^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Mengapa Fransiskus Tidak Boleh Dianggap Paus
Ini adalah video baru yang sangat penting. Video ini menjelaskan argumen yang membuktikan bahwa Fransiskus tidak boleh dianggap sebagai Paus, tanpa perlu membuktikan bahwa Fransiskus adalah seorang bidah atau telah menggunakan hal yang dapat dianggap sebagai kuasa infalibel (jika ia adalah seorang Paus sejati) untuk mengajarkan doktrin-doktrin sesat. Ini adalah suatu argumen yang harus dimengerti dan ditekankan oleh orang-orang Katolik untuk membawa orang-orang kepada iman sejati dan posisi yang benar tentang hal ini. Video ini juga membahas pernyataan-pernyataan yang sangat amat penting di dalam Nasihat Apostolik Fransiskus yang berjudul Evangelii Gaudium.
Gereja Katolik mengajarkan kebenaran-kebenaran berikut:
1) orang-orang yang sudah dibaptis yang menyimpang dari ajaran otoritatif Gereja Katolik menjadi bidah. Dengan melakukan penyimpangan semacam itu, para bidah secara otomatis terdepak keluar dari Gereja. Konsekuensi dari terdepaknya mereka secara otomatis keluar dari Gereja adalah bahwa para bidah tidak mampu memegang jabatan di dalam Gereja, termasuk jabatan Kepausan; karena mereka bahkan bukan anggota Gereja.
2) Ajaran otoritatif dari magisterium Gereja Katolik bersifat infalibel. Oleh karena itu, magisterium tidak dapat mempermaklumkan atau mendukung secara otoritatif doktrin-doktrin sesat.
Sehubungan dengan situasi Gereja masa kini, kesimpulan yang ditarik dari kedua kenyataan tersebut adalah:
1) Karena Fransiskus, pria yang pada saat ini dipandang oleh banyak orang sebagai Paus Katolik, jelas menolak banyak ajaran Katolik dan mendukung indiferentisme religius, ia adalah seorang bidah yang tidak dapat memegang jabatan Kepausan, karena ia bahkan bukan anggota dari Gereja Katolik; dan
2) karena Fransiskus memimpin suatu badan yang berpegang kepada ajaran-ajaran sesat Vatikan II, dan yang menganggap ajaran-ajaran tersebut sebagai ajaran yang otoritatif, faktanya, ia tidak dapat menggunakan otoritas pengajaran magisterium Katolik yang infalibel. Oleh karena itu, ia bukanlah Paus dan Takhta St. Petrus kosong.
Kedua kenyataan tersebut – yaitu, 1) ajaran Gereja tentang para bidah dan 2) ajaran Gereja tentang infalibilitas dari magisterium – membuktikan bahwa Fransiskus bukanlah seorang Paus, melainkan seorang anti-Paus non-Katolik yang bidah. Kedua argumen tersebut pasti adanya dan tidak dapat dibantah. Kedua argumen tersebut telah didukung secara amat rinci dan dengan begitu banyak dokumentasi. Tetapi, terdapat suatu argumen lain yang sampai kepada kesimpulan yang sama, mungkin dengan lebih sederhana dan lebih secara langsung, tanpa perlu membahas panjang lebar diskusi tentang prinsip-prinsip, fakta-fakta atau argumen-argumen teologis yang menunjukkan bahwa Fransiskus adalah seorang bidah dan harus dipandang sebagai seorang bidah, dan/atau bahwa sekte Vatikan II telah menggunakan suatu hal yang akan merupakan suatu kuasa yang infalibel, seandainya para pemimpinnya adalah para Paus Katolik yang valid, untuk memberlakukan doktrin-doktrin sesatnya.
Argumen ketiga ini, yang mencapai kesimpulan yang sama tanpa harus menelusuri langkah-langkah argumentasi yang telah disebutkan, hanyalah berhubungan dengan ajaran Gereja Katolik tentang mengakui iman yang sejati dan dengan sederhana mengenali isi dari pengakuan iman Fransiskus.
Di dalam ensikliknya di tahun 1943, Mystici Corporis, Paus Pius XII mengajarkan:
Ajaran Gereja Katolik adalah bahwa anda hanya dapat menganggap sebagai anggota Gereja Katolik orang-orang yang telah menerima permandian kelahiran kembali (yaitu pembaptisan air) dan yang mengakui iman sejati. Pertimbangkanlah hal ini dengan sangat cermat. Jika seseorang tidak ‘mengakui’ iman yang sejati, ia tidak dapat dianggap sebagai anggota Gereja Katolik. Di dalam bahasa Latin dari Mystici Corporis #22, kata yang digunakan untuk ‘mengakui’ adalah ‘profitentur’. Profitentur adalah bentuk kata kerja orang ketiga jamak dari kata kerja profiteor, yang berarti mengakui, menyatakan secara publik, mengakui secara terbuka. Kata kerja ini merujuk kepada hal yang dinyatakan, ditampilkan, atau diakui secara terang-terangan. Agar dapat dianggap sebagai bagian dari Gereja, seseorang harus secara publik menyatakan, menampilkan dan mengakui iman sejati. Di dalam versi Latin dari Mystici Corporis, kata untuk ‘dan iman sejati’ adalah ‘veramque fidem’.
Maka, pertanyaan yang sederhana adalah: apakah Fransiskus mengakui, menyatakan, dan menampilkan iman sejati? Untuk mempertimbangkan pertanyaan tersebut, ingatlah bahwa untuk dapat dianggap sebagai anggota Gereja, anda tidak dapat semata-mata menyebut diri anda sendiri “Katolik » tetapi anda mengakui atau menampilkan iman yang sesat. Terdapat banyak lembaga skismatis yang menyebut mereka sendiri sebagai Katolik. Sebutan anda untuk diri anda sendiri tidaklah relevan untuk perkara yang satu ini. Tetapi, hal yang relevan adalah untuk dianggap sebagai bagian dari Gereja, iman yang anda akui haruslah merupakan iman sejati (veram fidem). Sebelum menjawab pertanyaan tentang bilamana Fransiskus mengakui dan menampilkan iman sejati, mohon mencatat bahwa kata kerja Latin yang sama, profiteor, yang digunakan oleh Pius XII di dalam Mystici Corporis, juga digunakan oleh Paus Eugenius IV dan Konsili Florence. Di dalam surat bulla dogmatis yang khidmat Cantate Domino, pada tahun 1441, Paus Eugenius IV menyatakan:
Untuk mendefinisikan poin tentang iman sejati ini, konsili Florence menggunakan profitetur (mengakui), bentuk kata kerja orang ketiga tunggal dari kata kerja yang sama, profiteor, yang digunakan oleh Paus Pius XII. Maka, pengakuan iman sejati tentang keselamatan adalah sebagai berikut : 1) semua orang yang meninggal di luar Gereja Katolik tidak diselamatkan ; 2) sangatlah diperlukan dan penting untuk menjadi bagian dari Gereja Katolik sehingga praktik-praktik rohani hanya dapat berbuah bagi keselamatan untuk mereka yang berada di dalam Gereja Katolik; dan 3) sangatlah diperlukan untuk bergabung ke dalam Gereja Katolik sehingga bahkan jika anda menumphadarah di dalam nama Kristus, anda tidak akan diselamatkan jika anda bukan bagian dari Gereja Katolik. Jika seseorang mengakui, menyatakan, atau menampilkan suatu posisi yang bertentangan dengan kenyataan ini tentang doktrin keselamatan, orang tersebut tidak mengakui iman sejati. Ia mengakui suatu iman yang sesat yang non-Katolik. Itulah persisnya mengapa Paus Leo XIII menyatakan di dalam ensiklik Satis Cognitum (#13), 29 Juni 1896:
Terlebih lagi, Konsili Florence mendefinisikan sebagai suatu dogma bahwa adalah suatu dosa berat untuk menaati agama Yahudi atau Hukum Musa setelah pemakluman Injil. Untuk membuat definisi itu, Konsili Florence kembali menggunakan kata yang sama, profitetur (mengakui), dari kata kerja yang sama, profiteor. Maka, untuk mengakui iman sejati tentang agama Yahudi berarti menyatakan, mendeklarasikan, dan menampilkan bahwa ketaatan terhadap agama Yahudi atau Hukum Musa dikutuk, merupakan dosa berat, dan bertentangan dengan keselamatan. Jika seseorang mengakui suatu posisi yang berbeda tentang para Yahudi dan praktik-praktik religius mereka, orang itu tidak mengakui iman yang sejati. Ia mengakui suatu iman sesat yang non-Katolik.
Maka, pertanyaannya adalah: apakah Fransiskus mengakui iman sejati? Tentunya jawabannya adalah, seperti yang diketahui oleh seseorang yang jujur yang akrab dengan materi kami, “tidak” yang lantang dan bergema. Di dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, setelah apa yang disebut-sebut sebagai pemilihannya, Fransiskus telah secara publik menolak perlunya orang non-Katolik untuk berkonversi kepada iman Katolik sekitar sepuluh kali pada peristiwa yang berbeda-beda. Ia melakukannya dengan tegas tiga kali di dalam suatu pembicaraan pada tanggal 7 Agustus 2013. Ia berkata: “’Apakah anda perlu meyakinkan orang lain untuk menjadi Katolik? Ia menjawab, Tidak, tidak, tidak!” Tidak dapat dipungkiri bahwa Fransiskus tidak mengakui iman sejati, ia mengakui, menampilkan, dan menyatakan suatu iman non-Katolik yang sesat. Di dalam wawancaranya dengan Eugenio Scalfari, Fransiskus berulang kali mencela upaya untuk mengonversikan orang-orang non-Katolik. Ia secara terang-terangan menyatakan bahwa sama sekali tidak memiliki intensi untuk mengonversikan sang ateis itu. Ia meyakinkan teman baiknya, Abraham Skorka, bahwa Gereja Katolik tidak boleh berupaya untuk mengevangelisasikan orang-orang Yahudi atau orang-orang lain. Di dalam wawancaranya dengan Antonio Spadaro, ia menyatakan bahwa cara untuk mencapai kesatuan dengan orang-orang "Ortodoks" bukanlah melalui konversi mereka, melainkan agar mereka tetap menjadi non-Katolik. Di dalam wawancara pada tanggal 14 Desember 2013 dengan LaStampa, Fransiskus mengajarkan bahwa terdapat santo-santa dan martir non-Katolik, dan ia bahkan mendukung ide bahwa seorang pelayan Lutheran dapat "dikanonisasikan". Ia mengajarkan bahwa para ateis dan lain sebagainya dapat diselamatkan tanpa iman dengan mengikuti apa yang mereka anggap sebagai kebaikan. Di dalam Nasihat Apostoliknya yang mencengangkan, Evangelii Gaudium, yang ditujukan oleh Fransiskus kepada Gereja universal dan yang ia sebut sebagai dokumen dari "magisterium universal" di dalam #51 – ia mengakui bahwa ia percaya bahwa orang-orang Yahudi memiliki perjanjian yang valid dengan Allah (#247), suatu hal yang bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Ia mengakui bahwa ‘mengagumkan’ adanya bahwa para Muslim berpartisipasi di dalam doa-doa Islam harian dan ibadat keagamaan mereka (#252). Ia mengakui bahwa orang-orang non-Kristiani “dibenarkan oleh rahmat Allah” (#254), suatu hal yang bertentangan secara langsung dengan pengakuan iman Katolik dan dogma Katolik bahwa hanya orang-orang Kristiani, yaitu, mereka yang memiliki iman Katolik, yang dapat dibenarkan. Di dalam #254 dari dokumen tersebut, Fransiskus juga berkata tentang upacara-upacara, tanda-tanda, dan ungkapan-ungkapan non-Kristiani (dalam kata lain, kepercayaan dan praktik jahat dari agama non-Kristiani dan pagan) sebagai "karya Allah” dan sebagai hal-hal yang “dibangkitkan oleh Roh [Kudus]”. Hal tersebut tentunya bertentangan secara langsung dengan pengakuan iman Katolik, yaitu bahwa agama-agama non-Kristiani sesat adalah hasil karya roh-roh jahat. Pada #255, Fransiskus mengakui bahwa kebebasan beragama, yang dengannya semua orang memiliki hak untuk mempromosikan segala jenis pandangan keagamaan di dalam publik, harus dipandang sebagai “hak asasi manusia”, suatu ajaran yang bertentangan secara langsung dengan pengakuan iman Katolik tentang kebebasan beragama. Fransiskus tidak mengakui iman sejati. Ia mengakui iman non–Katolik yang sesat. Terdapat banyak contoh lain yang dapat diberikan, sebelum dan sesudah “pemilihannya” yang tidak valid. Mohon tonton video kami Apa yang Sesungguhnya Dipercayai Fransiskus. Terlebih lagi, ingatlah bahwa pengakuan iman dapat dibuat bukan hanya lewat kata-kata, (seperti kata-kata yang baru saja kami kutip dari Fransiskus), tetapi juga lewat perbuatan.
Mengenai pengakuan iman Fransiskus lewat tindakannya, ia mengambil bagian di dalam suatu ibadat Yahudi yang terkutuk, yang bertentangan dengan ajaran Katolik. Ia mengambil bagian di dalam ibadat non-Katolik. Ia bahkan menggunakan “otoritasnya” untuk mengorganisir santapan kosher dan berbagai aspek ibadat Yahudi yang terkutuk, agar para Yahudi dapat menaati Hukum Musa, yang bertentangan dengan pengakuan iman sejati. Di dalam salah satu pertemuan tersebut, di bulan Januari 2014, Fransiskus menjadi tuan rumah untuk pertemuan doa bersama dan santapan kosher bagi para pemimpin agama Yahudi dari Argentina. Fransiskus dan para pemimpin Yahudi bersama-sama melantunkan Mazmur 133 dalam bahasa Ibrani yang berkata, “Alangkah baiknya dan indahnya, apabila umat Allah hidup bersama dalam kesatuan.” Dengan demikian, Fransiskus mengakui di dalam kata-kata dan tindakannya, bahwa orang-orang Yahudi yang menolak Allah Putra, memiliki kesatuan dengan Allah Bapa. Pengakuan iman sejati sungguh bertentangan dengan perbuatan Fransiskus: tidak seorang pun yang menolak Allah Putra memiliki keselamatan ataupun kesatuan dengan Bapa.
Sekarang, untuk menjawab pertanyaan kami, apakah Fransiskus mengakui iman sejati - hal ini sudahlah sangat jelas. Adalah suatu fakta bahwa Fransiskus tidak mengakui, menyatakan, dan menampilkan iman sejati, melainkan suatu iman non-Katolik yang sesat. Menurut ajaran Katolik, oleh karena itu, ia tidak boleh dianggap sebagai anggota Gereja, karena hanya mereka yang telah menerima pembaptisan dan mengakui iman sejatilah yang dapat dianggap sebagai anggota dari Gereja, seperti yang telah kami bahas lebih awal.
Bobot dan kekuatan argumen ini seharusnya jelas. Hal ini membuktikan bahwa Fransiskus tidak dapat dianggap sebagai anggota Gereja Katolik bahkan tanpa perlu mendiskusikan apabila ia secara pribadi bersalah akibat bidah. Kita tidak perlu melakukan hal tersebut, walaupun seseorang dapat melakukan hal tersebut dengan efektif jika ia memilih untuk melakukannya. Tetapi, kami dapat membuktikan bahwa Fransiskus tidak boleh dianggap sebagai anggota Gereja Katolik dengan secara sederhana mengenali dan mengamati isi dari pengakuan imannya secara eksternal.
Sekarang, tentunya, fakta bahwa Fransiskus tidak mengakui iman sejati, melainkan iman yang sesat, berhubungan dengan fakta bahwa ia adalah seorang bidah. Alasan ia tidak mengakui iman sejati adalah bahwa ia seorang bidah dan pemurtad, suatu fakta yang dapat dan telah dibuktikan tanpa keraguan; tetapi kita bahkan tidak perlu melakukan hal tersebut, yaitu untuk mencari tahu bilamana ia secara pribadi adalah seorang bidah, untuk membuktikan bahwa ia tidak dapat dianggap sebagai anggota Gereja Katolik. Poin tersebut dibuktikan cukup dengan mengamati isi dari pengakuan iman Fransiskus yang eksternal, dan mengamati isi dari pengakuan iman sejati. Faktanya, banyak dari para tradisionalis palsu, yang mencela agama Vatikan II dan ajaran-ajarannya yang walaupun demikian menerima Fransiskus, membuat pengamatan semacam itu. Mereka mencatat bahwa terdapat pertentangan antara agama pra-Vatikan II dan agama pasca-Vatikan II tentang hal-hal yang menyangkut iman. Mereka membandingkan ajaran yang baru berkenaan dengan iman dengan ajaran yang sebelumnya, dan mereka mengeluhkan adanya ketidakselarasan. Bagaimanapun, mereka gagal untuk sampai kepada kesimpulan yang diwajibkan oleh ajaran Katolik sewaktu dihadapkan dengan ketidakselarasan antara kedua pengakuan iman tersebut secara eksternal. Seseorang yang mengakui iman yang sesat tidak dapat dianggap sebagai berada di dalam Gereja sejati bersama orang-orang yang mengakui iman sejati. Untuk menganggap bahwa seseorang yang mengakui iman yang sesat berada di dalam Gereja sejati bersama orang-orang yang mengakui iman sejati adalah bidah. Tindakan semacam itu menyangkal kesatuan Gereja – yang adalah suatu tanda milik Gereja – suatu perlindungan dan janji supernatural yang telah diberikan kepada kita oleh Yesus Kristus sendiri. Karena, dengan percaya bahwa seseorang yang mengakui iman yang sesat, seperti Fransiskus, harus dianggap sebagai berada di dalam Gereja yang sejati, seseorang menentang kebenaran bahwa semua orang yang berada di dalam Gereja memiliki iman yang sama atau seseorang menyetarakan pengakuan iman sejati (misalnya, bahwa para non-Katolik perlu bergabung ke dalam Gereja Katolik) dengan pengakuan iman yang sesat (yaitu, pengakuan Fransiskus bahwa para non-Katolik tidak perlu bergabung ke dalam Gereja Katolik).
Terlebih lagi, sekalinya jelas bahwa Fransiskus tidak dapat dianggap sebagai anggota Gereja, perdebatan tentang apakah ia seorang Paus berakhir sudah. Segala hal bertumpu atas pertanyaan bilamana ia harus dianggap sebagai anggota dari Gereja Katolik. Karena, bertentangan dengan apa yang anda mungkin telah baca di dalam penerbitan para tradisionalis palsu yang seringkali menyesatkan dan penuh dusta, masalah apabila seseorang yang berada di luar Gereja (misalnya seorang bidah) dapat memegang jabatan Kepausan bukanlah pertanyaan yang terbuka. Ini adalah hal yang sudah terselesaikan. Seperti yang diajarkan Paus Leo XIII di dalam Satis Cognitum:
Adalah suatu hal yang absurd untuk berpendapat bahwa seseorang yang berada di luar Gereja dapat memerintah di dalam Gereja. Oleh karena itu, sangatlah pasti bahwa seseorang yang berada di luar Gereja Katolik tidak mungkin adalah Paus; karena Kepausan adalah jabatan yang oleh hukum ilahi melibatkan kekuatan untuk memerintah. Fakta bahwa seseorang yang berada di luar Gereja, seorang bidah, dsb. tidak mungkin adalah Paus ditegaskan lebih lanjut oleh dogma bahwa seorang Paus adalah kepala Gereja yang kelihatan, dan anda tidak dapat menjadi kepala Gereja, jika anda bahkan bukan anggota Gereja. Para tradisionalis palsu yang bersikeras mengajarkan bahwa seseorang yang berada di luar Gereja (seorang bidah, orang-orang yang bukan anggota Gereja, dsb.) dapat dianggap sebagai Paus mempromosikan hal yang absurd, yang dikecam, dan yang bertentangan dengan ajaran yang jelas dari magisterium. Oleh karena itu, pengamatan tersebut bahwa Fransiskus mengakui iman yang sesat mengakhiri perdebatan tentang bilamana ia harus dianggap seorang Paus: ia bukanlah Paus. Pengamatan ini juga tentunya berlaku kepada para Anti-Paus Vatikan II sebelumnya. Mereka juga mengakui iman yang sesat. Hal ini juga berlaku untuk semua orang yang mendukung dan mempromosikan ekumenisme sesat, seperti semua “uskup” Novus Ordo yang bersekutu dengan Anti-Paus Fransiskus. Seperti yang diajarkan oleh ensiklik Mortalium Animos dari Paus Pius XI, untuk mempromosikan ekumenisme sesat adalah untuk mempromosikan suatu iman yang sesat. Oleh karena itu, semua orang yang mempromosikan ekumenisme sesat tidak dapat dianggap berada di dalam Gereja, karena ia tidak mengakui iman sejati.
Konsekuensi dari fakta-fakta ini sangatlah mendalam. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa jika seseorang mengakui bahwa Fransiskus adalah seorang Paus, orang itu mengakui pula iman Fransiskus sebagai iman sejati. Pertimbangkanlah hal ini secara mendalam. Sebanyak apa pun para tradisionalis palsu mengeluh tentang kesimpulan ini, mereka sama sekali tidak dapat menghindarinya. Taktik yang digunakan secara umum oleh para tradisionalis palsu untuk menerima Fransiskus, sembari pada saat yang bersamaan tidak mengacuhkan atau menentang pengakuan iman Fransiskus sama sekali tidak akan berguna. Karena Fransiskus bukan hanya sederhananya membuat kesalahan-kesalahan teologis sembari mengakui iman sejati. Tidak, ia secara terang-terangan mengakui iman yang sesat sehubungan dengan ajaran Katolik dan pengakuan dasar akan iman sejati. Maka, pengakuan akan Fransiskus sebagai Paus adalah suatu pernyataan bahwa iman yang diakuinya adalah iman sejati. Hal tersebut berarti bahwa semua orang yang bersikeras menganggap Fransiskus sebagai Paus walaupun mereka telah melihat fakta-fakta tersebut, mereka secara pasti melakukan hal-hal berikut: mereka mengakui penolakan untuk mengonversikan para non-Katolik, penolakan untuk mengonversikan para Yahudi, penolakan untuk mengonversikan para ateis, dan penolakan untuk mengonversikan para skismatis, sebagai iman sejati. Mereka mengakui promosi ekumenisme sesat sebagai iman sejati. Mereka mengakui ajaran bahwa orang-orang Protestan dan skismatis, yang menolak Kepausan dan dogma Katolik lainnya, berada di dalam Gereja Kristus, sebagai iman sejati. Mereka mengakui bahwa untuk mendukung orang-orang non-Katolik sebagai “santo-santa dan martir” adalah iman sejati. Mereka mengakui bahwa untuk mendukung seorang Lutheran untuk “dikanonisasikan” adalah iman sejati. Mereka mengakui bahwa promosi secara publik terhadap kebebasan beragama sebagai suatu hak asasi manusia, yang menurutnya agama-agama sesat tidak boleh dikekang untuk mengungkapkan kepercayaan mereka yang sesat secara publik, adalah iman yang sejati. Mereka mengakui ajaran bahwa para non-Kristiani dibenarkan oleh rahmat Allah tanpa iman Katolik sebagai iman sejati. Mereka mengakui promosi terhadap doa-doa dan ibadat keagamaan Islam sebagai hal yang “mengagumkan”, sebagai iman sejati. Mereka mengakui anggapan bahwa ritus-ritus dan kepercayaan agama non-Kristiani adalah karya Roh Kudus sebagai iman sejati. Mereka mengakui ajaran bahwa para Yahudi dapat memiliki Allah Bapa sembari menolak Allah Putra sebagai iman sejati.
Hal ini sama sekali tidak dapat dielakkan, karena jika mereka berkata bahwa iman yang diakui oleh Fransiskus adalah iman yang sesat, mereka berkata bahwa ia bukanlah Paus, karena seseorang yang mengakui iman yang sesat tidak dapat dianggap sebagai Paus. Maka, dengan menyatakan bahwa ia adalah Paus, mereka menyatakan bahwa pengakuan iman Fransiskus adalah pengakuan iman sejati, dan hal ini sungguh-sungguh satanik. Ini adalah alasan perkara ini begitu serius. Orang-orang harus menolak Fransiskus sebagai seorang anti-Paus bidah yang non-Katolik; karena jika seseorang gagal untuk melakukannya, orang itu jatuh menerima bidah dan kemurtadan, dan menyetarakan iman sesat dengan iman sejati.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...