Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Paus St. Leo Agung: “Kehendak untuk mencelakai kita memang senantiasa giat adanya dalam diri sang penggoda, tetapi ia akan terlucuti dari senjatanya dan tidak akan berdaya, jika ia tidak menemukan tempat yang menguntungkan dalam diri kita di mana ia dapat menyerang diri kita.” (Khotbah 78)
St. Alfonsus Liguori (sekitar 1760): “Betapa banyaknya orang yang terlahir dari antara orang-orang pagan, dari antara orang-orang Yahudi, dari antara orang-orang Mahometan [Muslim] serta para bidah, dan mereka semua binasa.”
“Sewaktu St. Dominikus sedang mengkhotbahkan Rosario di kota Carcassone, seorang bidah mengolok-olok mukjizat-mukjizatnya dan kelima belas misteri dari Rosario, dan tindakannya ini menghambat para bidah yang lain untuk berkonversi. Sebagai hukumannya, Allah membiarkan lima belas ribu iblis untuk masuk ke dalam tubuh pria itu. Orang tuanya membawa sang bidah kepada Romo Dominikus untuk dibebaskan … Ia mulai berdoa dan ia memohon kepada semua orang yang berada di sana untuk mendaraskan Rosario secara lantang bersamanya, dan pada setiap Salam Maria, Bunda Maria mengusir seratus iblis dari pria tersebut, dan mereka pun keluar dalam bentuk batu bara panas yang berwarna merah.” (Rahasia Rosario, Mawar ke-10)
Paus St. Selestinus I (431): “ … berdoa agar iman dapat dikaruniakan kepada orang-orang kafir; agar para penyembah berhala dapat dibebaskan dari kesalahan-kesalahan akibat ketidaksalehan mereka; agar terang kebenaran dapat terlihat bagi orang-orang Yahudi, dan selubung hati mereka dapat diangkat; agar para bidah dapat diinsafkan melalui pemahaman iman Katolik; agar para skismatis dapat menerima semangat cinta kasih yang diperbarui ….”
“Lalu Nadab dan Abiu, para putra Harun mengambil pedupaan mereka, menyalakan api di dalamnya, dan mempersembahkan api yang asing di hadapan Allah: yang tidak diperintahkan kepada mereka. Dan api pun keluar dari Tuhan, menghancurkan mereka, dan mereka mati di hadapan Tuhan.” (Imamat 10:1-2)
St. Aloysius Gonzaga (sekitar tahun 1585): “Kurangnya perhatian yang layak dalam doa mental adalah alasan beberapa orang memiliki semangat yang begitu redup dalam pelayanan terhadap Allah dan memberikan ruang yang begitu leluasa terhadap hasrat diri mereka.”
St. Yohanes Krisostomus (sekitar tahun 380): “Seorang pembunuh hanya memisahkan jiwa dari raga, sedangkan orang-orang sodomit menghancurkan jiwa di dalam raga.”
St. Fransiskus Xaverius, Januari 1549: “Sewaktu saya berada di Malaka, saya menetapkan kebiasaan agar pada permulaan malam hari, jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, dan jiwa-jiwa dari orang yang masih hidup yang berada di dalam keadaan dosa duniawi, harus dibawa dalam doa-doa umat yang saleh di semua jalanan. Praktik ini bukan hanya mengobarkan semangat orang yang bajik, tetapi juga menakutkan orang yang fasik. Kota ini menunjuk seorang pria untuk mencapai tujuan itu … dengan sebuah lentera di tangan yang satu dan sebuah lonceng di tangan yang lain, dan ia berseru dari waktu ke waktu dengan suara yang lantang … ‘Doakanlah jiwa-jiwa dari para umat beriman Kristiani yang sedang menderita di dalam Api Penyucian’; dan lalu, ‘Berdoalah pula untuk mereka yang terbaring di bawah beban dosa berat dan tidak berupaya untuk membebaskan diri darinya.’”
“Pembagian [Alkitab] menjadi bab-bab yang kita kenal dengan begitu baik di dalam Kitab Suci modern adalah rekaan dari Kardinal Hugo, seorang Dominikan, pada tahun 1248, atau lebih mungkin dari Stephen Langton, Uskup Agung Canterbury, wafat 1227.” (Where We Got the Bible, Our Debt to the Catholic Church, [Dari Mana Kita Mendapatkan Kitab Suci, Utang Kita terhadap Gereja Katolik] hal. 58)
^