^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kitab Suci Mengajarkan Regenerasi Lewat Pembaptisan dan bahwa Pembaptisan Dibutuhkan untuk Keselamatan
Untuk langsung menuju bagian-bagian tertentu, klik link berikut:
Kebanyakan orang Protestan masa kini tidak percaya bahwa pembaptisan menghapuskan dosa (“meregenerasikan”). Golongan orang-orang ini termasuk orang-orang Baptis, Presbiterian, Pentakosta, kebanyakan Evangelikal, dan banyak orang-orang lain. Mereka tidak percaya bahwa pembaptisan menghapuskan dosa dari jiwa dan menempatkan seseorang di dalam keadaan justifikasi (dibenarkan). Pandangan mereka adalah bahwa pembaptisan air harus dilakukan, tetapi hal tersebut hanyalah suatu tanda inisiasi, sebuah tanda akan kelahiran kembali spiritual yang telah terjadi.
Pandangan Katolik adalah bahwa pembaptisan diperlukan untuk keselamatan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa pembaptisan diperlukan untuk setiap orang karena pembaptisan adalah penyebab kelahiran kembali rohani. Pembaptisan menghapuskan dosa.
Gereja Katolik selalu mengajarkan bahwa Pembaptisan air dibutuhkan untuk keselamatan
Lalu apakah kata Kitab Suci akan hal ini?
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN ADALAH UNTUK PENGAMPUNAN DOSA
Hal ini cukuplah jelas. Kitab Suci mengajarkan bahwa pembaptisan adalah untuk pengampunan dosa. Hal tersebut menghapuskan dosa.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN MENYUCIKAN SESEORANG DARI DOSA
Ini menunjukkan dengan jelas bahwa dosa-dosa St. Paulus akan disucikan lewat pembaptisan.
YESUS MENGAJARKAN BAHWA SEMUA ORANG HARUSLAH DIBAPTIS UNTUK MEMILIKI IMAN (KATOLIK) DAN DISELAMATKAN
Di dalam PETUNJUK TERAKHIR YANG YESUS KRISTUS BERIKAN KEPADA PARA MURID SEBELUM MENINGGALKAN DUNIA INI – Ia memberikan kepada Rasul-rasul-Nya dua perintah: untuk mengajarkan semua bangsa dan untuk membaptis.
Salah satu perintah Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Surga adalah untuk membaptis bangsa-bangsa
Hal ini haruslah membuat seseorang mengerti pentingnya dan perlunya pembaptisan. Pembaptisan telah diikat oleh Yesus sendiri, lewat perintah untuk mengajarkan seluruh bangsa akan iman Kristiani. Sebabnya adalah bahwa tiada seorang pun yang dapat diselamatkan tanpanya, seperti yang kita lihat dalam Injil St. Markus.
Yesus berkata bahwa mereka yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak dibaptis tidak akan diselamatkan. Tetapi beberapa orang bertanya: mengapa Yesus tidak berkata, “orang-orang yang tidak percaya dan tidak dibaptis akan dihukum,” setelah berkata bahwa orang-orang yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan? Jawabannya adalah orang-orang yang tidak percaya tidak akan dibaptis, maka tidaklah perlu untuk menyebutkan kembali pembaptisan.
KITAB ROMA DAN EFESUS MENGAJARKAN BAHWA SESEORANG KELUAR DARI DOSA LEWAT PEMBAPTISAN
Di dalam kitab Roma 5 dan 6, St. Paulus mengajarkan bahwa Kristus menyatukan beberapa orang dengan Tuhan, menghapuskan Dosa Asal mereka, dan menjadikan mereka anggota Gereja Tuhan. Ia mengajarkan bahwa hal ini terjadi lewat pembaptisan.
Rujukan akan “dikuburkan dalam kematian” lewat pembaptisan menunjuk kepada kelahiran kembali rohani yang pembaptisan berikan. Hal tersebut menjadikan manusia lama yang tinggal di dalam dosa asal, dan memberikan kelahiran hidup baru di dalam Kristus.
Di dalam Kitab Efesus, Kitab Suci mengajarkan bahwa jiwa-jiwa jemaat telah dibersihkan di dalam pembaptisan air.
Gereja telah disucikan dan dibersihkan lewat pemandian (penyucian) dengan air dan firman. Lalu apakah pemandian dengan air ini? Hal tersebut tentunya merujuk kepada pemandian air. Kata “firman” merujuk kepada kata-kata yang telah diberikan oleh Yesus untuk pembaptisan (Matius 28:19). Bahkan John Calvin, seorang Protestan terkenal yang menggugat regenerasi lewat pembaptisan, mengakui bahwa ayat ini (Efesus 5:26) merujuk kepada pembaptisan air (Calvin, Institutes, “of Baptism,” Book, 4.15.1)
1 KORINTUS 12 MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN MEMBUAT SESEORANG MENJADI ANGGOTA TUBUH KRISTUS
Kitab Suci mengatakan bahwa seseorang masuk ke dalam Tubuh Kristus dan menerima Roh Kudus lewat pembaptisan.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA SEMUA ORANG BERIMAN TELAH MENERIMA SATU PEMBAPTISAN
Di dalam Efesus 4, St. Paulus menggambarkan kesatuan Gereja Yesus Kristus. Pertimbangan urut-urutan yang ia berikan di dalam Satu Tuhan, Satu Iman, Satu Allah dan Bapa. Dipampangkan secara jelas bersama “Tuhan” dan “Iman” dan “Allah”dan “Bapa” adalah baptisan. Hal ini adalah karena lewat pembaptisan, seorang manusia dapat bersatu dengan Tuhan dan tergabung dalam kesatuan Gereja. Untuk percaya bahwa orang-orang di dalam Gereja tidak memiliki satu pembaptisan sama dengan percaya bahwa mereka tidak memiliki satu Tuhan dan satu Iman. Hal tersebut menggambarkan betapa diperlukannya pembaptisan.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA IMAN DIDAPATKAN LEWAT PEMBAPTISAN
Di dalam Galatia 3, kita melihat hubungan antara penerimaan iman dan penerimaan pembaptisan. Kita melihat bahwa seseorang pertama-tama menerima iman lewat pembaptisan.
Di dalam Galatia 3:23, St. Paulus mengatakan: “Sebelum iman itu datang...”
Di dalam ayat 24, ia mengatakan: “supaya kita dibenarkan karena iman...”
Di dalam ayat 25, ia mengatakan: “Sekarang iman itu telah datang...”
Di dalam ayat 26, ia mengatakan: “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.”
St. Paulus mengatakan dengan saksama apa yang ia maksudkan dengan “iman lewat Yesus Kristus” persis di dalam ayat yang datang berikutnya (ayat 27).
Ini adalah ayat yang sangat menarik di dalam Kitab Suci yang semua orang harus perhatikan. Jelas-jelas ayat ini mengajarkan apa yang Gereja Katolik telah ajarkan selama 2000 tahun: bahwa lewat Sakramen Pembaptisanlah seseorang mendapatkan iman. Inilah mengapa pembaptisan telah disebut, sejak zaman para rasul, “Sakramen iman”. Tanpa pembaptisan, seseorang tidak memiliki iman dan tidak dapat diselamatkan.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN AIR MENYELAMATKAN
Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diselamatkan lewat “permandian kelahiran kembali dan oleh pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” Hal ini merujuk kepada kelahiran kembali rohani yang diberikan oleh air pembaptisan. Pencucuran air memberikan pembersihan dari dalam dan pembaruan oleh Roh Kudus. Tindakan sakramental ini membenarkan {menyelamatkan} jiwa, dan memberikan manfaat dari Darah Yesus Kristus sewaktu pembaptisan terjadi.
Orang-orang Protestan mencoba menjelaskan ayat ini untuk tidak mengartikannya seperti itu. Mereka menggugat bahwa “permandian” tidak merujuk kepada pembaptisan dengan air, tetapi kepada pembersihan oleh Roh Kudus tanpa pembaptisan. Hal ini dibantah dengan membandingkan ayat ini dengan 1 Petrus 3:20-21. Kedua ayat ini mengajarkan bahwa pembaptisan “menyelamatkan”. 1 Petrus 3:20-21 jelas-jelas merujuk kepada pembaptisan dengan air, bukan hanya permandian rohani. Hal ini menunjukkan bahwa Titus 3:5 juga merujuk kepada regenerasi lewat air pembaptisan.
PENYEBERANGAN LAUT MERAH ADALAH SEBUAH TIPE PEMBAPTISAN
Hal ini membawa saya kepada poin berikutnya, yaitu tipologi. Seperti yang telah disebutkan di dalam bagian yang membahas tentang Perawan Maria, sebuah tipe Kitab Suci adalah sebuah kejadian yang nyata atau seseorang yang nyata atau sebuah benda yang nyata di dalam Perjanjian Lama yang menjadi suatu pertanda dan menunjukkan ke masa depan sesuatu yang terjadi di Perjanjian Baru. Terdapat beberapa tipe pembaptisan air. Salah satu tipe pembaptisan air dan diperlukannya pembaptisan air dapat ditemukan pada penyeberangan Laut Merah oleh Musa dan bangsa Israel.
Penyeberangan Laut Merah adalah suatu tipe Pembaptisan, tanpanya, orang-orang Israel tidak dapat diselamatkan (dari Firaun)
Seperti halnya tidak seorang pun terhindar dari kematian jasmani di dalam tangan para orang Mesir tanpa menyeberangi air Laut Merah, tidak seorang pun terhindar dari kematian kekal tanpa menerima air pembaptisan. St. Paulus menghubungkan kedua hal tersebut di 1 Korintus 10:1-2:
TIPE PEMBAPTISAN AIR YANG LAIN DARI PERJANJIAN LAMA
Pada mulanya, Tuhan menciptakan langit dan bumi, dan hal pertama yang disebutkan di dalam Kitab Suci adalah air. Lihatlah kedua ayat pertama dalam buku pertama Kitab Suci.
Hal ini menceritakan kepada kita bahwa air memiliki makna yang sangat penting dan bahkan unik dalam penciptaan oleh Tuhan dari permulaan. Air sangatlah dibutuhkan dalam rencana-Nya. Ia telah menggunakannya untuk membersihkan, untuk menciptakan kehidupan baru. Karena itu, sangatlah masuk akal bahwa elemen yang Ia akan pilih, untuk memberikan kehidupan baru oleh Yesus Kristus kepada jiwa-jiwa lewat pemberian manfaat dari derita-Nya dan pembersihan oleh Roh Kudus, adalah elemen kuno di atas mana sang Roh Allah melayang-layang pada awal mula penciptaan.
Sebuah tipe yang jelas lain, atau yang merujuk kepada dampak air yang menyucikan dapat ditemukan di dalam Yehezkiel 36.
Hal ini jelas-jelas merujuk kepada kekuatan pembaptisan air yang membersihan, yang akan memberikan kehidupan baru dari Yesus Kristus, dan yang akan dicurahkan kepada umat Tuhan yang dari seluruh Bumi. Rujukan kepada “air jernih” di Yehezkiel 36 membuktikan bahwa hal ini merujuk kepada justifikasi {pembenaran} di dalam Perjanjian Baru; karena gaya bahasa yang sama ditemukan di dalam Ibrani 10:22, untuk menggambarkan perubahan dari dalam yang terjadi karena pembenaran di dalam Kristus. Di dalam Ibrani 10:22, perubahan tersebut dideskripsikan sebagai hati yang dibersihkan dari nurani yang jahat. Yehezkiel 36 menunjukkan secara spesifik bahwa kebersihan hati ini terjadi lewat tercurahkannya air jernih (di dalam pembaptisan).
Beberapa orang menolak poin ini. Mereka membawa-bawa Pencuri yang Baik yang mati di kayu salib sebagai contoh untuk melawan perlunya pembaptisan. Tetapi contoh ini salah. Pertama-tama, hukum pembaptisan, yang Yesus wajibkan bagi semua manusia, menjadi sebuah kewajiban setelah Kebangkitan Yesus, sewaktu Yesus memberikan perintah untuk menyebarkan Injil dan untuk membaptis seluruh bangsa di dalam Matius 28:19. Pencuri yang Baik mati di dalam Hukum Lama, sebelum Hukum Pembaptisan mengikat semua orang. Kedua, Pencuri yang Baik tidak masuk Surga pada saat Yesus disalib. Kita tahu hal ini karena tidak seorang pun pergi ke Surga sebelum Yesus. Yesus memiliki keutamaan di dalam segala hal, seperti yang St. Paulus katakan di Kolose 1:18.
Orang-orang Protestan gemar menggunakan Pencuri Baik sebagai "bukti" untuk membantah dibutuhkannya Pembaptisan Air untuk keselamatan
Yesus tidak naik ke Surga sebelum Kebangkitan-Nya, seperti dibuktikan oleh Yohanes 20:17. Maka, Pencuri yang Baik bukanlah sebuah contoh yang menentang perlunya pembaptisan untuk keselamatan. Inilah mengapa doa Aku Percaya, yang diucapkan oleh umat Katolik, menyatakan dengan benar bahwa Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan; Ia turun ke tempat penantian {Neraka}; pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati dan naik ke Surga. Ia tidak naik ke Surga sebelum Kebangkitan-Nya, dan Ia turun ke Neraka pada hari di mana Ia wafat. Apakah “Neraka” ini? Ini adalah “Pangkuan Abraham”, tempat penantian orang-orang benar di dalam Perjanjian Lama. Di sinilah tempat sang Pencuri yang Baik pergi bersama Yesus pada hari Penyaliban-Nya. Yesus menyebutnya sebagai surga karena Ia akan berada di sana.
YESUS MEMBERIKAN DIRI UNTUK DIBAPTIS UNTUK MENUNJUKKAN KEPADA SEMUA ORANG BAHWA PEMBAPTISAN ITU DIPERLUKAN
Pembaptisan sangatlah diperlukan bahkan Yesus sampai memberikan diri-Nya sendiri untuk dibaptis. Ia dibaptis oleh St. Yohanes Pembaptis untuk menunjukkan bahwa semua manusia – dan Yesus adalah Allah benar dan manusia benar – harus dibaptis untuk keselamatan. Harus dikedepankan bahwa di dalam teologi Katolik, pembaptisan Yohanes Pembaptis tidaklah sama dengan pembaptisan yang Yesus dirikan: Sakramen Pembaptisan yang sejati. Pembaptisan St. Yohanes tidak memiliki kekuatan yang sama.
Pembaptisan yang ditetapkan oleh Yesus menghapus dosa asal dan dosa nyata, dan juga hukuman akibat dosa; pembaptisan oleh Yohanes adalah pembaptisan yang memimpin para manusia kepada pertobatan dan adalah hal yang menunjuk kepada pembaptisan yang Yesus dirikan Inilah mengapa orang-orang yang hanya menerima pembaptisan Yohanes dibaptis kembali (Kisah Para Rasul 19:4-5). Tetapi, fakta bahwa Yesus menerima pembaptisan dari Yohanes telah dianggap sebagai jembatan antara baptisan Yohanes dan baptisan Kristus yang sejati. Baptisan Yesus membuat air menjadi suci agar air tersebut dapat menjadi efektif dalam menghapus dosa, walaupun pembaptisan yang Yesus akan dirikan tidak akan mengikat sampai setelah Kebangkitan.
Turunnya Roh Kudus menunjukkan kekuatan regeneratif {yang menyelamatkan} dari pembaptisan. Terbukanya Surga menunjukkan bahwa Surga terbuka bagi seorang manusia sekalinya ia telah menerima pembaptisan sebagaimana seharusnya. Hal ini membuat orang tersebut seorang anak angkat Tuhan, dan bukan lagi seorang anak Adam yang terbuang.
DARAH DAN AIR MENGALIR DARI LAMBUNG YESUS KARENA DARAHNYA MENGUCUR DI DALAM AIR PEMBAPTISAN
Kitab Suci membuat hubungan yang jelas antara Darah Yesus dan air pembaptisan. Di dalam Yohanes 19, kita melihat bahwa darah dan air mengucur ke luar dari lambung Yesus setelah wafat-Nya di kayu Salib. Hal yang nyata ini memiliki sebuah arti yang juga sangat penting.
Hal ini berarti bahwa Darah-Nya (dan manfaat dari derita-Nya) akan tercurah bersama dengan air di dalam pembaptisan. Inilah mengapa kita juga membaca di dalam 1 Yohanes 5 bahwa terdapat hubungan antara roh, air, dan darah.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA DARAH YESUS, PEMBARUAN ROHANI, DAN AIR PEMBAPTISAN ADALAH SATU
Hal ini merujuk kepada ketiga saksi pembenaran: hidup baru atau roh yang dihadirkan lewat justifikasi {pembenaran}, air pembaptisan, dan darah Yesus. Ketiga hal ini haruslah hadir agar seseorang dapat dibenarkan. Hal yang pertama dan yang ketiga datang bersamaan – tercurah – di dalam air pembaptisan. Itulah mengapa Yesus berkata tentang seseorang yang terlahir kembali dalam air dan roh (Yohanes 3:5). Ia bisa saja berkata agar seorang terlahir kembali dari air, darah, dan roh.
YESUS BERKATA BAHWA TIDAK SEORANG PUN MASUK KE SURGA TANPA DILAHIRKAN KEMBALI DARI AIR DAN ROH
Pertimbangkanlah dengan saksama bahwa sewaktu Yesus mengajarkan kebenaran yang dalam ini, Ia memulai pernyataan-Nya dengan mengucapkan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya...” atau “Sebenar-benarnya Aku berkata kepadamu...” atau “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu...”, tergantung terjemahan yang anda baca.
Pernyataan ganda ini adalah sebuah tindakan di mana seseorang mengambil sumpah. Di dalam pengadilan hukum Yahudi, tidak ada seseorang pun dapat dihukum mati tanpa kesaksian dari dua saksi mata (Ulangan 19:15). Keduanya harus mengangkat tangan kanan mereka dan berkata Amin. (Bandingkan Nehemia 8:6 dan 2 Ezra 8:6 {2 Ezra terdapat di dalam Kitab Suci Katolik Douay-Rheims} sebagai contoh akan kekhidmatan pernyataan ini.) Maka, gaya bahasa yang khidmat ini menunjukkan bahwa pernyataan Yesus di sini sangatlah serius. Yesus menyatakan di dalam sumpah yang khidmat bahwa tiada seseorang pun dapat masuk Surga tanpa terlahir kembali dari air dan Roh Kudus.
Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Nikodemus lalu bertanya secara spesifik bagaimana hal tersebut dapat dilakukan; bagaimana seseorang terlahir kembali? Yesus menjawab, di Yohanes 3:5, dengan mengatakan bahwa jika seseorang tidak dilahirkan DARI AIR DAN ROH IA TIDAK DAPAT MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH. Maka, untuk dilahirkan kembali , seseorang harus terlahir dari air dan Roh Kudus. Hal ini jelas merujuk kepada pembaptisan air.
Yesus mengajarkan Nikodemus bahwa Pembaptisan air dibutuhkan untuk keselamatan
Orang-orang non-Katolik benar-benar mencoba menjelaskan hal ini yang sudah jelas artinya dengan memberi makna lain dengan sia-sia. Banyak dari antara mereka berkata bahwa air merujuk kepada kelahiran alamiah, dan Roh merujuk kepada proses kelahiran kembali dengan menerima iman. Hal ini tidak mungkin terjadi karena ayat ini adalah tentang kelahiran kembali. Yesus berkata bahwa kelahiran kembali berasal dari air dan Roh Kudus. Terlebih lagi, kalimat “dari air dan Roh” di dalam bahasa Yunani (ek hudatos kai pneumatos) adalah satu kesatuan bahasa, seperti yang diutarakan oleh para pelajar bahasa Yunani. Hal ini menggambarkan “dilahirkan dari air dan Roh,” dan bukanlah “dilahirkan dari air” di satu sisi dan “dilahirkan dari Roh” di sisi lain.
Di samping itu, konteks yang lebih panjang tentang ayat tersebut menegaskan bahwa hal ini merujuk kepada pembaptisan air. Di dalam bab yang berikut, kita membaca bahwa Rasul-rasul Yesus pergi dan membaptis. Lihatlah Yohanes 4:1. Maka, setelah Kitab Suci menghadirkan keperluan yang mutlak akan perlunya pembaptisan air, Kitab Suci menyebutkan apa yang Yesus telah khotbahkan.
Penting bagi orang-orang untuk mengerti bahwa Yohanes 3:5 merujuk kepada pembaptisan air; karena jutaan orang memegang konsep yang salah dan tidak alkitabiah akan arti dari “dilahirkan kembali”. Mereka berpikir bahwa hal tersebut berarti bahwa mereka masuk ke dalam komitmen yang sejati bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Hal ini salah, dan tidak dipercayai oleh Gereja Perdana. Tentunya, seseorang yang telah mencapai usia akal {age of reason} wajib menerima Yesus Kristus, untuk percaya akan Allah Tritunggal Mahakudus dan Inkarnasi, dan untuk menerima semua ajaran-Nya. Tetapi Kitab Suci jelas-jelas mengajarkan bahwa kelahiran kembali merujuk kepada regenerasi rohani yang diberikan oleh pembaptisan. Bukti yang sangat banyak yang telah kami berikan dari berbagai ayat lain di dalam Perjanjian Baru membuktikan hal ini.
Sakramen Pembaptisan menghapus semua dosa asal dan dosa nyata bagi mereka yang menerimanya. Harus dicatat, bagaimanapun, bahwa penerimaan sakramen ini bukanlah jaminan keselamatan. Seseorang dapat kehilangan rahmat pembaptisan lewat dosa-dosa berat dan dengan menolak iman sejati akan Yesus Kristus.
SEMUA PARA BAPA GEREJA MENGAJARKAN REGENERASI LEWAT PEMBAPTISAN DAN BAHWA PEMBAPTISAN DIPERLUKAN UNTUK KESELAMATAN
Sejak awal mula Gereja Kristiani, para bapa Gereja secara semufakat percaya akan perlunya pembaptisan air dan regenerasi melalui pembaptisan. Kepercayaan mereka itu didasari oleh ajaran Perjanjian Baru, Yohanes 3:5, dan Tradisi Para Rasul. Empat wacana berikut hanyalah beberapa contoh dari kenyataan itu. Anda dapat mengutip lusinan wacana lainnya sehubungan dengan hal ini.
Di dalam Surat Barnabas, yang seawal-awalnya berasal dari tahun 70 Masehi, kita membaca:
Di dalam kitab Gembala Hermas, dari tahun 140 Masehi, Hermas mengutip Yesus dari Yohanes 3:5 dan menuliskan:
Pada tahun 155 Masehi, di dalam Apologia Pertama, St. Yustinus Martir menulis:
St. Yustinus Martir, Bapa Gereja, percaya bahwa keselamatan lewat Pembaptisan adalah ajaran yang diturunkan dari para rasul
St. Afrahat, salah satu bapa Suriah tertua, menulis di dalam buku Treatises {Risalah} pada tahun 336 Masehi:
BUKTI UNTUK PEMBAPTISAN BAYI
Banyak orang Protestan tidak percaya bahwa bayi-bayi harus dibaptis. Mereka berpikir bahwa pembaptisan haruslah diberikan hanya kepada mereka yang telah mencapai usia akal {age of reason} dan telah memilih untuk menerimanya. Mereka beranggapan bahwa pembaptisan bayi adalah salah dan tidaklah berdasarkan Kitab Suci. Pandangan ini adalah salah.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa bayi-bayi perlu dibaptis
Harus dikedepankan, pertama-tama, bahwa kebanyakan Protestan setuju dengan iman Katolik dalam poin ini. Kebanyakan dari mereka melakukan pembaptisan bayi. Orang-orang Lutheran, Anglikan, Metodis, Kongregasionalis, Presbiterian, dan berbagai sekte lain melakukan pembaptisan bayi. Hal ini tentunya bukan mengajarkan bahwa pembaptisan bayi adalah benar karena sekte-sekte ini melakukannya, tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa orang-orang Protestan yang menolak pembaptisan bayi adalah minoritas, bahkan dari antara orang Protestan.
Kedua, Kitab Suci mengajarkan seluruh keluarga dibaptis:
Seisi rumahnya dibaptis. Pertimbangkanlah ketiga ayat ini. Kitab Suci merujuk kepada seorang wanita dan “seisi rumahnya.” Hal ini merujuk kepada seorang manusia dan “seisi rumahnya.” Mengapa ayat ini tidak hanya mengatakan seorang wanita dan “suaminya”? Mengapa ayat ini tidak mengatakan seorang pria dan “istrinya”? Rumah tangga, secara umum, mengikutsertakan anak-anak. Kitab Suci menghubungkan kedua hal ini:
Karena rumah tangga umumnya mengikutsertakan anak-anak – dan bahwa Kitab Suci mengulang-ulang ucapannya bahwa seisi rumahnya dibaptis – ayat-ayat ini dengan sendirinya membuat penolakan akan pembaptisan bayi sangat tidak mungkin. Bahkan, jika seorang Protestan yang menolak pembaptisan bayi percaya Kitab Suci saja, ia harus mencari sebuah ajaran di dalam Kitab Suci yang terang-terangan menolak bahwa bayi harus dibaptis. Tetapi hal tersebut tidak terdapat di dalam Kitab Suci.
Ketiga, Yesus jelas-jelas mengajarkan bahwa setiap manusia harus dibaptis untuk beroleh keselamatan. Kita melihat hal ini di dalam Yohanes 3:5. Ia tidak memberikan pengecualian atau pembedaan. Hal ini sangatlah berbobot karena di dalam Yohanes 6:53 – sebuah ayat tentang perlunya memakan daging Yesus, yang menggunakan bahasa yang mirip dengan Yohanes 3:5 – kita melihat sebuah perbedaan. Di dalam Yohanes 6:53, Yesus berkata:
Tetapi, di dalam Yohanes 3:5, Ia berkata:
Di dalam Yohanes 6:53 (Yohanes 6:54 di dalam versi Katolik), Yesus berkata bahwa jikalau KAMU tidak makan daging Anak Manusia. Tetapi, di dalam Yohanes 3:5, pernyataan ini dapat diterapkan kepada semua orang: jika SEORANG tidak dilahirkan dari air dan Roh.
Perkataan ini sedikit berbeda karena penerimaan Ekaristi diwajibkan untuk semua yang mendengarkan perintah ini dan dapat memenuhinya, termasuk mereka yang sudah di atas usia akal. Yesus berkata jika kamu tidak, kepada mereka yang Ia perintahkan dan kepada mereka yang mendengar perintah ini. Tetapi perlunya menerima pembaptisan air adalah hal yang universal. Maka, Yesus berkata jika seorang tidak lahir kembali dari air dan Roh ia tidak dapat masuk Kerajaan Allah. “Seorang” mengikutsertakan bayi. Oleh karena itu, secara logis, ajaran Yesus pada Yohanes 3:5 mengatakan bahwa bayi-bayi haruslah dibaptis.
KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PEMBAPTISAN ADALAH PENYUNATAN YANG BARU - BAYI-BAYI DISUNAT DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Dalam poin berikutnya, yang sangatlah penting, kita harus mempertimbangkan penyunatan. Sunat adalah pasangan dari pembaptisan di dalam Perjanjian Lama. Sunat adalah cara bagi para lelaki di dalam Perjanjian Lama untuk membuat perjanjian dengan Tuhan. Jika anda tidak disunat, anda tidak berada dalam perjanjian Tuhan. Ini adalah sebuah tipe pembaptisan.
Seperti tipe-tipe lain, tidak semua aspek penyunatan berhubungan dengan pembaptisan. Misalnya, hanyalah para lelaki yang disunat di dalam Perjanjian Lama, tetapi lelaki dan perempuan dibaptis di dalam Perjanjian Baru. Tetapi tidak diragukan lagi bahwa penyunatan adalah pasangan pembaptisan di dalam Perjanjian Lama. Kolose 2 mengajarkan bahwa pembaptisan adalah penyunatan di dalam Perjanjian Baru.
Ayat ini menunjukkan pembaptisan sebagai penyunatan yang baru dan lebih besar. Hal ini juga mengatakan bahwa seseorang memasuki hidup rohani di dalam Kristus lewat pembaptisan. Para bayi disunat di dalam Perjanjian Lama. Jika pembaptisan adalah penyunatan yang baru, para bayi harus dibaptis di dalam Perjanjian Baru. Jika tidak, Tuhan akanlah lebih berbaik hati, lebih universal, lebih inklusif di dalam Perjanjian Lama yang seharusnya lebih rendah daripada di Perjanjian Baru. Tetapi ini bukanlah kenyataannya.
Keselamatan yang telah disediakan di dalam Yesus telah terbuka kepada semua orang: kepada orang Yahudi dan bangsa-bangsa. Sangatlah tidak masuk akal bahwa Yesus tidak akan menetapkan sebuah cara untuk memasukkan anak-anak ke dalam Kerajaan rohani-Nya dan untuk memberikan mereka berkat dan keselamatan-Nya.
Bahkan, perhatikan apa yang Petrus katakan di dalam khotbahnya yang terkenal pada waktu Pentakosta di dalam Kisah Para Rasul 2:
Ayat ini berbicara tentang pembaptisan, dan berkat serta pengampunan yang diberikan lewatnya. Hal ini mengatakan bahwa janji ini juga adalah untuk anak-anak. Mereka menerima pengampunan lewat pembaptisan air.
Yesus menginginkan anak-anak datang kepada-Nya, termasuk para bayi, lewat pembaptisan air
PARA BAPA GEREJA PERCAYA AKAN PEMBAPTISAN ANAK-ANAK
Para bapa Gereja Kristiani juga percaya akan pembaptisan bayi, setelah menerima tradisi ini dari Yesus dan dari para Rasul. Berikut adalah tiga bacaan, terdapat juga bacaan lain yang dapat dikutip.
St. Agustinus adalah salah satu Bapa-Bapa Gereja. Para Bapa percaya bahwa para bayi perlu dibaptis untuk memperoleh keselamatan
PEMBAPTISAN TIDAK PERLU DENGAN PENENGGELAMAN
Beberapa orang non-Katolik percaya bahwa pembaptisan harus diterima lewat penenggelaman. Hal ini tidak diajarkan di dalam Kitab Suci. Pertimbangkan fakta bahwa pada hari Pentakosta, di dalam Kisah Para Rasul bab 2, sewaktu ribuan orang dibaptis, tidak terdapat sumber air yang cukup untuk menenggelamkan mereka semua untuk pembaptisan. Pembaptisan lewat penunangan/pemercikan pastilah yang dilakukan pada saat itu.
Di samping hal ini, pembaptisan dengan penenggelaman pastilah sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan di dalam iklim yang sangat dingin seperti di Kutub Utara, dan di dalam di dalam lingkungan yang sangat panas seperti di dalam padang pasir. Di dalam situasi lain – seperti waktu penginjilan di dalam penjara (contoh, Kisah Para Rasul 16) – di mana hanya terdapat kebebasan untuk bergerak yang terbatas, pembaptisan dengan penenggelaman tidaklah mudah untuk dilakukan. Yesus tidak akan membuat hal tersebut menjadi sangat sulit atau tidak mungkin di dalam situasi ini, jika Ialah yang memerintahkan bahwa setiap orang harus menerimanya.
Pembaptisan dengan penenggelaman tidak diwajibkan - jika seseorang dipenjara, seperti di Kisah Para Rasul 16, tidak mungkin melakukan pembaptisan dengan penenggelaman.
Beberapa orang juga berkata bahwa kata pembaptisan di dalam bahasa Yunani secara eksklusif memiliki arti penenggelaman. Ini tidaklah benar. Kata ini digunakan untuk mengartikan penenggelaman, tetapi juga digunakan untuk mengartikan pembasuhan, yang bukanlah penenggelaman. Contoh di mana pembaptisan berarti pembasuhan, dan bukan penenggelaman, ditemukan di Lukas 11:38 dan Ibrani 9:10. Pembaptisan adalah sah jika dilakukan lewat penenggelaman, penuangan, atau pemercikan, tetapi airnya harus berpindah tempat sewaktu menyentuh kulit dan disertai kata-kata pembaptisan yang sah (“Aku membaptismu dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus” atau setaranya) yang harus dikatakan.
Poin lain adalah di dalam pembaptisan, Roh Kudus dituangkan. Hal ini berarti walaupun pembaptisan lewat penenggelaman tentunya sah jika dilakukan dengan benar, seseorang dapat berkata bahwa pembaptisan lewat penuangan dapat mengartikan dengan lebih tepat aksi Roh Kudus di dalam Pembaptisan. Terdapat pula fakta bahwa lukisan-lukisan di katakombe (bangunan bawah tanah), yang dibuat oleh orang-orang Kristiani pertama, yang menggambarkan pembaptisan dengan penuangan. Hal ini menunjukkan bahwa pembaptisan dengan penuangan dianggap sah dari awal mulanya.
Artikel-Artikel Terkait
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...