^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Keselamatan Bagi yang “Ketidaktahuannya Tidak Teratasi” Disederhanakan kepada Prinsipnya yang Absurd
Teori bahwa “ketidaktahuan yang tidak teratasi” menyelamatkan juga dapat dibantah dengan menyederhanakannya kepada prinsipnya yang absurd, yaitu demikian: Jika ketidaktahuan akan sang Juru Selamat dapat membuat seseorang berhak mendapatkan keselamatan, maka para Katolik merugikan para non-Kristiani saat mereka mewartakan Yesus Kristus kepada mereka. St. Paulus, St. Vincent Ferrer, St. Fransiskus Xaverius, Romo Pierre De Smet, para Martir Amerika Utara dan berbagai misioner yang mulia yang tidak terhitung jumlahnya di dalam sejarah Gereja, yang menderita kesulitan yang tidak terbayangkan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang pagan yang hidup dalam ketidaktahuan, pada dasarnya membuat orang-orang ini lebih bersalah di depan Allah, menurut bidah modern tentang keselamatan bagi mereka yang “ketidaktahuannya tidak teratasi”. Jika hanya para misioner tinggal di rumah mereka, menurut bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi, orang-orang pagan yang tulus mungkin dapat diselamatkan karena mereka tidak pernah mendengar Kristus yang bukan kesalahan mereka sendiri. Tetapi dengan membuat upaya untuk mewartakan Kristus kepada mereka, seperti yang dilakukan para misioner, mereka – menurut bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi – membuat orang-orang ini tidak beralasan jika mereka gagal untuk berbuat sesuai kewajiban Injil atau menolaknya sama sekali. Maka, pewartaan Injil kepada para non-Kristiani, menurut bidah keselamatan oleh “ketidaktahuan yang tidak teratasi” sebenarnya membuat pewartaan kepada para pagan kontraproduktif bagi keselamatan jiwa-jiwa. Tetapi, jika ide semacam itu absurd, memang kenyataannya demikian, dan membuktikan sifat yang tidak logis serta salah dari bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi.
Tetapi, kenyataannya, bidah tersebut telah menjadi begitu buruk pada hari ini pada masa Kemurtadan Besar di mana kita hidup (lihat bagian 34) sehingga kebanyakan “Katolik” pada hari ini dengan sap mengakui bahwa para pagan, Yahudi, Buddhis, dst. yang mengenal Injil dan menolaknya juga dapat diselamatkan oleh “ketidaktahuan yang tidak teratasi”. Tetapi hal ini adalah satu-satunya hasil yang pasti dari bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi; karena jika para pagan yang tidak pernah mendengar Kristus dapat diselamatkan “dengan itikad baik”, maka para pagan yang menolak Kristus juga dapat beritikad baik, karena berapa banyak yang harus didengar seseorang untuk kehilangan “ketidaktahuan yang tidak teratasi” mereka? Sekalinya seseorang menjauh dari prinsip tersebut – yaitu, sekalinya seseorang menolak suatu kebenaran yang diwahyukan secara ilahi – bahwa semua yang meninggal sebagai pagan secara pasti binasa tanpa pengecualian (Paus Eugenius IV, de fide), garis pembatas yang jelas telah ditolak, dan suatu area abu-abu berkuasa, suatu area abu-abu yang menurutnya seseorang tidak mungkin tahu atau menetapkan batas-batas akan siapa yang mungkin beritikad baik dan siapa yang tidak.
Saya baru-baru ini berbicara dengan seorang pelajar yang menganggap dirinya seorang “Katolik tradisional”. Orang ini percaya akan bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi. Kita sedang mendiskusikan kepercayaannya bahwa para Yahudi dan non-Katolik yang lain dapat diselamatkan. Di dalam diskusi ini, ia mengakui bahwa ia percaya bahwa para Yahudi yang membenci Kristus mungkin dapat diselamatkan. Sebelum ia mengakui hal tersebut, bagaimanapun, ia berkata: “hal itu tergantung seberapa banyak ia [orang Yahudi tersebut] telah mendengar tentang Kristus. Jika ia sudah melihat sebuah salib saja…” Maksudnya adalah bahwa jika sang Yahudi sudah melihat sebuah salib saja, tetapi belum pernah mendengar tentang Yesus Kristus secara substansial, sang Yahudi mungkin dapat diselamatkan jika ia beritikad baik; sedangkan jika Tuhan kita Yesus Kristus telah diwartakan secara penuh kepada sang Yahudi, ia mungkin tidak beritikad baik. (Seperti yang telah saya katakan, sang pelajar pada akhirnya mengakui bahwa bahkan di dalam kasus yang terakhir – sang Yahudi yang sama sekali menolak dan/atau membenci Kristus – juga dapat beritikad baik, tetapi saya hanya menyebutkan argumentasi yang digunakannya sebelum ia mengakui poin tersebut untuk mengilustrasikan poin saya yang berikut). Sang “pelajar” kenyataannya menunjukkan kekonyolan bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi oleh argumentasinya; ia mengakui bahwa sang Yahudi yang telah melihat salib tetapi belum pernah mendengar tentang Kristus mungkin beritikad baik, tetapi jika sang Yahudi berupaya untuk mencari tahu tentang Ia yang tergantung di salib – atau memiliki seorang teman yang mewartakan kepadanya tentang Ia yang tergantung di salib – ia mungkin tidak beritikad baik! Maka, pewartaan Kristus yang disalibkan, menurut sang “pelajar” ini yang sepenuhnya meminum racun bidah “ketidaktahuan yang tidak teratasi”, tidak akan menyelamatkan, tetapi malah kemungkinan mengutuk sang Yahudi. Tetapi tentunya hal ini salah dan sesat.
Dampak kesesatan lain dari bidah ketidaktahuan yang tidak teratasi adalah bahwa hal tersebut akan berarti bahwa bayi-bayi juga dapat diselamatkan tanpa pembaptisan, karena bayi-bayi adalah orang-orang yang memiliki “ketidaktahuan yang tidak teratasi” yang terbesar di dunia. Maka, argumen tersebut sebagai berikut jika “ketidaktahuan yang tidak teratasi” menyelamatkan para non-Katolik, maka hal tersebut dapat menyelamatkan “bayi-bayi” yang “ketidaktahuannya tidak teratasi” pula. Tetapi, ide semacam itu telah dikutuk berulang kali oleh Gereja Katolik; adalah suatu kenyataan yang telah diwahyukan bahwa tidak seorang bayi pun dapat memasuk Surga tanpa pembaptisan air (Lihat bagian “Bayi-bayi Tidak Dapat Diselamatkan Tanpa Pembaptisan”).
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...