Extra Ecclesiam nulla salus (EENS)Sekte Vatikan IIBukti dari Kitab Suci untuk KatolisismePadre PioBeritaLangkah-Langkah untuk BerkonversiKemurtadan Besar & Gereja PalsuIsu RohaniKitab Suci & Santo-santa
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh DihadiriMartin Luther & ProtestantismeBunda Maria & Kitab SuciPenampakan FatimaRosario SuciDoa-Doa KatolikRitus Imamat BaruSakramen Pembaptisan

Kutipan Hari Ini

Orang Kristen yang menghujat melakukan kejahatan mengerikan


02/06/2024

Spiritualitas

Paus Leo XII, Charitate Christi (#11), 25 Des. 1825: “Sebagai contoh, penghujatan, kejahatan yang mengerikan itu. Siapakah yang pernah percaya bahwa kejahatan itu dapat terdengar di kalangan orang Kristen? Namun demikian tiada daerah mana pun di mana sumpah tidak diambil dengan gegabah, dan nama Allah yang menakutkan itu digunakan secara tidak hormat di setiap negeri. Beberapa orang bahkan berani menghujat Dia yang dimuliakan oleh para malaikat. Dengan semangat yang membara, carilah dan seranglah ketidaksalehan ini yang merupakan penghinaan yang sedemikian besarnya kepada Allah.”

Doktrin

St. Siprianus (252): “Gehena yang membakar untuk selama-lamanya serta hukuman dilahap oleh lidah-lidah api yang hidup akan menghanguskan orang terkutuk; pun takkan ada cara orang tersiksa itu dapat beroleh jeda ataupun akhir dari siksaan-siksaannya … takkan ada gunanya menangis, dan doa pun tak berarti.”

Para bidah dari zaman kuno dan kaum Protestan dari zaman modern


30/05/2024

Spiritualitas

Paus St. Leo Agung, Khotbah 9, 444: “Lantas siapakah yang takkan gemetar ngeri akan siksaan kekal ini? Siapakah yang tak takut akan kejahatan-kejahatan yang tak pernah berkesudahan?”

Doktrin

Paus Pius IX, Nostis et Nobiscum, 8 Des. 1849:
“Itulah sebabnya para bidah dari zaman kuno dan kaum Protestan dari zaman modern, yang sedemikian terpecah-belahnya di dalam opini-opini mereka, selalu setuju dalam hal menyerang otoritas Takhta Apostolik; Takhta yang sama sekali tidak pernah dapat mereka bujuk dengan suatu tipu daya maupun dengan suatu muslihat pun untuk menolerir satu pun dari kesalahan-kesalahan mereka.”

Allah telah memutuskan bahwa mereka yang mereduksi keberadaan manusia menjadi kehidupan sekarang ini tidak akan mendapat Surga


24/05/2024

Spiritualitas

St. Maksimus Pengaku Iman: “Sebab keadilan ilahi telah memutuskan, bahwa mereka yang mereduksi keberadaan manusia menjadi kehidupan sekarang ini, dan yang membanggakan kekayaan, kesehatan jasmaniah, dan berbagai penghormatan, serta mereka yang percaya bahwa hal-hal ini saja yang merupakan berkat dan menganggap hal-hal yang baik bagi jiwa tidak bernilai, tidak akan dianggap layak menerima bagian dalam hal-hal ilahi dan kekal, yang sama sekali tidak mereka pikirkan, oleh karena ketertarikan mereka yang luar biasa pada hal-hal duniawi ….”

Doktrin

Paus St. Inosensius I (414): “Tetapi, hal yang diberitahukan oleh Fraternitas anda tentang apa yang dikhotbahkan oleh para pengikut Pelagius, bahwa bahkan tanpa rahmat Pembaptisan, bayi-bayi dapat dikaruniai dengan pahala kehidupan kekal, adalah hal yang sangat bodoh.”

Usai hidup ini, makanan sedap dan pakaian mahal akan hilang ibarat asap


20/05/2024

Spiritualitas

St. Bonifasius (716 M): “Hal-hal fana berlalu cepat-cepat, namun keabadian yang tak pernah pudar akan segera menjemput kita. Segala harta dunia ini, seperti emas, perak, batu mulia dengan segala warna, makanan sedap dan lezat serta pakaian mahal, lenyap bagaikan bayang-bayang, hilang ibarat asap, larut seperti buih di lautan.”

Doktrin

St. Ignatius (110): “Janganlah sesat, saudaraku: para pembejat keluarga tidak akan mewarisi Kerajaan Allah. Dan kalau mereka yang melakukan hal-hal ini menurut daging harus menderita maut, apalagi kalau seorang manusia merusakkan iman akan Allah dengan ajaran jahat, iman yang deminya Yesus Kristus telah disalibkan? Orang yang sedemikian busuknya akan dibuang ke dalam api yang tak terpadamkan; dan akan seperti itu pula setiap orang yang mendengarkannya.”

Keselamatan adalah milik agama Katolik


16/05/2024

Spiritualitas

Yesaya 66:2 – “Tangan-Kulah yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi, demikianlah firman Tuhan. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang rendah hati dan remuk rohnya dan gentar kepada firman-Ku.”

Doktrin

St. Agustinus (428): “Keselamatan yang dipunya agama ini tiada pernah kekurangan bagi siapa saja yang patut mendapatkannya; dan barang siapa kekurangan keselamatan itu, tidak patut mendapatkannya.”

Ada berbagai macam sekte bidah di masa St. Ambrosius


10/05/2024

Spiritualitas

St. Louis De Montfort (1706): “Kalau anda berkenan, buatkanlah saya jalan baru menuju Yesus, dan lapisilah jalan itu dengan segala jasa orang-orang terberkati, hiasilah jalan itu dengan kebajikan-kebajikan mereka yang gagah perwira, sinarilah dan riasilah jalan itu dengan segala terang dan kecantikan para malaikat, dan biarlah semua malaikat dan orang kudus ada di sana secara pribadi, untuk mendampingi, membela serta menopang mereka yang siap berjalan di sana; sesungguhnya, saya berkata dengan berani, dan saya ulangi yang saya katakan itu dengan segenap ketulusan hati, akan lebih saya sukai jalan Maria tak bernoda yang sempurna, daripada jalan yang baru itu.” (True Devotion to Mary [Devosi Sejati kepada Maria] #158)

Doktrin

St. Ambrosius (382): “Waktu sehari saja tidak cukup untuk menyebutkan nama-nama semua sekte bidah yang berbagai macam itu.”

Orang yang menyimpang dari kebenaran mengalami pembutaan pikiran dan akal


09/05/2024

Spiritualitas

“Sebab para pelacur berbangga diri dalam aib serta praktik-praktik mereka yang memalukan, dan terbiasa mencemooh mereka yang hidup secara terhormat; sebab ‘roh yang saleh adalah kekejian bagi para pendosa’ [Sirakh 1:25].”

Doktrin

Akta-Akta Konsili Nicea II, Sesi 6, 787: “Penyimpangan dari kebenaran adalah pembutaan pikiran dan akal.”

St. Atanasius: “hukum sama sekali tidak diindahkan, namun segala macam kejahatan dilakukan di mana-mana”


03/05/2024

Spiritualitas

St. Atanasius, Tentang Penjelmaan (#5), 318 M: “ … mereka telah menjadi tak terpuaskan dalam berbuat dosa. Sebab ada percabulan di mana-mana dan pencurian, dan seisi dunia penuh pembunuhan dan penjarahan. Dan adapun korupsi serta kejahatan, hukum sama sekali tidak diindahkan, namun segala macam kejahatan dilakukan di mana-mana, baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Kota-kota berperang satu sama lain, dan bangsa-bangsa bangkit melawan bangsa-bangsa; dan seluruh dunia dilanda huru-hara serta peperangan; setiap orang berlomba-lomba dengan sesamanya dalam perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. Kejahatan-kejahatan melawan kodrat pun tidak jauh dari mereka, namun seperti yang dikatakan oleh Rasul dan saksi Kristus: Karena para wanita mereka mengubah fungsi yang wajar menjadi yang bertentangan dengan kodrat, dan demikian juga para pria, dengan meninggalkan fungsi wanita yang wajar, para pria terbakar oleh hawa nafsu mereka seorang terhadap yang lain, laki-laki dengan laki-laki melakukan perbuatan-perbuatan keji, dan mereka sendiri menerima ganjaran yang setimpal dengan kesesatan mereka.”

Doktrin

Pada zaman Kaisar Valens (abad ke-4), Basilius hampir menjadi satu-satunya Uskup yang ortodoks di seluruh Dunia Timur yang berhasil mempertahankan yurisdiksi takhtanya … Jika hal ini sama sekali tidak memiliki makna yang lain bagi manusia modern, hendaknya suatu pengetahuan akan sejarah Arianisme setidak-tidaknya membuktikan bahwa Gereja Katolik tidak memperhitungkan popularitas dan jumlah dalam hal membentuk dan menjaga doktrin: jika tidak, sejak masa yang lampau itu, kita akan harus meninggalkan Basilius, Hilarius, Atanasius, dan Liberius serta Ossius dan menyebut diri kita sendiri pengikut Arius.” (W.A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers [Iman Bapa-Bapa Gereja Perdana], Vol. 2, hal. 3.)

Bersama Allah, tiada yang lebih berharga daripada kebenaran


02/05/2024

Spiritualitas

St. Basilius, Surat 224: “Mereka telah menulis, sebagaimana yang telah mereka tulis, karya yang sepenuhnya – atau hampir sepenuhnya, sebab saya tidak ingin melebih-lebihkan – dusta, dalam rangka meyakinkan manusia dan bukan Allah, dan demi menyenangkan manusia dan bukan Allah, yang bersama-Nya tiada yang lebih berharga daripada kebenaran.”

Doktrin

St. Robertus Bellarminus: “ … dalam diri Allah, tiada apa-apa selain esensi dan relasi ....” (De Christo, Buku II, Bab 26)

Para kudus mencintai kesendirian


30/04/2024

Spiritualitas

“Di sini, ia [St. Ansgarius – abad IX] tinggal bersama rekan-rekan yang sedkit jumlahnya, dan setiap kali bisa terbebas dari pengkhotbahan dan tanggung jawab gerejawi serta gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh para penyembah berhala, ia tinggal di sini seorang diri, namun ia tidak pernah membiarkan kenyamanan dirinya sendiri, ataupun cintanya akan kesendirian, mengganggu kepentingan-kepentingan kawanan domba yang telah dipercayakan kepadanya.” (Ansgarius, Rasul Bangsa Utara)

Doktrin

Konsili Konstantinopel IV (869-870), Sesi 8, Para Legatus Romawi: “Bagi semua kaum bidah, anatema! … Bagi mereka yang dengan sepengetahuan mereka berkomunikasi dengan mereka yang menghina dan menista gambar-gambar terhormat, anatema! Bagi mereka yang berkata bahwa yang telah menyelamatkan kita dari berhala-berhala itu lain dari Kristus Allah kita, anatema! Bagi mereka yang berani berkata bahwa Gereja Katolik pernah menerima berhala, anatema!”

^

>