^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Satu Gereja dari Para Umat Beriman
Definisi dogmatis pertama dari Takhta Petrus tentang dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan (dari Paus Inosensius III) mengajarkan bahwa Gereja Katolik adalah satu Gereja “dari para umat beriman,” di luar mana sama sekali tiada seorang pun yang diselamatkan. Tetapi siapakah “para umat beriman” itu? Apakah seseorang yang belum dibaptis dapat dianggap sebagai bagian dari “para umat beriman”? Jika kita melihat Tradisi Katolik, jawabannya adalah “tidak” yang bergema.
Banyak dari anda mengetahui bahwa Misa Katolik terbagi menjadi dua bagian: Misa Para Katekumen (orang-orang yang bersiap diri untuk dibaptis) dan Misa Para Umat Beriman (orang-orang yang telah dibaptis).
Di dalam Gereja awal, para katekumen yang belum dibaptis (yaitu, mereka yang belum menerima Sakramen Pembaptisan) harus keluar setelah Misa para katekumen, sewaktu para umat beriman mengucapkan Syahadat. Orang-orang yang belum dibaptis tidak diizinkan untuk tetap berada di dalam Misa para umat beriman, karena hanya dengan menerima Sakramen Pembaptisanlah seseorang menjadi bagian dari para umat beriman. Ini adalah ajaran dari Tradisi.
Di sini kita melihat Sinode Laodikia dari abad ke-4 menegaskan tradisi bahwa para katekumen yang belum dibaptis harus meninggakan Liturgi sebelum Misa Para Umat Beriman bermula. Dan perbedaan antara Misa Para Katekumen dan Misa Para Umat Beriman ini adalah suatu hal yang pokok di dalam ritus-ritus kuno dari Gereja Katolik. Maka, Romo Casimir Kucharek, di dalam karyanya yang besar tentang Liturgi Bizantina-Slavia dari St. Yohanes Krisostomus berkata bahwa Liturgi Katekumen “hadir di dalam segala Ritus ....”[3] Dalam kata lain, segala ritus Katolik kuno memberikan kesaksian terhadap fakta bahwa tidak seorang pun yang belum dibaptis dapat dianggap sebagai bagian dari para umat beriman karena mereka semua mengeluarkan para katekumen yang belum dibaptis sebelum Misa Para Umat Beriman bermula!
Maka, Romo Casimir Kucharek lalu menulis lebih lanjut:
The Catholic Encyclopedia [Ensiklopedia Katolik] mengakui ajaran Tradisi yang sama.
Pada abad ketiga, bapa Gereja perdana, Tertulianus, mengkritik kebiasaan para bidah tertentu yang tidak menghiraukan perbedaan yang penting ini antara orang-orang yang belum dibaptis dan para umat beriman.
Akhirnya, saya akan mengutip suatu doa dari Liturgi Bizantina-Slavia kuno dari St. Yohanes Krisostomus. Doa ini diucapkan pada saat para katekumen dibawa keluar sebelum Misa Para Umat Beriman dimulai.
Di sini kita melihat bahwa liturgi ritus timur kuno dari St. Yohanes Krisostomus membuat suatu perbedaan yang kentara antara orang-orang yang belum dibaptis (para katekumen) dan para umat beriman. Perbedaan ini menegaskan bahwa karena para katekumen belum dibaptis sehingga menjadi bagian dari para umat beriman, dosa-dosa mereka tidak diampuni dan mereka pun tidak dipersatukan ke dalam Gereja Katolik. Orang-orang yang belum dibaptis bukanlah anggota dari Gereja yang satu dari para umat beriman. Ini adalah bagian dari Iman Katolik kuno. Dan jelas bahwa fakta ini tidak terbukti sebagai bagian dari Iman Katolik kuno semata-mata karena seorang bapa Gereja perdana menyatakannya – karena suatu pernyataan dari seorang bapa Gereja kuno tidak membuktikan hal ini secara pasti; melainkan, hal ini terbukti karena kesaksian-kesaksian dari para kudus yang sudah disebutkan tersebut begitu selarasnya dengan ajaran yang jelas dari ibadat liturgi Katolik, yang memisahkan Misa Para Katekumen dari Misa Para Umat Beriman. Oleh karena itu, demikianlah ajaran dan peraturan dari ibadat Katolik, yakni bahwa tidak seorang pun yang belum dibaptis dapat dianggap sebagai bagian dari para umat beriman. Dan inilah alasan semua orang yang meninggal tanpa menerima Sakramen Pembaptisan dilarang untuk diberi penguburan Kristiani di segala tempat di dalam Gereja universal sejak awal mulanya.
Dan karena inilah peraturan ibadat yang universal di dalam Gereja Katolik, hal tersebut adalah ungkapan dari Iman dan Tradisi Gereja Katolik yang universal.
Oleh karena itu, akan menjadi hal yang melawan Tradisi untuk menyatakan bahwa seseorang yang belum menerima Sakramen Pembaptisan adalah bagian dari para umat beriman.
Ajaran Tradisi inilah yang merupakan alasan bahwa di dalam Ritus Pembaptisan Tradisional, katekumen yang belum dibaptis ditanya tentang apa yang dikehendakinya dari Gereja yang kudus, dan ia menjawab “Iman.” Sang katekumen yang belum dibaptis tidak memiliki “Iman,” oleh karena itu, ia memohon kepada Gereja untuk mendapatkannya di dalam “Sakramen Iman” (Pembaptisan), yang merupakan satu-satunya jalan bagi dirinya untuk menjadi salah satu dari para “umat beriman”. Inilah alasan bahwa Sakramen Pembaptisan telah dikenal sejak zaman apostolik sebagai “Sakramen Iman.”
Dan menimbang fakta-fakta ini (bahwa seorang katekumen “memohon” untuk menerima iman karena ia bukan bagian dari para umat beriman), kita juga harus mengingat definisi Paus Inosensius III pada Konsili Lateran IV: “Sesungguhnya, hanya terdapat satu gereja universal dari para umat beriman, di luar mana sama sekali tiada seorang pun diselamatkan ....” Di dalam bahasa Latin orisinalnya, kita membaca hal berikut: “Una vero est fidelium universalis ecclesia, extra quam nullus omnino salvatur...” Kata-kata Latin tersebut (nullus omnino) berarti “secara mutlak tidak seorang pun.” Secara mutlak tidak seorang pun yang berada di luar Gereja yang satu dari para umat beriman tersebut diselamatkan. Karena Gereja yang satu “dari para umat beriman” tersebut hanya mengikutsertakan orang-orang yang telah menerima Sakramen Pembaptisan – seperti yang ditunjukkan oleh tradisi apostolik, tradisi liturgis, dan dogma Katolik – hal ini berarti bahwa, secara mutlak, tidak seorang pun diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan.
Catatan kaki:
[1] Denzinger 430.
[2] Romo Casimir Kucharek, The Byzantine-Slav Liturgy of St. John Chrysostom [Liturgi Bizantina-Slavia dari St. Yohanes Krisostomus], Combermere, Ontario, Kanada: Alleluia Press, 1971, hal. 475.
[3] Romo Casimir Kucharek, The Byzantine-Slav Liturgy of St. John Chrysostom [Liturgi Bizantina-Slavia dari St. Yohanes Krisostomus], hal. 326.
[4] Romo Casimir Kucharek, The Byzantine-Slav Liturgy of St. John Chrysostom [Liturgi Bizantina-Slavia dari St. Yohanes Krisostomus], hal. 100.
[5] The Catholic Encyclopedia [Ensiklopedia Katolik], “Faithful [Umat Beriman]”, Volume 5, Robert Appleton Company, 1909, hal. 769.
[6] The Catholic Encyclopedia [Ensiklopedia Katolik], “Catechumen [Katekumen]”, Volume 3, 1908, hal. 430.
[7] Romo Casimir Kucharek, The Byzantine-Slav Liturgy of St. John Chrysostom [Liturgi Bizantina-Slavia dari St. Yohanes Krisostomus], hal. 458.
[8] The Papal Encyclicals [Ensiklik-Ensiklik Paus], Vol. 3 (1903-1939), hal. 273.
[9] Sunday Sermons of the Great Fathers [Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung], Chicago: Regnery Press, 1963, Vol. 4, hal. 5.
[10] Catechism of the Council of Trent [Katekismus Konsili Trente], Tan Books: Rockford, IL, 1982, hal. 184.
[11] Catechism of the Council of Trent [Katekismus Konsili Trente], hal. 159.
[12] Denzinger 570a.
[13] Denzinger 799-800.
Artikel-Artikel Terkait
Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 1 mingguBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 4 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Fransiskus telah mengeluarkan sebuah dokumen yang menyetujui “pemberkatan” pasangan sesama jenis. Kami membahasnya dalam video berikut: Fransiskus Setujui “Pemberkatan” Sesama Jenis sebagai Tanggapan kepada Para “Kardinal” https://vatikankatolik.id/fransiskus-setujui-pemberkatan-sesama-jenis/ Fransiskus...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – prinsip larangan mendoakan arwah orang yang meninggal sebagai non-Katolik ini didasari oleh dogma Katolik Extra Ecclesiam Nulla Salus, yaitu, Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan. Orang yang...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – sayangnya pemahaman anda tentang ajaran keselamatan yang dianut oleh Gereja Katolik itu tidak benar dan anda membuat banyak kesalahan dalam pesan anda. Kalau anda menyimak materi-materi kami, anda...
Biara Keluarga Terkudus 1 bulanBaca lebih lanjut...Saya baru baca komentar ini yang memberi perspektif berbeda terhadap penglihatan MS (Maria Simma). Tetapi saya pribadi sama sekali tidak melihat pertentangan antara apa yang digambarkan MS dan ajaran Katolik....
Bernad 1 bulanBaca lebih lanjut...Berita ini benarkah? bahwa Bapak Paus Fransiskus mengeluarkan dokumen untuk merestui pemberkatan nikah sesama jenis? Kalau berita ini benar, ini sangat menentang hukum Allah sebagaimana yang Allah Tuhan kita menciptakan...
Lambertus Mite 1 bulanBaca lebih lanjut...Menurit hemat saya ini kurang tepat. Seorang katolik boleh saja mendoakan arwah non katolik. Ajaran katolik adalah ajaran kasih, mengasihi kepada semua umatNya tanpa harus membedakan agama.
Martha 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – tidak semua orang yang mengaku Kristen benar-benar meniru teladan Kristus. Karena itulah ada tertulis, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...karena nama Mahatma Gandhi disebut saya ingat salah satu ujarannya.. "I like your Christ , but I don't like your Christian. Your Christian are so unlike your Christ". apakah kita...
Deo Gratia 6 bulanBaca lebih lanjut...