^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Dokumen tentang Pemilihan Kardinal Siri – berkaitan dengan Konklaf Paus dan Pemilihan yang Tidak Valid dari Yohanes XXIII [1958] dan Paulus VI [1963]
Kardinal Giuseppe Siri
Rangkuman:
Mantan Konsultan FBI Mengakui Pemilihan Siri
Malachi Martin mengakui Pemilihan Siri
Kesaksian Kardinal Siri Sendiri
ASAP PUTIH, TETAPI TIDAK ADA PAUS
Pada tanggal 26 Oktober 1958, asap putih terlihat mengepul dari Kapel Sistina. Asap putih menandakan bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Tetapi tidak ada seorang Paus pun yang muncul. Kejadian ini dilaporkan oleh berbagai surat kabar di seluruh dunia dan terdengar di radio. Para Kardinal bahkan terlihat melambaikan tangan dari jendela-jendela istana apostolik kepada kerumunan orang – suatu hal yang tidak diizinkan jika konklaf masih berlangsung. Mereka pula berpikir bahwa seorang Paus telah terpilih. Berikut laporan surat kabar dari tanggal 27 Oktober 1958:
Asap putih ini merupakan petunjuk yang jelas bahwa seorang Paus yang baru telah terpilih, tetapi ada sesuatu yang aneh yang telah terjadi di dalam Kapel Sistina, yang mencegah munculnya Paus yang baru terpilih, dan yang membuat kerumunan orang - serta dunia yang menantikannya - kebingungan dan kacau. Hanya dua hari setelahnyalah Angelo Roncalli [Yohanes XXIII] terpilih, dan setelah pemilihan ini Yohanes XXIII mengadakan suatu pertemuan misterius pasca-pemilihan yang berlangsung selama berjam-jam dengan semua partisipan konklaf itu. Mengapakah Yohanes XXIII harus mengadakan pertemuan pasca-pemilihan ini? Apakah pertemuan ini bersangkutan dengan asap putih pertama itu dan pemilihan Paus yang sejati ?
Misteri di balik asap putih dan pertemuan pasca-pemilihan pada Konklaf tahun 1958 ini mungkin tidak akan pernah tersingkapkan jika bukan oleh karena Tn. Scortesco. Scortesco adalah sepupu dari dua anggota Garda Mulia Vatikan, termasuk Presiden Garda Mulia, yang bertanggung jawab menjaga konklaf yang berlangsung pada tahun 1958 dan 1963 dan memastikan agar tidak terjadi komunikasi dengan pihak luar. Scortesco menyatakan hal berikut di dalam sepucuk surat yang diterbitkan.
Scortesco memperoleh informasi yang mengejutkan ini dari para anggota Garda Mulia. Surat ini diterbitkan di dalam Introibo. Dan Scortesco ditemukan terbakar hidup-hidup di ranjangnya tidak lama setelah surat ini diterbitkan. Jadi, sebelum ia dibunuh, Scortesco mengumumkan bahwa Kardinal Tedeschinilah, dan bukan Anti-Paus Yohanes XXIII, yang sebenarnya terpilih pertama kali pada tahun 1958. Dan Kardinal Siri, bukan Anti-Paus Paulus VI, terpilih pertama kali pada tahun 1963.
Kardinal Tedeschini
Di dalam surat yang dikutip di atas, Scortesco juga menyebutkan komunikasi dengan “pihak luar”. Tulisan-tulisannya di kemudian hari menunjukkan bahwa komunikasi ini melibatkan B’nai Brith (Freemason Yahudi). Jika komunikasi dengan “pihak luar” secara tidak sah memengaruhi pemilihan Paus, hal ini berarti bahwa pemilihan semacam itu tidak valid. Komunikasi dengan “pihak luar” itu, yakni dengan para Freemason, kemungkinan besar mencegah Tedeschini dan Siri memiliki kemampuan untuk bebas menerima pemilihan mereka, kemungkinan akibat berbagai ancaman, termasuk ancaman maut. Para Komunis dan Freemason tahu bahwa Siri maupun Tedeschini tidak akan ikut serta dalam upaya-upaya jahat mereka untuk menghancurkan Gereja Katolik ; jadi, mereka harus memblokir pemilihan kedua Kardinal tersebut. Jika komunikasi dengan “pihak laindisebutkan oleh Scortesco itu memang memengaruhi Tedeschini dan Siri sehingga tidak mampu untuk secara bebas menerima pemilihan mereka, maka pemilihan yang selanjutnya, yakni untuk Roncalli [Yohanes XXIII] dan Montini [Paulus VI] secara mutlak tidak valid oleh karena fakta itu sendiri.
Di samping pengakuan Scortesco bahwa Kardinal Tedeschini terpilih pada tahun 1958, dan Kardinal Siri pada tahun 1963, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa Kardinal Siri juga terpilih sebelum Kardinal Tedeschini dan Angelo Roncalli [Yohanes XXIII] pada tahun 1958. Dalam kata lain, Kardinal Siri bukan hanya terpilih pada tahun 1963, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Scortesco, tetapi juga pada tahun 1958. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa fenomena pertanda asap yang salah itu terjadi pada tahun 1958 dan 1963! Menurut The Sheboygan Press dari tanggal 20 Juni 1963, fenomena asap putih/asap hitam yang membingungkan itu terjadi selama 8 menit pada konklaf tahun 1963. Fenomena pertandaa asap yang salah itu terjadi di kedua konklaf persisnya karena hal yang sama terjadi di kedua konklaf tersebut: seorang Paus sejati terpilih yang lalu hanya diintimidasi sehingga tidak menerima jabatan Kepausan sehingga para musuh Gereja dapat menanamkan pria mereka sendiri.
Menurut seorang imam dari Italia yang tahu banyak, yang telah berbicara dengan Kardinal Siri, serta menurut dokumen intelejen AS (lihat di bawah), sekelompok Kardinal yang konservatif telah berhasil memilih Siri pada pemungutan suara keempat pada hari pertama dari konklaf, 26 Oktober 1958. Pemilihan Siri ini pada pemungutan suara keempat di tahun 1958 terjadi sewaktu asap putih muncul.
Mantan Konsultan FBI Mengakui Pemilihan Siri
Mantan konsultan FBI [badan investigasi federal AS], Paul L. Williams mengutip dokumen-dokumen intelijen AS yang sudah dideklasifikasikan [tidak lagi dirahasiakan] yang menunjukkan bahwa Kardinal Siri terpilih sebagai Paus Gregorius XVII pada konklaf yang, dua hari setelahnya, memunculkan Yohanes XXIII. Pada tahun 2003, Paul L. Williams menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Vatican Exposed: Money, Murder, and the Mafia [Mengekspos Vatikan: Uang, Pembunuhan, dan Mafia] (Prometheus Books). Williams, yang bukan seorang Katolik, menyatakan:
Catatan kaki yang direferensikan oleh William adalah [5] Biografi konfidensial Departemen Negara, “John XXIII [Yohanes XXIII],” tanggal pengeluaran: tanpa tanggal, tanggal deklasifikasi: 15 Februari 1974; lihat pula Avro Manhattan, Murder in the Vatican [Pembunuhan di dalam Vatikan], hal. 31. [7] John Cooney, The American Pope [Paus Amerika], hal. 259. [8] Kiriman rahasia Departemen Negara, “John XXIII [Yohanes XXIII],” tanggal pengeluaran: 20 November 1958, tanggal deklasifikasi: 11 November 1974. [9] Kata-kata penyiar tampil di London Tablet, 1 November 1958, hal. 387. [10] Houston Post, 27 October 1958, hal. 1 and 7. [11] Dokumen rahasia Departemen Negara, “Cardinal Siri [Kardinal Siri],” tanggal pengeluaran: 10 April 1961, tanggal deklasifikasi: 28 Februari 1994.
Kesaksian dari mantan konsultan FBI ini, berdasarkan informasi intelijen FBI, meneguhkan bahwa Kardinal Siri terpilih dan mengambil nama “Gregorius XVII”. Hal ini pun meneguhkan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang lain. Kardinal Siri dihalangi sehingga tidak dapat mengambil jabatannya secara bebas oleh kelompok konspirator dan ancaman-ancaman dari Prancis. Jika informasi intelijen FBI ini benar, maka “pemilihan” Angelo Roncalli [Yohanes XXIII] yang terjadi kemudian sama sekali tidak valid. Patut dicatat bahwa pemilihan Kardinal Siri bukanlah pokok dari buku Tn. Williams. Ia hanya menyebutkan hal itu, hampir secara sambil lalu, dan tanpa ada suatu motif yang tampak untuk membuat-buat hal ini - dan dengan demikian, membuat kebenaran dari pernyataannya itu lebih terpercaya. Maka Kardinal Siri, yang dengan demikian menjadi Paus kelima yang terpilih pada abad lalu, dikatakan telah segera menerima jabatan tersebut dan mengumumkan bahwa ia akan mengambil nama “Gregorius XVII”. Lalu, ada suatu jeritan keras yang menentangnya, yang terdengar dari beberapa Kardinal yang radikal asal Prancis. Konon kabarnya, beberapa dari antara mereka adalah anggota Freemason. Mereka langsung mengintimidasi Paus yang baru itu dengan ancaman bahwa mereka akan segera mendirikan suatu gereja internasional yang skismatis, jika Siri keluar dari konklaf itu sebagai Paus. Siri, yang merasa sangat takut, diduga menjawab demikian: “jika anda tidak menginginkan saya, lantas pilihlah orang yang lain.” Dengan pernyataan yang satu ini, yang telah dianggap sebagai tindak abdikasinya, datanglah mimpi buruk akhir zaman yang telah menghasilkan “Gereja” Vatikan II. Tetapi, kembali lagi, hukum Gereja menetapkan:
Hal ini berarti bahwa pemilihan Yohanes XXIII tidak akan valid jika Siri dipaksa mengundurkan diri. Kapankah persisnya Kardinal Tedeschini terpilih, tidak diketahui. Tetapi seperti yang dinyatakan secara jelas oleh Williams sebelumnya, dan di dalam tulisan-tulisan Scortesco, Kardinal Tedeschini terpilih Paus pada salah satu pemungutan suara. Hal ini pastinya terjadi setelah pemungutan suara Siri yang ketiga atau yang keempat. Tedeschini kemungkinan terpilih setelah Siri pada saat terjadinya kebingungan setelah pemilihan yang pertama, tetapi Tedeschini juga tersisihkan dengan cara yang serupa yang dialami oleh Siri, sehingga mereka dapat menanamkan Angelo Roncalli [Yohanes XXIII]. Semua ini menjelaskan mengapa pada pukul 6 sore tanggal 26 Oktober 1958, asap putih mengepul dari Kapel Sistina selama lima menit penuh; inilah penjelasan mengapa Garda Palatina dan Garda Swiss dipanggil untuk bersiap menyalami Paus yang baru. Inilah penjelasan mengapa para Kardinal di dalam Konflaf itu terlihat melambai dengan bahagia kepada kerumunan orang, dan mengapa gubernur dan marsekal konklaf bersiap diri untuk menyalami Paus yang baru.
Malachi Martin mengakui Pemilihan Siri
Bahkan Malachi Martin, seorang penulis terlaris, orang dalam Vatikan, dan seorang pahlawan dari banyak pendukung Anti-Paus Yohanes XXIII dan Paulus VI, menguak jelas cerita ini (setidaknya mengenai pemilihan tahun 1963), dengan mengakui di dalam bukunya, The Keys of This Blood [Kunci Darah Ini] (hal. 607-609) bahwa banyak orang tahu bahwa Kardinal Siri menerima jumlah surat suara yang cukup untuk membuatnya Paus di tahun 1963, tetapi bahwa pemilihan Siri “dikesampingkan” oleh apa yang disebut oleh Martin sebagai “suatu brutalitas tertentu.” Martin secara terang-terangan menyebutkan bahwa terjadi “komunikasi” (campur tangan) antara seorang anggota konklaf dan suatu “organisasi internasional” mengenai pencalonan Siri. Ia mencatat bahwa hal ini berhubungan dengan suatu “masalah berat tentang keamanan negara [Vatikan].” (Kabarnya adalah bahwa para Komunis mungkin telah mengancam untuk menjatuhkan peledak nuklir di Vatikan jika Siri menerima pemilihan tersebut, serta membunuh setiap uskup di balik Tirai Besi.) Maka bahkan Malachi Martin, seorang pembela Anti-Paus Yohanes XXIII dan Paulus VI mengakui bahwa Kardinal Siri dipaksa sehingga tidak menerima jabatan yang telah terpilih untuk Siri, seperti yang diakui oleh Martin. Hal ini kembali menegaskan apa yang disingkapkan dan dibuktikan oleh Scortesco, bahwa pemilihan Giovanni Montini [Anti-Paus Paulus VI] adalah suatu pemilihan yang palsu.
Kesaksian Kardinal Siri Sendiri
Tetapi, di samping kesaksian Martin dan Scortesco, suatu wawancara yang diberikan oleh Kardinal Siri sebelum kematiannya patut dicatat. Di dalam suatu wawancara yang diterbitkan dengan Marquis de la Franquerie, Louis Rémy dan Francis Delay, beberapa pertanyaan tentang berbagai topik diajukan kepada Siri, termasuk apa yang dinyatakan oleh Scortesco tentang pemilihannya. Walaupun ia menyangkal hal-hal lain di dalam wawancara ini, Siri tidak menyangkal bahwa ia terpilih sebagai Paus. Segala yang dikatakannya adalah bahwa:
Para pewawancara menyimpulkan bahwa karena Siri menyangkal hal-hal lain yang mereka tanyakan kepadanya, tetapi karena ia tidak hendak menyangkal bahwa ia telah terpilih, apa yang dikatakan oleh Scortesco pastilah benar. Harus dicatat bahwa Siri salah sewaktu ia berkata bahwa dirinya terikat kepada rahasia konklaf. Rahasia konklaf tidak akan mengikat sewaktu keselamatan jutaan jiwa dipertaruhkan – dan sewaktu konklaf itu sudah sepenuhnya dilanggar oleh sekumpulan pemurtad dan konspirator asal Prancis yang bersekongkol dengan B’nai Brith. Dan tidak diragukan bahwa rahasia-rahasia yang menyeramkan dari konklaf yang disiratkan oleh Siri merujuk kepada campur tangan yang tidak sah dari kuasa-kuasa luar yang menghalanginya sehingga tidak mampu menerima Takhta Petrus.
Jelas dari bukti bahwa rangkaian kejadian asap putih yang terkenal ini, yang terlihat oleh semua orang pada tanggal 26 Oktober 1958, menandakan pemilihan Paus yang sejati, Kardinal Siri. Semua orang, bahkan para Kardinal, percaya bahwa kita memiliki seorang Paus baru. Tetapi para Freemason dan Komunis lalu terlibat dan mencegah Paus yang baru ini untuk mengambil jabatannya. Inilah komunikasi-komunikasi luar yang disingkapkan oleh Scortesco. Lalu asap putih berubah menjadi asap hitam dan dua hari kemudian, para Freemason dan Komunis menanamkan pria mereka, agen Freemason, Angelo Roncalli [Anti-Paus Yohanes XXIII]. Campur tangan yang sama terjadi di konklaf tahun 1963, walaupun, pada kasus ini, pemilihan Kardinal Siri diblokir secara ilegal untuk mendukung sang penyusup Giovanni Montini – Anti-Paus Paulus VI.
30 Days Magazine, sebuah majalah yang mendukung para Anti-Paus Vatikan II melaksanakan sebuah wawancara di tahun 1994 dengan kepala dari perserikatan Freemason dari Italia, Grand Master dari Loji Timur Agung di Italia. Grand Master itu berkata:
Maka, jelas bahwa Anti-Paus Yohanes XXIII adalah seorang agen Freemason yang misinya adalah untuk memulai upaya penghancuran Gereja Kristus melalui konsili palsunya. Dan seperti yang ditunjukkan oleh materi kami, Paulus VI sering terlihat mengenakan tutup dada Imam Agung Yahudi, di samping upayanya untuk menghancurkan Tradisi Katolik, segera setelah ia mengambil jabatannya.
Beberapa orang bertanya: jika Kardinal Siri terpilih pada tahun 1958 dan 1963, atau salah satunya, mengapakah ia tidak membela jabatannya dengan lebih bersemangat? Tujuan kami di sini bukanlah untuk meneliti pertanyaan ini (mohon melihat catatan pada akhir artikel ini). Tujuan kami sederhananya adalah untuk menetapkan bukti bahwa pemilihan Siri, sebagaimana pula komunikasi dengan pihak luar, menunjukkan bahwa telah terjadi suatu hal yang tidak sesuai dengan hukum kanonik pada konklaf tahun 1958 dan 1963, seperti yang disingkapkan oleh Scortesco. Hal ini sungguh masuk akal karena kita tahu, atas dasar iman ilahi, bahwa Anti-Paus Paulus VI tidak mungkin dapat memiliki kunci Petrus, sebab ia secara khidmat mengikat orang-orang yang tunduk kepadanya kepada bidah-bidah Vatikan II. Vatikan II tidak mungkin dapat terikat di Surga, maka kita tahu bahwa Anti-Paus Paulus VI tidak memiliki kuasa untuk mengikat di atas bumi, sebab ia memang telah mencoba untuk mengikat Vatikan II di atas bumi. Dan Anti-Paus Yohanes XXIII juga tidak mungkin dapat menjadi Paus yang sejati, sebab ia mempersiapkan jalan menuju kemurtadan itu, serta pada waktu itu juga, ia sendiri adalah seorang bidah.
Pada terbitan bulan September 2004 dari Inside the Vatican, terdapat wawancara dengan Romo Charles-Roux. Romo Charles-Roux berkata:
Kesimpulan
Informasi tentang pemilihan Kardinal Siri pada tahun 1958 dan 1963 tidak dibutuhkan untuk membuktikan bahwa para pemurtad Yohanes XXIII dan Paulus VI bukanlah Paus yang sejati, tidak pun diperlukan untuk membuktikan bahwa para bidah Vatikan II yang setelahnya meneruskan urut-urutan mereka, Yohanes Paulus I dan Yohanes Paulus II, bukanlah Paus sejati. Tetapi fakta-fakta ini menunjukkan bahwa “pemilihan” Yohanes XXIII dan Paulus VI tidaklah kanonik. Hal ini luar biasa berharga dan penting karena hal ini menjelaskan bagaimana bermulanya gereja sesat para Anti-Paus Vatikan II, dan mengapa dekret-dekret dan ajaran-ajaran resminya tidak dilindungi oleh Roh Kudus. Hal ini menjelaskan mengapa seluruh skisma sekte Vatikan II ini dimulai oleh suatu pemilihan yang tidak kanonik, yang mungkin akan tercatat di dalam Buku Penghakiman Abadi – bersama dengan Skisma Besar Timur dan Skisma Besar Barat – sebagai “Skisma Terakhir”.
Kami percaya bahwa St. Fransiskus Assisi secara pasti memprediksikan pemilihan Anti-Paus Yohanes XXIII yang tidak valid dan tidak kanonik. Pemilihan yang tidak kanonik ini memulai mimpi buruk akhir zaman dari Kemurtadan besar yang pada saat ini terjadi di zaman kita.
Informasi tentang Kardinal Siri ini seharusnya membantu orang-orang untuk menyadari bahwa mereka yang menerima para “Paus” Vatikan II dari Yohanes XXIII sampai dengan Fransiskus bukan hanya menerima para pemurtad non-Katolik yang telah mengimplementasikan suatu agama palsu, tetapi mereka juga adalah para pria yang bahkan tidak terpilih secara kanonik oleh Dewan Kardinal.
Mereka yang menginginkan lebih banyak bukti bahwa pemilihan Anti-Paus Yohanes XXIII dan Paulus VI tidak valid hanya perlu mencermati revolusi yang mereka timbulkan. Seseorang hanya perlu memikirkan pemusnahan iman yang telah berlangsung, dan jutaan jiwa yang telah binasa. Dan seseorang hanya perlu mempertimbangkan betapa mereka sama sekali tidak menyia-nyiakan sedikit pun waktu untuk mencoba menghancurkan Gereja Katolik secara sistematis. Sehubungan hal ini, lihat pula galeri foto dari situs kami yang membahas Anti-Paus Yohanes XXIII dan Paulus VI.
**Catatan: Kami percaya bahwa Kardinal Siri terpilih Paus dan secara tidak sah dipaksa mengundurkan diri – yang dengan demikian, membuat “pemilihan” Yohanes XXIII dan Paulus VI tidak valid. Tetapi, kegagalan Kardinal Siri untuk melawan kemurtadan, membela jabatannya dan mencela para Anti-Paus dalam dekade-dekade setelah hari-hari yang menentukan bagi masa depan itu membuat orang Katolik tidak boleh percaya bahwa ia tetap menjadi Paus di dalam dekade-dekade setelah konklaf tahun 1958 dan 1963.
Kardinal Siri mungkin telah menjadi lumpuh akibat ketakutan, ketidakpastian, dan kebingungan akan statusnya dan apa yang harus dilakukannya tentang hal itu; bagaimanapun, seseorang tidak dapat mengakui bahwa ia tetap merupakan Paus pada tahun-tahun setelah pemilihannya, sebab, setidaknya di dalam tata lahir, ia tidak membela jabatannya ataupun melawan para Anti-Paus.*
Artikel-Artikel Terkait
Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 mingguBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 mingguBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 1 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 3 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 4 bulanBaca lebih lanjut...Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...