^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sesi 7, Kanon 4 tentang Sakramen-Sakramen – Nyatanya Menentang Pembaptisan Keinginan, Seperti yang Dapat Dilihat Sewaku Dibandingkan dengan Kanon-Kanon Dogmatis yang Serupa tentang Sakramen-Sakramen Secara Umum
PENOLAKAN – Di dalam Sesi 7, Kanon 4 tentang Sakramen-sakramen Secara Umum, Konsili Trente mengajarkan bahwa orang-orang dapat memperoleh pembenaran oleh sakramen-sakramen atau keinginan untuk sakramen-sakramen tersebut.
JAWABAN – Sesi 7, Kanon 4 tentang Sakramen-sakramen Secara Umum tidak mengatakan hal semacam itu. Suatu terjemahan yang canggung dari kanon ini, serta ide yang salah bahwa Konsili Trente mengajarkan bahwa pembaptisan keinginan di dalam suatu tempat lain di Trente (yang telah dibantah), menuntun kepada pernyataan yang salah ini. Faktanya, kita akan melihat bahwa kenyataannya justru bertentangan dari apa yang diklaim oleh para pendukung pembaptisan keinginan. Marilah meneliti kanon tersebut.
Sewaktu seseorang menelaah secara hati-hati kanon ini, ia melihat bahwa kanon tersebut tidak menyatakan bahwa salah satu dari sakramen-sakramen atau keinginan untuk sakramen-sakramen cukup untuk pembenaran; melainkan, kanon ini mengutuk orang-orang yang berkata bahwa tidak satu pun dari sakramen-sakramen ataupun keinginan untuk sakramen-sakramen tersebut dibutuhkan untuk pembenaran. Saya ulangi, kanon ini tidak menyatakan bahwa salah satu cukup, kanon ini mengutuk mereka yang menyatakan tidak satu pun dibutuhkan. Persisnya, kanon ini mengutuk orang-orang yang akan berkata bahwa tidak satu pun dibutuhkan dan bahwa iman saja cukup.
Pertimbangkan kanon berikut yang saya rekayasakan: Jika seorang pun berkata bahwa Perawan Maria memiliki Keratuan Surga tanpa izin dari Allah ataupun kelayakan dirinya, melainkan berasumsi bahwa Keratuan tersebut diperoleh dengan cara merampasnya, terkutuklah dia.
Struktur dari kalimat dari kanon rekayasa ini mirip dengan kanon yang sedang kita diskusikan. Pertimbangkanlah hal ini dengan cermat. Setelah mempertimbangkannya, saya bertanya: apakah kanon ini menyatakan bahwa Bunda Maria memiliki Keratuannya hanya dengan “kelayakan dirinya”? Tidak, ia juga harus memiliki izin dari Allah. Kanon ini tidak berkata bahwa salah satu dari “kelayakan dirinya” atau “izin dari Allah” cukup bagi Maria untuk memiliki Keratuan tersebut. Melainkan, kanon ini mengutuk mereka yang menyatakan bahwa tidak satu pun dari “izin Allah” ataupun “kelayakan dirinya” diperlukan. Dalam kata lain, kanon ini mengutuk orang-orang yang akan berkata bahwa keduanya, yaitu, izin Allah dan kelayakan Maria tidak berguna, karena ia memperoleh Keratuannya dengan cara merampasnya.
Demikian pula, kanon 4 di atas tidak menyatakan bahwa salah satu dari sakramen-sakramen atau keinginan untuk sakramen-sakramen tersebut cukup untuk pembenaran; kanon tersebut mengutuk mereka yang akan mengatakan bahwa keduanya, yaitu sakramen-sakramen dan keinginan untuk sakramen-sakramen tersebut, tidak diperlukan untuk memperoleh pembenaran, karena iman sajalah yang diperlukan seseorang. Kanon 4 sama sekali tidak mengajarkan kemungkinan pembaptisan keinginan.
SESEORANG DAPAT MELIHAT BAHWA KANON INI SEBENARNYA MEMBANTAH PEMBAPTISAN KEINGINAN SEWAKTU DIBANDINGKAN DENGAN KANON-KANON DOGMATIS YANG SERUPA TENTANG SAKRAMEN-SAKRAMEN SECARA UMUM
Selebihnya, karena kanon ini mengutuk posisi yang salah tentang diperlukannya sakramen-sakramen secara umum untuk pembenaran, apa yang tidak benar untuk semua sakramen tentang pembenaran haruslah, oleh karena itu, disebutkan di dalam kanon tersebut. Kanon ini adalah kanon tentang sakramen-sakramen secaraumum. Dalam kata lain, Konsili Trente tidaklah dapat mengutuk pernyataan: “Jika seseorang berkata bahwa seseorang dapat memperoleh pembenaran tanpa sakramen-sakramen...” – karena, di dalam kasus suatu sakramen, Sakramen Tobat, seseorang dapat memperoleh pembenaran lewat keinginan untuk mendapatkannya. Konsili Trente secara terang-terangan mendefinisikan hal ini tidak kurang dari tiga kali.
Maka, karena seseorang dapat mendapatkan pembenaran tanpa Sakramen Tobat, untuk dapat membuat ruangan untuk kebenaran ini di dalam definisinya tentang Sakramen secara umum dan tentang Pembenaran, Konsili tersebut harus menambahkan klausul “tanpa sakramen-sakramen tersebut atau keinginan untuk sakramen-sakramen tersebut” untuk membuat pernyataannya berlaku kepada semua sakramen-sakramen dan diperlukannya atau tidak diperlukannya sakramen-sakramen untuk Pembenaran.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, seseorang dapat melihat dengan jelas bahwa Sesi 7 Kanon 4 sama sekali tidak menyatakan bahwa seseorang dapat memperoleh keselamatan atau pembenaran tanpa Sakramen Pembaptisan; kanon ini sederhananya membahas suatu pertanyaan yang berbeda di dalam suatu konteks yang sangat spesifik.
Untuk membuktikan lebih lanjut argumen kami, marilah melihat dua definisi dogmatis lain (satu dari Trente, dan yang lain dari Vatikan I), yang membahas sakramen-sakramen secara umum serta keselamatan. Perbandingan ini membantu untuk mendukung poin di atas.
Sebelum kita membandingkan kedua definisi ini dengan Sesi 7, Kanon 4 di atas, sang pembaca harus mencatat bahwa Konsili Trente dan Vatikan I telah mendefinisikan secara infalibel di sini bahwa "sakramen" tersebut (yaitu, sistem sakramen secara keseluruhan) diperlukan untuk keselamatan manusia. Kedua definisi tersebut menambahkan batasan bahwa seluruh dari ketujuh sakramen tidak dibutuhkan oleh setiap orang. Hal ini sangat menarik dan membuktikan dua poin:
Sekarang, marilah membandingkan kedua definisi tersebut dengan Sesi 7, Kanon 4 di atas. Berikut definisi-definisi tersebut:
Dengan membandingkan definisi-definisi ini, seseorang depat melihat bahwa Sesi 7, Kanon 7 dari Trente (yang ketiga) sangatlah mirip dengan kedua definisi dogmatis di atasnya. Nyatanya, definisi tersebut hampir sama persis, kecuali dalam dua perbedaan yang jelas: di dalam kedua definisi dogmatis yang pertama, tidak terdapat rujukan terhadap “tanpa hal-hal tersebut ataupun keinginan untuk hal-hal-tersebut”, dan tidak terdapat rujukan kepada hal pembenaran. Kedua definisi pertama membahas secara sederhana perlunya sakramen-sakramen untuk keselamatan, sedangkan yang ketiga (Sesi 7, Kanon 4) membahas suatu masalah tambahan: pembenaran dan iman saja, dan membuat suatu pernyataan tambahan tentang hal tersebut.
Sangatlah jelas bahwa kata-kata “tanpa hal-hal tersebut ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut” (yang tidak ditemukan di dalam kedua definisi pertama) berhubungan dengan hal tambahan yang dibahas di sini (pembenaran dan iman saja), yang tidak dibahas di dalam kedua definisi pertama. Nyatanya, klausul “tanpa hal-hal tersebut ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut” disebutkan secara langsung setelah (secara langsung sebelum di dalam bahasa Latin) rujukan terhadap pembenaran di dalam Sesi 7, Kanon 4! Hal ini membuktikan poin saya di atas, bahwa rujukan terhadap “tanpa hal-hal tersebut ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut” di dalam Sesi 7, Kanon 4 disebutkan untuk menyatakan kebenaran bahwa pembenaran dapat diperoleh tanpa Sakramen Tobat oleh kenginan untuk Sakramen Tobat tersebut, yang diajarkan Konsili Trente berulang kali. Itulah mengapa klausul ini, “tanpa hal-hal tersebut ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut” tidak disebutkan di dalam kedua definisi dogmatis pertama yang berkenaan dengan sakramen-sakramen dan diperlukannya sakramen-sakramen tersebut untuk keselamatan! Jika pembaptisan keinginan itu benar, klausul “tanpa hal-hal tersebut ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut” akan diikutsertakan di dalam kedua definisi pertama di atas, tetapi nyatanya tidak.
Sesi 7, Kanon 4 mengutuk ide Protestan yang menurutnya orang-orang dapat dibenarkan tanpa sakramen-sakramen ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut, oleh iman saja. Beberapa orang bertanya: “Mengapa tidak mengutuk saja ide bahwa orang dapat dibenarkan tanpa sakramen, oleh iman saja?” Jawabannya adalah – seperti yang telah ditunjukkan di atas – karena seseorang dapat dibenarkan tanpa Sakramen Tobat oleh keinginannya untuk sakramen tersebut! Oleh karena itu, Konsili Trente mengutuk ide Protestan bahwa seseorang dapat dibenarkan tanpa sakramen-sakramen ataupun keinginan untuk hal-hal tersebut oleh iman saja. Tetapi, seseorang tidak pernah dapat diselamatkan tanpa diikutsertakan di dalam sistem sakramental melalui penerimaan Pembaptisan. Itulah mengapa tidak satu pun pengecualian dibuat berkenaan dengan hal tersebut di dalam setiap dari definisi-definisi di atas. Dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan ini, kita dapat melihat bahwa kanon tersebut sama sekali tidak mengajarkan pembaptisan keinginan.
Selebihnya, dengan membaca kembali Sesi 7, Kanon 4, kita melihat suatu hal lain yang amat menarik. Perhatikan bahwa bukan hanya Pengakuan Iman Konsili Trente dan Vatikan I, tetapi Sesi 7, Kanon 4 juga mengutuk siapa pun yang berkata bahwa sakramen-sakramen Hukum Baru tidak dibutuhkan untuk keselamatan. Sesi 7, Kanon 4 tidak menambahkan batasan apa pun, kecuali bahwa seluruh dari ketujuh sakramen tidak dibutuhkan untuk setiap orang.
Setelah menyatakan bahwa sakramen-sakramen dibutuhkan untuk keselamatan (pembaptisan keinginan bukanlah sebuah sakramen), Sesi 7, Kanon 4 menambahkan di akhir batasan (seperti definisi-definisi yang lain) bahwa semua dari ketujuh sakramen tidak diperlukan untuk setiap individu! Tetapi Sesi 7, Kanon 4 tidak menambahkan batasan bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui keinginan untuk sakramen-sakramen tersebut secara umum. Perhatikan bahwa Sesi 7, Kanon 4 TIDAK BERKATA:
Sesi 7, Kanon 4 sama sekali tidak menyatakan hal tersebut. “keinginan untuk hal-hal tersebut” disertai dengan rujukan kepada pembenaran untuk alasan yang dijelaskan di atas. Semua hal ini membuktikan kembali bahwa Konsili Trente tidak mengajarkan Pembaptisan Keinginan, tidak seperti apa yang telah dinyatakan banyak orang.
Beberapa orang mungkin menolak bahwa hal ini terlihat rumit. Kenyataannya, hal ini tidaklah rumit bagi siapa pun yang merenungkannya dengan penuh perhatian. Dan, jika hal ini rumit, hal ini rumit akibat orang-orang yang menyangkal kebenaran yang amat sederhana bahwa seseorang harus dibaptis untuk memperoleh keselamatan, dan yang menekankan dengan keras kepala bahwa semua orang tidak perlu dilahirkan kembali dari air dan dari Roh Kudus. Orang-orang yang menyalahartikan atau menjauhkan diri dari kenyataan yang lurus dan sederhana ini (yang didefinisikan di dalam kanon-kanon tentang Sakramen Pembaptisan) adalah mereka yang memberatkan dan merumitkan bantahan terhadap kesalahan-kesalahan dan/atau penyesatan mereka akan kebenaran. Jika orang-orang mengulangi dan berpegang secara sederhana kepada kebenaran-kebenaran yang telah didefinisikan di dalam kanon-kanon sehubungan dengan Sakramen Pembaptisan, hal ini sangatlah sederhana.
Konsili Trente memiliki kesempatan yang besar untuk menyatakan: "Jika seseorang berkata bahwa tidak terdapat tiga cara untuk menerima rahmat Sakramen Pembaptisan, oleh keinginan, oleh darah, atau oleh air, terkutuklah dia.” Tetapi Konsili Trente sama sekali tidak pernah menyatakan hal tersebut. Sebaliknya, Konsili Trente menyatakan:
Catatan kaki:
[1] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 684. Denzinger 847.
[2] Denzinger 898.
[3] Denzinger 996
[4] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 803.
[5] Denzinger 996
[6] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 803.
[7] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 684. Denzinger 847.
[8] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 684. Denzinger 847.
[9] Denzinger 858.
[10] Denzinger 861; Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal.685.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...