^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Percakapan tentang Dogma Keselamatan
Tidak, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan hal itu. Dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan telah didefinisikan secara khidmat setidaknya tujuh kali oleh para Paus yang berbicara dari Takhta St. Petrus. Setiap kalinya, Gereja telah mendefinisikan secara infalibel bahwa semua orang yang meninggal tanpa Iman Katolik binasa tanpa pengecualian. Tidak satu kali pun terdapat pengecualian yang disebutkan tentang “ketidaktahuan yang tidak teratasi”. Malah sebaliknya, semua pengecualian selalu ditiadakan.
Dogma harus dipercayai sebagaimana yang “telah sekalinya dinyatakan” (Vatikan I). Untuk menolak untuk menerima definisi ini sebagaimana telah sekalinya dinyatakan adalah bidah. Kenyataannya, itulah bidah yang menyebabkan Kemurtadan Besar. Gereja mengajarkan bahwa tidak seorang pun yang berada di atas usia akal dapat diselamatkan jika ia tidak mengetahui misteri-misteri esensial dari Iman Katolik, Allah Tritunggal, dan Penjelmaan. Ya, mengenal Yesus adalah hal yang begitu penting.
Itulah mengapa para misionaris agung dari Gereja, seperti St. Fransiskus Xaverius dan St. Isaac Jogues, yang berkhotbah di antara budaya penyembah berhala yang berada di dalam ketidaktahuan seperti yang anda deskripsikan, mengetahui bahwa semua orang yang meninggal sebelum mereka dapat mempersatukan mereka ke dalam Gereja Katolik lewat pembaptisan dan pewartaan Injil, orang-orang tersebut binasa.
Dapatkah suatu pernyataan pun dari seorang Santo membantah bidah keselamatan bagi orang-orang yang “ketidaktahuannya tidak teratasi” dengan lebih baik lagi? St. Isaac mengetahui bahwa orang-orang kafir tersebut yang tidak sampai kepada pengetahuan akan Iman Katolik dan dibaptis sederhananya tidak ditakdirkan untuk memperoleh kehidupan kekal.
Sebagai orang Katolik, tentunya, kami tidak percaya seperti yang dipercaya Yohanes Calvin, yang percaya akan predestinasi yang menurutnya terlepas hal apa pun yang dilakukan seseorang, orang tersebut telah ditetapkan untuk surga atau neraka. Kepercayaan semacam itu adalah bidah yang jahat. Sebaliknya, sebagai Katolik, kami percaya akan pengertian yang benar akan predestinasi, yang diungkapkan oleh St. Isaac Jogues dan Roma 8 di atas. Pengertian yang benar akan predestinasi ini pada dasarnya berarti bahwa Allah dalam pengetahuan-Nya yang lebih dahulu dari segala keabadian, telah memastikan bahwa mereka yang berkehendak baik dan tulus akan dibawa kepada iman Katolik dan mengetahui apa yang mereka harus ketahui – dan bahwa mereka yang tidak dibawa kepada iman Katolik dan tidak mengetahui apa yang mereka harus ketahui bukanlah bagian dari orang-orang terpilih. Itulah mengapa Kitab Suci mengajarkan bahwa Injil tertutup bagi mereka yang binasa.
Di sini kita melihat bahwa St. Fransiskus Xaverius berkata bahwa semua orang kafir yang tidak memiliki pengetahuan akan iman Katolik di India ini akan dengan mudah menjadi Kristiani jika ada orang yang mengajari mereka, dan bagaimanapun mereka akan tetap masuk Neraka jika mereka tidak mendengarkan ajaran tentang Iman! Hal ini sama sekali menghancurkan ide akan keselamatan bagi orang yang “ketidaktahuannya tidak teratasi” atau keselamatan oleh “keinginan akan pembaptisan yang implisit”. Mengapa ia memiliki keyakinan semacam itu? Hal itu dikarenakan ia percaya akan dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan sebagaimana yan didefinisikan oleh Gereja secara infalibel. Jadi, pendek kata, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa jiwa-jiwa yang tidak mengetahui Iman Katolik dapat diselamatkan. Gereja telah mengajarkan secara infalibel hal yang bertentangan. Untuk percaya bahwa seorang jiwa yang berada di atas usia akal dapat diselamatkan tanpa mengetahui misteri-misteri esensial tentang Iman Katolik adalah bidah.
Konyol ya? Ya, konyol bagi seorang bidah yang tidak beriman seperti diri anda sendiri. Anda jelas bersikeras dalam pendapat anda. Anda sama sekali tidak Katolik. Dan anda tidak memiliki Iman ilahi akan kebenaran Yesus Kristus sama sekali. Karena anda tidak dapat melihat keadilan dalam dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan, anda menolak untuk memercayainya.
Fakta bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan tanpa mengetahui misteri-misteri esensial dari Iman Katolik, dan oleh karena itu bahwa Allah akan secara supernatural mewahyukan kepada semua orang yang berkehendak baik apa yang harus mereka ketahui, seperti sewaktu Ia mengutus seorang malaikat kepada Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10:3, adalah hal yang “konyol” bagi seseorang yang tidak memiliki Iman ilahi akan apa yang telah diwahyukan oleh Yesus Kristus. Tetapi, hal itu tidak konyol bagi seorang Katolik yang percaya akan dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan dan oleh karena itu yang percaya bahwa untuk mengenal Yesus Kristus adalah suatu hal yang secara mutlak diperlukan bagi semua orang yang berada di atas usia akal.
Anda menyebut hal ini “konyol” karena, tidak seperti orang Katolik, anda tidak percaya bahwa “...nama Tuhan kita yesus Kristus... keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Mereka yang meninggal di dalam ketidaktahuan akan Injil, orang-orang tersebut tertinggal dalam ketidaktahuan karena mereka bukanlah milik kebenaran. Mereka tidak berkehendak baik. Itulah ajaran Tradisi Katolik dan dogma Katolik.
Catatan kaki:
[1] Denzinger 714.
[2] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 394.
[3] Dikutip oleh Romo Jean-Marc Rulleau, Baptism of Desire {Pembaptisan Keinginan}, hal. 55-56.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 30.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...