^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Keadaan yang Mengenaskan dari Sekolah-Sekolah Menengah ‘Katolik’
Sejak revolusi Vatikan II, sistem sekolah yang tadinya Katolik telah ditiadakan. Bahkan banyak dari pendukung ‘Gereja’ Vatikan II/Novus Ordo, yang membela dengan penuh semangat para Anti-Paus yang kami telah singkapkan di bagian-bagian sebelumnya, terpaksa meninggalkan sistem sekolah Novus Ordo ‘Katolik’ dengan berbondong-bondong. Bidah dan ketidakbermoralan sistem sekolah ‘Katolik’ tersebut memperbolehkan seseorang untuk berkata bahwa sekolah tidak lagi Katolik, kecuali di dalam namanya saja. Yang terutama dari masalah-masalah di sekolah tersebut adalah pendidikan seksual.
Paus Pius XI mengutuk pendidikan seksual. Sewaktu ia melakukan hal tersebut, ia menunjukkan bahwa bukanlah ketidaktahuan mengenai hal yang diajarkan pendidikan seksuallah yang menjerumuskan orang kepada dosa, melainkan pemaparan orang-orang kepada hal-hal tersebut.
Ajaran ini sama sekali tidak diindahkan: program-program pendidikan seksual, termasuk yang benar-benar eksplisit, diimplementasikan di dalam semua ‘sekolah Katolik’, yang oleh karena itu mengotori kemurnian anak-anak Katolik sejak mereka kecil. Faktanya, adalah sebuah peremehan besar untuk semata-mata menyebut program-program ini ‘pendidikan seksual’. Program-program ini lebih tepat disebut ‘inisiasi seksual’ atau indoktrinasi sampah. Seperti yang telah dikutip pada permulaan bagian ini, seorang ibu, yang anaknya diberikan ‘pendidikan seksual’ di dalam sekolah ‘Katolik’, mengungkapkan kekecewaannya terhadap ‘Uskup’; tetapi hal ini tidak berbuah:
Untuk menggambarkan kebejatan ‘pendidikan seksual’ ini, kami perlu menyingkap beberapa hal yang spesifik. Jika hal-hal yang spesifik tidak pernah diberikan, kebanyakan orang tidak akan pernah menyadari betapa buruknya situasi ini. Di dalam Dioses San Antonio, contohnya, buku Growing in Love {Bertumbuh di dalam Cinta} digunakan untuk pendidikan seksual tingkat K-8 dari {TK sampai SMP kelas 2}. Buku ini juga digunakan di dalam berbagai dioses-dioses di dalam negeri. Seorang ibu mengeluh akan buku ini:
Seorang pria lain mencatat:
Buku ini digunakan untuk mendidik anak-anak di dalam sekolah-sekolah ‘Katolik’! Kami telah membahas dengan sangat rinci betapa jahat dan sesatnya sekte Vatikan II, tetapi tetaplah merupakan hal yang sulit untuk percaya bahwa hal ini diajarkan. Ini merupakan suatu pengambilalihan oleh iblis secara penuh: pendidikan tersebut yang diberikan di dalam sekolah-sekolah ‘Katolik’ mendorong anak-anak yang paling muda untuk melakukan dosa-dosa berat (seperti masturbasi) yang akan menjerumuskan mereka ke Neraka selamanya!
Walaupun inisiasi seksual yang menjijikkan dan satanik ini diajarkan di dalam sekolah-sekolah ‘Katolik’, sebetulnya adalah hal yang melanggar hukum untuk menyajikan materi yang begitu eksplisit secara seksual, seperti yang ditemukan di dalam Growing in Love, di dalam sekolah negeri di negara bagian Louisiana.[6] Buku Growing in Love mendapatkan Nihil obstat dari Romo Richard I. Schaefer, Censor DePutatus dan imprimatur dari Uskup Agung Jerome Hanus di Dioses Agung Dubuque (Iowa).
Berkenaan dengan situasi di atas, tidaklah mengejutkan bahwa dogma dan moralitas Katolik dasar ditolak atau hampir secara universal tidak diindahkan oleh para ‘Katolik’ yang datang dari sekolah-sekolah ini. Ketidakbermoralan, ketidaksenonohan, dan indiferentisme rohani begitu merajalela, dan dalam berbagai aspek, para ‘Katolik’ Novus Ordo sama buruknya atau bahkan lebih buruk dari para pagan. Contohnya, hampir semua sekolah menengah atas ‘Katolik’ mengadakan pesta prom dan dansa yang menghadirkan music Rap, Rock, dan Heavy Metal – serta gaun dan acara dansa yang tidak senonoh. Tidak terdapat penolakan budaya modern dan acara-acara yang mendunia, yang diajarkan oleh Kitab Suci dan Iman Katolik sebagai bertentangan dengan jalan Allah. Tetapi, terdapat perpaduan budaya pagan dan sistem sekolah Novus Ordo. Karena hal ini bertentangan dengan pendidikan Katolik sejati, hal ini menunjukkan kembali bahwa sistem sekolah Novus Ordo sama sekali tidak memiliki Iman Katolik.
Orang-orang melalui empat tahun sekolah menengah atas ‘Katolik’ tanpa diajarkan konsep tentang dosa berat.[8] Seperti yang dikatakan ibu di atas, “Benar-benar suatu tragedi bahwa di dalam sekolah Katolik, anak-anak zaman sekarang dapat mengucapkan rentetan anggota-anggota kelamin tubuh, tetapi tidak dapat mengucapkan Sepuluh Perintah Allah.”[9] Sebuah kajian yang ditulis oleh seorang profesor sosiologi di Notre Dame menyimpulkan bahwa para remaja ‘Katolik’ Amerika ‘secara keseluruhan tidak peduli akan hal-hal yang menyangkut iman dan praktiknya’.[10] Pernyataan yang begitu membuka mata ini mungkin adalah suatu hal yang terlalu kecil jika kita mempertimbangkan bahwa hal ini datang dari seorang profesor yang mengajar di salah satu universitas dari sekte pasca-Vatikan II.
Di Amerika dan di luar negeri, sistem sekolah ‘Katolik’ pasca-Vatikan II penuh dengan indiferentisme keagamaan dan perayaan agama-agama sesat. Misalnya, Holy Rood Roman Catholic Primary School di South Yorkshire, Inggris – yang didukung oleh Dioses Hallam – mengadakan Hari Sikh dan Yahudi untuk merayakan agama-agama sesat ini.[11]
Hari Yahudi di Holy Rood ‘Catholic’ Primary School
Ini adalah hal yang begitu jahat dan menyedihkan; mereka menjadikan anak-anak kecil ini murtad.
Sistem sekolah ‘Katolik’ pasca-Vatikan II benar-benar menyedihkan, dan mungkin satu-satunya alasan sistem sekolah ini memiliki sekelumit rasa hormat atau pengakuan sebagai ‘Katolik’ dari dunia modern adalah karena program-program atletiknya. ‘Catholic Leagues’ sekarang disamakan dengan atletik sekolah menengah atas yang kompetitif, yang memiliki salah satu program olahraga terbaik dalam negeri, terutama sepak bola dan bola basket. ‘Catholic Leagues’ tentunya tidaklah terkenal untuk pembentukan orang-orang di dalam Iman Katolik, yang sama sekali tidak ada di dalamnya.
Karena Iman Katolik tidak lagi diperlukan untuk keselamatan, imam-imam Novus Ordo tidak lagi memberitahukan keluarga-keluarga bahwa mereka wajib menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah ‘Katolik’. “Jumlah anak-anak sekolah Katolik di Keuskupan Agung Boston jatuh dari 152.869 pada tahun 1965 menjadi 50.742 pada hari ini, dan keuskupan agung telah menutup sejumlah sekolah beberapa tahun lalu.”[12]
Statistik penurunan untuk AS secara keseluruhan bahkan lebih menonjol.
Sewaktu seseorang mempertimbangkan angka-angka ini, ia harus mengingat bahwa populasi dari orang-orang yang mengaku diri Katolik meningkat 20 juta orang dari tahun 1965.[14] Maka, jika jumlah anak sekolah Katolik tetap sama dari tahun 1965, jumlah tersebut melambangkan, dengan sendirinya, suatu kegagalan besar. Tetapi sewaktu kita mempertimbangkan bahwa bukan hanya jumlah tersebut tetap sama, tetapi hampir separuh dari semua sekolah menengah atas Katolik telah tutup, dan kehadiran anak sekolah paroki telah turun 2,5 juta, hal ini melambangkan suatu krisis yang sangat besar dan suatu kebusukan rohani yang sangat mendalam. Hal ini berhubungan secara langsung dengan apa yang kami telah bahas dan singkap di bagian pertama buku ini: para Anti-Paus Vatikan II, Misa Baru, dan kemurtadan Vatikan II.
Catatan kaki:
[1] Dikutip di dalam sebuah diskusi tentang topik tersebut: http://www.dotm.org/sexed-notes.htm
[2] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 2214.
[3] http://www.dotm.org/sexed-notes.htm
[4] http://www.dotm.org/gil-flores.htm
[5] http://www.diocesereport.com/diocese_report/pr/homo_kinder_pr.shtml
[6] http://www.dotm.org/gil-new.htm
[7] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990, Vol. 2 (1878-1903), hal. 199.
[8] Kesaksian pribadi yang diberikan kepada MHFM.
[9] http://www.dotm.org/gil-flores.htm
[10] Christian Smith, Soul Searching: The Religious and Spiritual Lives of American Teenagers {Mencari Jiwa: Kehidupan Keagamaan dan Rohani Remaja-Remaja Amerika} (Oxford, 2005); dikutip oleh Inside Fordham Online, 19 Januari 2007.
[11] http://holyroodschool.catholicweb.com/index.cfm/NewsItem?SlideID=51536&ID=159375&From=Home#headline
[12] Michael Paulson, “Church Turns to Critic to Aid Catholic Schools {Gereja Berpaling kepada Kritik untuk Membantu Sekolah-Sekolah Katolik},” The Boston Globe, 23 Oktober 2005, http://www.boston.com.
[13] http://www.townhall.com/opinion/columns/patbuchanan/2002/12/11/165161.html
[14] http://www.townhall.com/opinion/columns/patbuchanan/2002/12/11/165161.html
Artikel-Artikel Terkait
Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 4 bulanBaca lebih lanjut...Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 7 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 7 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 8 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 10 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...