^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Padre Pio tentang Dosa-Dosa terhadap Kesucian
Jacintha dari Fatima: “Dosa-dosa yang paling banyak menyebabkan jiwa-jiwa masuk Neraka adalah dosa-dosa daging.”
Sangatlah diketahui oleh para imam yang lebih tua bahwa Padre Pio tidak ragu-ragu menggunakan kata-kata yang kasar, menyakitkan, dan mengejutkan, seperti yang kita telah lihat. Hal ini terutama benar sewaktu ia menghadapi kasus tentang kesucian, skandal, fitnah, dan dosa-dosa terhadap Keibuan. Ia tidak mengampuni orang-orang tersebut tanpa menghardik mereka, dan sering dengan sangat keras. Para pendosa berat sering dimarahinya dengan peringatan yang parah, sedangkan untuk yang lain, ia menolak untuk memberikan mereka absolusi karena mereka tidak cukup siap.[1] Padre Paolo Rossi, postulator umum untuk para Kapusin, mengatakan: “Padre Pio memiliki sifat yang kasar.”[2]
Seorang pria yang tidak setia kepada istrinya mengaku dosa kepada Padre Pio bahwa ia mengalami ‘suatu krisis rohani’. Padre Pio berdiri dan berseru, “Krisis rohani apa? Anda seekor babi yang kotor dan Allah marah dengan anda. Enyah!”[3]
Seorang wanita muda lain mengaku dosa bahwa ia telah berdosa terhadap kesucian. Tetapi, ia mengetahui bahwa sewaktu ia kembali ke rumahnya, ia akan jatuh ke dalam godaan yang sama dan melakukan dosa tersebut kembali. Ia tidak memiliki keputusan yang kuat untuk berubah (resolusi yang kuat untuk mengubah hidupnya dan untuk berhenti berdosa) – suatu komponen yang esensial untuk membuat pengakuan dosa yang sah. Padre Pio menolak untuk memberikannya absolusi. Ia kembali lagi dan membuat pengakuan dosa yang sama, tetapi Padre Pio kembali tidak memberikannya absolusi. Hal ini berlangsung empat kali berturut-turut. Segera sebelum pengakuan dosanya yang kelima, ia berpikir kepada dirinya sendiri: “Lebih baik aku mati daripada melakukan dosa ini kembali,” dan ia berpikir tentang hal tersebut selama ia mengaku dosa. Padre Pio menelitinya dengan saksama, dan lalu memberikannya absolusi.[4]
Seorang wanita yang melakukan aborsi bertemu dengan Padre Pio. Ia berkata, “Saya tidak pernah tahu bahwa aborsi adalah suatu dosa.” Ia menjawab: “Apa maksud anda, anda tidak tahu bahwa ini adalah dosa? Itu adalah pembunuhan... dosa, sebuah dosa yang besar.”[5]
Seorang wanita berkata bahwa ia telah membaca buku-buku maksiat. Padre Pio berkata: “Apakah anda telah mengakui dosa ini sebelumnya?” “Ya,” jawabnya. “Apa yang dikatakan pengaku dosa anda kepada anda?” tanya Padre Pio. “Saya tidak boleh melakukannya kembali,” katanya. Tanpa berkata satu patah kata pun, Padre Pio menutup pintu bilik pengakuan dosa di depan wajahnya dan mulai mendengar pengakuan dosa yang berikutnya.[6]
Catatan kaki:
[1] Dorothy Gaudiose, Prophet of the People {Nabi Para Rakyat}, Alba House, NY, NY. hal. 153.
[2] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 404.
[3] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 297.
[4] Dorothy Gaudiose, Prophet of the People {Nabi Para Rakyat}, Alba House, NY, NY. hal. 155.
[5] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 297.
[6] Dorothy Gaudiose, Prophet of the People {Nabi Para Rakyat}, Alba House, NY, NY. hal. 155.
Artikel-Artikel Terkait
Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 3 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Maaf tapi saya tidak mempercayai artikel ini. Bagaimana Anda bisa tetap berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik jika Anda menolak untuk percaya Paus (setelah Vatikan II) & Magisterium? Jika Anda...
Novy Binarti 5 bulanBaca lebih lanjut...Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 7 bulanBaca lebih lanjut...