^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Membantah “Ortodoks” Timur
BERIKUT SEBUAH E-MAIL YANG DIKIRIM KEPADA ORANG YANG MENINGGALKAN GEREJA KATOLIK UNTUK MEMELUK “ORTODOKSI TIMUR”. EMAIL INI MENJELASKAN SECARA CEPAT ALASAN POSISI ORTODOKS TIMUR, YANG SKISMATIS DAN BIDAH MENURUT AJARAN KATOLIK, SAMA SEKALI TIDAK LOGIS DAN SESAT. PARA “ORTODOKS” TIMUR MENOLAK KE-13 KONSILI TERAKHIR GEREJA KATOLIK; MEREKA MEMPERBOLEHKAN PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI, DSB. BANYAK HAL LAIN DAPAT DIKATAKAN DAN AKAN DIKATAKAN SEWAKTU WAKTU MEMPERKENANKAN. BERIKUT SEBUAH PERKENALAN KILAT YANG MUNGKIN DAPAT MEMBANTU ORANG-ORANG. INI BERASAL DARI SEBUAH EMAIL YANG DIKIRIM UNTUK MENANGGAPI SESEORANG YANG MENINGGALKAN GEREJA.
Yesus Kristus sudah memberikan kunci-kunci Kerajaan kepada St. Petrus (Matius 16). Ia juga memberikan yurisdiksi kepada St. Petrus atas kawanan domba-Nya (Yohanes 21:15-17). St. Petrus adalah Uskup Roma, dan para pengikutnya (yakni, anggota-anggota Gereja di Roma) memilih penerusnya, atau St. Petrus menunjuk penerusnya sendiri sebagai Uskup Roma dan kepala Gereja universal. Proses ini berlangsung di sepanjang masa, dengan Sri Paus yang empunya kuasa untuk mengubah proses pemilihan (seperti dengan menetapkan dewan kardinal) kalau beliau memutuskan demikian, karena Sri Paus memiliki otoritas tertinggi dalam Gereja yang berasal dari Kristus (Mat. 16). Semua individu yang tidak terpilih secara demikian (misal. yang terpilih setelah Uskup Roma sudah terpilih terlebih dahulu dalam tradisi yang sudah dijelaskan demikian, atau yang dinobatkan oleh pihak luar, seperti seorang kaisar, setelah Sri Paus sudah terpilih, atau yang terpilih bukan sebagai anggota komunitas, seperti seorang bidah) tidak mungkin Paus, namun (logisnya) Anti-Paus. Kerangka logis ini berlaku di sepanjang sejarah, dan menyanggupkan orang untuk mengenali siapa saja Paus sejati dan siapa saja yang bukan. Namun, ketika dulu berlangsung masa-masa tersulit dalam sejarah Gereja, seperti pada masa Skisma Besar Barat, memastikan fakta-faktanya demi menerapkan prinsip-prinsip ini pada waktu itu cukup sulit, sehingga ada beberapa kesalahan yang dibuat oleh beberapa individu.
Saya dengan demikian sudah menjelaskan kerangka konsisten dan logis dari suksesi otoritas yang diberikan kepada St. Petrus oleh Yesus Kristus untuk para Paus di sepanjang sejarah. Ini menunjukkan bahwa Iman Katolik itu konsisten. (Otoritas yang diberikan kepada St. Petrus dan para penerusnya adalah penyangga konsili-konsili dogmatis; otoritas inilah yang mengutuk para penyangkal ajaran dogmatis konsili-konsili).
KETIDAKLOGISAN PADA JANTUNG “ORTODOKSI” TIMUR
Sebaliknya, “Ortodoksi” Timur, oleh karena penolakannya terhadap otoritas tertinggi Uskup Roma dan karena pandangannya bahwa semua uskup itu setara, bahkan tidak dapat mengajukan suatu kerangka atau kriteria yang memampukan orang untuk secara logis membedakan konsili-konsili yang disebutnya sebagai dogmatis dan mengikat, dari konsili-konsili yang disebutnya sesat atau bidah. Seperti yang sudah saya katakan kepada anda di telepon, Efesus II (konsili monofisit bidah pada tahun 449) memiliki jumlah uskup yang hampir sama dengan Konstantinopel I (150 uskup). “Ortodoksi” Timur akan berkata bahwa seseorang harus menerima Konstantinopel I dengan ancaman bidah, sedangkan seseorang harus menolak Efesus II! Tetapi, jika kita menerapkan prinsip-prinsip “Ortodoksi” Timur, kedua konsili tersebut tingkatannya sama, kedua-duanya didukung oleh otoritas uskup-uskup yang setara. Jika tidak ada seorang uskup tertinggi untuk membuat sebuah konsili mengikat, konyol kalau dikata bahwa suatu konsili itu pasti dogmatis, sedangkan konsili lain dengan jumlah uskup yang sama pastinya konsili sesat! Setara vs Setara, tidak ada yang menang ….
Terlebih lagi, jika Kristus berkata bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya setiap hari sampai dunia berakhir (Matius 28), mengapa Gereja tiba-tiba berhenti mengadakan konsili pada tahun 787? Apa bagi anda tidak terlihat agak konyol, ketika banyak konsili lain yang berlangsung setelah tahun 787 ditolak secara sewenang-wenang oleh kaum “Ortodoks” Timur sebagai konsili yang “tidak diterima oleh Gereja”, walaupun pada konsili-konsili yang mereka tolak ini jumlah uskupnya lebih banyak ketimbang di konsili-konsili yang mereka terima? Bagaimana dengan Konsili Florence (1438-1422), konsili yang menyaksikan terjadinya reuni Dunia Timur dengan Gereja Katolik ketika Patriark Yosef dari Konstantinopel menerima Florence, Keutamaan Uskup Roma serta ajaran Florence melawan semua orang yang hendak menyangkalnya? Atas nama apa anda bisa secara logis berkata bahwa Florence tidak diterima “oleh Gereja”, sedangkan konsili-konsili lain, ya? Apa saja kriterianya? Pertanyaan yang satu ini sudah saya ajukan kepada banyak orang “Ortodoks” Timur, tanpa mendapat jawaban apa-apa, sederhananya karena mereka sama sekali tidak punya. Apa pun kriteria yang mereka putuskan untuk gunakan dalam membenarkan penerimaan satu konsili dan penolakan terhadap yang lain bisa digunakan melawan diri mereka sendiri dalam rangka membuktikan bahwa mereka akan harus menerima konsili-konsili Katolik Roma yang berlangsung di kemudian hari.
Jay, “Ortodoksi” Timur sama sekali tidak dapat secara logis menyatakan konsili apa pun sebagai dogmatis dan mengikat, seperti yang anda akan lihat kalau anda memikirkannya dengan jujur dan saksama. Di dalam “Ortodoksi” Timur, sama sekali tidak ada sesuatu yang melandasi anatema-anatema Konsili Efesus atau konsili lainnya, selain perkataan para uskup, yang setara dengan para uskup lain yang sudah sering kali mengajarkan kebalikannya. Jika “Gereja” berbicara di Konstantinopel I atas dasar alasan 150 orang uskup mendatangi konsili itu dan mengumumkan perkara iman secara otoritatif, lantas “Gereja” sudah berbicara pada banyak konsili sesat lainnya di masa Gereja Perdana yang dihadiri oleh uskup dengan jumlah serupa! Ini menentang janji-janji Kristus bahwa pintu-pintu gerbang Neraka tidak dapat berjaya dan bahwa Allah akan senantiasa menyertai Gereja-Nya (Mat. 16). Ortodoksi Timur adalah lelucon tidak logis, yang menentang ajaran jelas dari Kitab Suci dan para Bapa tentang Keutamaan Kepausan. Ketika orang menerima “Ortodoksi” Timur, orang itu ujung-ujungnya tidak percaya dogma sedikit pun. Oleh sebab itulah Paus Leo XIII berkata bahwa mereka yang menolak satu dogma, menolak semua iman. Saya kira kenyataan bahwa “Ortodoksi” Timur tidak (dan tidak bisa) benar-benar percaya akan konsili-konsili dogmatis (seperti yang ditunjukkan di atas) adalah alasan agama tersebut begitu menggiurkan banyak orang: agama itu menghadirkan kenyamanan Protestantisme, namun dengan penampilan tradisi kuno, di saat itu juga menghadirkan rasa kesalehan liturgis, bersama ilusi otoritas hierarki.
Omong-omong, saya kira kita setuju bahwa sekte pasca-Vatikan II setidak-tidaknya adalah manifestasi kejahatan besar-besaran, suatu Kontra-Gereja dari Iblis. Lha, sekte pasca-Vatikan II itu suka dengan “Ortodoksi” Timur. Itu seharusnya menjadi petunjuk bagi anda. Seandainya “Ortodoksi” Timur itu benar, lantas para Anti-Paus pasca-Vatikan II akan membencinya. Para Anti-Paus Vatikan II, yang mengemban misi dari Iblis untuk merangkul segala macam perpecahan besar dari kebenaran Allah dalam sejarah (agama-agama pagan, agama Islam, sekte-sekte bidah dan skisma “Ortodoks” Timur) menghampiri dan ingin bersatu dengan “Ortodoksi” Timur (dan Protestantisme) karena Iblis tahu bahwa “Ortodoksi” Timur adalah salah satu gerakan besar yang menolak kebenaran Allah serta alat yang telah digunakannya untuk menjerat jutaan jiwa.
Anjuran saya adalah supaya anda berdoa 15 dekade Rosario setiap hari. Omong-omong, mukjizat di Fatima juga adalah saksi Iman Katolik, dan Bunda Maria berbicara di sana tentang Paus dan otoritasnya. Baca juga buku Upon This Rock [Di Atas Batu Karang Ini] oleh Steve Ray (seorang Modernis, tetapi bagaimanapun, ia menunjukkan bukti-bukti dari Gereja perdana yang menghancurkan kebohongan-kebohongan “Ortodoks” Timur dan Protestan terhadap Keutamaan Kepausan).
Tuhan kita menjadikan St. Petrus, Paus pertama, memercayakan kepada Petrus seluruh kawanan domba-Nya, dan memberikan kepadanya otoritas tertinggi di dalam Gereja Universal Kristus.
LAMPIRAN
Terdapat banyak contoh dari para Paus yang melaksanakan keutamaan ini di dalam abad-abad awal. Ini adalah kasus perpecahan di Gereja Korintus pada abad pertama (90-100 M). Gereja di Korintus meminta pertolongan Uskup Roma, Paus St. Klemens. Mereka memohonnya untuk bertindak, walaupun rasul Yohanes masih hidup dan lebih dekat di Efesus. Hal ini menunjukkan Keutamaan Kepausan sejak awal. Sebagai tanggapan, Paus Klemens menuliskan suratnya yang terkenal kepada orang-orang di Korintus. Di dalam surat dari abad pertama ini, Sri Paus secara jelas menggunakan gaya bahasa yang otoritatif untuk memerintahkan mereka untuk tunduk kepada para pastor setempat mereka. Berikut beberapa kutipan dari suratnya yang terkenal:
Saya juga akan menyebutkan kasus Paus Viktor, sekitar tahun 190, yang memerintahkan agar sinode-sinode setempat diadakan di seluruh tempat untuk menyelesaikan masalah penanggalan Paskah. Terdapat contoh-contoh lain, tetapi contoh-contoh tersebut dibahas di dalam banyak buku tentang keutamaan St. Petrus, jadi, saya tidak akan mengulanginya di sini.
Saya akan berkata bahwa salah satu alasan bahwa keutamaan yurisdiksi para Paus tidak ditekankan pada waktu Gereja awal sebanyak pada waktu setelahnya – walaupun tentunya keutamaan itu memang ada – adalah karena jelas bahwa lebih sulit pada waktu itu bagi para Paus untuk menengahi kontroversi-kontroversi di tempat-tempat yang terpencil. Akibat kesukaran-kesukaran perjalanan dan komunikasi, tentunya tidak mudah bagi Uskup Roma untuk mengatasi kontroversi-kontroversi di tanah atau dioses pelosok. Itulah mengapa contoh-contoh dari intervensi semacam ini lebih jarang, walaupun memang ada. Untuk alasan yang sama, peranan para uskup dan patriark setempat dalam Gereja awal begitu penting untuk memusnahkan bidah dan menangani pertentangan yang timbul di daerah setempat mereka. Bagaimanapun, berikut kutipan dari St. Ireneus (sekitar tahun 200) yang mengungkapkan kebenaran yang autentik dan orisinal tentang masalah ini: bahwa Gereja Roma memiliki keutamaan yurisdiksi (contohnya, semua orang harus setuju dengannya) sejak awal mulanya.
Berkenaan dengan pernyataan anda bahwa infalibilitas Kepausan tidak ditetapkan sampai Konsili Trente, hal itu tidak benar. Hal tersebut didefinisikan sebagai suatu dogma pada Konsili Vatikan I pada tahun 1870, tetapi kebenaran akan hal tersebut dipercayai sejak awal. Kami menemukan janji iman yang tidak akan gagal untuk St. Petrus dan para penerusnya yang dirujuk oleh Kristus di dalam Lukas 22.
Iblis ingin menampi semua Rasul (jamak) seperti gandum, tetapi Yesus berdoa hanya untuk Simon Petrus (tunggal) agar imannya tidak gugur. Yesus berkata bahwa St. Petrus dan para penerusnya (para Paus dari Gereja Katolik) memiliki iman yang tidak akan gugur sewaktu mereka mengajarkan secara otoritatif suatu poin tentang iman atau moralitas yang harus dipercayai oleh seluruh Gereja Kristus.
Dan kebenaran ini telah selalu dipercayai sejak masa-masa terawal di Gereja Katolik.
Kata “infalibel” nyatanya berarti “tidak dapat gagal”. Maka, istilah yang sama, Infalibilitas Kepausan, berasal secara langsung dari janji Kristus terhadap St. Petrus (dan para penerusnya) di dalam Lukas 22, bahwa Petrus memiliki Iman yang tidak dapat gagal. Dan hal tersebut juga dipercayai di dalam Gereja awal, seperti yang kita lihat di sini. Walaupun kebenaran ini dipercayai sejak awal Gereja, hal tersebut didefinisikan secara khusus sebagai suatu dogma para Konsili Vatikan I pada tahun 1870.
Catatan kaki
[1] Denzinger 1837.
[2] Denzinger 1836.
[3] Denzinger 163.
Gambar Slider diperoleh dari en.kremlin.ru
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 5 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 5 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 5 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 7 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 8 bulanBaca lebih lanjut...