Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
St. Alfonsus (sekitar tahun 1760): “Allah, ujar St. Agustinus, berdiri di tempat yang tinggi; jika anda merendahkan diri anda sendiri, Ia akan turun kepada anda; jika anda meninggikan diri anda sendiri, Ia akan berlari dari diri anda … Ia memandang orang yang rendah hati dengan mata yang penuh kasih sayang, tetapi orang yang bangga hanya ditatap-Nya dari kejauhan.”
St. Alfonsus Liguori (1787): “Seandainya seorang Paus, sebagai orang pribadi, jatuh ke dalam bidah, ia akan pada waktu yang bersamaan jatuh dari Kepausan.”
“Dan Aku berkata kepadamu, Mintalah dan engkau akan diberikan: carilah, dan engkau akan menemukan: ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Sebab barangsiapa meminta, menerima; dan barangsiapa mencari, menemukan ...” (Lukas 11:9-10)
Paus St. Leo IX, 13 April 1053: “Saya percaya bahwa Gereja yang satu dan sejati adalah kudus, Katolik, dan apostolik, di dalam mana diberikan satu pembaptisan dan pengampunan yang sejati atas segala dosa. Saya juga percaya akan kebangkitan sejati dari badan ini, yang saya kenakan sekarang, dan akan kehidupan kekal.” (Congratulamur Vehementer)
Paus Gregorius Agung (600 M) tentang sedikitnya orang yang diselamatkan: “Semakin banyak orang yang jahat, semakin kita harus menanggung mereka dengan kesabaran; karena di tempat pengirikan, sedikit gandum yang dibawa ke dalam lumbung, tetapi tinggilah tumpukan jerami yang akan terbakar oleh api.”
Paus Pius XI (1925): “Gereja telah menerima manfaat-manfaat yang mewajibkannya untuk memberikan penghormatan secara publik dan legitim kepada Bunda Allah dan para kudus di Surga. Salah satu dari manfaat-manfaat itu, yang bukanlah manfaat yang terkecil, adalah kekebalan yang sempurna yang senantiasa dimiliki oleh Gereja terhadap kesalahan dan bidah.” (Quas Primas #22)
St. Alfonsus (sekitar tahun 1760): “Saudaraku, jika engkau ingin hidup dengan baik, berjuanglah untuk hidup di sepanjang sisa hidupmu di hadirat maut. ‘Ya kematian, penghakimanmu baik adanya’ (Sirakh xli. 3). Oh, betapa benar cara ia menghakimi hal-hal, betapa baik cara ia mengatur tindakan-tindakannya, yakni, orang yang menilai dan mengatur hal-hal dengan maut di hadapan matanya! Ingatan akan kematian membuat kita kehilangan rasa sayang terhadap hal-hal dari hidup ini.” (Persiapan untuk Kematian, hal. 26-27)
Paus Pius XI (1928) tentang Kesatuan Gereja: " ... kesatuan tersebut hanya dapat dihasilkan dari satu pedoman iman saja dan satu kepercayaan dari semua orang Kristiani.”
St. Sirilus dari Yerusalem (350): “Barangsiapa percaya bahwa tubuhnya akan tetap berada untuk kebangkitan memberikan perhatian terhadap pakaiannya dan tidak mengotorinya dalam percabulan; tetapi barangsiapa tidak memiliki iman akan kebangkitan menyerahkan dirinya sendiri kepada percabulan, dan menyalahgunakan tubuhnya sendiri seakan-akan tubuhnya itu adalah milik orang lain. Suatu asas dan ajaran yang agung dari Gereja Katolik yang Kudus, maka dari itu, adalah kepercayaan akan kebangkitan orang mati ….”
Paus Benediktus XII (1336), ex cathedra: “ … pada hari penghakiman, semua manusia dengan tubuh mereka akan bersiap diri untuk memberikan pertanggungjawaban atas perbuatan-perbuatan diri mereka sendiri di hadapan pengadilan Kristus, ‘sehingga setiap orang dapat menerima hal-hal lahiriah yang pantas yang sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya, baik yang baik maupun yang jahat.’” (Benedictus Deus, Denz. 531)
St. Yohanes Krisostomus (sekitar tahun 386): “Pada hakikatnya, tanpa pertolongan doa, mustahil adanya untuk menjalani kehidupan yang bajik.”
Paus Leo XIII (1888): “Ia [Yesus] memerintahkan segenap bangsa untuk mendengar suara Gereja, layaknya suara-Nya sendiri, dan mengancam orang-orang yang tidak hendak mendengarnya dengan kebinasaan kekal.” (Libertas #26)
St. Teresa dari Avila (sekitar tahun 1540): “Sewaktu saya sedang berdoa pada suatu hari, pada suatu saat, saya menyadari, tanpa tahu bagaimana caranya, bahwa saya tampaknya tenggelam di dalam Neraka ... Tanahnya tampak sarat akan air, lumpur biasa, yang baunya luar biasa busuk ... dan ditutupi oleh hama yang menjijikkan ... Saya tidak dapat menggambarkan api dalam diri itu atau keputusasaan itu, yang melampaui segala siksaan dan segala rasa sakit ... Tuhan kita pada waktu itu tidak lagi hendak mengizinkan saya melihat Neraka.”
Paus Pius XI (1930): “ … tidak mungkin ada pernikahan sejati antara orang-orang yang telah dibaptis, jika pernikahan, oleh karena fakta itu sendiri, merupakan suatu sakramen.” (Casti Connubii #39)
“ ... seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19)
1 Yohanes 5:11-12: “Dan inilah kesaksian itu, bahwa Allah telah memberikan kepada kita kehidupan kekal. Dan kehidupan ini ada di dalam Putra-Nya. Barangsiapa memiliki Putra, ia memiliki hidup. Barangsiapa tidak memiliki Putra, ia tidak memiliki hidup.”
[Mengenai Francisco dari Fatima - 1917]: “Kebanyakan orang asing membosankan Francisco. Betapa konyol pertanyaan-pertanyaan itu! ... ‘Apa kamu ingin menjadi tukang kayu?’ ‘Tidak, bu.’ ‘Menjadi dokter, iya kan?’ ‘Oh, tidak!’ ‘Saya tahu kamu mau menjadi apa – seorang imam!’ ‘Tidak.’ ‘Apa! Untuk mengucapkan Misa? Untuk mendengar pengakuan dosa? Untuk berdoa di dalam gereja? Itu kan?’ ‘Tidak, nyonya, saya tidak ingin menjadi seorang padre.’ ‘Jadi kamu mau menjadi apa?’ ‘Saya tidak mau menjadi apa-apa.’ ‘Kamu tidak mau menjadi apa-apa?!’ ‘Tidak. Saya mau mati dan masuk Surga.’” (William Thomas Walsh, Our Lady of Fatima [Bunda Maria dari Fatima], hal. 157.)
St. Fransiskus De Sales: (1602): “ … untuk berkata bahwa Gereja membuat kesalahan setara dengan berkata bahwa Allah membuat kesalahan, atau bahwa Ia menghendaki dan menginginkan agar kita membuat kesalahan; yang akan menjadi suatu penghujatan yang besar.” (The Catholic Controversy [Kontroversi Katolik, hal. 70.]
^