^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Serangan Benediktus XVI yang Mencengangkan terhadap Iman Katolik; Kemurtadannya di Jerman, dsb. (2011)
Baca lebih lanjut Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI
Pesan ini dapat didefinisikan sebagai suatu telegram kemurtadan. Benediktus XVI menghormati agama pemurtad Yahudi dengan mengirimkan sebuah telegram yang menghormati hari raya Yahudi. Konsili Florence mendefinisikan bahwa orang-orang yang mempraktikkan perayaan-perayaan Hukum Lama atau agama Yahudi hidup dalam keadaan dosa berat dan akan dihukum ke dalam Neraka selamanya. Tetapi, Benediktus XVI menyatakan bahwa sang Kepala Rabbi agama Yahudi di Roma “terhormat”. Ia menyatakan hari-hari raya Yahudi sebagai “hari-hari suci yang penting”. Ia berkata bahwa mereka yang mempraktikkan pesta-pesta keagamaan dan “hari-hari suci” Yahudi ini memiliki “suatu kesempatan untuk berkat yang berlimpah dari Yang Abadi dan sumber rahmat yang tak terbatas”. Benediktus XVI berkata bahwa Yesus akan memberikan berkat-berkat serta rahmat-rahmat kepada orang-orang yang secara eksplisit menolak diri-Nya. Ini adalah penghujatan. Ia berkata bahwa orang-orang dapat menerima berkat dan rahmat dengan melakukan hal yang telah dinyatakan oleh Gereja Katolik sebagai dosa berat. Pernyataannya tidak diragukan adalah bidah dan kemurtadan. Benediktus XVI menutup telegramnya dengan berkata bahwa sang rabbi dan orang-orang Yahudi lainnya adalah “saksi-saksi yang autentik terhadap kebenaran”. Pernyataan ini adalah penyangkalan terhadap Kristus dan suatu penghujatan secara langsung. Di dalam Perjanjian Baru, para Rasul dan mereka yang mengkhotbahkan Kekristenan disebut “para saksi”.
Benediktus XVI membuat sejumlah pernyataan yang bidah tentang para “Ortodoks”. Pertama, ia berkata bahwa iman “Ortodoks” yang skismatis adalah iman Kristiani sejati yang sama yang telah berada di sepanjang sejarah. Ia membuat hal ini jelas sewaktu ia berkata “kita semua adalah Gereja kuno yang masih ada”. Ia lalu berkata bahwa para ”Ortodoks” membantu untuk menghidupkan iman Kristiani di Eropa. Benediktus XVI lalu berkata: “saya telah sampai kepada pengetahuan dan menjadi semakin cinta akan Ortodoksi.” Pernyataan ini adalah bidah yang sungguh mencengangkan. Pertimbangkanlah pernyataan ini sesaat. Agama “Ortodoks” adalah suatu agama skismatis yang menyangkal Kepausan, ketiga belas konsili Gereja yang terakhir, klausa Filioque, dsb. Tetapi, Benediktus XVI berkata: “saya telah sampai kepada pengetahuan dan menjadi semakin cinta akan Ortodoksi”! Ia lalu berkata bahwa kita mungkin dapat mengerti Keutamaan Sri Paus dengan cara yang berbeda dari masa lalu. Ia berkata bahwa ia “mengerti secara benar dalam pergulatan.” Ini adalah bidah terang-terangan. Ia menempatkan kebenaran Katolik tentang Keutamaan pada tingkatan yang setara dengan penyangkalan para skismatis terhadap dogma itu; ia mengajarkan bahwa kedua posisi itu harus ditinjau ulang. Ia bahkan merekomendasikan saran Yohanes Paulus II bahwa kita harus menimbang kembali Keutamaan Kepausan untuk menyenangkan para bidah. Ia lalu berkata bahwa para “Ortodoks” membangun masyarakat. Benediktus XVI adalah seorang bidah dan seorang skismatis.
Benediktus XVI berkata bahwa Gereja Katolik menghormati esensi dari agama Yahudi – suatu agama yang menolak Yesus Kristus. Ia lalu berkata bahwa orang-orang Yahudi menyerukan “iman”!!! Lalu, Benediktus XVI berkata “harus diakui dengan rasa syukur bahwa suatu kemajuan baru telah terlihat pada dekade-dekade terkini, yang memungkinkan untuk berbicara tentang suatu perkembangan kehidupan Yahudi yang riil di Jerman.” Benediktus XVI bersyukur bahwa terdapat “suatu perkembangan kehidupan Yahudi yang riil.” Secara definisi, kehidupan Yahudi adalah kehidupan tanpa Yesus Kristus – yakni, yang dengan sendirinya tidak memiliki hidup. Benediktus XVI telah sekali lagi melakukan kemurtadan. Ia lalu berkata bahwa “Gereja merasakan suatu kedekatan yang besar dengan orang-orang Yahudi”. Bagaimanakah mungkin adanya sewaktu orang-orang Yahudi menolak Gereja dan pendirinya, Yesus Kristus?! Ia mendeskripsikan cara baru untuk memandang agama Yahudi ini sebagai berasal dari Konsili Vatikan Kedua. Benediktus XVI merujuk kepada cara ini sebagai “jalan yang baru ini”. Ya, jalan yang baru yang lebar menuju Neraka dan kemurtadan dari iman Katolik bermula di Vatikan II. Ia lalu berbicara tentang bagaimana “orang-orang Kristen juga harus semakin menyadari kedekatan interior kita dengan agama Yahudi.” Hal ini berarti bahwa ia percaya bahwa agama Yahudi dan Katolik terhubung bersama. Benediktus XVI lalu berkata bahwa perjanjian lama tidak dihapuskan oleh Yesus. Ini adalah bidah terang-terangan.
Benediktus XVI lalu menuturkan bidahnya yang terburuk. Ia berkata: “Pesan harapan yang termuat di dalam kitab-kitab dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Kristiani telah diapropriasikan dan terus dilanjutkan di dalam cara-cara yang berbeda oleh orang-orang Yahudi dan Kristen. Setelah antagonisme yang berabad-abad, kita sekarang memandang sebagai tugas kita untuk membawa kedua cara untuk kembali membaca naskah-naskah alkitabiah – cara Kristiani dan cara Yahudi – ke dalam dialog satu dengan yang lainnya, jika kita ingin mengerti kehendak Allah serta sabda-Nya secara benar.” Benediktus XVI berkata bahwa kita memiliki tugas untuk kembali membaca naskah-naskah alkitabiah menurut kepercayaan Yahudi tentang makna Kitab Suci. Benediktus XVI berkata bahwa hanya dengan melakukan hal inilah kita akan mengerti kehendak Allah dan sabda-Nya dengan benar! Ia lalu berkata bahwa agama Yahudi memiliki suatu tanggung jawab untuk mengembangkan masyarakat. Benediktus XVI lalu mengakhiri kemurtadannya dengan memberi suatu berkat kepada orang-orang Yahudi.
Benediktus XVI mengomentari populasi Muslim yang meningkat di Jerman seakan-akan hal itu adalah suatu perkembangan yang positif. Ia lalu berkata bahwa orang-orang Muslim dapat membangun masyarakat. Ia lalu memuji orang-orang Muslim atas “kepentingan yang besar kepada dimensi agamawi dari hidup.” Kemudian, ia berkata “Gereja Katolik dengan teguh mendukung bahwa pengakuan yang layak harus diberikan kepada dimensi publik penganutan agama.” Benediktus XVI lalu menuturkan bahwa Gereja “tidak membatasi ungkapan agama-agama individual ; sebaliknya, persetujuan itu mengizinkan setiap orang untuk memberikan kesaksian yang eksplisit terhadap apa yang dipercayainya.” Pernyataan ini sama sekali bertentangan dengan apa yang telah diajarkan oleh Gereja Katolik di sepanjang sejarah. Benediktus XVI lalu mengulangi pernyataan bahwa para Muslim adalah umat beriman dan menyatakan bahwa orang-orang Muslim “memiliki suatu kontribusi yang khusus untuk dibuat demi membangun suatu dunia yang lebih baik.” Ia mengakhiri pidatonya yang bidah kepada para Muslim dengan menyatakan bahwa kita perlu bertumbuh di dalam rasa hormat timbal balik untuk Islam dan agama-agama sesat lainnya. Betapa ia seorang pemurtad!
Di dalam tanggapannya kepada pertanyaan pertama dari seorang wartawan, Benediktus XVI berkata bahwa ia “dapat mengerti dengan baik” mengapa orang-orang ingin meninggalkan Gereja Katolik jika skandal besar dilakukan oleh beberapa anggotanya. Ia tidak berkata sama sekali bahwa adalah suatu dosa untuk meninggalkan Gereja. Maka, perkataannya memberikan suatu “pembenaran” bagi mereka yang meninggalkan Gereja Katolik. Dengan demikian, ia kembali menyangkal iman.
Di dalam pertanyaan yang kedua, sang wartawan berkata bahwa orang-orang Protestan dan “Katolik” bersiap diri (pada tahun 2017) untuk menyelenggarakan dirgahayu ke-500 revolusi Martin Luther terhadap iman Katolik! Benediktus XVI mendukung pernyataan sang wartawan dengan secara langsung menanggapi pertanyaan itu: “ekumenisme dengan teman-teman Evangelikal kita harus menjadi poin yang kuat, poin yang sentral bagi perjalanan ini.” Ia lalu berkata bahwa orang-orang Protestan, Katolik, dsb. perlu pergi dan membuat orang-orang “percaya”. Maka, ia mendukung penerimaan segala jenis iman yang mengaku-aku Kristen. Menurut Benediktus XVI, segala jenis “Kekristenan” memadai, walaupun sekte-sekte ini menolak wahyu ilahi tentang Gereja, Kepausan, sakramen-sakramen, dan sebagainya. Ia menyebut para Protestan sebagai “saudara-saudari” dan sekali lagi memberikan pujian kepada Martin Luther sewaktu ia berbicara tentang “perjalanan teologis” Martin Luther. Benediktus XVI menegaskan kepercayaannya bahwa orang-orang Protestan adalah Kristen dengan berkata bahwa orang-orang Protestan memiliki “tanggung jawab kita sebagai orang Kristen di masa ini” untuk bekerja “demi kebaikan umat manusia”. Orang-orang Protestan tidak mempromosikan pesan Kristus – mereka menyerukan pesan Antikristus.
Benediktus XVI memulai sambutannya yang bidah kepada para Lutheran dengan menyatakan salah satu pemimpin Lutheran sebagai “pastor”. Hanya para imam yang ditahbiskan secara valid yang memiliki iman Katoliklah yang disebut “pastor”. Sewaktu ia berkata tentang “iman kita bersama”, ia menyatakan bahwa orang-orang Lutheran dan Katolik memiliki iman yang sama. Tentunya, ia menyatakan bahwa orang-orang Lutheran adalah Kristen walaupun mereka menyangkal banyak dogma Katolik. Ia lalu berbicara panjang lebar untuk memuji Martin Luther. Benediktus XVI berbicara tentang kehidupannya dan apa yang ia lakukan seakan-akan Luther adalah seorang santo yang agung. Ingatlah bahwa kita berbicara tentang Martin Luther, bidah yang paling terkenal keburukannya di sepanjang sejarah Gereja!
Ia berbicara tentang “gairah yang mendalam ” dari Martin Luther, ia berkata bahwa “ semangat yang mendorong seluruh hidupnya tak henti-hentinya membuat suatu kesan yang mendalam di dalam diri saya” tentang Luther. Ia menyatakan bahwa pergulatan Martin Luther adalah pergulatan untuk Allah. Ini adalah bidah. Ia berkata bahwa pertanyaan Martin Luther harus menjadi pertanyaan kita juga. Ia lalu berbicara dengan positif tentang “pertemuan kita dengan Martin Luther”. Benediktus XVI lalu menuturkan penghujatan bahwa “Pemikiran Luther, seluruh spiritualitasnya, sepenuhnya berpusat kepada Kristus.” Martin Luther menghujat Kristus dan sepenuhnya menyesatkan iman-Nya. Benediktus XVI lalu berkata bahwa “kita berdoa dan bernyanyi bersama” dengan para Lutheran. Berdoa dan bernyanyi dengan orang-orang non-Katolik telah selalu dikutuk oleh ajaran Katolik. Bagaimanapun, Benediktus XVI selalu mempromosikan dan terlibat dalam aktivitas ini. Sambutan ini diberikan pada waktu yang pada dasarnya adalah suatu ibadat Protestan. Hal ini mengikutsertakan Benediktus XVI yang berdoa dan bernyanyi bersama orang-orang Lutheran pada saat ibadat doa Lutheran. Pada saat ibadat doa ini, Benediktus XVI berdoa bersama seorang “uskup” wanita Lutheran dan memberikan berkat bersama dengan seorang “pastor” Protestan Lutheran. Ia juga berlutut di hadapan altar Protestan yang tidak memiliki Ekaristi ataupun memiliki sebuah tabernakel. Benediktus XVI lalu berkata bahwa orang-orang Lutheran perlu memberikan kesaksian tentang iman mereka dan bahwa mereka tidak boleh melarutkan iman itu. Ia menutup pidatonya yang bidah kepada para Lutheran dengan berkata kepada mereka bahwa mereka dapat membantu orang-orang Katolik untuk “mengembangkan suatu iman yang lebih mendalam dan lebih hidup”. Benediktus XVI sepenuhnya seorang bidah.
Benediktus XVI secara lancang memuji tanah ini sebagai “tanah Reformasi”. Ia jelas menyiratkan bahwa apa yang disebut-sebut sebagai reformasi Martin Luther adalah suatu hal yang amat baik untuk dunia. Ia juga berkata bahwa ia berterima kasih secara mendalam atas doa bersama orang-orang non-Katolik. Seperti yang baru saja kami sebutkan, siapa pun yang akrab dengan sejarah Gereja Katolik mengetahui bahwa doa semacam itu bersama orang-orang non-Katolik bertentangan dengan ajaran Katolik. Tetapi, sang bidah Benediktus XVI “berterima kasih secara mendalam” atas doa bersama dengan mereka.
Benediktus XVI memuji Reformasi Protestan dengan berkata kepada semua orang di dalam suatu konteks kekaguman bahwa Thuringia adalah “tanah Reformasi Protestan”. Jelas bahwa ia memilih untuk pergi ke sana karena Thuringia adalah tanah revolusi Protestan. Ia juga merujuk, sekali lagi, kepada sobatnya, Martin Luther. Benediktus XVI menyebutkan “kesaksian bersama kita untuk iman” yang dimiliki oleh dirinya dan para bidah Lutheran bersama. Ia lalu berkata bahwa para “Ortodoks” skismatis memiliki tugas bersama dengan para Katolik untuk memperbarui masyarakat.
Benediktus XVI akan mengikuti rencana satanik Yohanes Paulus II dan mengumpulkan para anggota dari berbagai agama palsu untuk “berdoa bagi perdamaian.” Salah satu sorotannya, ujarnya, adalah bahwa jika anda mengaku diri Katolik, anda akan dapat mempertanyakan agama anda.
Erfurt bukanlah kota besar. Kota ini memiliki populasi sekitar 200.000 orang. Erfurt hanya dianggap penting bagi sejarah dunia karena di situlah Martin Luther memulai revolusinya melawan Gereja Katolik. Itulah persisnya mengapa Benediktus XVI ingin mengunjungi kota ini. Itulah juga mengapa dia pergi ke bekas rumah Martin Luther. Dia ingin menghormati rumah/biara di mana Luther mendapat ilham dari Iblis untuk memulai misinya untuk menghancurkan agama Katolik.
Benediktus XVI menyebut seorang awam sebagai “Uskup.”
Seperti yang telah kami tunjukkan di masa lalu, Benediktus XVI sepenuhnya mendukung gerakan Karismatik.
Banyak dari anda yang membaca bidah-bidah ini di sepanjang tahun masih percaya bahwa Benediktus XVI adalah seorang Paus, dan oleh karena itu bahwa ia memiliki iman Katolik. Mencengangkan adanya menurut saya bahwa anda dapat membaca bidah-bidah ini dan masih percaya bahwa Benediktus XVI adalah seorang Katolik. Ia selalu mengajarkan bidah-bidah semacam ini. Apa anda perlu melihat 10 juta bidah yang dilakukannya, lalu anda akan menjadi yakin? Tidakkah anda dapat melihat bahwa Benediktus XVI tidak memiliki iman Katolik? Jika anda percaya bahwa ia memiliki iman Katolik, maka anda tidak percaya akan suatu hal pun. Bangun! Ia seorang Anti-Paus. Jika, setelah melihat semua informasi ini, anda masih percaya bahwa Benediktus XVI memiliki iman Katolik dan adalah anggota dari Gereja, anda seorang bidah. Anda akan mengikutinya sampai ke dalam api Neraka yang abadi.
Baca lebih lanjut Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI
Catatan kaki:
[1] L’ Osservatore Romano, 5 Oktober 2011, hal. 3. Versi Bahasa Inggris.
[2] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 16-18. Versi Bahasa Inggris.
[3] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 8. Versi Bahasa Inggris.
[4] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 10. Versi Bahasa Inggris.
[5] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 3. Versi Bahasa Inggris.
[6] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 4. Versi Bahasa Inggris.
[7] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 11, 14. Versi Bahasa Inggris.
[8] L’ Osservatore Romano, 28 September 2011, hal. 23. Versi Bahasa Inggris.
[9] L’ Osservatore Romano, 5 Oktober 2011, hal. 11-12. Versi Bahasa Inggris.
[10] L’ Osservatore Romano, 21 September 2011, hal. 5. Versi Bahasa Inggris.
[11] L’ Osservatore Romano, 21 September 2011, hal. 1. Versi Bahasa Inggris.
[12] L’ Osservatore Romano, 7 September 2011, hal. 12. Versi Bahasa Inggris.
[13] L’ Osservatore Romano, 21 September 2011, hal. 11. Versi Bahasa Inggris.
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...