^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Paus Leo Agung tentang Perlunya Pembaptisan untuk Keselamatan
Menurut ajaran Paus Leo Agung, mereka akan binasa tanpa pembaptisan. Omong-omong, jika seseorang memiliki keraguan tentang bagaimana pembaptisan dilakukan, pembaptisan bersyarat perlu dilakukan (jika orang itu setuju akan semua isu-isu yang terkait). Dokumen ini membahas: Bagaimana Cara Melakukan Pembaptisan & Pembaptisan Bersyarat.
Tidak seorang pun dapat dibebaskan dari keadaan dosa asal tanpa Sakramen Pembaptisan.
Teks ini sangatlah penting. Paus St. Leo Agung mendiskusikan bagaimana izin diberikan untuk membaptis para katekumen yang belum dibaptis yang berada di dalam bahaya apa pun, dan ia secara khusus menyatakan bahwa pembaptisan adalah “satu-satunya jaminan untuk keselamatan sejati bagi siapa pun yang berada dalam bahaya maut, dalam kegentingan akibat pengepungan, dalam kegelisahan akibat penganiayaan, dalam kengerian akibat karamnya kapal.” Pernyataan ini secara langsung menentang gagasan “pembaptisan darah” serta “pembaptisan keinginan”. Perhatikan rujukan Sri Paus kepada “kegelisahan akibat penganiayaan” (in persecutionis angustiis) adalah skenario yang persis di mana para pendukung “pembaptisan darah” mengklaim bahwa seseorang dapat diselamatkan tanpa pembaptisan air. Tetapi, Paus Leo Agung mengajarkan hal yang berlawanan.
Ia mengajarkan bahwa bagi para katekumen yang belum dibaptis yang berada dalam situasi itu, dalam kegelisahan akibat penganiayaan atau dalam bahaya mana pun yang lainnya, pembaptisan air adalah satu-satunya jaminan untuk keselamatan sejati (verae salutis singulare praesidium). Hal itu demikian adanya seandainya terdapat bentuk-bentuk pembaptisan lainnya atau cara-cara lain untuk memperoleh keselamatan. Kutipan ini menentang gagasan “pembaptisan darah” dan “pembaptisan keinginan” bagi para katekumen yang belum dibaptis. Teks dari Paus Leo Agung ini juga membantah mereka yang mengklaim secara salah bahwa para bapa Gereja mengajarkan secara semufakat bahwa “pembaptisan darah” dapat menggantikan pembaptisan air. Tidak, para bapa tidak mengajarkan hal itu. Karena ia adalah seorang Paus dan bapa Gereja, teks dari Santo Leo ini, yang secara langsung menentang gagasan “pembaptisan darah“ dan “pembaptisan keinginan”, mengalahkan segala kutipan dari seorang bapa atau para bapa Gereja yang mengatakan suatu hal yang berbeda. Untuk analisis lebih lanjut dari teks yang penting ini, bacalah artikel berikut: Paus St. Leo Agung Menentang Secara Langsung ‘Pembaptisan Darah’ dan ‘Pembaptisan Keinginan’.
Di dalam dokumen ini, ia mengajarkan bahwa orang-orang yang perlu diregenerasikan (para katekumen yang belum dibaptis) akan mengalami binasanya jiwa jika mereka tidak menerima pembaptisan air. Tidak ada “pembaptisan keinginan”. Penerimaan Sakramen Pembaptisan adalah satu-satunya cara untuk diselamatkan. Itulah ajaran dari Takhta Apostolik.
Paus St. Leo secara infalibel mengajarkan bahwa di dalam pengudusan pertama dari dosa, Roh Pengudusan dan Darah Penebusan tidak dapat terpisahkan dari air pembaptisan! Maka, tidak mungkin terjadi pembenaran oleh Roh dan Darah tanpa Sakramen Pembaptisan. Pernyataannya ini meniadakan gagasan “pembaptisan keinginan” dan ‘pembaptisan darah’, yang mendalilkan bahwa pengudusan oleh Roh dan Darah tanpa air pembaptisan mungkin terjadi.
Komentar Paus Leo Agung tentang Yohanes 1:12-13 mengajarkan bahwa orang-orang yang dilahirkan dari Allah (yang harus terjadi untuk dapat dibenarkan dan diselamatkan) adalah mereka yang telah dibaptis, dan mereka yang secara khusus diperanakkan “bukan dari darah atau dari keinginan daging, maupun oleh keinginan manusia, melainkan dari Allah”. Menarik bahwa kata yang diterjemahkan menjadi darah di sini adalah, dalam bahasa Yunani yang digunakan di dalam Injil Yohanes dan dalam bahasa Latin dari pernyataan Paus Leo Agung, adalah kata jamak. St. Yohanes menggunakan kata Yunani αἱμάτων, yang secara harfiah berarti “dari darah-darah”. St. Yohanes mengatakan bahwa anak-anak Allah sejati dilahirkan ‘bukan dari darah-darah’.
Sewaktu kata Yunani untuk darah (αἷμα) digunakan dalam bentuk jamak, seperti di sini, di dalam Yohanes 1:13, kata ini sungguh merujuk kepada pencucuran darah dalam suatu bentuk atau yang lain. Misalnya, dalam Septuaginta (terjemahan bahasa Yunani dari Perjanjian Lama), dari ke-53 penggunaan di mana kata bahasa Yunani αἷμα digunakan dalam bentuk jamak, kata ini secara jelas merujuk kepada pencucuran darah di dalam setidaknya 50 dari rujukan-rujukan tersebut. Maka, jika dimengerti menurut penggunaan umumnya di dalam Septuaginta, dengan menyatakan bahwa anak-anak Allah sejati adalah mereka yang diperanakkan ‘bukan dari darah-darah’, St. Yohanes mengajarkan bahwa anak-anak Allah adalah mereka yang dilahirkan bukan dari pencucuran darah, ataupun keinginan daging, ataupun keinginan manusia, melainkan dari Allah.
Di masa depan kami mungkin akan menambahkan lebih banyak kutipan dari St. Leo Agung.
Catatan kaki:
[1] Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 1, hal. 81.
Artikel-Artikel Terkait
Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 4 bulanBaca lebih lanjut...Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 7 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 8 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...