^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Penolakan “Interpretasi Pribadi”
PENOLAKAN: Anda bertindak seperti seorang Protestan. Orang Protestan menginterpretasikan secara pribadi Kitab Suci, sedangkan anda menginterpretasikan secara pribadi pernyataan-pernyataan dogmatis.
JAWABAN- Penolakan ini dibantah di dalam Bagian 3 dari dokumen ini, “Percaya akan Dogma sebagaimana yang telah dinyatakan sekalinya”.
Tetapi terdapat beberapa poin tambahan untuk membantah dan menghancurkan keabsurdan total dan mentalitas sesat yang berada di dasar penolakan ini. Orang-orang yang membuat pernyataan ini tidak mengerti ajaran Katolik ataupun apa itu kesetiaan kepada Magisterium. Di dalam Dekret Sakramen Imamat, Konsili Trente menyatakan secara khidmat bahwa kanon-kanon dogmatis dapat digunakan oleh semua umat beriman!
Kata “kanon" (di dalam bahasa Yunani: kanon) berarti sebuah buluh; sebuah tongkat atau batang yang lurus; sebuah tongkat pengukur; sesuatu yang berguna untuk menetapkan, memimpin, atau mengukur. Konsili Trente secara infalibel menyatakan bahwa kanon-kanonnya adalah tongkat pengukur bagi “semua orang” agar mereka, dengan menggunakan aturan-aturan Iman tersebut, dapat mengenali dan membela kebenaran di tengah-tengah kegelapan! Pernyataan yang sangat penting ini menghancurkan klaim dari mereka yang berkata bahwa penggunaan dogma-dogma untuk membuktikan poin-poin adalah “interpretasi pribadi”.
Terlebih lagi, jika seorang Katolik yang mengikuti secara persis apa yang telah dideklarasikan Takhta Petrus (teks dogmatis) tidak menemukan kebenaran, melainkan melakukan “interpretasi pribadi”, seperti yang mereka klaim, lalu siapa yang mereka ikuti? Siapa yang menginterpretasikan pernyataan dogmatis? Dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dari pernyataan dogmatis? Dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dari interpretasi dari pernyataan dogmatis? Dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dari interpretasi dari interpretasi dari pernyataan dogmatis? Jawabannya adalah bahwa hal tersebut tidak akan pernah berakhir, dan bahwa tidak seorang pun dapat sampai kepada kebenaran tentang hal apa pun. Di dalam sistem tersebut, deposit iman – dan ajaran-ajaran dogmatis Gereja – akan menjadi semata-mata pendapat pribadi, yang merupakan PROTESTANTISME SEMATA-MATA.
St. Fransiskus De Sales menjelaskan hal tersebut saat ia menentang para Protestan.
“Interpretasi” berakhir dengan kata-kata dogma sendiri! Jika tidak, maka interpretasi tidak akan pernah berakhir, seperti yang kita lihat di atas – anda hanya memiliki interpretasi falibel dan interpretasi infalibel dan interpretasi infalibel dan interpretasi infalibel. Jika hal itu tidak dihentikan oleh definisi infalibel (dari Takhta Petrus), maka hal tersebut tidak akan pernah berhenti. Saya menunjukkan fakta ini kepada seorang “pembela” sekte Vatikan II yang kelihatannya terkenal lewat percakapan telepon. Ia berargumentasi bahwa penggunaan ajaran dogmatis Katolik kami (ajaran Takhta Petrus) bagaikan “interpretasi pribadi” Protestan. Ia mengatakan hal ini untuk membela beberapa kepercayaannya yang bidah yang menentang dogma, seperti kepercayaannya bahwa para non-Katolik dapat diselamatkan. Saya berkata kepadanya, “lalu siapa yang menginterpretasikan dogma? Dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dogma”? Setelah saya berkata “lalu siapa yang menginterpretasikan dogma?... dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dari dogma… dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dari interpretasi… dan siapa yang menginterpretasikan interpretasi dari interpretasi dari interpretasi…" ia menjadi terdiam seribu kata untuk pertama kali di dalam percakapan tersebut. Ia jelas tidak memiliki jawaban untuk poin faktual yang telah dibuat, sederhananya karena tidak terdapat jawaban. Di dalam pandangan bidah tentang ajaran dogmatis yang ia percayai, Iman Katolik tidaklah lebih dari Protestantisme – interpretasi manusia yang falibel, pribadi tanpa Takhta Petrus untuk memberikan kata terakhir. Kutipan berikut juga mengilustrasikan poin ini dengan sangat baik.
Itulah mengapa dengan berpegangan secara persis kepada apa yang “telah sekalinya dinyatakan” oleh dogma (Vatikan I), seseorang tidak melakukan “interpretasi pribadi” Protestan, melainkan bersetia secara penuh kepada kebenaran Kristus yang infalibel dan jalan yang secara langsung infalibel untuk mengetahuinya (yaitu definisi-definisi dogmatis dari Gereja). Mereka yang bergeser dari deklarasi sebenarnya dari dogma dan arti sebenarnya dari kata-kata dogma, adalah bidah Protestan yang melakukan interpretasi pribadi yang telah dikutuk, berdosa, dan falibel, yang menentang kata-kata langsung dari dogma (menentang definisi-definisi infalibel) dan oleh karena itu menghancurkan segala iman dan menjadikan Infalibilitas Kepausan tidak berarti. Jika seseorang tidak dapat mengikuti apa yang dikatakan pernyataan dogmatis, maka Kristus hanya akan mengatakan kepada kita untuk selalu mengikuti mereka yang memiliki pengetahuan atau otoritas; Ia tidak akan pernah menetapkan sebuah Magisterium infalibel yang digunakan oleh para Paus, yang dapat menjelaskan masalah-masalah sekali dan sepanjang waktu tanpa mungkin bersalah sama sekali dan tanpa peduli siapa pun yang setuju atau tidak setuju dengan definisinya.
TETAPI TIDAKKAH MANUSIA DAPAT SALAH MENGERTI DEFINISI DOGMATIS?
Tentu saja mereka dapat. Manusia dapat salah mengerti apa pun. Jika Yesus Kristus (sang Kebenaran sendiri) berada di sini dan berbicara kepada kita, banyak orang tanpa keraguan akan salah mengerti apa yang Ia katakan, seperti pula banyak orang sewaktu Ia datang untuk pertama kalinya. Begitu pula, hanya karena beberapa orang dapat dan memang salah mengerti apa yang diumumkan oleh Takhta Petrus, tidak berarti bahwa mereka yang dengan setia berpegangan kepada definisinya melakukan "interpretasi pribadi" Protestan. Hal tersebut adalah suatu penistaan yang jelas terhadap segala institusi Kepausan dan segala tujuan dari definisi dogmatis dan Takhta St. Petrus. Pernyataan-pernyataan dogmatis dari Gereja Katolik adalah kebenaran dari Surga yang diumumkan kepada kita secara langsung dari para Paus.
Catatan kaki:
[1] Denzinger 1800.
[2] Denzinger 960.
[3] St. Fransiskus De Sales, The Catholic Controversy {Kontroversi Katolik}, hal. 228.
[4] The Devil’s Final Battle {Peperangan Terakhir Iblis}, disusun oleh Paul Kramer, Good Counsel Publication, 2002, hal. 183.
[5] Denzinger 2022.
[6] Denzinger 2054.
[7] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 236.
Artikel-Artikel Terkait
Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 3 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 3 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 4 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 5 bulanBaca lebih lanjut...Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 5 bulanBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 5 bulanBaca lebih lanjut...