^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Acara Assisi Benediktus XVI – Seberapa Burukkah Acara itu? (2011)
Terdapat sekitar 300 perwakilan dari berbagai agama sesat pada pertemuan doa antaragama Benediktus XVI pada tanggal 27 Oktober 2011. 10 dari antara 300 menjadi pembicara. Berikut adalah cuplikan dari pidato-pidato mereka. Seluruh pidato berikut didukung oleh Benediktus XVI karena ia memungkinkan semuanya. Kenyataannya, Benediktus XVI mengetahui dan menyetujui isi dari setiap pidato tersebut sebelum pidato itu diberikan.
Sang pemimpin Hindu memulai dengan menyatakan bahwa setiap manusia adalah Allah. Dalam pidato ini, kita melihat bahwa ia mempromosikan secara lancang hujat panteisme – bahwa Allah berada di dalam segala sesuatu. Orang Hindu itu pun menyatakan seorang mantan pemimpin Hindu sebagai seorang ‘guru spiritual’, seraya meminta semua hadirin untuk bergabung bersamanya dalam doanya.
Dalam pidato ini, promosi sedunia untuk agama dan doktrin-doktrin sesat Buddhisme didukung.
Di dalam pidato ini, Benediktus XVI memberikan suatu forum yang mendunia untuk seorang pemimpin resmi dari orang-orang yang tidak percaya akan Allah. Beneditkus XVI memberikan kepada orang-orang yang tidak percaya suatu forum mendunia untuk mempromosikan agnostisisme, humanisme, dan berbagai kepercayaan sesat lainnya. Pemimpin agnostik itu juga secara agresif mempromosikan suatu sistem satu dunia yang akan mengontrol dan mengendalikan segala aspek hidup di bumi.
Pada awal pidatonya, Abimbola menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Benediktus XVI untuk telah mengundangnya ke acara ini dan memungkinkannya untuk mempromosikan agama sesatnya. Kedua, Abimbola meminta agar agama-agama satanik Yoruba diberikan penghormatan yang sama dengan agama-agama palsu lainnya di seluruh dunia. Ketiga, dia mendorong orang untuk berpegang teguh pada agama yang mereka percayai sekarang. Keempat, ia berkata, "Kita harus selalu ingat bahwa agama kita sendiri, bersama dengan agama yang dipraktikkan oleh orang lain, sah adanya dan berharga di mata Yang Mahakuasa."
Dalam pidato ini kita melihat bahwa Benediktus XVI mempromosikan bahwa semua agama “sah adanya dan berharga di mata Yang Mahakuasa.” Ini adalah penghujatan terhadap satu-satunya Allah yang benar, Allah Tritunggal Mahakudus. Abimbola kemudian menyatakan bahwa setiap orang harus memiliki rasa hormat yang mendalam terhadap alam dalam pikiran dan tindakan mereka. Ia mengatakan bahwa jika hal ini tidak terjadi, manusia tidak akan menemukan perdamaian sejati. Abimbola kemudian memanggil dewa-dewa palsu Olokun dan Ifa - melantunkan doa kepada para dewa palsu ini sambil mengocok kerincingan. Setelah pidatonya itu, Benediktus XVI berdiri dan menjabat tangan Abimbola. Karena itu Benediktus XVI memberikan dukungan publik secara penuh untuk apa yang dikatakan dan dilakukan Abimbola. Wande Abimbola adalah salah satu dari 10 orang yang dipilih untuk memberikan pidato selama pertemuan ini. Wande Abimbola duduk di tengah perkumpulan itu, dua tempat dari Benediktus XVI. Abimbola mewakili agama-agama Yoruba Afrika. Berikut adalah beberapa fakta tentang "agama" Yoruba dari situs web mereka sendiri: http://www.yorubaorganization.com/?page_id=124
Seperti yang sudah disebutkan, Abimbola juga memohon Dewa Ifa palsu. “Penyembahan terhadap Ifa berasal dari Afrika Barat dan dirayakan dalam agama Yoruba. Penyembahan itu juga dirayakan di Santeria, Afrika Barat & Diaspora Voodoo, dan juga di garis keturunan Orisa Ifa di seluruh dunia.” (dari artikel wikipedia di Ifa)
Ibu Wande Abimbola adalah "pendeta tinggi Sango." "Dalam agama Yorùbá, Sàngó (juga dieja, Sango atau Shango) ... mungkin adalah salah satu Orisha yang terpopuler yang juga dikenal sebagai dewa api, kilat dan guruh ... [Orisha adalah tradisi agama palsu yang mengharuskan penyembahan terhadap dewa sesat dalam agama Yoruba]; Beberapa orang percaya juga akan konsultasi dengan ahli ramalan geomantik ... Shango dihormati di Voodoo Haiti, sebagai dewa guntur dan cuaca ". (dari artikel wikipedia tentang Orisha dan Shango)
Oleh karena itu, Benediktus XVI mengundang seorang pria untuk mempromosikan dan berdoa kepada dewa-dewa sesat - dengan demikian menodai Basilika Santo Fransiskus, dengan tubuh Santo Fransiskus di dekatnya. Benediktus XVI memberikan forum yang mendunia untuk mempromosikan penyembahan roh dan alam, sihir dan voodoo.
Seperti yang kita lihat dari Konsili regional ini, di dalam Gereja perdana, untuk pergi ke kuil pagan (yang dilakukan Yohanes Paulus II di Thailand) untuk menyembah berhala dianggap sebagai puncak kejahatan. Hal tersebut merepresentasikan kemurtadan dari Iman sehingga mereka yang bahkan bertobat hanya diperbolehkan untuk mengaku mengaku dosa (dan tidak menerima Komuni). Jika pergi ke kuil pagan dianggap sebagai kemurtadan yang sedemikian parah, apa yang akan mereka katakan tentang seseorang yang mengaku sebagai pemimpin Gereja yang mengubah gereja-gereja Katolik sendiri menjadi kuil-kuil pagan sehingga para penyembah berhala dapat menyembah dewa-dewa palsu di dalamnya? Mereka pasti akan menganggapnya sebagai puncak kemurtadan.
Pada pidato pembukaan untuk acara ini, sang “Kardinal” pemurtad ini menyatakan bahwa pertemuan doa Assisi ini akan menjadi kelanjutan dari pertemuan doa Assisi yang pertama dari Yohanes Paulus II, di mana “agama-agama dunia berkumpul di sini di Assisi, kota St. Fransiskus, untuk berpuasa dan berdoa untuk perdamaian." Berdoa bersama para pemimpin agama-agama non-Katolik selalu dikutuk sebagai dosa berat. “Kardinal” pemurtad itu kemudian menyatakan bahwa para pemimpin agama sesat ini, yang memiliki komitmen kuat untuk menyebarkan keyakinan sesat mereka, “berkomitmen tanpa henti” terhadap kebenaran. Akhirnya, ia menyatakan bahwa berbagai agama sesat menjadi saksi kekuatan agung dari "agama" untuk kebaikan. Hal ini berarti semua agama baik adanya.
Dalam pidato utama Benediktus XVI, ia menghubungkan acaranya sendiri dengan acara orisinal Yohanes Paulus II. Dengan demikian, ia mendukung tindakan Yohanes Paulus II yang mengundang para pemimpin dari berbagai agama sesat "untuk berdoa untuk perdamaian." Benediktus XVI kemudian mengatakan bahwa adalah suatu hal yang amat memalukan bahwa kekerasan telah digunakan dalam sejarah agama Kristiani. Karena itu Benediktus XVI mengutuk Perang Salib dan semua perang Kristiani yang terjadi dalam sejarah. Ini adalah bidah. Para Paus menyetujui dan memberkati Perang Salib.
Benediktus XVI kemudian menyatakan bahwa orang-orang agnostik (orang-orang yang tidak yakin bahwa Allah itu ada) adalah "peziarah kebenaran." Untuk menyebut orang-orang agnostik yang tidak beriman sebagai "peziarah kebenaran" adalah bidah yang amat memalukan. Benediktus XVI selanjutnya mengatakan bahwa kenyataan bahwa para agnostik tidak yakin bahwa Allah itu ada disebabkan, secara sebagian, oleh orang-orang beriman! Pernyataan ini secara langsung bertentangan dengan Kitab Suci. Kitab Suci menyatakan bahwa manusia dapat mengetahui keberadaan Allah melalui terang akal budi dan penciptaan dunia. Alkitab menyatakan bahwa mereka yang tidak percaya kepada Allah tidak dapat berdalih. Benediktus XVI juga mengatakan bahwa citra Allah yang sejati tersembunyi dalam agama-agama sesat yang berbeda-beda. Benediktus XVI mengakhiri pidato sesatnya dengan mengatakan bahwa jika "orang beriman" dari berbagai agama sesat terus menyucikan "iman" mereka, mereka dapat terus menuntun orang-orang kepada Allah yang benar! Ini adalah kemurtadan total dari iman Katolik. Ketika dia berbicara tentang “orang-orang beriman”, ia jelas berbicara tentang para pemimpin dan anggota agama-agama non-Katolik.
Kata-kata Benediktus XVI: “Semoga tiada lagi kekerasan! Semoga tiada lagi Perang! Semoga tiada lagi terorisme! Atas nama Allah, semoga setiap agama menghadirkan Keadilan dan Perdamaian, Pengampunan dan Kehidupan, Cinta! ”[10]
Benediktus XVI mengatakan bahwa setiap agama di Bumi dapat membawa keadilan, perdamaian, pengampunan, dan kehidupan. Ini sungguh adalah pertunjukkan yang luar biasa dari kemurtadan total dan total dari iman Katolik.
Setelah pernyataan dari para pemimpin berbagai agama sesat, moderator Vatikan kemudian berkata: “Kita sekarang akan mengheningkan cipta di mana setiap orang diundang untuk berdoa untuk perdamaian atau dengan sungguh-sungguh menginginkannya, masing-masing sesuai dengan keyakinan hati nurani mereka." Para perwakilan kemudian diberi waktu untuk berdoa kepada dewa-dewa sesat mereka. Kemudian berbagai pemimpin agama sesat diberi lampu, dan para peserta saling memberi salam damai satu sama lain. Interaksi ini termasuk Benediktus XVI memberikan"salam damai" dengan pemimpin "Ortodoks" Skismatis Timur dan seorang rabbi.
Kita telah melihat sekali lagi bahwa pada pertemuan doa Assisi, Benediktus XVI mempromosikan setiap "agama" di planet ini. Karena itu Benediktus XVI menunjukkan, sekali lagi, apa yang telah kami buktikan tentang keanti-Pausannya. Mengeluhkan dan mencela aktivitas di pertemuan doa Assisi tidak cukup baik untuk menyelamatkan jiwa Anda. Hanya ada satu iman yang dimiliki oleh anggota Gereja Katolik. Karena itu, jika anda ingin mempertahankan iman Katolik, Anda harus mencela sebagai di luar Gereja mereka yang tidak memiliki iman Katolik yang satu dan sejati. Karena itu, seseorang harus memegang posisi bahwa Benediktus XVI tidak memiliki iman Katolik dan merupakan Anti-Paus. Jika tidak, seseorang menempatkan dirinya di luar Gereja Katolik dan dalam jalan yang langsung menuju ke Neraka bersama Benediktus XVI.
Benediktus XVI sekali lagi menyatakan anggota dari setiap agama, termasuk perwakilan dari orang yang tidak beriman, "Peziarah kebenaran." Benar-benar murtad!
Benediktus XVI pertama-tama menyatakan bahwa pengikut agama sesat yang berbeda-beda adalah “pria dan wanita yang berkehendak baik”. Ia kemudian segera menyatakan bahwa mereka yang "tidak mengikuti tradisi agama" juga "berkehendak baik". Ini adalah bidah. Benediktus XVI juga menyatakan bahwa berbagai agama bersaksi bersama tentang "perjalanan roh". Hal ini untuk mengatakan bahwa agama-agama sesat memiliki dan dibimbing oleh Roh Kudus, Roh Kebenaran. Oleh karena itu Benediktus XVI mencampurkan Roh Kudus dengan roh jahat - karena roh jahat menciptakan agama-agama sesat dunia. Benediktus XVI menghujat Roh Kudus - Roh Kebenaran.
Catatan kaki:
[1] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 13. Versi Bahasa Inggris.
[2] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 13. Versi Bahasa Inggris.
[3] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 14. Versi Bahasa Inggris.
[4] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 12-13. Versi Bahasa Inggris.
[5] Dikutip oleh Amleto Giovanni Cicognani, Canon Law {Hukum Kanon}, Philadelphia, PA: The Dolphin Press, 1935, hal. 177.
[6] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 6. Versi Bahasa Inggris.
[7] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 8-9. Versi Bahasa Inggris.
[8] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 10. Versi Bahasa Inggris.
[9] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 10. Versi Bahasa Inggris.
[10] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 10. Versi Bahasa Inggris.
[11] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 11. Versi Bahasa Inggris.
[12] L’ Osservatore Romano, 2 November 2011, hal. 16. Versi Bahasa Inggris.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...