^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Bidah-Bidah dalam Konsili Vatikan II yang Mungkin Tidak Anda Ketahui
Vatikan II Adalah Agama Baru (Bukti Visual) (video)
- Konsili sesat dan revolusioner yang berlangsung dari tahun 1962-1965 -
Dari buku Kenyataan tentang Apa yang Sebenarnya Terjadi kepada Gereja Katolik Setelah Vatikan II [link]
Oleh Bruder Michael Dimond dan Bruder Peter Dimond
Bidah Protestan Vatikan II (video)
Bidah Yahudi Vatikan II (video)
Bidah Vatikan II tentang Komuni Antaragama (video)
Revolusi Vatikan II [bagian buku kami]
Apakah Vatikan II Infalibel? [artikel]
Artikel ini ditujukan kepada orang-orang yang sudah menyadari bahwa ada bidah & doktrin sesat dalam Vatikan II, tetapi masih percaya bahwa para “Paus” Vatikan II yang telah mempermaklumkannya tetap memegang otoritas sejati dalam Gereja Katolik.
Rahasia Ketiga Fatima [artikel]
Seluruh Kenyataan tentang Konsekrasi dan Konversi Rusia serta Suster Lucia Gadungan [artikel]
Perkenalan tentang Ekumenisme Sesat dan beberapa komentar tentang Perbuatan-Perbuatan Bidah
*Ekumenisme adalah suatu kata yang digunakan sebelum Vatikan II untuk mengartikan upaya apostolik untuk mengonversikan semua orang ke dalam agama Katolik. Suatu Konsili “ekumenis” adalah suatu Konsili umum Gereja Katolik yang bersifat mengikat secara universal, seperti Konsili Trente. Tetapi setelah Vatikan II dan juga akibat Vatikan II, istilah ini telah memperoleh makna yang baru: “ekumenisme” sekarang menggambarkan gerakan untuk bersatu dengan, menerima, mendukung dan/atau berdoa bersama sekte-sekte bidah dan agama-agama sesat.
Kasper dilantik secara khusus kepada jabatan ini untuk mengutarakan pandangan-pandangan dirinya tentang perkara yang satu ini. Sebabnya adalah Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI, yang sama-sama bekerja secara erat dengan Kasper, percaya akan pandangan yang sama.
Di sini kita melihat Benediktus XVI secara blak-blakan menyatakan bahwa ia sama sekali menolak “ekumenisme pemulangan”, yaitu, bahwa orang non-Katolik harus menolak “iman” Protestan mereka sendiri dan berkonversi kepada agama Katolik untuk mencapai kesatuan! Benediktus XVI dengan lancang mengulangi bidah yang dianut oleh Kasper, dan secara blak-blakan menolak ajaran dogmatis yang termuat dalam Mortalium Animos tentang perlunya ekumenisme “pemulangan” ke dalam Gereja Katolik. “Sama sekali bukan!”, ujar Benediktus XVI saat menanggapi gagasan bahwa orang Protestan perlu berkonversi! Benediktus XVI tidak mungkin bisa lebih bidah secara formal.
Ekumenisme sesat semacam ini adalah ciri khas kemurtadan Vatikan II, dan sama sekali dikutuk oleh ajaran Katolik. Ekumenisme sesat sama sekali menghina dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan (suatu pasal Iman yang telah sering kali didefinisikan), perlunya menerima dogma-dogma Gereja Katolik, para martir Iman Katolik, dan Yesus Kristus
Surat Ensiklik Mortalium Animos dari Paus Pius XI (Surat ensiklik ini mengutuk ekumenisme sesat sebagai tindak meninggalkan Iman Katolik secara penuh; bacalah terutama #2)
Sekte Vatikan II dan Para Anti-Pausnya Ingin supaya Anda Bersekutu dengan Roh-Roh Jahat
Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya ada satu agama yang sejati, dan bahwa agama-agama lainnya sesat. Gereja Katolik mengajarkan bahwa agama-agama pagan (seperti Hinduisme, Buddhisme, Voodooisme, dll.), yang memuja bermacam-macam “ilah”/”dewa” sebenarnya memuja roh-roh jahat, sebab segala ilah orang-orang pagan adalah roh-roh jahat.
St. Paulus berkata bahwa sewaktu orang-orang pagan menyembah ilah-ilah mereka, mereka sedang menyembah roh-roh jahat, dan St. Paulus tidak ingin anda menjadi sekutu roh-roh jahat. Namun sekte Vatikan II mendukung agama-agama sesat ini yang melakukan penyembahan berhala dan memuja roh-roh jahat. Sungguh tak terlukiskan betapa jahatnya ajaran Vatikan II ini; ajaran Vatikan II ini adalah penolakan penuh terhadap ajaran Injil dan Gereja Katolik, dan dikutuk sebagai kemurtadan oleh Paus Pius XI di dalam surat ensiklik Mortalium Animos.
Pada “perkumpulan-perkumpulan doa ekumenis” antaragama yang bernama buruk ini (perkumpulan yang paling terkenal berlangsung di Assisi pada tahun 1986 dan 2002), para pemuka agama dari segala agama sesat besar diundang untuk berdoa bersama Yohanes Paulus II di sebuah gereja “Katolik”.
Setiap agama diundang untuk mempersembahkan doanya masing-masing untuk perdamaian – doa-doa yang penuh hujat, misalnya, doa Hindu berkata: “Damai serta semua dewa”. Tetapi dewa-dewa mereka adalah roh-roh jahat, seperti yang kita lihat di atas, maka perdamaian sedang didoakan untuk semua roh jahat (yang menciptakan agama-agama sesat ini) pada Hari Doa Sedunia yang disponsori Vatikan. Agama Vatikan II ingin supaya anda menjadi sekutu roh-roh jahat.
Sekte Vatikan II tentang Islam
Lalu kita melihat ajaran sekte Vatikan II tentang agama sesat Islam yang menolak Allah Tritunggal Mahakudus dan Keilahian Yesus Kristus. Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II telah memuji Islam, agama sesat dari Iblis. Di sini kita melihat Yohanes Paulus II dalam Bait agama kafir (mesjid), di mana ia mendukung agama sesat mereka.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Islam adalah “sekte yang keji” dari orang-orang kafir (orang yang tak percaya). Suatu “kekejian” adalah hal yang membuat Allah jijik; Allah sama sekali tidak menghargai ataupun menghormatinya.
Namun sekte Vatikan II mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang baik dan mulia dari “para umat beriman”. Pandangan ini berlandaskan ajaran Vatikan II tentang orang-orang Muslim, yang makna sejatinya terungkap oleh para kepala sekte Vatikan II (Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI di bawah). Para pemurtad ini bahkan menyemangati penyebaran sekte orang kafir yang keji ini.
Sekte Vatikan II tentang Orang-Orang Yahudi
*Sekte Vatikan II mengajarkan bahwa orang-orang Yahudi tidak perlu percaya akan Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan. Deklarasi Nostra Aetate dari Vatikan II secara spesifik menyatakan bahwa orang Yahudi tidak ditolak oleh Allah, meskipun mereka menolak Tuhan kita Yesus Kristus. Lihatlah artikel & video kami: Bidah Yahudi Vatikan II. Sekte Vatikan II juga mengajarkan bahwa Perjanjian Lama tetap valid, suatu ajaran yang menolak dogma berikut yang didefinisikan oleh Konsili Florence:
Di sini, kita melihat “Kardinal” Walter Kasper, yang secara khusus dilantik kepada jabatan ini oleh Yoahnes Paulus II untuk mengungkapkan pandangan-pandangannya tentang perkara ini, menyatakan bahwa sekte Vatikan II telah meninggalkan dogma-dogma di atas:
Baik Yohanes Paulus II maupun Benediktus XVI telah dan memang setuju secara penuh dengan bidah Kasper ini:
Kenyataannya, Benediktus XVI bahkan berlaku secara lebih buruk daripada Kasper (jikalau hal itu mungkin dilakukan) sebab Benediktus XVI mengajarkan bahwa orang-orang Yahudi bukan hanya tidak perlu percaya akan Kristus (suatu bidah total), namun bahwa cara orang Yahudi membaca nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang sang Mesias – dalam kata lain, posisi Yahudi bahwa Tuhan kita bukanlah sang Mesias – mungkin merupakan cara baca yang benar!
Pernyataannya ini adalah suatu kemurtadan Antikristus yang sedemikian lancangnya sehingga hampir tidak ada kata-kata yang dapat melukiskannya – namun demikianlah ajaran pria yang mengaku diri Paus dari tahun 2005-2013. Ia adalah seorang Anti-Paus non-Katolik. Orang yang sadar akan fakta-fakta ini dan berargumentasi bahwa Benediktus XVI bukan seorang bidah manifes adalah seorang Antikristus. Kenyataannya, Benediktus XVI mengajarkan hal yang sama dalam bukunya Milestones [Batu Peringatan] seperti yang kita baca di atas dari buku God and the World [Allah dan Dunia]. Memang sungguh akurat untuk berkata bahwa Benediktus XVI tidak percaya akan Yesus Kristus. Itulah sebabnya, seperti yang kita lihat di bawah, ia pergi ke sinagoga dan mengambil bagian secara aktif dalam ibadat doa Yahudi. Mengambil bagian dalam ibadat non-Katolik telah selalu dikutuk oleh Gereja, dan jika seseorang melakukannya di Bait non-Katolik, perbuatannya itu adalah perwujudan bidah atau kemurtadan. Seluruh acara doa itu adalah suatu validasi bagi agama Yahudi, dan perwujudan kemurtadan Benediktus XVI serta posisinya bahwa orang-orang Yahudi baik-baik saja, meskipun mereka tidak menerima Yesus Kristus.
Bidah dan Kemurtadan Terwujud Melalui Perkataan dan Perbuatan
Berapa banyakkah orang yang berada di luar Gereja Katolik yang mewujudkan bahwa diri mereka bukan Katolik dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan tertulis atau dengan membuat pidato bahwa mereka bukan Katolik? Jawabannya: sangat sedikit. Kebanyakan bidah dan kemurtadan terwujud melalui perbuatan, dan bukan perkataan. Orang-orang mewujudkan bidah dan kemurtadan mereka dengan menghadiri sinagoga atau dengan beribadat di mesjid atau dengan bergabung bersama orang-orang Protestan dalam ibadat di gereja-gereja mereka.
Lantas, sewaktu Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI serta Fransiskus pada zaman ini (bersama para anggota sekte Vatikan II yang berpangkat tinggi) menghadiri mesjid, Kuil Buddhis, bait Lutheran dan sinagoga, mereka sedang mewujudkan kemurtadan mereka melalui perbuatan mereka. Mereka sedang membuat perwujudan melalui perbuatan mereka bahwa mereka menerima agama-agama sesat ini, dan bahwa orang-orang tidak perlu menjadi Katolik untuk memperoleh keselamatan. Sewaktu Benediktus XVI masuk sinagoga dan mengambil bagian secara aktif dalam ibadat doa Yahudi pada tanggal 19 Agustus 2005, ia sedang mewujudkan kemurtadannya (penerimaannya terhadap agama Yahudi yang sesat itu) melalui perbuatannya. Itulah sebabnya St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa seandainya seseorang menghormati kubur Muhammad, ia akan dianggap seorang pemurtad. Perbuatan semacam itu sendiri akan menunjukkan bahwa orang itu tidak mempunyai Iman Katolik, dan bahwa ia menerima agama Islam yang sesat.
Yohanes Paulus II mencium Alquran, 14 Mei 1999
Yohanes Paulus II melakukan perbuatan yang setara dengan menghormati kubur Muhammad sewaktu ia mencium Alquran yang nista, sewaktu ia begitu seringnya memuji Islam dan para pemuka agama tersebut, dan sewaktu ia hadir di mesjid. Bayangkan saja apa yang akan dikatakan para kudus Katolik tentang sekte Vatikan II dan Yohanes Paulus II? Mereka akan sama sekali mencela Yohanes Paulus II dan sekte Vatikan II sebagai pemurtad penuh hanya karena ajaran mereka serta perbuatan-perbuatan mereka sehubungan agama sesat Islam.
Sekte Vatikan II tentang Para Bidah
Sekte Vatikan II juga mencemooh para kudus dan martir serta menolak segenap Iman Katolik dengan ajaran serta perbuatan-perbuatannya sehubungan sekte-sekte bidah, seperti sekte-sekte Protestan. Karena Margareta Clitherow menolak untuk menerima sekte Anglikan dan “Misa”-nya – dan sebaliknya, karena ia melawan hukum pidana dengan mengundang para imam Katolik masuk rumahnya – ia dimartirkan dengan ditindih sampai mati di bawah sebuah pintu besar yang dibebani beban berat. Hukuman mati semacam itu begitu menyakitkannya sehingga disebut sebagai “hukuman yang berat dan keras”. Margareta Clitherow menderita semuanya itu karena ia tidak mau menerima Anglikanisme. Namun sekte Vatikan II mengajarkan bahwa orang-orang Anglikan adalah sesama “orang Kristen” yang tidak perlu berkonversi, dan yang para “uskup”-nya yang tidak valid sebenarnya adalah uskup sejati dari Gereja Kristus. Sekte Vatikan II mengajarkan bahwa kemartiran Margareta Clitherow sama sekali sia-sia belaka.
Di sini, Yohanes Paulus II mencemooh semua santo-santa dan martir Katolik, seperti Margareta Clitherow, dengan mendukung sekte Anglikan, yaitu dengan mencium cincin pemimpin agama non-Katolik tersebut, yang bernama Rowan Williams. Yohanes Paulus II juga memberi sebuah hadiah kepada Williams, sebuah salib pektoral, dan telegram kesetujuan. Salib pektoral adalah tanda otoritas Keuskupan – yang menyiratkan bahwa Yohanes Paulus II menganggap Williams, seorang awam yang mempertunjukkan diri sebagai uskup, sebagai uskup yang valid yang memiliki otoritas apostolik, meskipun Paus Leo XIII secara infalibel menyatakan bahwa penahbisan Anglikan tidak valid dalam surat bulla Apostolicae Curae. Perbuatan Yohanes Paulus II sehubungan Rowan Williams adalah contoh yang sempurna bagaimana perbuatan mewujudkan bidah: perbuatan itu mewujudkan bahwa Yohanes Paulus II menerima sekte Anglikan dan para pemimpinnya sebagai orang Kristen sejati dan uskup yang valid. Margareta Clitherow dan semua orang kudus Katolik akan mencela Yohanes Paulus II serta sekte Vatikan II sebagai bidah manifes, dan tidak sedikit pun Katolik serta sama sekali jahat.
Sekte Vatikan II tentang Para Skismatis
Kaum “Ortodoks” Skismatis menolak Kepausan, Infalibilitas Kepausan, dan sekitar 13 konsili dogmatis terakhir dari Gereja Katolik. Namun Vatikan II mengajarkan bahwa para “Ortodoks” Timur tidak perlu percaya akan Kepausan dan menerima Iman Katolik untuk memperoleh keselamatan. Sekte Vatikan II mengeluarkan Pernyataan Balamand yang resmi bersama kaum Ortodoks (lihatlah di bawah), yang menyatakan bahwa mereka tidak berkewajiban untuk berkonversi ke dalam Iman Katolik demi keselamatan. Yohanes Paulus II menyetujui perjanjian ini dan acapkali mengajarkan hal yang sama.
Pernyataan ini pada dasarnya dengan lancang mendeklarasikan bahwa orang-orang skismatis tidak perlu menerima Iman Katolik! Dan di bawah, kita melihat gambar Yohanes Paulus II yang duduk di kursi yang setara dengan “Patriark” Teoctist yang skismatis. Perbuatan ini bermaksud menyampaikan bahwa posisi skismatis, yang percaya bahwa semua uskup setara dalam Gereja dan bahwa Gereja Roma tidak memiliki yurisdiksi universal, diterima oleh Yohanes Paulus II. Di bawah, kita melihat Yohanes Paulus II menandatangani deklarasi gabungan tentang iman bersama Teoctist. Di dalam dokumen ini, mereka berdua mencela upaya mengonversikan satu sama lain. Perbuatan ini setara dengan bidah dan skisma yang amat resmi, dan merupakan penolakan penuh terhadap ajaran dogmatis Vatikan I tentang keperluan untuk menerima Kepausan demi keselamatan, dan adalah suatu penolakan yang lancang terhadap dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan. (Benediktus XVI mengajarkan hal yang sama dengan Pernyataan Balamand serta Yohanes Paulus II, seperti yang dapat dilihat di dalam artikel tentang Bidah-Bidah Benediktus XVI).
Informasi lebih lanjut tentang semua topik ini tersedia dalam artikel-artikel di situs kami dan di dalam buku-buku kami, dll. Namun perkenalan singkat ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada orang-orang bahwa sekte palsu Vatikan II adalah sekte anti-Katolik yang sama sekali bidah dan pemurtad. Sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik, melainkan sekte “Katolik” palsu dari akhir zaman. Orang-orang yang membela Vatikan II dan para “Paus” pasca-konsili sebenarnya mengira mereka sedang membela Iman Katolik, namun mereka teperdaya. Mereka sedang membela sekte yang sama sekali tidak Katolik (dan antikristus) dan dengan demikian, mereka menyerang Iman Katolik dan menjadi para musuhnya. Mereka sedang menyerang Kepausan dan seluruh dogma Katolik dengan membela suatu sekte yang menghina Kepausan dan semua dogma Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka sedang dipergunakan oleh Iblis jika mereka membela sekte ini di hadapan fakta-fakta ini, dan mereka akan binasa selamanya jika mereka tidak bangun dan berkonversi. Mereka yang melihat fakta-fakta ini dan yang berkata bahwa para Anti-Paus Vatikan II berbuat salah karena melakukan hal-hal ini, namun bukan bidah manifes (seperti yang dilakukan oleh para tradisionalis palsu) tidak mengerti ajaran Katolik tentang bidah dan persatuan supernatural yang mensyaratkan orang memegang iman sejati untuk menjadi bagian Gereja.
Buah-Buah Agama Vatikan II
Buah-buah Vatikan II telah dibahas dalam bagian yang berkenaan dengan statistik, pembatalan pernikahan, ordo-ordo religius, skandal-skandal seksual, universitas “Katolik”, skandal para politikus pro-aborsi, dll. Kami menyarankan agar anda mencari tahu hal-hal tersebut dalam bagian situs kami. Situs kami membuktikan bahwa sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik. Seperti yang telah dibahas dalam materi kami, ada dioses-dioses yang telah dilikuidasi penuh untuk membayar pemberesan para “imam” sekte Vatikan II yang bejat. Semuanya ini juga dibahas dalam buku kami, Kenyataan tentang Apa yang Sebenarnya Terjadi kepada Gereja Katolik Setelah Vatikan II. Jutaan orang telah meninggalkan Gereja, jutaan orang telah memeluk paganisme, dan hampir semua orang yang mengaku diri “Katolik” berada dalam bidah, kemurtadan, atau tidak memiliki bayangan yang terkabur pun tentang seperti apa Iman Katolik itu. Agama Vatikan II adalah agama manusia yang hampa, pemurtad, dan duniawi.
Lihatlah di atas ini, gambar orang muda pada Hari Orang Muda Sedunia di Jerman (Agustus 2005). Mereka pada dasarnya sedang menyembah Benediktus XVI, sama seperti orang-orang di konser Rok menyembah Bintang Rok. Gambar ini menangkap realitas sekte palsu Vatikan II yang non-Katolik itu: gambar ini menangkap seperti apa “Kepausan” dalam sekte Vatikan II. Orang-orang sama sekali tidak tahu akan kesetiaan yang sejati kepada Kepausan, sebaliknya, mereka mengikuti (dan menyembah sebagai Kristus) manusia yang mereka kira telah terpilih Paus – tidak peduli apakah ia mewartakan Injil yang baru atau membua Yesus Kristus tak bermakna, seperti yang dilakukan Benediktus XVI. Tidak peduli apakah Benediktus XVI baru saja menghadiri sinagoga beberapa hari sebelum membuktikan bahwa Kristus tak bermakna (menurut dirinya) … tidak menjadi masalah, mereka tetap memujanya. Mereka sama sekali tidak tahu seperti apa kesetiaan kepada Kepausan itu – bagaimana kesetiaan itu adalah kesetiaan kepada dogma-dogma yang tak dapat berubah – tidak pun mereka tahu bahwa tujuan adanya Sri Paus dan Kepausan adalah untuk menyampaikan dengan setia apa yang telah diberikan oleh Yesus Kristus dan para Rasul kepada Gereja dalam khazanah Iman yang tak dapat berubah. Semuanya adalah tentang manusia, dan manusia yang mereka kira (secara amat salah) adalah Sri Paus, yang mereka perlakukan seolah-olah ia adalah Kristus sendiri.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...