^
^
| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kitab Suci Mengajarkan Regenerasi Lewat Pembaptisan dan bahwa Pembaptisan Perlu untuk Keselamatan
Untuk langsung menuju bagian-bagian tertentu, klik tautan berikut:
Kebanyakan orang Protestan masa kini tidak percaya bahwa pembaptisan menghasilkan keadaan regenerasi (kelahiran kembali). Mereka ini termasuk Baptis, Presbiterian, Pentakosta, kebanyakan “Kristen Injili”, dan banyak lainnya. Mereka tidak percaya bahwa pembaptisan menghapuskan dosa dari jiwa dan menempatkan orang dalam keadaan justifikasi (pembenaran). Menurut posisi mereka, pembaptisan air hendaknya dilakukan, namun upacara itu hanya suatu tanda inisiasi, tanda pertobatan atau kelahiran kembali rohani yang sudah terjadi sebelumnya.
Menurut posisi Katolik, pembaptisan perlu untuk keselamatan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa pembaptisan itu perlu bagi setiap orang, karena pembaptisan merupakan sebab kelahiran kembali rohani. Pembaptisan memberi kelahiran kembali.
Gereja Katolik selalu mengajarkan bahwa Pembaptisan air dibutuhkan untuk keselamatan
Lalu apa kata Kitab Suci soal hal ini?
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN ADALAH UNTUK PENGAMPUNAN DOSA
Itu sangat jelas. Kitab Suci mengajarkan bahwa pembaptisan adalah untuk pengampunan dosa. Pembaptisan menghapus dosa.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN MENYUCIKAN ORANG DARI DOSA
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa dosa-dosa St. Paulus akan dibersihkan lewat pembaptisan.
YESUS MENGAJARKAN BAHWA SEMUA ORANG HARUS DIBAPTIS SUPAYA MEMILIKI IMAN (KATOLIK) DAN DISELAMATKAN
Pada INSTRUKSI TERAKHIR YANG YESUS KRISTUS BERIKAN KEPADA PARA MURID SEBELUM MENINGGALKAN DUNIA INI – Dia memberi Rasul-rasul-Nya dua perintah: mengajar semua bangsa dan membaptis.
Salah satu perintah Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Surga adalah untuk membaptis bangsa-bangsa
Orang seharusnya mendapat petunjuk dari ayat ini, betapa penting dan perlunya pembaptisan. Oleh Yesus sendiri, Pembaptisan diikat bersama-sama perintah untuk mengajar iman Kristiani kepada semua bangsa. Alasannya, tidak ada orang yang bisa selamat tanpa dibaptis, seperti yang kita lihat di Injil St. Markus.
Yesus berkata bahwa mereka yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan. Ini merupakan petunjuk bahwa orang tak dibaptis tidak akan diselamatkan. Namun beberapa orang bertanya: mengapa Yesus tidak berkata, “orang-orang yang tidak percaya dan tidak dibaptis akan dihukum,” setelah berkata bahwa siapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan? Jawabannya adalah orang-orang yang tidak percaya, tidak akan dibaptis; lantas, tidak perlu kembali menyebut pembaptisan.
KITAB ROMA DAN EFESUS MENGAJARKAN BAHWA SESEORANG KELUAR DARI DOSA LEWAT PEMBAPTISAN
Di dalam kitab Roma 5 dan 6, St. Paulus mengajarkan bahwa Kristus mendamaikan beberapa orang dengan Allah, menghapus Dosa Asal mereka, dan menjadikan mereka anggota keluarga Allah. Dijelaskan-Nya bahwa ini terjadi melalui pembaptisan.
Referensi “dikuburkan dalam kematian” lewat pembaptisan merujuk pada kelahiran kembali rohani yang diberikan oleh pembaptisan. Itu mematikan manusia lama yang dahulu hidup dalam dosa asal, dan melahirkan hidup baru dalam Kristus.
Di dalam Kitab Efesus, Kitab Suci mengajarkan bahwa jiwa-jiwa jemaat (Gereja) telah disucikan di dalam pembaptisan air.
Jemaat/Gereja telah disucikan dan dibersihkan dengan dipermandikandibasuh dengan air dan firman. Lalu apakah permandian dengan air ini? Istilah itu tentunya merujuk kepada permandian air. Kata “firman” merujuk kepada rumusan yang telah diberikan oleh Yesus sebagai formula pembaptisan (Matius 28:19). Bahkan Yohanes Calvin, seorang Protestan terkenal yang menyangkal regenerasi lewat pembaptisan, mengakui bahwa ayat ini (Efesus 5:26) merujuk kepada pembaptisan air (Calvin, Institutes, “of Baptism,” Book, 4.15.1)
1 KORINTUS 12 MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN MENJADIKAN ORANG SEBAGAI ANGGOTA TUBUH KRISTUS
Kitab Suci berkata bahwa orang masuk ke dalam Tubuh Kristus dan menerima Roh Kudus melalui pembaptisan.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA SEMUA ORANG BERIMAN TELAH MENERIMA SATU PEMBAPTISAN
Di Efesus 4, St. Paulus menggambarkan kesatuan Gereja Yesus Kristus. Coba cermati daftar yang dia berikan: Satu Tuhan, Satu Iman, Satu Allah dan Bapa. Terpampang secara jelas bersama “Tuhan” dan “Iman” dan “Allah” dan “Bapa” adalah baptisan. Ini dikarenakan lewat pembaptisan, manusia bersatu dengan Tuhan dan tergabung dalam kesatuan Gereja. Percaya bahwa orang-orang di dalam Gereja tidak memiliki satu pembaptisan, setara percaya bahwa mereka tidak memiliki satu Tuhan dan satu Iman. Ini menggambarkan betapa perlunya pembaptisan.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA IMAN DITERIMA MELALUI PEMBAPTISAN
Di Galatia 3, kita melihat hubungan antara menerima iman dan menerima pembaptisan. Kita melihat bahwa orang pertama-tama menerima iman melalui pembaptisan.
St. Paulus mengatakan dengan saksama, yang dia maksud dengan “iman di dalam Yesus Kristus” persis di ayat berikutnya (ayat 27).
Bab sangat menarik dari Kitab Suci ini seharusnya menjadi pesan bagi semua orang. Jelas diajarkan di situ, ajaran yang dipercayai Gereja Katolik selama 2000 tahun: bahwa melalui Sakramen Pembaptisanlah orang menerima iman. Itulah alasannya sejak zaman apostolik, pembaptisan selalu disebut “Sakramen iman”. Tanpa pembaptisan, orang tidak memiliki iman dan tidak bisa diselamatkan.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN AIR MENYELAMATKAN
Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diselamatkan oleh “permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” Ini merujuk pada kelahiran kembali rohani yang diberikan dalam air pembaptisan. Penuangan air secara lahiriah menghasilkan pembersihan dan pembaruan batiniah yang dikerjakan Roh Kudus. Tindak sakramental ini memberi pembenaran bagi jiwa, dan membubuhkan jasa Darah Yesus Kristus ketika pembaptisan sedang berlangsung.
Orang-orang Protestan mencoba menjelaskan ayat ini agar tidak diartikan seperti itu. Menurut argumen mereka, “permandian” tidak merujuk kepada air pembaptisan, namun kepada pembersihan yang dikerjakan oleh Roh Kudus tanpa pembaptisan. Ini dibantah dengan membandingkan ayat ini dengan 1 Petrus 3:20-21. Kedua ayat ini mengajarkan bahwa pembaptisan “menyelamatkan”. 1 Petrus 3:20-21 jelas-jelas merujuk kepada pembaptisan dengan air, bukan permandian rohani saja. Ini menunjukkan bahwa Titus 3:5 juga merujuk kepada regenerasi melalui air pembaptisan.
1 Petrus 3:20-21 juga adalah salah satu ayat terkuat di dalam Alkitab soal perlunya pembaptisan. Perhatikan betapa kuat pernyataan St. Petrus di sini. Baptisan sekarang menyelamatkanmu. Dia tentu saja sedang berbicara tentang (Sakaramen) pembaptisan air, karena dia membuat analogi antara air pembaptisan dan air bah. Petrus membandingkan perihal menerima Sakramen Pembaptisan (Air) dengan berada di bahtera Nuh. Sama halnya tidak ada orang yang lolos dari kematian jasmaniah di luar bahtera Nuh pada zaman terjadinya air bah (hanya delapan jiwa menyintas air bah dengan berpaut kuat-kuat pada bahtera), demikian juga tidak ada orang yang lolos dari kematian rohaniah atau diselamatkan dari dosa asal tanpa pembaptisan. Pembaptisan menyelamatkan anda. Harus seberapa jelaskah, bahwa Alkitab mengajarkan bahwa pembaptisan perlu untuk keselamatan?
PENYEBERANGAN LAUT MERAH ADALAH SEBUAH TIPE PEMBAPTISAN
Ini mengantar saya pada poin berikutnya, yaitu tipologi. Seperti yang sudah disebutkan pada bagian tentang Perawan Maria, tipe di Alkitab adalah kejadian nyata, atau manusia nyata, atau hal nyata di Perjanjian Lama, yang menjadi pertanda penunjuk sesuatu yang ada/terjadi di Perjanjian Baru. Pembaptisan air itu ada tipe-tipenya di Alkitab. Salah satu tipe pembaptisan air dan perlunya pembaptisan air bisa ditemukan pada penyeberangan Laut Merah oleh Musa dan bangsa Israel.
Penyeberangan Laut Merah adalah suatu tipe Pembaptisan, tanpanya, orang-orang Israel tidak dapat diselamatkan (dari Firaun)
Sama halnya tidak ada orang yang terhindar dari kematian jasmaniah dalam cengkeraman tangan bangsa Mesir tanpa menyeberangi Laut Merah, begitu pula, tidak ada orang yang lolos dari kematian kekal tanpa menerima air pembaptisan. Hubungan ini dibuat oleh St. Paulus di 1 Korintus 10:1-2:
TIPE PEMBAPTISAN AIR YANG LAIN DARI PERJANJIAN LAMA
Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi, dan hal pertama yang disebutkan di dalam Kitab Suci adalah air. Lihatlah kedua ayat pertama dalam buku pertama Kitab Suci.
Ayat ini memberi tahu kita bahwa peranan air dalam penciptaan yang dikerjakan Allah sejak awal mulanya sangatlah penting, dan bahkan unik. Air tidak terpisahkan dari rencana-Nya. Allah telah menggunakan air untuk membersihkan, untuk melahirkan kehidupan baru. Lantas sangat masuk akal bahwa unsur yang hendak Dia pilih, dalam menyediakan hidup baru Yesus Kristus kepada jiwa-jiwa dengan menyalurkan jasa Sengsara-Nya dan pembersihan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, adalah elemen kuno yang di atasnya Roh Allah melayang-layang pada awal mula penciptaan.
Salah satu tipe lain yang jelas, atau yang merujuk kepada dampak-dampak pengudusan yang timbul dari air pembaptisan ditemukan di Yehezkiel 36.
Ayat ini jelas merujuk kepada kuasa pembersihan dalam pembaptisan air, yang akan menyalurkan hidup baru Yesus Kristus, dan akan disediakan kepada umat Allah di seluruh Bumi. Referensi “air jernih” di Yehezkiel 36 membuktikan bahwa maksudnya adalah pembenaran di Perjanjian Baru; sebab perkataan yang sama ini ditemukan di Ibrani 10:22, untuk menggambarkan perubahan batin yang dihasilkan oleh justifikasi (pembenaran) dalam Kristus. Di Ibrani 10:22, perubahan itu digambarkan sebagai hati yang dibersihkan dari nurani yang jahat. Yehezkiel 36 menunjukkan secara spesifik bahwa bersihnya hati ini dihasilkan oleh pencurahan air jernih (di dalam pembaptisan).
Ada beberapa orang yang menolak poin ini. Mereka membawa-bawa Pencuri Baik yang mati di kayu salib sebagai contoh untuk melawan perlunya pembaptisan. Tetapi contoh ini gagal. Pertama-tama, hukum pembaptisan, yang oleh Yesus diwajibkan kepada semua manusia, menjadi kewajiban yang mengikat setelah Kebangkitan Yesus, ketika Yesus memberi amanat untuk memberitakan Injil dan untuk membaptis semua bangsa di Matius 28:19. Pencuri Baik mati di dalam Hukum Lama, sebelum Hukum Pembaptisan mengikat semua orang. Kedua, Pencuri Baik tidak masuk Surga pada hari Yesus disalib. Kita tahu hal ini karena tidak ada orang yang masuk Surga sebelum Yesus. Yesus memiliki keutamaan di dalam segala hal, seperti yang St. Paulus katakan di Kolose 1:18.
Orang-orang Protestan gemar menggunakan Pencuri Baik sebagai "bukti" untuk membantah perlunya Pembaptisan Air untuk keselamatan
Yesus tidak naik ke Surga sebelum Kebangkitan-Nya, seperti dibuktikan oleh Yohanes 20:17. Maka, Pencuri Baik bukanlah contoh yang menentang perlunya pembaptisan untuk keselamatan. Inilah alasan doa Aku Percaya (Syahadat Para Rasul), yang didaraskan oleh orang Katolik, menyatakan dengan benar bahwa Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan; Ia turun ke tempat penantian (Neraka); pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati dan naik ke Surga. Dia tidak naik ke Surga sebelum Kebangkitan-Nya, dan Dia turun ke Neraka pada hari diri-Nya wafat. Apakah “Tempat Penantian”/”Neraka” ini? Ini adalah “Pangkuan Abraham”, tempat penantian orang-orang benar di dalam Perjanjian Lama. Ke tempat inilah Pencuri Baik pergi bersama Yesus pada hari Penyaliban-Nya. Yesus menyebut tempat itu Firdaus karena Dia akan berada di sana.
YESUS MEMBERIKAN DIRI UNTUK DIBAPTIS UNTUK MENUNJUKKAN KEPADA SEMUA ORANG BAHWA PEMBAPTISAN ITU DIPERLUKAN
Pembaptisan begitu perlunya sehingga Yesus sampai memberikan diri-Nya sendiri untuk dibaptis. Dia dibaptis oleh St. Yohanes Pembaptis untuk menunjukkan bahwa setiap orang – dan Yesus adalah Allah benar dan manusia benar – harus dibaptis demi keselamatan. Harus dikedepankan bahwa di dalam teologi Katolik, pembaptisan yang diberikan oleh Yohanes Pembaptis tidaklah sama dengan pembaptisan yang ditetapkan oleh Yesus: Sakramen Pembaptisan sejati. Pembaptisan St. Yohanes tidak memiliki kekuatan atau daya yang sama.
Pembaptisan yang ditetapkan oleh Yesus menghapus dosa asal dan dosa nyata, serta hukuman yang terutang akibat dosa; pembaptisan oleh Yohanes adalah pembaptisan yang mendorong manusia untuk bertobat dan merupakan pertanda akan datangnya pembaptisan tetapan Yesus. Itulah alasan mereka yang hanya menerima pembaptisan dari Yohanes saja, dibaptis ulang (Kisah Para Raul 19:4-5). Namun fakta bahwa Yesus meenrima pembaptisan dari tangan Yohanes dianggap sebagai peralihan antara pembaptisan oleh Yohens sebagai pertanda, dengan pembaptisan sesungguhnya yang ditetapkan oleh Kristus. Pembaptisan tetapan Yesus menguduskan airnya, sehingga bisa berdaya guna dalam menghapus dosa, meski pembaptisan tetapan Yesus tidak menjadi mengikat kepada semua orang sampai setelah terjadinya Kebangkitan.
Turunnya Roh Kudus menandakan kuasa pembaptisan yang memberi kelahiran baru. Terbukanya Surga menunjukkan bahwa Surga terbuka bagi manusia sekalinya ia telah menerima pembaptisan dengan layak. Pembaptisan menjadikan orang sebagai anak angkat Allah, alih-alih anak Adam yang terbuang.
DARAH DAN AIR MENGALIR DARI LAMBUNG YESUS KARENA DARAHNYA TERCURAH DALAM AIR PEMBAPTISAN
Kitab Suci membuat hubungan yang jelas antara Darah Yesus dengan air pembaptisan. Di Yohanes 19, kita melihat bahwa darah dan air mengucur ke luar dari lambung Yesus setelah wafat-Nya di kayu Salib. Kejadian nyata ini memiliki makna simbolis pula.
Ini berarti bahwa Darah-Nya (dan jasa Sengsara-nya) akan tercurah bersama dengan air di dalam pembaptisan. Inilah alasan kita juga membaca di dalam 1 Yohanes 5 bahwa terdapat hubungan antara roh, air, dan darah.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA DARAH YESUS, PEMBARUAN ROHANI, DAN AIR PEMBAPTISAN ADALAH SATU
Ini merujuk kepada ketiga saksi pembenaran: hidup baru atau roh yang dihadirkan dengan justifikasi (pembenaran), air pembaptisan dan darah Yesus. Ketiga-tiganya haruslah hadir agar seseorang dapat dibenarkan. Hal pertama dan ketiga datang bersamaan – tercurah – di dalam air pembaptisan. Itulah alasan Yesus berkata tentang seseorang yang terlahir kembali dari air dan roh (Yohanes 3:5). Dia bisa saja berkata dengan benar bahwa orang terlahir kembali dari air, darah, dan roh.
YESUS BERKATA BAHWA TIDAK SEORANG PUN MASUK KE SURGA TANPA DILAHIRKAN KEMBALI DARI AIR DAN ROH
Coba pertimbangkan dalam-dalam bahwa sewaktu Yesus mengajarkan kebenaran yang luar biasa ini, Dia memulai pernyataan-Nya dengan mengucapkan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya ....” atau “Sebenar-benarnya Aku berkata kepadamu ....” atau “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu ....”, tergantung terjemahan yang anda baca.
Penegasan berganda ini adalah tindak mengambil sumpah. Di pengadilan hukum Yahudi, tidak ada orang yang bisa dihukum mati tanpa kesaksian dari dua orang saksi (Ulangan 19:5). Mereka berdua harus mengangkat tangan kanan dan berkata: Amin. Lantas, gaya bahasa khidmat ini merupakan petunjuk bahwa yang hendak dikatakan Yesus di sini luar biasa serius. Yesus sedang meneguhkan dengan sumpah khidmat, bahwa tidak ada orang yang masuk Surga tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus. Ini jelas-jelas merujuk kepada pembaptisan air.
Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Nikodemus lalu bertanya secara spesifik bagaimana terjadinya hal itu; bagaimana seseorang terlahir kembali? Yesus menjawab di Yohanes 3:5, dengan mengatakan bahwa jika seseorang tidak dilahirkan DARI AIR DAN ROH IA TIDAK DAPAT MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH. Maka, untuk dilahirkan kembali , seseorang harus terlahir dari air dan Roh Kudus. Ini jelas merujuk kepada pembaptisan air.
Yesus mengajarkan Nikodemus bahwa Pembaptisan air dibutuhkan untuk keselamatan
Memang benar bahwa ada orang-orang non-Katolik yang telah mencoba mencari dalih untuk mengaburkan makna jelas perkataan ini, namun dengan sia-sia. Banyak dari mereka berkata bahwa air merujuk kepada kelahiran alamiah, dan Roh merujuk kepada proses kelahiran kembali dengan menerima iman. Itu mustahil karena ayat ini berbicara tentang kelahiran kembali. Yesus berkata bahwa kelahiran kembali terjadi dari air dan Roh. Terlebih, frasa “dari air dan Roh” dalam bahasa Yunani (ek hudatos kai pneumatos) adalah kesatuan linguistik tunggal, seperti yang diutarakan para sarjana bahasa Yunani. Frasanya menggambarkan “dilahirkan dari air dan Roh”, bukan “dilahirkan dari air” di satu sisi, dan “dilahirkan dari Roh” di sisi lain.
Di samping itu, konteks lebih luas ayat tersebut menegaskan bahwa perkataan-Nya merujuk kepada pembaptisan air. Pada bab yang persis berikutnya, kita membaca bahwa Rasul-rasul Yesus pergi dan membaptis. Coba lihat Yohanes 4:1. Maka, setelah Kitab Suci menghadirkan keperluan mutlak pembaptisan air, Kitab Suci menyebutkan bahwa para Rasul melaksanakan yang dikhotbahkan Yesus.
Sangat penting bagi orang-orang untuk mengerti bahwa Yohanes 3:5 merujuk kepada pembaptisan air; karena jutaan percaya konsep salah dan tidak alkitabiah soal makna lahir kembali. Mereka berpikir artinya adalah sampai pada komitmen sejati bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Itu tidak benar, dan tidak dipercayai di Gereja kuno. Orang di atas usia akal tentu saja perlu menerima Yesus Kristus, percaya Allah Tritunggal dan Penjelmaan dan menerima semua ajaran-Nya. Namun Alkitab jelas mengajarkan bahwa kelahiran kembali merujuk kepada kelahiran kembali rohani, yang diberikan oleh pembaptisan air. Ada begitu banyak buktinya dari ayat-ayat Perjanjian Baru yang sudah kita pertimbangkan.
Sakramen Pembaptisan menghapus semua dosa asal dan dosa nyata bagi mereka yang menerimanya secara layak. Namun harus dicatat bahwa penerimaan sakramen ini bukanlah jaminan keselamatan. Seseorang dapat kehilangan rahmat pembaptisan akibat dosa berat dan dengan menolak iman sejati akan Yesus Kristus.
SEMUA BAPA GEREJA MENGAJARKAN REGENERASI LEWAT PEMBAPTISAN DAN BAHWA PEMBAPTISAN DIPERLUKAN UNTUK KESELAMATAN
Sejak awal mula Gereja Kristiani, para bapa Gereja secara semufakat percaya akan perlunya pembaptisan air dan regenerasi melalui pembaptisan. Kepercayaan mereka itu didasari oleh ajaran Perjanjian Baru, Yohanes 3:5, dan Tradisi Para Rasul. Empat wacana berikut hanyalah beberapa contoh dari kenyataan itu. Anda dapat mengutip lusinan wacana lainnya sehubungan dengan hal ini.
Di dalam Surat Barnabas, yang seawal-awalnya berasal dari tahun 70 Masehi, kita membaca:
Di dalam kitab Gembala Hermas, dari tahun 140 Masehi, Hermas mengutip Yesus dari Yohanes 3:5 dan menuliskan:
Pada tahun 155 Masehi, di dalam Apologia Pertama, St. Yustinus Martir menulis:
St. Yustinus Martir, Bapa Gereja, percaya bahwa keselamatan lewat Pembaptisan adalah ajaran yang diturunkan dari para rasul
St. Afrahat, salah satu bapa Suriah tertua, menulis dalam karya Treatises {Risalah} pada tahun 336 Masehi:
BUKTI UNTUK PEMBAPTISAN BAYI
Banyak orang Protestan tidak percaya bahwa bayi-bayi harus dibaptis. Mereka berpikir bahwa pembaptisan hendaknya hanya diberikan kepada mereka yang telah mencapai usia akal dan telah memilih untuk menerimanya. Mereka beranggapan bahwa pembaptisan bayi salah dan tidak didasari Kitab Suci. Pandangan ini salah; ada banyak alasannya.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa bayi-bayi perlu dibaptis
Harus dikedepankan, pertama-tama, bahwa kebanyakan orang Protestan setuju dengan orang Katolik pada poin ini. Kebanyakan dari mereka melakukan pembaptisan bayi. Orang-orang Lutheran, Anglikan, Metodis, Kongregasionalis, Presbiterian, dan berbagai sekte lain melangsungkan pembaptisan bayi. Ini tentunya tidak bermaksud mengajarkan bahwa pembaptisan bayi itu benar karena sekte-sekte ini melangsungkannya, namun hanya untuk mencatat bahwa orang-orang Protestan yang menolak pembaptisan bayi ada dalam minoritas, bahkan di kalangan orang Protestan sendiri.
Kedua, Kitab Suci mengajarkan seluruh keluarga dibaptis:
Seisi rumahnya dibaptis. Coba ketiga ayat ini dipikirkan. Kitab Suci merujuk kepada seorang wanita dan “seisi rumahnya.” Rujukannya adalah kepada seorang manusia dan “seisi rumahnya.” Mengapa ayat ini tidak hanya mengatakan seorang wanita dan “suaminya”? Mengapa ayat ini tidak mengatakan seorang pria dan “istrinya”? Rumah tangga pada umumnya mencakup anak-anak. Kitab Suci menghubungkan kedua hal ini:
Karena rumah tangga umumnya mengikutsertakan anak-anak – dan Kitab Suci mengulang-ulang bahwa seisi rumahnya dibaptis – ayat-ayat ini dengan sendirinya membuat kasus penolakan terhadap pembaptisan bayi sangat tidak mungkin. Bahkan, kalau orang Protestan yang menolak pembaptisan bayi percaya Sola Scriptura (Kitab Suci saja), dia akan harus menemukan ajaran eksplisit dalam Alkitab bahwa bayi-bayi seharusny tidak dibaptis. Tetapi itu sama sekali tidak ada.
Ketiga, Yesus jelas-jelas mengajarkan bahwa setiap manusia harus dibaptis untuk beroleh keselamatan. Ini kita lihat di Yohanes 3:5 Dia tidak membuat pembedaan ataupun pengecualian. Ini sangat signifikan, karena di Yohanes 6:53, ayat tentang perlunya makan daging Yesus, yang menggunakan istilah serupa dengan Yohanes 3:5 – kita melihat adanya pembedaan. Di Yohanes 6:53, Yesus berkata:
Tetapi, di Yohanes 3:5, Dia berkata:
Di Yohanes 6:53 (Yohanes 6:54 di dalam versi Katolik), Yesus berkata bahwa jikalau KAMU tidak makan daging Anak Manusia. Tetapi, di Yohanes 3:5, pernyataan ini berlaku secara universal: jika SEORANG tidak dilahirkan dari air dan Roh.
Rumusannya sedikit berbeda karena penerimaan Ekaristi diwajibkan bagi semua orang yang mendengar perintah ini dan dapat melaksanakannya, seperti mereka yang berada di atas usia akal. Yesus berkata jika kamu tidak, kepada mereka yang Dia perintahkan dan kepada mereka yang mendengar perintah ini. Tetapi perlunya menerima pembaptisan air berlaku universal. Itulah sebabnya, Yesus berkata jika seorang tidak lahir kembali dari air dan Roh ia tidak dapat masuk Kerajaan Allah. “Seorang” termasuk bayi. Lantas secara logis, atas dasar ajaran Yesus di Yohanes 3:5, bayi-bayi harus dibaptis.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN ADALAH PENYUNATAN YANG BARU - BAYI-BAYI DISUNAT DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Beralih ke poin berikutnya, poin yang luar biasa penting, kita harus mempertimbangkan penyunatan. Sunat adalah versi Perjanjian Lamanya pembaptisan. Sunat adalah cara bagi para lelaki di Perjanjian Lama untuk membuat perjanjian dengan Allah. Kalau anda tidak disunat, anda tidak berada dalam perjanjian Allah. Sunat dulu merupakan sebuah tipe pembaptisan.
Seperti tipe-tipe lain, tidak semua aspek penyunatan berhubungan dengan pembaptisan. Misalnya, hanya lelaki yang disunat di Perjanjian Lama, tetapi lelaki dan perempuan dibaptis di Perjanjian Baru. Tetapi tidak diragukan lagi bahwa penyunatan adalah versi Perjanjian Lamanya pembaptisan. Kolose 2 mengajarkan bahwa pembaptisan adalah penyunatan di dalam Perjanjian Baru.
Ayat ini mengidentifikasi pembaptisan sebagai penyunatan yang baru dan lebih besar. Di ayat ini dikatakan juga bahwa orang bangkit ke dalam hidup rohani baru dalam Kristus melalui pembaptisan. Bayi-bayi dulu disunat di Perjanjian Lama. Kalau pembaptisan adalah sunat yang baru, lantas artinya bayi-bayi harus disunat dalam Perjanjian Baru. Sekiranya tidak, lantas Allah akan bersikap dengan lebih murah hati, lebih universal, lebih inklusif di Perjanjian Lama, perjanjian yang lebih rendah, daripada sikap-Nya di Perjanjian Baru. Namun tidak demikian adanya.
Keselamatan yang telah disediakan di dalam Yesus telah terbuka kepada semua orang: baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Sangat tidak masuk akal bahwa Yesus tidak mau menetapkan suatu sarana untuk menyaturagakan anak-anak ke dalam Kerajaan rohani-Nya dan memberi mereka berkat-Nya serta keselamatan.
Bahkan, perhatikan yang Petrus katakan dalam khotbahnya yang terkenal pada waktu Pentakosta di Kisah Para Rasul 2:
Ayat ini berbicara tentang pembaptisan, dan berkat serta pengampunan yang diberikan melalui pembaptisan. Dikatakan pula di ayat ini, bahwa janji tersebut juga diperuntukkan bagi anak-anak. Mereka menerima pengampunan lewat pembaptisan air.
Yesus menginginkan anak-anak datang kepada-Nya, termasuk para bayi, lewat pembaptisan air
PARA BAPA GEREJA PERCAYA PEMBAPTISAN BAYI
Para bapa Gereja Kristiani juga percaya akan pembaptisan bayi, sebab mereka menerima tradisi ini dari Yesus dan dari para Rasul. Berikut tiga bacaan, ada juga bacaan lain yang dapat dikutip.
St. Agustinus adalah salah seorang Bapa Gereja. Para Bapa percaya bahwa para bayi perlu dibaptis untuk memperoleh keselamatan
PEMBAPTISAN TIDAK HARUS DENGAN PENENGGELAMAN
Beberapa orang non-Katolik percaya bahwa pembaptisan harus diterima dengan penenggelaman (“baptis selam”). Ini tidak diajarkan di dalam Alkitab. Coba pertimbangkan bahwa pada Pentakosta, Di Kisah Para Rasul bab 2, ketika ribuan orang dibaptis, tidak ada persediaan air yang cukup untuk membaptis mereka semua dengan penenggelaman. Pembaptisan dengan penuangan atau pemercikan pastilah yang dilakukan di waktu itu.
Selain itu, pembaptisan dengan penenggelaman pastilah sangat sulit atau mustahil dilakukan di iklim sangat dingin seperti di Kutub Utara, dan di lingkungan sangat panas seperti di padang pasir. Pada situasi lain – seperti kerasual dalam penjara (contoh, Kisah Para Rasul 16) – ketika kebebasan bergeraknya terbatas, pembaptisan dengan penenggelaman tidak mungkin dilakukan. Yesus tidak mungkin menjadikan penyelenggaraan pembaptisan begitu sulit atau mustahil pada situasi-situasi ini, ketika Dialah yang menyatakan bahwa setiap orang harus menerimanya.
Pembaptisan dengan penenggelaman tidak diwajibkan - jika seseorang dipenjara, seperti di Kisah Para Rasul 16, tidak mungkin melakukan pembaptisan dengan penenggelaman.
Ada beberapa orang juga yang berkata bahwa kata pembaptisan di dalam bahasa Yunani secara eksklusif bermakna penenggelaman. Tidak benar. Kata ini digunakan dengan makna penenggelaman, namun juga digunakan dengan makna pembasuhan, namun bukan penenggelaman. Contoh pembaptisan berarti pembasuhan, dan bukan penenggelaman, ditemukan di Lukas 11:38 dan Ibrani 9:10. Pembaptisan bersifat valid kalau dilakukan baik dengan penenggelaman, penuangan atau pemercikan, namun airnya harus bergerak ketika menyentuh kulit dan kata-kata yang tepat (“Saya membaptis anda dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus” atau padanannya) yang harus diucapkan.
Poin lain adalah di dalam pembaptisan, Roh Kudus dicurahkan. Ini berarti walaupun pembaptisan dengan penenggelaman tentunya valid kalau dilakukan dengan tepat, boleh dikata bahwa pembaptisan dengan penuangan dapat dengan lebih tepat menandakan aksi Roh Kudus dalam Pembaptisan. Ada juga fakta bahwa lukisan-lukisan di katakombe buatan orang Kristen mula-mula, menggambarkan pembaptisan dengan penuangan. Ini menunjukkan bahwa pembaptisan dengan penuangan dianggap dapat diterima sejak awal mulanya.
Kitab Didakhe ditulis sekitar tahun 70 Masehi. Ini adalah dokumen terkenal dari Gereja Perdana. Kitab ini adalah sebuah saksi mata yang kuat akan iman dan adat umat Kristiani perdana. Pada bab 7, Didakhe menyetujui pembaptisan dengan penenggelaman di dalam sungai, namun juga pembaptisan dengan penuangan.
Dokumen ini ditulis sewaktu beberapa dari para Rasul mungkin masih hidup atau pada generasi pertama penerus mereka. Semuanya ini menunjukkan bahwa ajaran Gereja Katolik tentang pembaptisan adalah ajaran yang benar dari Kitab Suci. Ini dikarenakan Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang benar.
Artikel-Artikel Terkait
St Aloysius Gonzaga doakanlah kami. Bantulah kami maju dalam mengutamakan kerendahan hati setiap hari. 🙏
Kita 4 bulanBaca lebih lanjut...Pengamatan menarik. Lebih relevan lagi karena banyak dari materi kami membahas bidah-bidah & kemurtadan Vatikan II, yang melibatkan orang-orang yang mengaku Katolik, padahal sebenarnya tidak, karena banyak dari mereka telah...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Membaca artikel-artikel di Website ini, aku ingat satu ayat di Kitab Amsal. "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati."...
St. Paul 6 bulanBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 6 bulanBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 8 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...