendirian mendatangkan faedah yang terbesar … Sebab sebagaimana binatang lebih mudah dikendalikan ketika dibelai … jiwa-jiwa para musuh yang mematikan, lebih baik dipegang dalam kendali akal, setelah ditenangkan oleh ketidakgiatan, dan ketika tak ada rangsangan yang berkelanjutan. Maka biarkanlah ada tempat-tempat seperti yang kita miliki, yang terpisah dari interaksi-interaksi dengan manusia, sehingga tujuan latihan-latihan kita tidak terganggu dari luar.”
Paus Benediktus XIV, Quod Provinciale, 1 Agustus 1754:
“Konsili Provinsial dari provinsi Albania anda ... mendekretkan dengan sangat khidmat di dalam kanon ketiganya, dari antaranya, seperti yang anda ketahui, bahwa nama-nama Turki atau Mahometan tidak boleh diberikan kepada anak-anak ataupun orang dewasa di dalam pembaptisan ... Hal ini seharusnya tidak sulit bagi anda, saudara-saudara yang terhormat, sebab tidak seorang pun dari para skismatis dan para bidah telah cukup lancang untuk mengambil suatu nama Mahometan, dan jika kebenaran anda tidak melimpah lebih banyak daripada kebenaran mereka, anda tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah.”
Ketika bangsa Filistin berhasil merebut tabut Allah: “Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon [berhala mereka] dan diletakkannya di sisi Dagon. Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya. Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu …” (1 Samuel 5:24 atau 1 Raja-Raja 5:24 dalam versi-versi tertentu)
St. Ireneus, Adversus Haereses [Melawan Bidah], sekitar tahun 185: “Dan bahwasanya para bidah, yang membawakan api yang asing pada altar Allah – yakni, doktrin-doktrin asing – akan terbakar oleh api yang datang dari langit, seperti yang terjadi pada Nadab dan Abihu. Namun mereka yang bangkit melawan kebenaran, dan menghasut orang lain untuk menentang Gereja Allah, [akan] tinggal di antara mereka yang berada dalam Neraka, ditelan oleh gempa bumi, bahwasanya sama seperti mereka yang dahulu ada bersama Korah, Datan dan Abiram.”
St. Basilius, De Spiritu Sancto, abad ke-4: “Di zaman ini, kita tidak kekurangan para pendengar dan penanya yang gemar mencari gara-gara; tetapi untuk menemukan seseorang yang rindu akan informasi, dan yang mencari kebenaran sebagai obat untuk ketidaktahuan, sangat sulit adanya. Sebagaimana pada jebakan pemburu, atau sergapan serdadu, umpannya disembunyikan dengan cerdik, demikian pula adanya dengan pertanyaan-pertanyaan kebanyakan para penanya yang mengajukan argumen-argumen, bukan demi mendapatkan kebaikan apa-apa dari pertanyaan-pertanyaan mereka, namun justru supaya kalau orang gagal memberi jawaban yang bertepatan dengan keinginan-keinginan diri mereka sendiri, mereka mungkin tampak punya dasar yang masuk akal untuk membuat kontroversi.”
Paus Pius X: “Itulah sebabnya, perbuatan-perbuatan baik yang berasal dari kelurusan jasmaniah semata tiada bedanya dari kebajikan yang palsu; perbuatan-perbuatan semacam itu sendiri tidaklah bertahan lama ataupun cukup untuk memperoleh keselamatan.” (Editae Saepe # 28, 26 Mei 1910)
^