^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Bayi-Bayi Tidak Dapat Diselamatkan Tanpa Pembaptisan
Ajaran Gereja Katolik yang telah kami kutip menunjukkan bahwa tidak seorang pun dapat diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan. Jelas, oleh karena itu, hal ini berarti bahwa anak-anak dan bayi-bayi juga tidak dapat masuk ke dalam Surga tanpa Pembaptisan karena mereka dikandung di dalam keadaan dosa asal, yang tidak dapat dihapuskan tanpa Sakramen Pembaptisan. Tetapi, kebenaran dari Gereja Katolik ini disangkal oleh banyak orang di masa kini. Mereka melihat tragedi aborsi – pembantaian jutaan anak – dan mereka menyimpulkan bahwa anak-anak ini pastilah berada di dalam jalan menuju Surga. Tetapi, kesimpulan semacam itu adalah kesimpulan yang sesat. Bagian terburuk dari aborsi adalah kenyataan bahwa anak-anak ini tidak diizinkan masuk ke dalam Surga, tidak pun mereka diizinkan untuk hidup di dalam dunia yang pagan ini. Iblis sangat menyukai aborsi karena ia tahu bahwa jiwa-jiwa tidak akan pernah masuk Surga tanpa Sakramen Pembaptisan. Seandainya anak-anak yang diaborsikan langsung masuk Surga tanpa Sakramen Pembaptisan, seperti yang dipercayai banyak orang di masa kini, Iblis tidak akan mendukung aborsi.
Gereja mengajarkan bahwa anak-anak yang diaborsi dan bayi-bayi yang meninggal tanpa pembaptisan langsung turun ke dalam Neraka, tetapi bahwa mereka tidak menderita api Neraka. Mereka masuk ke dalam suatu tempat yang disebut sebagai limbo anak-anak. Definisi yang paling spesifik dari Gereja yang membuktikan bahwa sama sekali mustahil adanya bagi seorang bayi untuk diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan adalah ajaran berikut dari Paus Eugenius IV.
Paus Eugenius IV di sini mendefinisikan dari Takhta Petrus bahwa tiada suatu obat lain pun bagi bayi-bayi yang merampas mereka dari kuasa iblis (yakni, dosa asal) selain Sakramen Pembaptisan. Hal ini berarti bahwa siapa pun yang bersikeras mengajarkan bahwa bayi-bayi dapat diselamatkan tanpa menerima Sakramen Pembaptisan adalah seorang bidah, karena ia mengajarkan bahwa terdapat suatu obat lain untuk dosa asal di dalam diri anak-anak selain Sakramen Pembaptisan.
Dalil dari Konsili Konstanz ini menarik. Sayangnya, dalil ini tidak ditemukan di dalam Denzinger, yang hanya memuat beberapa dekret Konsili tersebut, tetapi dalil tersebut ditemukan di dalam kumpulan lengkap Konsili Konstanz. Sang bidah kelas kakap John Wyclif sedang mendalilkan bahwa mereka (seperti diri kami sendiri) adalah orang-orang yang bodoh karena mereka mengajarkan bahwa bayi-bayi yang meninggal tanpa pembaptisan air (yaitu, sakramental) sama sekali tidak dapat diselamatkan. Wyclif dikutuk oleh karena pernyataan ini, dari antara pernyataan-pernyataan lain. Dan inilah yang dikatakan oleh Konsili Konstanz tentang dalil-dalil terkutuk dari John Wyclif, seperti #6 di atas.
Maka, mereka yang mengkritik orang-orang Katolik yang menegaskan dogma bahwa tidak seorang bayi pun dapat diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan sebenarnya mengajukan bidah yang telah dikutuk dari John Wyclif. Berikut beberapa definisi dogmatis tentang topik ini.
Hal ini berarti bahwa siapa pun yang menyatakan bahwa bayi-bayi tidak membutuhkan “permandian kelahiran kembali” (pembaptisan air) untuk memperoleh kehidupan kekal, orang itu mengajarkan bidah.
Catatan kaki:
[1] Denzinger 712; Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol.1, hal. 576.
[2] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol.1, hal. 422.
[3] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol.1, hal. 421-422.
[4] Denzinger 102, tambahan autentik kepada Kanon 2.
[5] Denzinger 791.
Artikel-Artikel Terkait
Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 3 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 4 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...yang sesat kayaknya anda si penulis
CanonMR 7 bulanBaca lebih lanjut...permisi boleh tanya klo warna liturgi biru itu apa ya? apakah dulu gereja mewajibkan/mengharuskan biru menjadi warna liturgi trimakasih
Yulius Kristian 10 bulanBaca lebih lanjut...