^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Orang-Orang Non-Sedevakantis dan Anti-Sedevakantis
Anti-Paus Benediktus XVI berdoa bersama dengan mufti di Mesjid menghadap ke Mekkah, dan menyilangkan tangan seperti para Muslim, 30 November 2006
Beberapa orang anti-sedevakantis mengajukan pertanyaan kepada para sedevakantis karena mereka kelihatannya kesal bahwa dua dari teman-teman mereka baru-baru ini menjadi sedevakantis, dan saya ingin menyempatkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara merinci. Kami telah menjawab semua pertanyaan tersebut di situs internet kami dan dalam bagian tentang jawaban-jawaban bagi para anti-sedevakantis dan saya ingin mereka untuk menjawab beberapa hal yang, jujur, mereka biasanya abaikan.
Pertanyaan 1: Dapatkah seorang Katolik menghormati agama-agama sesat? Apakah para Anti-Paus Vatikan II menghormati agama sesat?
Pertanyaan saya yang pertama untuk mereka adalah: apakah seorang Katolik dapat menghormati agama-agama sesat dan apakah para anti-Paus Vatikan II yang anda sebut Paus menghormati agama-agama sesat? Apakah seorang Katolik dapat melakukan hal itu dan apakah mereka melakukan hal itu? Agama-agama yang menolak Yesus Kristus dan berbagai dogma Katolik; agama-agama seperti Islam, yang telah dinyatakan oleh Gereja – Paus Eugenius IV, Paus Kalikstus III menyatakan bahwa Islam adalah agama yang satanik dan keji. Dapatkah seseorang menjadi Katolik dan menghormati agama-agama yang telah dinyatakan oleh Gereja sebagai agama satanik dan keji?
Pertanyaan II: Apakah para Protestan bidah?
Pertanyaan saya yang berikutnya adalah: apakah para Protestan yang anti-Katolik bidah? Dan ini adalah suatu pertanyaan yang penting karena saya melakukan suatu debat. Kami menyarankan agar orang-orang mendengarkan debat tersebut. Perdebatan tersebut menunjukkan bahwa lawan debat kami bahkan tidak percaya bahwa para Protestan yang anti-Katolik adalah bidah. Itu adalah kesimpulan yang logis dari ajaran yang sungguh salah dan tidak Katolik tentang kapan seseorang menjadi bidah, serta kapan seseorang dapat dianggap seorang bidah.
Anti-Paus Fransiskus merayakan bersama para Lutheran "reformasi" Martin Luther
Jika anda tidak dapat menganggap seseorang sebagai bidah jika orang itu belum dideklarasikan sebagai seorang bidah, sebagaimana kata ajaran sesat mereka – dan hal ini bertentangan dengan ensiklik Satis Cognitum dari Paus Leo XIII dan berbagai ajaran Katolik lainnya yang dibahas di dalam debat tersebut dan di dalam materi kami – tetapi, jika itu adalah posisi anda, apakah anda setuju bahwa para Protestan yang anti-Katolik bahkan bukan bidah? Orang-orang yang menghabiskan hidup mereka mempelajari ajaran Katolik untuk menyerangnya. Misalnya, James White [“pendeta” Kalvinis], apakah ia seorang bidah? Dan jika ia seorang bidah, dengan otoritas apa anda berkata bahwa ia seorang bidah?
Nah jika anda berkata bahwa James White dan orang-orang yang semacamnya adalah bidah karena mereka bahkan tidak mengaku diri Katolik, baiklah, bagaimana dengan Ted Kennedy yang sudah meninggal? Apakah ia seorang bidah? Jika ya, sang politikus pro-aborsi dan pro-“pernikahan” gay itu, jika ia seorang bidah, dengan otoritas apa anda berkata bahwa ia seorang bidah? Dan jika ia bukan seorang bidah, bagaimanakah seorang Katolik, yang harus menolak aborsi, dapat berada di dalam persekutuan iman dengan seseorang yang bersikeras pro-aborsi? Adalah suatu dogma bahwa semua orang yang berada di dalam Gereja memiliki iman yang sama. Bagaimanakah hal ini bukan suatu ejekan terhadap dogma bahwa Gereja memiliki iman yang satu? Bahwa semua orang yang berada di dalam Gereja memiliki satu iman, bahwa terdapat kesatuan eksternal dari iman.
John Kerry adalah politikus Amerika yang secara terang-terangan pro-aborsi, tetapi sekte Vatikan II tetap memberikannya "Komuni"
Dan kami dapat memperluas pertanyaan yang sama tersebut kepada banyak sekali individu yang mengaku diri Katolik tetapi menolak ajaran Katolik tentang berbagai isu: Kehadiran Nyata Yesus di dalam Ekaristi, keselamatan di luar Gereja, dsb. Jadi, apakah Ted Kennedy seorang bidah? Demikian pula, apakah Joe Biden seorang bidah? Ya atau tidak? Dan dengan otoritas apa anda berkata ya, jika menurut anda ia adalah seorang bidah? Bagaimana anda dapat membuat penilaian semacam itu?
Pertanyaan III: Apakah para skismatis berada di dalam Gereja Kristus?
Pertanyaan saya yang selanjutnya: apakah seseorang dapat menjadi Katolik jika ia percaya bahwa para uskup “Ortodoks” Timur yang menolak Vatikan I, Kepausan, dan Infalibilitas Kepausan berada di dalam Gereja Kristus? Dapatkan seseorang menjadi Katolik jika ia memandang para uskup “Ortodoks” tersebut berada di dalam Gereja Kristus? Jika jawabannya tidak, bagaimana bisa anda memandang Benediktus XVI atau Fransiskus sebagai Katolik? Karena mereka berkata bahwa para uskup skismatis tersebut berada di dalam Gereja Kristus berulang kali dan selalu memuji mereka hampir setiap minggu atau dua minggu.
Anti-Paus Fransiskus bersama para skismatis "Ortodoks" dari Bulgaria
Anti-Paus Benediktus XVI berdoa bersama Skismatis dari Konstantinopel, 2008
Jika anda berkata ya, bahwa seseorang dapat menjadi Katolik dan pada waktu yang bersamaan memandang para uskup “Ortodoks” itu sebagai berada di dalam Gereja, dan bahwa anda setuju dengan Anti-Paus Benediktus XVI & Anti-Paus Fransiskus, lalu bagaimanakah Kepausan itu adalah artikel iman yang mengikat? Karena Vatikan I berkata bahwa tidak seorang pun dapat menentang kebenaran ini – kebenaran tentang Kepausan yang didefinisikan oleh Vatikan I – dan menjaga iman serta keselamatannya. Adalah pula suatu dogma bahwa anda harus memiliki iman untuk berada di dalam Gereja. Jadi, jika mereka berada di dalam Gereja, lalu anda harus setuju bahwa Kepausan bukanlah suatu artikel iman yang mengikat, dan bukan suatu hal yang harus anda terima untuk berada di dalam Gereja. Kepausan adalah sesuatu yang dapat anda tolak seperti para Ortodoks, dan tetap berada di dalam Gereja. Jelaskan pandangan anda. Dan jangan anda berkata bahwa mereka berada di dalam Gereja secara parsial (sebagian), karena hal itu berarti bahwa mereka ada di dalam Gereja. Maka, kesimpulan dari pandangan itu adala bahwa Kepausan bukanlah suatu artikel iman yang mengikat untuk dapat berada di dalam Gereja, atau bahkan seperti sebutan Benediktus XVI untuk para uskup “Ortodoks” tersebut: gembala-gembala di dalam Gereja Kristus.
Pertanyaan IV: Apakah Gereja Katolik mengajarkan bahwa para non-Katolik dapat dengan sah menerima Komuni?
Pertanyaan berikutnya, apakah Gereja Katolik mengajarkan bahwa para non-Katolik dapat menerima Komuni Kudus secara sah, ya atau tidak? Jika ya, sebab itulah yang dikatakan Vatikan II, itulah yang dikatakan oleh Katekismus baru, itulah yang dikatakan oleh Kitab Hukum Kanonik yang baru, itulah yang dikatakan oleh ensiklik-ensiklik Yohanes Paulus II, lalu bagaimanakah hal itu selaras dengan ajaran Paus sebelumnya yang menyatakan bahwa hal tersebut adalah dosa berat? Sebab ia yang memakan anak domba di luar rumah ini telah menjadi cemar sebagaimana yang dikatakan Pius IX, Pius VIII, Gregorius XVI, berdasarkan Paus Eugenius IV pada Konsili Florence yang menyatakan bahwa sakramen-sakramen tidak memberikan manfaat keselamatan bagi mereka yang berada di luar tubuh Gereja atau yang tidak memiliki iman secara menyeluruh. Bagaimanakah seorang Paus sejari dapat mempermaklumkan sesuatu yang telah dikecam oleh Gereja secara otoritatif?
Anti-Paus Benediktus memberikan "Komuni" kepada Roger Schutz, pendiri komunitas Taize yang Protestan (yakni, bukan Katolik)
Pertanyaan V: Apakah Benediktus XVI percaya bahwa para Protestan dan “Ortodoks” Timur harus menerima Vatikan II agar dapat menjadi bagian Gereja?
Pertanyaan saya yang berikut agaknya berkaitan dengan salah satu pertanyaan yang telah disebutkan. Apakah Benediktus XVI percaya bahwa para Protestan dan “Ortodoks” Timur harus menerima Vatikan I di bawah ancaman bidah dan skisma serta perpisahan dari Gereja? Jawabannya adalah tidak, tetapi, jawablah pertanyaan itu. Dan jika tidak, lalu mengapa anda mengutip Vatikan I? Mengapa anda bahkan mencoba untuk membuat Vatikan I mengikat kepada orang lain, sewaktu anda membela seorang pria yang percaya bahwa Vatikan I tidak mengikat? Mengapa pula anda mengutip Matius 16 dan apa yang anda kira dikatakan oleh Vatikan II tentang perpetuitas jabatan Kepausan, sewaktu Benediktus XVI sendiri bahkan tidak percaya akan Matius 16? Itulah seluruh alasan mengapa ia bukanlah seorang Paus, atau salah satu alasan utamanya. Ia percaya bahwa Matius 16 bahkan tidak mengikat!
Pertanyaan VI: Mungkinkah seorang Paus sejati mengajarkan secara magisterial hal yang telah dikecam sebelumnya oleh seorang Paus sejati dengan kuasa apostolik sebelumnya?
Pertanyaan saya yang selanjutnya: apakah mungkin bagi seorang Paus sejati untuk mengajarkan secara magisterial suatu poin tentang iman dan oleh otoritas apostolik, secara persis, apa yang telah dikecam oleh seorang Paus sejati sebelumnya dengan kuasa apostolik? Di sini, saya merujuk kepada ajaran Vatikan II tentang kebebasan beragama. Dan pertanyaan saya yang pertama adalah: apakah anda tahu apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik tentang kebebasan beragama, dan apa yang diajarkan Vatikan II tentang kebebasan beragama? Karena kebanyakan orang yang membela gereja Vatikan II sama sekali tidak mengetahui apa yang mereka katakan tentang masalah ini.
Ide bahwa kebebasan beragama harus menjadi hak sipil, dalam kata lain, diakui oleh hukum-hukum negara, telah dikecam oleh Paus Pius IX di dalam Quanta Cura. Ia mengecam ide bahwa “kebebasan berhati nurani dan beribadah adalah hak pribadi setiap orang yang harus dipermaklumkan dan dinyatakan secara hukum di setiap masyarakat yang terbentuk secara benar” dan ia mengutuk hal tersebut “oleh kekuasaan apostolik, Kami menolak, melarang, dan mengutuk seluruh opini-opini yang jahat dan doktrin-doktrin yang secara khusus disebutkan” seperti yang baru saja kutipkan tentang kebebasan beragama sebagai hak sipil, suatu hak yang diakui secara legal dalam hukum-hukum negara. Dan ia lalu berkata “dan [Kami] memerintahkan kepada anak-anak Gereja Katolik untuk mencamkan bahwa opini-opini dan doktrin-doktrin tersebut ditolak, dilarang, dan dikutuk”.
Paus Pius IX secara khidmat mengutuk kebebasan beragama dalam ensikliknya Quanta Cura
Ide tentang hak sipil untuk kebebasan agama juga dikutuk di dalam Silabus Kesalahan-Kesalahan oleh Paus Pius IX, #77: bahwa agama Katolik harus merupakan satu-satunya agama negara sehingga agama-agama lain dilarang, sudah bukan lagi hal yang pantas – Dikutuk. Nah Vatikan II menentang hal ini secara langsung di dalam Dignitatis Humanae #2. Dokumen Vatikan II ini berkata: Hak kebebasan beragama dari pribadi manusia ini harus diberikan pengakuan dalam hukum masyarakat agar menjadi sebuah hukum sipil! Hal ini persis bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Pius IX secara infalibel! Dan pernyataan Pius IX ini infalibel, sebab menyangkut masalah iman: ia menolak, melarang, dan mengtuk oleh kekuasaan apostolik ide tersebut. Ini merupakan kontradiksi yang begitu terang-terangan sehingga Benediktus XVI, Anti-Paus anda sendiri mengakuinya di dalam buku Principles of Catholic Theology [Prinsip-Prinsip Teologi Katolik], ia mengakui, di dalam tiga cara yang berbeda, bahwa ajaran Vatikan II tentang kebebasan beragama adalah suatu “kontra-silabus” yang merujuk kepada Silabus Kesalahan-Kesalahan, dan bagaimana dokumen Pius IX tersebut mengutuk secara persis apa yang diajarkan oleh Vatikan II. Ia juga berkata bahwa kita tidak bisa lagi kembali kepada Silabus.
Dan jika hal ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa keduanya bertentangan, hukum-hukum di negara Spanyol yang Katolik, misalnya, diubah setelah Vatikan II. Sebelum Vatikan II, satu-satunya perayaan dan seluruh manifestasi keagamaan yang diizinkan secara publik adalah yang Katolik. Hanya itulah yang diizinkan. Tetapi, setelah Vatikan II, “Negara akan bertanggung jawab atas perlindungan kebebasan beragama” dan mengakui secara spesifik bahwa Negara mengubah hukumnya untuk menyesuaikan hukum-hukumnya itu kepada deklarasi Vatikan II tentang kebebasan beragama. Jadi, persis akibat ajaran Vatikan II tentang kebebasan beragama, hukum-hukum di negara Spanyol yang Katolik tentang kebebasan beragama diubah untuk mengizinkan praktik publik dari agama-agama sesat. Jadi bagaimanakah seorang Paus sejati secara otoritatif mengajarkan “dengan kuasa apostoliknya” pada suatu “konsili ekumenis” apa yang persis dikutuk oleh seorang Paus sejati dengan kuasa apostoliknya dan yang diperintahkannya kepada semua anak-anak Gereja Katolik untuk dipercayai sebagai dilarang dan dikutuk? Bagaimana hal itu mungkin terjadi? Tidak bisa. Paulus VI bukanlah seorang Paus. Dan jangan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan membawa-bawa isu tersebut seperti yang orang lain coba lakukan, bahwa Paus Leo XIII mengajarkan bahwa orang-orang yang tidak dibaptis tidak boleh dipaksa untuk percaya. Hal itu memang benar dan sama sekali tidak relevan dan sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang kita bicarakan ini. Diskusi kita adalah tentang masalah yang spesifik tentang hak sipil untuk kebebasan beragama.
Maka, sewaktu anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara spesifik tentang bilamana seseorang dapat menolak Kepausan dan berada di dalam Gereja, dan oleh karena itu bilamana Kepausan adalah artikel iman yang mengikat, siapakah yang anda anggap sebagai bidah, bagaimanakah anda dapat menganggap mereka sebagai bidah, apakah para Protestan yang anti-Katolik bidah, apakah Ted Kennedy bidah, bagaimanakah seseorang dapat menjadi Katolik dan menghormati agama-agama yang diajarkan Gereja sebagai kekejian dan agama satanik?
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...