^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sumpah Melawan Modernisme - Paus St. Pius X - 1910
SUMPAH MELAWAN MODERNISME
Termuat di dalam Motu Proprio Sacrorum Antitistum dari Bapa Suci kita Paus Pius X, yang dikeluarkan pada tanggal 1 September 1910
“Saya … dengan teguh memeluk dan menerima semua dan setiap hal yang telah didefinisikan, diteguhkan, dan dideklarasikan oleh Magisterium Gereja yang tak dapat membuat kesalahan, terutama artikel-artikel dari doktrin yang secara langsung berlawanan dengan kesalahan-kesalahan di zaman ini.
Dan pertama-tama, saya mengakui bahwa keberadaan Allah, sumber dan akhir dari segala sesuatu, dapat secara pasti dikenali dan bahkan dibuktikan melalui terang akal budi alami, melalui hal-hal yang telah diciptakan, yakni, melalui karya-karya penciptaan yang kelihatan, sebagaimana suatu sebab [dikenali] melalui hasil-hasilnya.
Kedua, saya menerima dan mengakui bukti-bukti eksternal dari wahyu, yakni, fakta-fakta ilahi, dan yang terutama dari fakta-fakta ilahi ini, mukjizat-mukjizat serta nubuat-nubuat, sebagai tanda-tanda yang paling pasti dari asal-muasal ilahi agama Kristiani, dan saya percaya bahwa fakta-fakta ilahi tersebut sepenuhnya selaras dengan akal budi manusia dari segala zaman dan kelas, termasuk dari zaman ini.
Ketiga, saya demikian pula percaya dengan iman yang teguh bahwa Gereja, penjaga dan pengajar atas sabda yang telah diwahyukan, secara segera dan secara langsung diinstitusikan oleh Kristus yang historis sendiri sewaktu Ia dahulu sedang tinggal di antara kita, dan bahwa Gereja didirikan oleh-Nya di atas Petrus, Pangeran dari hierarki apostolik, dan para penerusnya di sepanjang zaman.
Keempat, dengan tulus saya menerima doktrin iman, yang diwariskan di dalam makna yang sama serta arti yang sama melalui para Bapa yang ortodoks, dari para Rasul sampai kepada diri kita sendiri; dan oleh karena itu, saya menolak sepenuhnya gagasan yang bidah tentang suatu evolusi dogma-dogma yang menyatakan bahwa dogma-dogma berubah dari satu makna menjadi suatu makna yang lainnya, yang dengannya makna yang baru ini berbeda dari apa yang telah dipercayai oleh Gereja sebelumnya; dan demikian pula, saya mengutuk setiap kesalahan yang mengajukan bahwa suatu khazanah iman, yang diserahkan kepada Pengantin Kristus yang harus dijaga olehnya dengan setia, digantikan dengan gagasan yang menurutnya khazanah iman adalah suatu rekaan filosofis, atau ciptaan dari kesadaran manusia, yang secara bertahap diuraikan oleh usaha-usaha manusia, dan yang ditakdirkan untuk disempurnakan oleh suatu perkembangan tanpa batas di masa depan.
Kelima, saya percaya dengan amat teguh dan dengan tulus saya mengakui bahwa iman bukanlah suatu sentimen yang buta akan agama yang timbul dari mata air yang tersembunyi dari alam bawah sadar, di bawah tekanan hati dan kecenderungan kehendak sewaktu alam bawah sadar itu mengalami kecenderungan moral (moraliter informatae), melainkan suatu persetujuan yang sejati dari intelek kepada kebenaran yang diterima dari sumber eksternal melalui pendengaran; suatu persetujuan, yakni, yang olehnya kita percaya akan segala sesuatu yang telah diberikan kesaksian dan yang diwahyukan oleh sang Allah Pribadi, yang adalah Pencipta dan Tuhan kita, sebagai hal yang benar, atas dasar otoritas Allah, yang adalah kebenaran yang tertinggi.
Di samping itu, saya menundukkan diri saya sendiri dengan penghormatan yang layak dan berpatuh dengan segenap jiwa saya kepada segala pengutukan, deklarasi, dan ketentuan-ketentuan yang termuat di dalam Surat Ensiklik Pascendi dan Dekret Lamentabili, terutama sejauh mana pengutukan, deklarasi, dan ketentuan-ketentuan tersebut berhubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai sejarah dogma.
Juga, saya menolak kesalahan dari mereka yang mengemukakan bahwa iman yang diajukan oleh Gereja mungkin bertentangan dengan sejarah; dan bahwa dogma-dogma Katolik, yang dipahami dalam makna yang dengannya dogma-dogma tersebut dimengerti pada saat ini, tidak dapat diharmonisasikan dengan asal-muasal yang sejati dari agama Kristiani.
Juga, saya mengutuk dan menolak opini dari mereka yang berkata bahwa seorang pria Kristiani, jika ia terdidik secara penuh, mengambil dua karakter, karakter yang satu sebagai seorang umat beriman, karakter yang lain sebagai seorang sejarahwan, seakan-akan ia diizinkan sebagai seorang sejarahwan untuk percaya sebagai hal yang benar sesuatu yang bertentangan dengan imannya sebagai seorang umat beriman, atau untuk menetapkan dalil-dalil yang kesimpulannya adalah bahwa dogma-dogma (iman) itu salah atau diragukan – selama ia tidak menyangkal dogma-dogma tersebut secara langsung.
Juga, saya mengutuk metode penilaian dan interpretasi Kitab Suci, yang, dengan mengabaikan tradisi Gereja, analogi iman, serta aturan-aturan yang ditetapkan oleh Takhta Apostolik, mematuhi sistem-sistem yang dirancang oleh para rasionalis, dan menjunjung kritik terhadap teks sebagai satu-satunya aturan yang esa dan tertinggi, dengan kelancangan (licenter) yang sama besarnya dengan kesembronoan.
Juga, saya menolak opini dari mereka yang berpendapat bahwa seorang profesor, sewaktu ia memberikan pengajaran tentang sejarah teologi, atau menulis tentang hal yang sama, harus memulai dengan mengesampingkan segala pendapat yang telah dibentuknya sebelumnya yang mungkin dimilikinya tentang asal-muasal supernatural dari tradisi Katolik, atau sehubungan dengan pertolongan ilahi yang dijanjikan demi pelestarian yang senantiasa akan setiap kebenaran yang diwahyukan; dan demikian pula, sewaktu menafsirkan karya tulis dari Bapa mana pun, dalam investigasinya, harus diatur hanya oleh prinsip-prinsip sains tanpa mengacuhkan segala otoritas suci, dan dengan kebebasan penilaian yang sama yang akan digunakannya untuk menginvestigasi segala jenis dokumen sekuler.
Pada akhirnya, dan secara umum, saya mengakui bahwa diri saya sendiri sungguh melawan kesalahan dari para Modernis yang berpendapat bahwa tiada sesuatu pun yang ilahi di dalam tradisi suci (dari Gereja); atau bahkan melakukan hal yang jauh lebih buruk dengan menerimanya dalam suatu makna panteistik; sehingga tradisi suci menjadi tidak lebih dari suatu fakta yang murni dan sederhana, yang sama sekali tidak berbeda dari fakta-fakta umum dari sejarah; yakni, bahwa manusia meneruskan, dengan kerajinan, kemampuan, serta talentanya, melalui generasi-generasi selanjutnya, aliran pemikiran yang dimulai oleh Kristus dan para Rasul-Nya.
Oleh karena itu, saya menjunjung dengan amat teguh, dan akan menjunjung sampai napas terakhir dari hidup saya, iman dari para Bapa mengenai karisma kebenaran yang pasti, yang ada, yang dahulu ada, dan akan selamanya ada, di dalam suksesi Keuskupan dari para Rasul (Iren. iv. c. 26), bukan dalam makna yang harus dipercayai yang tampak sebagai paling baik dan paling sesuai dengan setiap zaman yang berselaras dengan derajat budayanya, melainkan dalam makna yang telah dikhotbahkan oleh kebenaran yang mutlak dan imutabel sejak permulaan oleh para Rasul yang sama sekali tidak pernah boleh dipercayai atau dimengerti secara berbeda dari makna yang dahulu dipercayai dan dimengerti.
Semua hal ini, saya berjanji dengan setia, dengan penuh, dan dengan tulus hati akan saya jaga dan pertahankan tanpa dapat diganggu gugat, sedemikan rupa sehingga saya tidak pernah menyimpang dari semua hal ini dalam pengajaran atau dalam suatu cara lain pun, melalui perkataan atau tulisan. Demikianlah saya berjanji, demikianlah saya bersumpah, maka semoga Allah dan Injil kudus-Nya membantu saya.”
Catatan kaki:
Sumpah Melawan Modernisme dari Motu Proprio Paus St. Pius X Sacrorum Antitistum (1 Sep. 1910) disadur dari sumber berbahasa Inggris berikut:
The Month, A Catholic Magazine, Vol. CXVII, London: Longsman, Green, and Co., Januari-Juni 1911, hal. 113-114.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...