Anti-Paus Fransiskus Berkata bahwa Semua Orang yang Telah Dibaptis Adalah Anggota-Anggota dari Tubuh Kristus (!) dan Meludahi Ajaran Katolik Bersama Para Lutheran

I am happy to pray today with the Lutheran community in Rome. May God bless all who work for dialogue and Christian unity.

— Pope Francis (@Pontifex) November 15, 2015

“Saya gembira karena dapat berdoa pada hari ini dengan komunitas Lutheran di Roma. Semoga Allah memberkati semua orang yang mengusahakan dialog dan kesatuan Kristiani.”

Anti-Paus Fransiskus baru-baru ini melakukan tiga tindakan bidah yang signifikan sehubungan dengan orang-orang Protestan. Tindakan-tindakan ini merupakan contoh-contoh tambahan yang kuat tentang apa yang telah diakui oleh orang-orang Katolik sejati yang terinformasi: bahwa Fransiskus bukanlah Paus dan bahwa sektenya bukanlah Gereja Katolik. Saya akan mengomentari tindakan-tindakan ini secara singkat:

• Pertama, kita melihat cuitan yang ada di atas. Pada tanggal 15 November 2015, Fransiskus mengunjungi rekan-rekan Protestannya di gereja Lutheran Evangelikal di Roma. Ia mencuitkan kunjungan itu, mengakui bahwa ia gembira “karena dapat berdoa pada hari ini dengan komunitas Lutheran” di dalam gereja Lutheran. Tindakan Fransiskus, yakni, berdoa dengan komunitas yang secara terang-terangan bidah dan skismatis (dan pernyataannya yang meninggikan tindak semacam itu) berlawanan dengan apa yang telah diajarkan oleh Gereja Katolik, para Paus, dan Takhta Apostolik di sepanjang sejarah (lihatlah ajaran Kepausan yang dikutip di bawah). Cuitannya ini adalah suatu bukti yang jelas bahwa ia adalah seorang bidah manifes dan seorang Anti-Paus, dan bahwa sektenya bukanlah Gereja Katolik.

AJARAN DAN PRAKTIK GEREJA KATOLIK YANG SESUNGGUHNYA, MELAWAN CUITAN FRANSISKUS YANG BIDAH

Paus Pius XI, Mortalium Animos (#10), 6 Januari 1928: “ … Takhta Apostolik ini tidak pernah mengizinkan umat-umatnya untuk mengambil bagian di dalam perkumpulan-perkumpulan orang-orang non-Katolik ….”

Paus Pius IX, Neminem vestrum (#5), 2 Feb. 1854: “Kami ingin agar anda mengetahui bahwa para Biarawan ini mengirimkan kepada Kami suatu pengakuan dan penyataan yang amat panjang tentang doktrin Katolik … Mereka bukan hanya membuat dengan setulus hati, dan dalam kata-kata yang persis, pengakuan bahwa mereka menerima semua peraturan dan dekret yang telah dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan oleh para Paus Roma dan Kongregasi-Kongregasi Suci, terutama yang melarang communicatio in divinis bersama para skismatis … mereka … mengutuk kesalahan orang-orang skismatis Armenia, serta mengakui bahwa orang-orang skismatis tersebut berada di luar Gereja Yesus Kristus yang sejati ….”

Paus Pius VI, Charitas (#31-32), 13 April 1791, berbicara tentang para imam yang mengikuti konstitusi sipil rohaniwan di Prancis yang bidah secara terang-terangan: “ … anda wajib melakukan segala upaya anda untuk menghindari dan menghalau para penyusup yang nista … janganlah anda bersekutu sama sekali bersama mereka, terutama dalam ibadat ilahi.”

Paus Pius IX, Graves ac diuturnae (#4), 23 Maret 1875, merujuk kepada kaum “Katolik Lama” :
“Mereka [para umat beriman] harus sepenuhnya menghindari perayaan-perayaan keagamaan mereka, bangunan-bangunan mereka, serta kursi-kursi penyebar wabah mereka yang telah mereka dirikan tanpa hukuman untuk menyampaikan ajaran-ajaran suci, karya tulis mereka, dan hubungan dengan mereka. Hendaknya mereka sama sekali tidak berhubungan, berelasi dengan para imam penyusup dan para pemurtad yang dengan lancang melaksanakan fungsi-fungsi dari pelayanan gerejawi dan yang sama sekali tidak memiliki yurisdiksi dan misi yang sah.”

FRANSISKUS TENTANG BILAMANA ORANG-ORANG LUTHERAN DAN KATOLIK BOLEH “BERPARTISIPASI BERSAMA DALAM KOMUNI”

• Kedua, pada saat sesi doa bersama yang bidah itu di dalam gereja Protestan tersebut, seorang wanita bertanya kepada Anti-Paus Fransiskus bilamana orang-orang Lutheran dan Katolik boleh “berpartisipasi bersama dalam Komuni”. Ingatlah bahwa orang-orang Lutheran bahkan tidak memiliki Ekaristi yang valid ataupun imamat yang valid, dan mereka menolak transsubstansiasi. Sang Anti-Paus Protestan yang menyedihkan itu sama sekali tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Jawabannya yang omong kosong (yang dilaporkan oleh Rocco Palmo di dalam blog Whispers in the Loggia) pada dasarnya adalah sebagai berikut: 1) Bahwa ia tidak kompeten untuk menjawab pertanyan itu, untuk menghakimi atau mengusulkan suatu pendapat tentang perkara tersebut (walaupun ia mengklaim dirinya sebagai Paus), yang merupakan suatu pengakuan yang tak disengaja bahwa ia tidak menduduki Takhta Petrus; dan bahwa 2) Masing-masing orang harus memutuskan untuk dirinya sendiri bilamana orang Lutheran dan Katolik boleh “berpartisipasi bersama dalam Komuni”. Kegagalan Fransiskus untuk menyatakan kebenaran di dalam konteks semacam itu (yakni, sewaktu ditanya secara langsung tentang perkara itu) merupakan bidah melalui pengabaian. Hal itu setara dengan mendukung posisi bahwa para Lutheran dan Katolik boleh “berpartisipasi bersama dalam Komuni”. Situasi ini sebanding dengan Krisis Arian. Pada waktu itu, para bidah Arian diminta untuk mengutuk suatu syahadat Arian yang bidah, tetapi mereka menolak untuk melakukannya. Seandainya pun mereka tidak mendukung syahadat Arian itu secara eksplisit, dengan menolak untuk mengutuk syahadat Arian sewaktu diminta secara langsung untuk melakukannya, mereka melakukan bidah melalui pengabaian. Pengabaian mereka setara dengan dukungan terhadap bidah Arian. Menurut prinsip-prinsip Katolik, kegagalan Fransiskus untuk menyatakan ajaran Katolik secara resmi sewaktu ia ditanyakan secara langsung tentang bilamana orang-orang Lutheran dan Katolik boleh “berpartisipasi bersama dalam Komuni” setara dengan suatu dukungan terhadap praktik yang bidah itu.

FRANSISKUS MENGUMUMKAN SECARA RESMI BAHWA “SEMUA ORANG YANG TELAH DIBAPTIS ADALAH ANGGOTA-ANGGOTA DARI TUBUH KRISTUS YANG SAMA”!

• Ketiga, dan ini adalah suatu tindak bidah yang paling signifikan dari ketiga tindakan Fransiskus itu, pada suatu pesan di tanggal 4 Nov. 2015 kepada “Konsultasi Forum Kristen Global” (teksnya tersedia di situs Vatikan), Fransiskus kembali mengulangi bidah yang telah dikutuk: bahwa orang-orang non-Katolik, Protestan, skismatis, dll. memiliki martir-martir. Seperti yang telah kami tunjukkan, pandangan semacam itu adalah penyangkalan terhadap ajaran yang khidmat dari Paus Eugenius IV di Konsili Florence, di samping berbagai hal lainnya. Fransiskus telah mengajarkan bidah itu sekitar 30 kali di waktu yang berbeda-beda. Penyangkalan Fransiskus yang tegar terhadap dogma Katolik tentang perkara itu dengan sendirinya membuktikan secara pasti bahwa ia adalah seorang bidah manifes dan bahwa ia bukan Paus. Tetapi Fransiskus tidak hanya menyatakan pandangan bidahnya, bahwa “para non-Katolik adalah martir”. Pada kesempatan ini, ia mengungkapkan secara eksplisit bidah yang melandasi pandangannya itu. Ia menyatakan: “Semoga para martir dari masa kini, yang merupakan bagian dari banyak tradisi Kristiani, membantu kita untuk memahami bahwa semua orang yang telah dibaptis adalah anggota-anggota dari Tubuh Kristus yang sama, Gereja-Nya (cf. I Kor 12:12-30).”

Pernyataan resmi yang dibuat oleh Fransiskus ini bahwa “semua orang yang telah dibaptis adalah anggota-anggota dari Tubuh Kristus yang sama” adalah suatu bidah raksasa. Pernyataan itu menyangkal lusinan ketetapan Magisterium dan menolak segenap sejarah ajaran Katolik tentang dampak-dampak bidah dan skisma. Pernyataan itu menyangkal ajaran dogmatis Vatikan I tentang Kepausan sebagai pokok dari kesatuan dalam Tubuh Kristus. Pernyataan itu menyangkal dogma bahwa siapa pun yang menolak Kepausan, atau menolak ajaran Katolik, terdepak keluar dari Tubuh Kristus, dll. Anda bisa menangkap gambarannya. Saya dapat mengutip banyak teks untuk membantah dan mengutuk bidah raksasa dari Fransiskus, tetapi demi menghemat tempat, saya hanya akan mengutip empat dari antaranya:

Paus Pius VI, Charitas (#31-32), 13 April 1791: “Pendek kata, berpeganglah kepada Takhta Suci; sebab untuk berada dalam Gereja, seseorang harus bersatu dengan Kepalanya yang kelihatan, dan berpeganglah dengan erat kepada Takhta Petrus ….”

Paus Pius IX, Amantissimus (#3), 8 April 1862: “Terdapat bukti-bukti lain yang hampir tidak terhitung jumlahnya yang diperoleh dari para saksi yang paling terpercaya yang secara jelas dan terbuka memberi kesaksian dengan iman, keakuratan, rasa hormat, dan ketaatan yang besar, bahwa semua orang yang ingin menjadi bagian dari Gereja Kristus yang satu dan sejati harus menghormati dan menaati Takhta Apostolik ini dan Sri Paus Roma.”

Paus Pius XI, Mortalium Animos (#11), 6 Januari 1928: “Seseorang tidak berada di dalam Gereja Kristus yang satu ini, dan seseorang tidak bertekun di dalamnya jikalau ia tidak mengakui dan menerima, dengan penuh ketaatan, otoritas dan kuasa milik Petrus dan para penerusnya yang legitim.”

Paus Pius XII, Mystici Corporis Christi (#23), 29 Juni 1943: “ ... tidak semua dosa, betapapun berat dan besarnya dosa itu, sedemikian rupa adanya sehingga oleh karena hakikatnya sendiri memisahkan seseorang dari Tubuh Gereja, seperti dosa skisma, atau bidah, atau kemurtadan.”

Jika anda belum menyadarinya, Anti-Paus Fransiskus adalah suatu lelucon. Orang-orang yang terus menganggap bidah terang-terangan ini sebagai Paus, di hadapan fakta-fakta ini, juga adalah suatu lelucon.