^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Nostra Aetate- Dekret Vatikan II tentang Agama-Agama Non-Kristiani
Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II.
Di sini kita melihat bahwa Vatikan II mengajarkan bahwa para Muslim menyembah Allah yang Esa, Pencipta Langit dan Bumi. Ajaran ini serupa dengan, tetapi sedikit berbeda dari, bidah yang telah kami ekspos di dalam Lumen Gentium. Ilah sesat orang-orang Muslim (yang bukan Allah Tritunggal) tidak menciptakan Langit dan Bumi. Allah Tritunggal Mahakuduslah yang menciptakan Surga dan Bumi.
Perbandingan yang menarik antara gaya bahasa Vatikan II dan Konsili Florence
Dokumen Vatikan II, Nostra aetate #3:
“Gereja juga memandang orang-orang Muslim dengan rasa hormat. Mereka menyembah Allah yang Esa, yang hidup dan subsisten, yang Maharahim dan Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah berbicara kepada umat manusia. Mereka berupaya untuk tunduk dengan segenap hati kepada ketentuan-ketentuan-Nya, bahkan yang tersembunyi, sama seperti Abraham, yang kepadanya iman Islamik mengacu dengan sukarela, tunduk kepada Allah … Maka dari itu, mereka menghargai kehidupan moral dan menyembah Allah di dalam doa, derma, dan puasa.”
Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Cantate Domino,” 1441, ex cathedra:
“Ia [Gereja Roma yang Kudus] dengan teguh percaya, mengakui dan berkhotbah bahwa ‘semua orang yang berada di luar Gereja Katolik, bukan hanya orang-orang pagan tetapi juga Yahudi atau bidah dan skismatis, tidak dapat mengambil bagian di dalam kehidupan kekal dan akan masuk ke dalam api yang kekal yang telah disiapkan untuk iblis dan para malaikatnya,' [Matius 25, 41] kecuali jika mereka bergabung ke dalam Gereja sebelum akhir hidup mereka; bahwa kesatuan dari tubuh gerejawi ini sedemikian kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang tetap tinggal di dalamnyalah sakramen-sakramen Gereja berdaya guna menuju keselamatan, dan hanya kepada mereka jugalah puasa, derma, dan karya-karya kesalehan serta praktik-praktik lain dari para laskar Kristiani menghasilkan upah yang abadi; dan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan, sebanyak apa pun ia telah berderma, walaupun ia telah menumpahkan darah dalam nama Kristus, kecuali jika ia telah bertekun di pangkuan dan di dalam kesatuan Gereja Katolik.”
Mohon perhatikan bahwa sewaktu Konsili Florence mendefinisikan secara dogmatis bahwa Iman Katolik diperlukan untuk keselamatan, Konsili itu menekankan doa, derma, dan puasa dari orang-orang yang berada di pangkuan Gereja. Konsili Florence menyatakan bahwa derma semacam itu tidak akan berguna bagi seseorang yang berada di luar Gereja. Menarik bahwa sewaktu Vatikan II memuji orang-orang Muslim serta agama sesat mereka, Vatikan II menggunakan gaya bahasa yang hampir sama persis dengan Konsili Florence, tetapi, kembali, dengan suatu makna yang bertentangan. Vatikan II memuji puasa, derma, dan doa dari para anggota suatu agama sesat non-Katolik.
Nostra aetate 3 juga berkata bahwa Gereja Katolik memandang orang-orang Muslim dengan rasa hormat, yang berupaya untuk tunduk kepada Allah dengan segenap hati, seperti yang dilakukan oleh Abraham. Tetapi kekaguman Vatikan II akan para Muslim yang kafir itu tidak dirasakan oleh Gereja Katolik. Gereja mengharapkan agar orang-orang Muslim berkonversi dan memperoleh kebahagiaan kekal, tetapi Gereja mengakui bahwa Islam adalah agama yang jahat dan sesat. Gereja tidak berpura-pura berkata bahwa mereka tunduk kepada Allah. Gereja tahu bahwa mereka berada di dalam suatu agama sesat.
Paus Benediktus XIV bahkan melarang orang-orang Katolik untuk memberikan nama Muslim kepada anak-anak di bawah ancaman kutukan.
Di dalam bagian tentang bidah yang paling spesifik di dalam Vatikan II (yang terdahulu), kami telah membahas bahwa Nostra Aetate #4 mengajarkan bidah bahwa para Yahudi tidak boleh digambarkan sebagai ditolak oleh Allah. Kami tidak akan mengulanginya di sini.
Nostra aetate juga tidak lupa untuk mengingatkan dunia tentang betapa baiknya Buddhisme, dan bagaimana agama sesat ini menuntun kepada pencerahan tertinggi.
Para Buddhis mengakui banyak ilah sesat
Vatikan II mengajarkan bahwa Buddhisme, “mengajarkan suatu jalan” yang melaluinya manusia dapat mencapai pencerahan yang tertinggi! Ini adalah kemurtadan. Ini adalah salah satu bidah yang terburuk di dalam Vatikan II. Di samping itu, mohon membaca bagaimana Paulus VI (pria yang secara khidmat mempermaklumkan Vatikan II) memahami ajaran Vatikan II tentang Buddhisme.
Berdasarkan Vatikan II (yang dipermaklumkannya secara khidmat), Paulus VI berkata bahwa agama pagan yang sesat ini adalah salah satu “kekayaan Asia”!
Vatikan II juga memuji agama sesat Hinduisme atas kekayaan “penyelidikan filosofis yang mendalam” yang berlimpah ruah serta kehidupan pertapaannya dan meditasinya yang mendalam.
Vatikan II
Kali, salah satu dari sekitar 330.000 berhala yang disembah oleh orang-orang Hindu, suatu agama yang tidak dikutuk, melainkan dipuji oleh Vatikan II
Sekarang perhatikan betapa spesifiknya Paus Leo XIII menentang pujian Vatikan II untuk agama sesat Hinduisme:
Dua Agama yang Sungguh Berbeda
Paus Leo XIII, Ad Extremas (1), 24 Juni 1893:
“Dengan ketekunannya yang luar biasa, ia mengonversikan ratusan ribu orang Hindu dari mitos-mitos dan takhayul-takhayul jahat dari kaum Brahmana kepada agama yang sejati. Para imam yang begitu banyak jumlahnya mengikuti jejak langkah dari orang kudus ini ... mereka sedang melanjutkan upaya-upaya yang mulia ini; bagaimanapun, di pelosok-pelosok Bumi yang amat terpencil, terdapat banyak orang yang masih terasing dari kebenaran, yang terpenjara dengan malang di dalam kegelapan takhayul.”
Dokumen Vatikan II, Nostra Aetate (#2):
“Maka, Hinduisme menyelami dan menguraikan misteri ilahi dengan kekayaan mitosnya serta penyelidikan filosofisnya yang mendalam, yang berlimpah ruah, dan mencari pembebasan dari kesulitan-kesulitan yang dialami di dalam keadaan hidup kita baik melalui berbagai jenis kehidupan pertapaan atau dengan berlindung kepada Allah dengan kepercayaan yang penuh kasih.”[9]
Di tengah-tengah penghujatan di dalam Vatikan II, sama sekali tidak disebutkan bahwa orang-orang kafir ini harus berkonversi kepada Kristus. Sama sekali tidak ada doa yang dipanjatkan agar orang-orang ini dapat dikaruniakan iman; dan tidak ada teguran bahwa para penyembah berhala ini harus dibebaskan dari kefasikan dan kegelapan takhayul-takhayul mereka. Apa yang kita lihat di sini adalah pujian dan rasa hormat kepada agama-agama milik Iblis ini. Apa yang kita lihat adalah suatu sinkretisme tanpa ambiguitas, yang memperlakukan semua agama seolah-olah semuanya itu adalah jalan yang menuntun kepada Allah.
Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II.
Catatan kaki:
[1] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 969.
[2] Denzinger 343.
[3] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 479.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 49-50.
[5] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 969.
[6] L’Osservatore Romano, 13 September 1973, hal. 8.
[7] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 969.
[8] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 2 (1878-1903), hal. 307.
[9] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 969.
[10] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 313-314.
[11] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 280.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...