^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Paus Gregorius XVI (Mirari Vos) Menghancurkan Vatikan II
Saya ingin membuat suatu serial tentang ensiklik-ensiklik dan dokumen-dokumen tertentu dari Magisterium, karena menurut saya salah satu dari masalah-masalah terbesar yang kita hadapi pada masa ini adalah kurangnya pengetahuan tentang prinsip-prinsip Katolik yang kokoh.
Dan sewaktu orang-orang menyelami apa yang persisnya diajarkan oleh Magisterium, dogma-dogma, para Paus, kesimpulan-kesimpulan yang sejati tentang Vatikan II dan berbagai bidah lainnya yang merajalela pada hari ini menjadi jauh lebih jelas. Maka dari itu, saya ingin berbicara secara spesifik tentang ensiklik Mirari Vos dari Paus Gregorius XVI.
Ensiklik ini dipermaklumkan pada tanggal 15 Agustus 1832, dan membahas liberalisme dan indiferentisme keagamaan. Saya ingin membahas beberapa bagian yang paling menarik dari ensiklik ini, dan bagaimana bagian-bagian dari ensiklik ini berkontras dengan kemurtadan Vatikan II serta bidah-bidah lain yang kita lihat pada zaman ini. Dan saya berpendapat bahwa sewaktu orang-orang melihat kontrasnya, hanya ada satu kesimpulan yang dapat ditarik.
Sri Paus mencela para bidah
Mari kita langsung membahasnya. Saya ingin pertama-tama membahas tentang ensiklik Mirari Vos dari Paus Gregorius XVI. Saya ingin berkata bahwa Paus Gregorius XVI adalah salah satu Paus yang paling kuat, menurut saya, di sepanjang ratusan tahun terakhir. Ia sama sekali tidak menahan kata-katanya untuk melawan para bidah. Ia membuat beberapa kutipan yang paling berkesan untuk mencela kejahatan-kejahatan, yang anda dapat temukan dari kutipan-kutipan para Paus. Di dalam bagian yang berjudul Kewajiban para uskup untuk menindakinya, Gregorius XVI berkata:
Jadi, ia berbicara bahwa kita semua wajib bersuara lantang untuk mencela bidah-bidah ini, karena jika tidak, kawanan domba Tuhan dapat binasa.
Bagaimana dogma-dogma harus dimengerti
Mari berpindah ke bagian yang berjudul Kesatuan dengan Gereja Roma, ia berbicara tentang bagaimana orang Katolik harus berpegang kepada dogma. Dan ini adalah sebuah kutipan yang saya kutip di dalam buku saya Di Luar Gereja Katolik Sama Sekali Tidak Terdapat Keselamatan, di dalam bagian yang membahas bagaimana kita harus mengerti dogma Katolik. Paus Gregorius XVI mengutip Paus Agato, dan mengulangi peringatan Paus Agato:
Pernyataan ini sangat menarik karena ia berkata bahwa kata-kata dari doktrin Katolik sendiri sangat penting – sama seperti yang telah dikatakan oleh Vatikan I. Kita harus percaya akan dogma sebagaimana yang telah dinyatakan sekalinya. Dogma tidak mengalami perkembangan. Kita tidak mengerti pernyataan-pernyataan dogmatis melalui sumber-sumber yang falibel. Kita mengerti hal-hal lain melalui ungkapan-ungkapan dari pernyataan dogmatis.
Dan suatu terjemahan lain berkata: hal-hal tersebut harus dipertahankan baik sehubungan dengan ungkapan dan artinya. Jadi, deklarasi-deklarasi dari ungkapan sesungguhnya dari dogma itu sangat penting. Hal itu menghancurkan pembaruan-pembaruan modernis. Saya tidak akan dapat membahas setiap kutipan yang menarik di dalam ensiklik ini, tetapi saya akan membahas secepat yang saya bisa.
Gereja memerlukan “pemulihan”
Mari berpindah ke bagian tentang Opini yang lancang, Gregorius XVI berkata:
Ia mengatakan hal ini segera setelah berbicara tentang bagaimana Gereja diilhami oleh Roh Kudus. Maka, ia mencela gagasan yang sesat bahwa Gereja membutuhkan suatu pemulihan atau suatu regenerasi.
Ini sungguh merupakan suatu ungkapan yang salah yang digunakan oleh banyak orang tradisionalis; mereka berkata bahwa kita memerlukan adanya pemulihan Gereja. Hal itu sebenarnya tidak benar, seperti yang kita lihat di sini. Gereja tidak perlu dipulihkan, karena selama Gereja ada – bahkan jika Gereja disusutkan menjadi suatu sisa – Gereja tidak memerlukan pemulihan. Konsep pemulihan Gereja sendiri menyiratkan bahwa Gereja memiliki kecacatan yang inheren.
Dan hal ini juga menarik karena kita melihat bahwa pernyataan ini berkontras dengan ajaran bidah Vatikan II. Di dalam Unitatis Redintegratio #6, kita membaca:
Unitatis Redintegratio berkata bahwa Gereja selalu memerlukan reformasi – sedangkan Gregorius XVI mencela gagasan tersebut, karena gagasan tersebut menyiratkan bahwa Gereja memiliki suatu kecacatan. Dan tentunya, Vatikan II dan para Anti-Paus yang mengikutinya sering berbicara tentang dosa-dosa Gereja, kecacatan Gereja, dsb. Jadi, ajaran sesat Vatikan II ini selaras dengan gagasan modernis bahwa Gereja itu cacat dan Vatikan II juga mengajarkan bahwa Gereja tidaklah memadai sebagai sarana keselamatan di dalam Ad Gentes:
Indiferentisme
Mari sekarang membahas kutipan yang mungkin paling penting dari ensiklik ini. Kutipan ini ada di dalam bagian tentang Indiferentisme. Ia mengutuk indiferentisme dan gagasan adanya keselamatan di luar Gereja. Ia berkata:
Nah di sini kita menemukan beberapa hal yang amat menarik. Ia mengutuk gagasan bahwa jiwa-jiwa dapat diselamatkan di dalam agama mana pun selama moralitas dijaga. Sewaktu pertama kali membaca bagian ini, seseorang mungkin berkata ah, ia ‘kan cuma mengutuk ide bahwa semua orang diselamatkan, kiasannya universalisme.
Tidak, tidak benar. Karena ia lalu berkata bahwa anda harus percaya tanpa keraguan bahwa siapa pun yang tidak memiliki iman Katolik akan binasa. Dan ia juga berkata, bahwa orang-orang yang tidak bersama Kristus akan tercerai-berai dengan tidak bahagia atau binasa. Jadi pernyataan ini bukan hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang menolak Kristus, seperti yang dikatakan oleh para modernis. Tetapi, jika anda tidak dipersatukan ke dalam Kristus dan Gerejanya, anda binasa.
Di samping itu, kita melihat kembali seperti yang telah kami tunjukkan di dalam debat-debat kami, bahwa hanya terdapat satu Pembaptisan, bahwa Magisterium tidak mengajarkan bahwa terdapat keselamatan tanpa Pembaptisan. Magisterium mengajarkan satu Pembaptisan berulang kali, dan Pembaptisan yang satu itu adalah Pembaptisan air, dan kita melihatnya kembali di dalam ensiklik ini. Dan ia tidak menyebutkan pengecualian apa pun.
Terlebih lagi, penting untuk dipertimbangkan bahwa sewaktu Gregorius XVI mengutuk bidah yang menyatakan bahwa jiwa-jiwa dapat diselamatkan di dalam agama mana pun selama moralitas dijaga, ia mengutuk segala ide apa pun tentang kemungkinan adanya keselamatan di luar Gereja.
Inilah alasannya: jika seseorang, misalnya, percaya bahwa beberapa orang Muslim dapat diselamatkan, lantas, jelas bahwa seseorang tidak dapat secara logis membatasi kemungkinan adanya keselamatan tanpa iman Katolik bagi orang-orang Muslim tersebut.
Orang itu akan harus mengakui bahwa jika beberapa orang Muslim dapat diselamatkan, lantas ya... beberapa orang Buddhis mungkin dapat diselamatkan, atau beberapa orang Yahudi. Karena, sekalinya anda menghancurkan batasannya yakni, ajaran Katolik yang menyatakan tiadanya keselamatan tanpa iman Katolik sejati, maka tidak ada batasan sama sekali. Jadi anda tidak punya kriteria yang dapat anda gunakan secara wajar dan benar untuk membatasinya kepada beberapa orang Muslim itu. Jadi, sekalinya anda menerima keselamatan apa pun bagi jiwa apa pun di dalam suatu agama lain pun, dengan demikian anda terbuka kepada ide akan keselamatan di dalam agama mana pun. Sekalinya anda berkata bahwa beberapa orang Muslim diselamatkan, anda harus berkata bahwa keselamatan mungkin pula didapatkan oleh beberapa orang Yahudi, beberapa orang Buddhis, beberapa orang Animis, dst...
Dan itulah persisnya bidah yang jahat itu, dan Gregorius XVI menyebutnya kejahatan, dan ia menyebut orang-orang yang menyebarkannya jahat – itulah bidah yang jahat yang dipegang oleh hampir semua orang yang percaya akan pembaptisan keinginan pada masa kini. Dan sebenarnya, semua orang – karena bahkan mereka yang tidak percaya pandangan tersebut, mereka pun mendukung orang-orang yang percaya akan pandangan itu. Ajaran Kepausan ini tentunya juga menentang Vatikan II dan ajaran para Anti-Paus Vatikan II. Contohnya, di dalam ensikliknya di tahun 1990, Redemptoris Missio, 1990, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa agama-agama sesat adalah: “kekayaan-kekayaan rohani yang olehnya Allah menghadirkan diri-Nya sendiri kepada orang lain.”
Ia juga berkata di dalam ensiklik tersebut, di #10 bahwa:
Pernyataannya ini bertentangan secara langsung dengan apa yang baru saja kami kutip dari Mirari Vos.
Sekarang, mari kembali membahas Mirari Vos. Di dalam paragraf yang sama, di dalam bagian tentang indiferentisme, Gregorius XVI berkata:
Jadi, Gregorius XVI kembali menegaskan bahwa orang-orang skismatis berada di luar Gereja, dan mereka mengelabuhi diri mereka sendiri jika mereka menyatakan bahwa mereka telah dibasuh di dalam air regenerasi. Hal ini menarik, karena seorang bidah yang baru-baru ini melarikan diri dari debat yang akan kami lakukan bersamanya, mencoba membantah beberapa hal yang kami katakan dengan berkata: ya, para skismatis dan bidah memiliki Pembaptisan yang valid. Ia merujuk kepada para Protestan dan “Ortodoks” Timur – ia tidak menyebut mereka bidah dan skismatis. Dan ia berkata: ya, Pembaptisan mereka yang valid ‘kan memberi mereka suatu jenis kesatuan atau status di dalam Gereja. Ia berkata demikian untuk mencoba membenarkan bidah Vatikan II. Dan tentunya hal itu kembali bertentangan dengan apa yang kita baca di sini.
Terlepas bilamana mereka dibaptis secara valid saat mereka masih bayi, jika mereka orang skismatis, mereka terpotong. Mereka berada di luar Gereja. Di samping itu, jika mereka menerima Pembaptisan sebagai orang dewasa – sebagai seorang bidah atau skismatis – mereka sebenarnya tidak menerima regenerasi. Mereka menerima karakter dari sakramen Pembaptisan, tetapi tidak menerima justifikasi karena bidah mereka adalah suatu impedimen terhadap rahmat yang dibawakan oleh Sakramen Pembaptisan. Saya tidak dapat membahas hal itu di sini, tetapi ini hanyalah suatu contoh lain betapa berlawanan dengan iman tradisional dan ajaran Magisterium, pembaruan-pembaruan dan para bidah Vatikan II yang mencoba membela hal-hal tersebut. Mereka dibantah di mana-mana, hampir di setiap paragraf.
Kebebasan berhati nurani
Sekarang, mari membahas bagian-bagian yang paling menarik dari ensiklik ini. Bagian tentang Kebebasan berhati nurani. Seperti yang telah kami tunjukkan, berulang kali, Paus demi Paus mengutuk bidah kebebasan beragama seperti yang diajarkan oleh Vatikan II. Dan ini hanyalah suatu contoh lain. Gregorius XVI berfokus terutama kepada kebebasan berhati nurani, kebebasan beribadah, dan kebebasan pers. Di dalam bagian ini, ia berkata:
Dan kebebasan berhati nurani ini, serta gagasan-gagasan sesat tentangnya tentunya terikat kepada ajaran sesat Vatikan II tentang kebebasan beragama.
Yang menarik adalah, ia berkata bahwa dari indiferentisme yang baru saja ia kutuk, yakni, keselamatan di luar Gereja, mengalir Kebebasan berhati nurani. Hal itu masuk akal, karena penyangkalan terhadap dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan di tahun-tahun sebelum Vatikan II-lah yang memulai banjir kemurtadan Vatikan II.
Dan itulah apa yang tidak dimengerti oleh banyak tradisionalis palsu dan sedevakantis palsu. Sekalinya seseorang mulai percaya bahwa orang-orang dapat dipersatukan kepada Gereja tanpa iman Katolik, bahwa orang-orang dapat diselamatkan di dalam agama-agama lain – hanya waktu yang dibutuhkan sampai datangnya Vatikan II. Sebab anda lalu memandang orang-orang tersebut sebagai tidak perlu berkonversi. Mereka tidak berada di dalam kegelapan. Lalu, ah, mungkin agama-agama ini tidak begitu buruk. Jadi, pandangan itu menimbulkan apa yang kita saksikan pada masa kini.
Gregorius XVI berbicara tentang kebebasan berhati nurani ini sebagai:
Demikianlah betapa buruknya ia memandang kesalahan tersebut.
Kebebasan pers & kebebasan berbicara
Di dalam bagian tentang Kebebasan pers, ia berkata:
Jadi di sini kita melihat seorang Paus yang sungguh menentang ajaran-ajaran bidah. Ujarnya, gagasan yang menyatakan bahwa anda dapat menerbitkan dan memiliki kebebasan untuk menerbitkan tulisan-tulisan apa pun yang anda inginkan – baik yang menyerang keilahian Kristus, atau apa pun – adalah suatu kesalahan, dan hal itu mengalir secara logis. Di dalam masyarakat yang ideal, orang-orang tidak boleh memiliki kebebasan yang tak terbatas untuk menerbitkan hal-hal yang berkontribusi kepada kejahatan.
Jadi, ia mengutuk bidah kebebasan pers dan kebebasan berbicara ini.
Mengenai kebebasan berbicara dan mengapa hal itu adalah bidah. Bahwa kebebasan berbicara adalah bidah merupakan hal yang mengalir secara logis. Di dalam masyarakat yang ideal, tentunya, anda tidak boleh memiliki kebebasan untuk mendirikan stand di pojok jalan dan memberikan pidato-pidato tentang betapa baiknya aborsi, atau pornografi, atau penggunaan obat-obatan, dsb. Jadi, Gregorius XVI menyebut kebebasan berhati nurani sebagai suatu hal yang absurd. Dan ia berkata tentang kebebasan berbicara dan kebebasan pers, bahwa kengeriannya tidak pernah cukup besar. Dan ia berkata bahwa bidah kebebasan berbicara dan kebebasan pers yang amat mengerikan ini menimbulkan doktrin-doktrin monster.
Tetapi, Vatikan II mengajarkan secara persis hal yang berlawanan. Di dalam Dignitates Humanae, deklarasi Vatikan II tentang kebebasan beragama, bidah yang paling jelas berkenaan dengan kebebasan beragama. Tetapi, terdapat bidah yang jauh lebih jarang dibicarakan, yakni di dalam #4, di mana dokumen tersebut berkata:
Tentunya, wacana ini berkaitan dengan dan terikat kepada bidah kebebasan beragama, tetapi ini adalah suatu sudut lain dari permasalah tersebut. Dan di sini, Vatikan II berkata: mereka berhak pula untuk tidak dirintangi dalam mengajarkan iman mereka dan memberi kesaksian tentangnya di muka umum, secara lisan maupun melalui tulisan. Jadi, Vatikan II mengajarkan kebebasan berbicara dan kebebasan pers (tulisan) – kedua hal yang dikutuk oleh Gregorius XVI di dalam ensiklik Magisterialnya, Mirari Vos, yang untuknya “kengeriannya tidak pernah cukup besar” dan yang menimbulkan “doktrin-doktrin monster.”
Dan itulah mengapa kami berkata bahwa sewaktu anda mengerti ajaran para Paus, anda sama sekali tidak dapat menyimpulkan, jika anda memiliki kejujuran sedikit pun, bahwa Vatikan II adalah anti-Magisterium. Dan ini hanyalah satu ensiklik. Kita bisa membahas banyak ensiklik lainnya. Ajaran Gregorius XVI bertentangan sama sekali dengan ajaran Vatikan II, dan sebenarnya membuktikan perlindungan supernatural yang dimiliki oleh Jabatan Kepausan, karena kejahatan-kejahatan yang diperingatkan dan dikutuk oleh para Paus, adalah ajaran-ajaran yang sama yang diajarkan oleh Kontra-Gereja yang jahat.
Terdapat pula suatu kutipan yang menarik di dalam bagian tentang Indeks buku-buku terlarang. Ia berkata tentang orang-orang yang meminta kebebasan pers tersebut acap kali dengan suara lantang:
Jadi, di sini Gregorius XVI berbicara tentang orang-orang yang bejat yang bertarung untuk kebebasan ini. Ia dapat saja berbicara tentang Vatikan II andaikata ia hidup pada masa kini.
Bidah-bidah revolusioner
Selanjutnya, saya ingin berpindah ke bagian tentang Para pendukung kebebasan sebenarnya pendukung kezaliman, di mana Gregorius XVI berkata tentang beberapa bidah revolusioner:
Ini adalah suatu kutipan yang sangat mencolok, di mana ia berbicara tentang berbagai sekte dan anggota-anggotanya: para bidah Waldens, Beghards, para pengikut Wycliffe, dan ia menyebut mereka sebagai putra-putra Belial artinya, putra-putra Iblis. Jadi, mereka dinyatakannya sebagai orang fasik. Ia tidak berkata, saya tidak dapat menghakimi. Ia berkata bahwa mereka adalah milik Setan, dan bahwa mereka seringkali menerima secara pantas anatema yang dijatuhkan oleh Takhta Apostolik – yang berarti bahwa mereka diekskomunikasikan dan dikucilkan ke luar dari Gereja.
Sama sekali tidak ada kutipan yang bahkan mendekati kutipan Gregorius XVI itu dari para Anti-Paus Vatikan II. Vatikan II sungguh adalah suatu agama baru. Tetapi, kutipan ini terutama menarik, karena dari antara putra-putra Belial yang disebutkannya, terdapat para bidah Waldens.
Dan hal ini menarik, karena Anti-Paus Benediktus XVI – sewaktu ia dahulu adalah “Kardinal” Ratzinger – ia menulis buku Pilgrim Fellowship of Faith [Kerukunan Imam Peziarah], dan anda dapat menemukan ini di dalam artikel tentang bukunya di dalam situs kami, vatikankatolik.id. Pada halaman 203, Ratzinger berkata:
Jadi, ia berbicara tentang berbagai gerakan Reformasi serta berbagai kelompok sebelum Reformasi, dan ia menyebutkan kaum Waldens! Salah satu kelompok yang disebutkan oleh Gregorius XVI sebagai putra-putra Belial yang seringkali mendapatkan secara pantas anatema yang dijatuhkan oleh Takhta Apostolik. Dan ia (Ratzinger) berkata bahwa kita akan harus berbicara tentang adanya kesalahan dari kedua belah pihak. Jadi bukan salah mereka untuk menyangkal agama Katolik. Kedua belah pihak harus dipersalahkan, ujarnya. Pernyataan itu menentang Gregorius XVI yang berkata bahwa mereka “seringkali mendapatkan secara pantas anatema”. Benediktus XVI, karena ia seorang bidah, tidak mempersalahkan pihak bidah yang meninggalkan Gereja, tetapi mempersalahkan kedua belah pihak.
Allah dan manusia
Nah, hal terakhir yang hendak saya sebutkan di dalam ensiklik ini ada di dalam bagian yang berjudul Hindari rasionalisme.
Gregorius XVI berkata bahwa Allah mengajarkan manusia untuk mengenal diri-Nya oleh Sabda-Nya. Jadi, Allah mengajarkan manusia untuk mengenal Allah.
Nah, hal ini menarik, karena di dalam materi kami, video kami, dan artikel kami, dan majalah kami yang membahas bagaimana Yohanes Paulus II secara sistematis mengkhotbahkan bahwa manusia adalah Allah, ia berkata berulang kali, Kristus mewahyukan manusia kepada manusia sendiri. Kristus mewahyukan manusia kepada manusia. Sedangkan Gregorius XVI mengajarkan kita secara benar bahwa Allah mengajarkan manusia untuk mengenal Allah. Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa Allah mengajarkan manusia untuk mengenal dirinya sendiri, dan ini adalah salah satu dari caranya yang lebih licin untuk mengajarkan bahwa manusia adalah Allah. Tetapi, makna yang penuh dari apa yang dikatakannya terungkapkan secara rinci dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, di dalam homili Anti-Paus Yohanes Paulus II, 26 Februari 2000, ia berkata demikian, saat berbicara tentang Gunung Sinai:
Yohanes Paulus II berkata bahwa dengan mewahyukan diri-Nya sendiri di Gunung Sinai, Allah mewahyukan manusia kepada manusia sendiri. Arti pernyataannya ini jelas, bahwa manusia adalah Allah, yang diucapkannya secara jelas dan eksplisit dari waktu ke waktu, tetapi terkadang, ia menyiratkan hal tersebut – misalnya, sewaktu ia berbicara bahwa Kristus mewahyukan manusia kepada manusia sendiri.
Dan oleh karena itu, pernyataan Gregorius XVI bahwa Allah mengajarkan manusia untuk mengenal Allah, memberikan suatu kontras yang menarik terhadap ajaran Yohanes Paulus II.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...