^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kasus Romo Feeney
Kaum bidah dan modernis menentang kebenaran, sama seperti mereka menentang Ia yang adalah Kebenaran (Yohanes 14:6). Dan karena mereka menentang kebenaran, mereka menentang fakta, sebab fakta menyatakan kebenaran tanpa kesalahan. Salah satu fakta yang paling ditentang kaum bidah dan modernis adalah fakta bahwa Gereja Katolik telah mengajarkan secara infalibel bahwa Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan dan bahwa Yohanes 3:5 harus dimengerti sebagaimana yang tertulis, dan bahwa Sakramen Pembaptisan perlu untuk keselamatan (Konsili Trente, Sesi 7, Kanon 5, tentang Sakramen).
Lalu, apa yang dilakukan orang-orang ini dalam menghadapi fakta yang memelototi wajah mereka? Andalan mereka adalah menyerang pihak yang melaporkan fakta-fakta ini (argumentum ad hominem), sehingga mereka bisa mengabaikan fakta-fakta itu sendiri. Peristiwa Romo Leonard Feeney, SJ adalah kasus persisnya.
Dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan Romo Leonard Feeney. (Saya saja dulu belum pernah mendengar Romo Feeney, ketika saya sampai pada kesimpulan yang sama – berdasarkan dogma Katolik – bahwa Sakramen Pembaptisan mutlak diperlukan untuk keselamatan dan bahwa semua orang yang meninggal sebagai non-Katolik binasa.) Sangkut-pautnya, seperti yang sudah saya tunjukkan, adalah dengan ajaran Takhta Santo Petrus, yang merupakan ajaran otoritatif dan infalibel Kristus. Menolak dogma Katolik ini, setara menolak Kristus sendiri.
Romo Feeney menjadi terkenal karena dia berjuang secara publik membela dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan pada tahun 1940-an dan 1950-an. Kebanyakan orang gagal untuk menyadari bahwa pada waktu itu, para uskup di dunia ini tidak bisa dibilang tradisionalis tangguh. Kebanyakan uskup di dunia sudah memeluk bidah indiferentisme; oleh sebab itulah hampir semua dari antara mereka menandatangani dokumen-dokumen bidah Vatikan II tidak lama setelahya. Mereka sudah memeluk gagasan bidah bahwa “ketidaktahuan tak teratasi” menyelamatkan orang yang meninggal sebagai non-Katolik, seperti yang sudah saya bahas pada beberapa bagian tertentu terdahulu buku ini.
Maka dari itu, orang bisa dengan mudah mendeteksi bidah melawan dogma keselamatan di dalam kebanyakan buku dan teks panduan teologi moral. Bahkan, pada zamannya, Romo Feeney dulu menulis kepada semua uskup di dunia soal dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan dan hanya menerima tiga tanggapan positif. Dalam kata lain, hanya ada tiga orang dari uskup sedunia pada waktu itu yang mewujudkan kepercayaan positif akan dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan sebagaimana dogma itu telah didefinisikan. Tidak heran Vatikan II berlangsung sampai tuntas, hampir tanpa perlawanan dari pihak Keuskupan.
Romo Feeney percaya dan mengkhotbahkan dogma tersebut – sebagaimana dogma itu telah didefinisikan – secara publik di Boston. Ia percaya dan berkhotbah bahwa jika seseorang tidak memeluk Iman Katolik, entah Yahudi, Muslim, Protestan, agnostik – orang itu akan binasa selama-lamanya di dalam Neraka. Ada banyak orang yang berkonversi, ada banyak yang marah. Tak sedikit musuhnya, terutama di kalangan klerus yang semakin modernis, semakin takut menyinggung orang dan semakin berkompromi.
Salah satu musuh utamanya adalah Uskup Agung Boston, Richard Cushing, yang diberi penghargaan man of the year oleh B’nai Brith (kelompok Freemason Yahudi). Dia ini menyebut dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan sebagai “omong kosong”. Pada bulan April 1949, Cushing membungkam Romo Feeney dan melarang St. Benedict Center (kerasulan terafiliasi dengan Romo Feeney) beroperasi. Alasan yang diberikan Cushing adalah “ketidaktaatan” tetapi alasan sebetulnya, adalah Romo Feeney secara publik membela dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat keselamatan. Bukan juga karena Romo Feeney berjuang melawan teori pembaptisan keinginan, sebab ini tidak terbit pertama kalinya sampai tahun 1952. Ketidakpuasan Cushing terhadap Romo Feeney hanya diakibatkan oleh Romo Feeney membela dogma terdefinisi, bahwa hanyalah orang-orang Katoliklah – dan orang-orang yang menjadi Katolik – yang bisa selamat.
Anti-Paus Yohanes XXIII dengan "Kardinal" Richard Cushing dari Boston - seorang pria yang berkata bahwa dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan adalah "omong kosong", dan yang juga menerima penghargaan man of the year dari B'nai Brith (kelompok masonik Yahudi). Perhatikan pula jabat tangan mereka yang mungkin adalah jabat tangan masonik.
Berita utama dari harian The Boston Daily Globe: "USKUP AGUNG MEMBUNGKAM IMAM"
Cushing punya rekan-rekan imam bidah lainnya di Boston, tempat meletusnya kontroversi itu.
Sejak semula, para imam yang sudah murtad ini meleburkan masalah tersebut dengan Romo Feeney dan bukan dengan sumber asli datangnya doktrin itu. Dengan demikian, mereka bisa berfokus pada Romo Feeney, dan mengabaikan Yesus Kristus, sumber doktrin ini.
Para bidah ini gagal untuk menyadari, bahwa dengan mencemooh dogma terdefinisi sebagai rekaan Romo Feeney, mereka membuat penghujatan dan dusta besar. Tetapi Allah tidak membiarkan diri-Nya diolok-olok. Perihal yang sama ini juga kita lihat di zaman kita, dan merajalela di kalangan kaum yang disebut-sebut “tradisionalis”. Namun saya akan kembali kepada poin ini.
Pada tanggal 2 Desember 1948, Presiden Boston College, Romo William L. Keleher, SJ mengadakan sebuah wawancara dengan Dr. Maluf, yang pada waktu itu adalah rekan Romo Feeney dalam perjuangan membela dogma tersebut. Romo Keleher menyatakan:
Sewaktu Maluf (anggota fakultas Boston College) menjawab bahwa “kata-kata” ini adalah dogma terdefinisi, Romo Keleher berkata:
Lantas singkatnya, seperti itulah kasus Romo Feeney. Romo Feeney percaya seperti yang sudah terdefinisi, bahwa tidak ada keselamatan bagi mereka yang meninggal sebagai non-Katolik. Orang-orang yang melawan dia, termasuk Romo Keleher (Presiden Boston College), Uskup Agung Boston, para imam di Boston College serta para “teolog” St. John’s Seminary, percaya doktrin yang berbeda tentang “keselamatan bagi orang-orang non-Katolik”. Inilah pertempurannya. Inilah garis pemisahnya. Orang yang bisa berpihak di kubu satu atau kubu yang lain. Orang hanya bisa percaya bahwa tidak ada keselamatan bagi mereka yang meninggal sebagai non-Katolik atau orang percaya bahwa ada keselamatan bagi mereka yang meninggal sebagai non-Katolik. Coba saya ingatkan pembaca, di kubu mana dia akan menemukan beradanya Gereja Katolik.
Seorang imam Yesuit dari agama baru Vatikan II dengan lihai melukiskan tampak peristiwa ini seperti ketika “Kasus Bidah Boston” (yakni, apakah hanya orang yang meninggal sebagai Katoliklah yang bisa selamat) meletus di kalangan publik pada Pekan Suci 1949.
Kamis, 14 April 1949: EMPAT PROFESOR DARI BOSTON COLLEGE DIPECAT SETELAH PENYELIDIKAN - Presiden Universitas memecat mereka, klaim mereka, sewaktu mereka menolak menarik pernyataan-pernyataan yang dibuat kepada Jenderal Ordo Yesuit - menuding Romo Keleher dengan tuduhan "Bidah" - salah satunya adalah guru di SMA B.C.
Tanggal 13 April 1949, Romo Keleher (Presiden dari Boston College) memecat Dr. Maluf, James R. Walsh dan Charles Ewaskio dari fakultas Boston College karena mereka menuduh sekolah itu menganut bidah yang menentang dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan. Pada pernyataannya di tanggal 14 April kepada pers yang menjelaskan alasan pemecatan mereka, Romo Keleher menyatakan:
Orang tak bisa tidak melihat kemunafikan Romo Keleher: para pria ini dipecat karena ide-ide yang menghantar pada intoleransi, yang tidak bisa ditolerir. Kalau intoleransi di sini adalah doktrin sesatnya, seperti yang diindikasikan Romo Keleher, lantas ia dikutuk oleh mulutnya sendiri. Terlebih, tak bisa diabaikan pernyataan lancang Romo Keleher bahwa “Doktrin mereka [yakni, dogma yang didefinisikan secara khidmat bahwa orang-orang yang meninggal sebagai non-Katolik tidak bisa selamat] itu salah.” Dengan pernyataan ini, Keleher sedang menyatakan bahwa doktrin Gereja (tentang tiadanya keselamatan di luar Gereja) itu salah dan sama sekali tidak dia anut. Seperti inilah tokoh bidah & anti-Katolik yang bersekutu dengan Uskup Agung Richard Cushing dalam tujuan menghancurkan pewartaan Romo Feeney tentang dogma tersebut.
Romo Feeney di depan pintu St. Benedict Center
Ini istilahnya adalah awal dari sebuah akhir, seperti yang akan terlihat sewaktu kita membahas yang terjadi di Boston akibat pengkhianatan terhadap dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan.
Catatan kaki:
[1] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 394.
[2] Romo Robert Mary, Father Feeney and The Truth about Salvation [Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan], hal. 13.
[3] Romo Robert Mary, Father Feeney and The Truth about Salvation [Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan], hal. 13.
[4] Romo Robert Mary, Father Feeney and The Truth about Salvation [Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan], hal. 14.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 297 dan catatan kaki 4.
[6] Romo Robert Mary, Father Feeney and The Truth about Salvation [Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan], hal. 16.
[7] Romo Robert Mary, Father Feeney and The Truth about Salvation [Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan], hal. 16.
[8] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 229.
[9] Romo Mark Massa, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], New York: The Crossroad Publishing, Co., 1999, hal. 31
[10] Romo Robert Mary, Father Feeney and The Truth about Salvation [Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan], hal. 18.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...