Glosarium (kamus) ini memuat definisi-definisi dari istilah-istilah serta prinsip-kunci kunci yang penting tentang Iman Katolik, tentang "Gereja" pasca-Vatikan II, tentang bagaimana Gereja Katolik memandang agama-agama non-Katolik, dsb., yang patut dibaca. Glosarium ini menjelaskan istilah-istilah seperti "Magisterium", indefektibilitas Gereja, "ekumenisme", "sedevakantisme", "Kepausan", "Infalibilitas Kepausan", "Anti-Paus", Novus Ordo", dan lain sebagainya.
Karena hanya sedikit sekali orang yang masih memiliki iman dan bahkan lebih sedikit orang yang menyebarkannya, ada ketidaktahuan yang begitu merajalela bahkan tentang kebenaran-kebenaran yang mendasar dari Iman Katolik pada masa ini.
Paus Benediktus XIV, Cum Religiosi (# 4), 26 Juni 1754: “Pastikan agar setiap pelayan secara saksama menjalankan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Konsili Trente yang kudus … para imam pengaku dosa harus menjalankan bagian dari tugas mereka ini setiap kali seseorang berdiri di hadapan pengadilan mereka yang tidak mengetahui apa yang ia harus ketahui oleh keperluan sarana [by necessity of means] untuk memperoleh keselamatan ….”[1]
Kami akan membahas beberapa dari kebenaran-kebenaran tersebut:
Allah Tritunggal Mahakudus dan Penjelmaan
Hanya ada satu Allah di dalam Tiga Pribadi Ilahi (Bapa, Putra, dan Roh Kudus). Bapa adalah Allah, Putra adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; tetapi mereka bukanlah tiga allah, melainkan Satu Allah.
Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal, yaitu Putra Allah, mengambil kodrat manusiawi dan menjadi manusia dari daging Perawan Maria. Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu Pribadi Ilahi yang memiliki dua kodrat: kodrat ilahi dan kodrat manusiawi. Ia adalah Allah dan manusia.
Allah Tritunggal (Satu Allah: Bapa, Putra, dan Roh Kudus) dan Penjelmaan adalah kedua misteri yang paling mendasar dari Iman Katolik. Tidak seorang pun yang berada di atas usia akal dapat diselamatkan tanpa misteri-misteri ini.
St. Thomas Aquinas, Summa Theologica: “Setelah rahmat telah diwahyukan, orang-orang yang terpelajar dan yang sederhana diwajibkan untuk mengakui secara terang-terangan iman akan misteri Kristus, terutama sehubungan dengan yang dianut dan diakui secara publik di seluruh Gereja, seperti artikel-artikel yang merujuk kepada Penjelmaan, yang telah kami sebutkan di atas.”[2]
St. Thomas Aquinas, Summa Theologica: “Dan oleh karena itu, sewaktu rahmat telah diwahyukan, semua orang wajib mengakui iman yang eksplisit tentang misteri Tritunggal.”[3]
Semua orang yang meninggal di dalam keadaan dosa berat, masuk Neraka
Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Laetentur coeli,” Sesi 6, 6 Juli 1439, ex cathedra: “Di samping itu, Kami mendefinisikan bahwa ... jiwa-jiwa dari orang-orang yang meninggal dalam dosa berat yang nyata atau hanya di dalam dosa asal, mereka langsung turun ke dalam Neraka, bagaimanapun, mereka akan dihukum dengan hukuman yang berbeda-beda.”[4]
Orang-orang Katolik harus mengetahui pula bahwa semua orang yang meninggal dalam keadaan dosa berat masuk dan tinggal di dalam Neraka selamanya. Termasuk dosa berat termasuk adalah pembunuhan, percabulan (yaitu, tindakan seksual di luar pernikahan atau tindakan-tindakan yang menuntun kepada hubungan badan di luar pernikahan), berbohong, kemabukan, kesengajaan untuk memikirkan pikiran yang kotor, masturbasi, melihat pornografi, zina, berbuat curang, menyebut nama Allah sembarangan, keluarga berencana alami (KBA) ataupun kontraseptsi artifisial, membantu menyebarkan bidah (ajaran sesat), menyokong para bidah secara finansial, tidak menaati hari Sabat, melanggar perintah Allah, dsb. Jika seseorang melakukan dosa berat dan lalu akan pergi mengaku dosa, ia harus bertekad teguh untuk tidak melakukan dosa tersebut kembali. Tekad ini disebut tekad teguh untuk pembenahan. Jika seseorang melakukan dosa berat dan tidak memiliki tekad teguh untuk pembenahan saat ia pergi mengaku dosa, ia melakukan penistaan dan Pengakuan Dosa tersebut tidak valid. Kebanyakan jiwa masuk Neraka akibat dosa-dosa daging. Mereka yang melakukan dosa-dosa daging harus segera berhenti melakukan dosa-dosa itu jika mereka tidak ingin binasa selamanya di dalam api Neraka.
St. Alfonsus tentang pengutukan orang-orang yang tidak murni: “Wahai orang bodoh, kata St. Petrus Damianus (yang berkata kepada orang-orang yang tidak suci) teruslah memuaskan daging; karena akan datang suatu hari di mana ketidakmurnianmu akan menjadi seperti batu bara di dalam ususmu, untuk memperbesar dan memperparah siksaan dari api yang akan membakar dirimu di dalam Neraka: 'Akan datang hari, atau malam, di mana nafsu birahimu akan berubah menjadi batu bara, untuk mengobarkan di dalam ususmu api yang tidak terpadamkan.” (Preparation for Death {Persiapan untuk Kematian}, versi singkat, hal. 117)
Situs kami membahas pula banyak hal-hal lain.
Catatan kaki:
[1] The Papal Encyclicals {Ensiklik-ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 46.
[2] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian II-II, Pertanyaan 2, Artikel 7.
[3] St. Thomas Aquinas, Summa Theologica, Bagian II-II, Pertanyaan 2, Artikel 8.
[4] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol.1, hal. 528; Denzinger 693.
Halo Bruder…
Jika kita saat ini sangat sulit untuk menemukan seorang Imam yang sejati, lalu bagaimanakah cara agar kita dapat melakukan pengakuan dosa?
Eric
Halo – salah satu cara untuk menemukan iman yang ditahbiskan secara valid kemungkinan adalah dengan mengontak “paroki” atau “Keuskupan” Novus Ordo setempat untuk meminta info adanya imam yang ditahbiskan sebelum 18 Juni 1968 atau yang ditahbiskan sesuai ritus Timur (misal. Bizantina, Maronit, dll.)
Pedoman untuk menerima sakramen ada di sini, termasuk Sakramen Tobat:
https://vatikankatolik.id/di-mana-menerima-sakramen/
Sebelum membuat pengakuan dosa atau menerima sebuah sakramen, seseorang harus sampai pada titik di mana ia percaya akan segala dogma Katolik, dan berkomitmen untuk tidak lagi pernah menghadiri Misa Baru kembali, menolak para Anti-Paus Vatikan II serta sekte Vatikan II, percaya bahwa Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan tanpa pengecualian (menolak “pembaptisan keinginan” serta keselamatan bagi orang-orang yang memiliki “ketidaktahuan yang tidak teratasi” terhadap iman Katolik), menolak Keluarga Berencana Alami, menolak untuk mendukung imam-imam bidah, dsb.
Langkah-langkah berkonversi kepada iman Katolik tradisional ada di sini:
https://vatikankatolik.id/langkah-langkah-untuk-berkonversi/
Trimakasih Bruder… Ini sangat membantu