Bidah-Bidah dan Skisma Utama Anti-Paus Fransiskus bersama para “Ortodoks” dari Bulan Februari 2016

Gereja-gereja “Ortodoks” menolak Kepausan, ke-13 konsili Gereja Katolik yang terakhir, dan mengizinkan perceraian dan “pernikahan kembali”, dan banyak dari mereka menolak dogma Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal. Para skismatis timur (yakni, para “Ortodoks”) juga menolak dogma Katolik bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan dari Putra. Mereka hanya percaya bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa; mereka tidak percaya bahwa Roh Kudus juga berasal dari Bapa dan Putra (Filioque). Mengingat fakta-fakta ini, berikut adalah kumpulan dari bidah-bidah yang dituturkan oleh Fransiskus tentang para “Ortodoks” yang bidah dan skismatis dari satu bulan saja – Februari 2016.

Sambutan Fransiskus 29 Februari 2016 kepada Abuna Matthias I – “Patriark” dari “Gereja Ortodoks” Tewahedo Etiopia:

“Paduka Suci,

Yang Terkasih Saudara-Saudara dalam Kristus,

Adalah suatu sukacita dan saat yang penuh rahmat untuk dapat menyambut anda semua yang hadir di sini. Dengan penuh kasih, saya memberi salam kepada Paduka Suci dan para anggota yang terhormat dari Delegasi ini. Saya berterima kasih kepada anda atas kata-kata persahabatan anda serta kedekatan rohani anda. Melalui diri anda, saya mengirimkan salam hangat kepada para uskup, imam dan segenap keluarga dari Gereja Ortodoks Tewahedo Etiopia di seluruh dunia … Kunjungan Paduka Suci memperkuat ikatan-ikatan persaudaraan yang sudah mempersatukan Gereja–Gereja kita … Sejak tahun 2004 sampai tahun-tahun berikutnya, Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental telah bekerja bersama untuk memperdalam persekutuan mereka melalui dialog teologis yang dimajukan oleh Komisi Internasional Bersama. Kami gembira karena kami mencatat peningkatan partisipasi Gereja Ortodoks Tewahedo Etiopia di dalam dialog ini. Selama bertahun-tahun, Komisi tersebut telah menelaah konsep yang mendasar dari Gereja sebagai persekutuan … kita telah menyaksikan bahwa hampir segala sesuatu yang kita miliki, kita miliki bersama … Kita dipersatukan atas dasar Pembaptisan kita, yang telah menjadikan kita sebagai para anggota dari Tubuh Kristus yang esa … Kita adalah saudara-saudari di dalam Kristus … Sebagaimana di dalam Gereja awal, pertumpahan darah dari para martir menjadi benih dari orang-orang Kristen yang baru, demikian pula pada hari ini darah dari banyak martir dari semua Gereja telah menjadi benih dari kesatuan Kristiani. Para martir dan para kudus dari segenap tradisi gerejawi sudah menjadi satu di dalam Kristus. Nama-nama mereka terukir di dalam martirologium yang esa dari Gereja Allah. Ekumenisme para martir adalah panggilan kepada kita, di tempat ini dan pada saat ini, untuk melangkah maju pada jalan menuju kesatuan yang semakin besar. Sejak awal mulanya, Gereja anda telah menjadi Gereja para martir … Saya yakin akan kesiapan Gereja Katolik di Etiopia untuk bekerja bersama dengan Gereja Ortodoks Tewahedo yang dipimpin oleh Paduka Suci… Mari kita mendoakan satu sama lainnya, dengan memohon perlindungan para martir dan para kudus atas semua umat beriman yang dipercayakan kepada tanggung jawab penggembalaan kita. Semoga Roh Kudus terus menerangi kita dan memandu langkah-langkah kita menuju keharmonisan dan kedamaian … Paduka Suci, semoga Allah Yang Mahakuasa memberi berkat yang berlimpah kepada pelayanan anda terhadap umat-umat yang tercinta dari Gereja Ortodoks Tewahedo Etiopia.”[1]

Bidah macam apa yang menyebut pemimpin dari sekte bidah dan skismatis “Paduka Suci” berulang kali? Jawaban: Sang Anti-Paus non-Katolik dari sekte Vatikan II. Gereja Katolik sama sekali tidak bersekutu dengan “gereja-gereja” non-Katolik, tetapi Fransiskus berkata bahwa “Gereja”-nya memiliki persekutuan semacam itu. Fransiskus berkata bahwa para non-Katolik telah masuk ke dalam Gereja Katolik oleh pembaptisan mereka, dan bahwa mereka adalah “ anggota-anggota dari Tubuh Kristus yang esa”. Pernyataan ini sepenuhnya bidah. Di sepanjang sejarah, para Paus sejati telah mengajarkan bahwa dengan memiliki iman yang sejati dan pembaptisanlah seseorang masuk ke dalam Gereja yang sejati dan bahwa para bidah dan skismatis yang telah dibaptis (seperti para Protestan dan "Ortodoks") terpisah dari Tubuh Kristus. Fransiskus sekali lagi menyatakan salah satu ajaran sesat favoritnya: bahwa sekte non-Katolik memiliki martir-martir dan orang kudus. Ia bahkan mengatakan bahwa sekte “Ortodoks” “telah menjadi Gereja para martir”. Tentu saja, Gereja Katolik telah secara infalibel mengajarkan yang sebaliknya. Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat martir dan orang kudus non-Katolik. Francis kemudian meminta doa-doa dari pemimpin skismatis tersebut. Dia berkata bahwa "umat beriman" telah dipercayakan oleh Allah kepada pemimpin skismatis itu. Fransiskus mengakhiri dengan meminta Allah untuk "memberkati" "pelayanan" dari gereja non-Katolik skismatis tersebut. Betapa bidahnya dia!

Deklarasi Gabungan Fransiskus 12 Februari 2016 bersama “Patriark Ortodoks” Kiril dari Moskwa:

“3. Dengan bertemu jauh dari pertikaian-pertikaian yang telah berlangsung lama dari ‘Dunia Lama”, kami mengalami dengan suatu keterdesakan kebutuhan untuk jerih payah bersama para Katolik dan Ortodoks, yang terpanggil dengan kelemahlembutan dan rasa hormat, untuk memberikan suatu penjelasan kepada dunia akan harapan di dalam kami (cf. 1 Pet 3:15).”

“7. Di dalam tekad kami untuk melakukan segala hal yang diperlukan untuk mengatasi perbedaan sejarah yang telah kami warisi, kami ingin menggabungkan upaya-upaya kami untuk memberikan kesaksian tentang Injil Kristus dan tentang warisan bersama Gereja dari milenium pertama, dalam hal menanggapi tantangan bersama dari dunia kontemporer. Orang-orang Ortodoks dan Katolik harus belajar untuk memberikan kesaksian secara serempak di dalam bidahg-bidang di mana hal itu memungkinkan dan diperlukan. Peradaban manusia telah memasuki periode perubahan zaman. Hati nurani Kristiani kami dan tanggung jawab pastoral kami mendesak kami untuk tidak tetap pasif dalam menghadapi tantangan yang membutuhkan tanggapan bersama. ”

Komentar: Di sini Fransiskus mengajarkan bahwa umat Katolik dan para “Ortodoks” berbagi jerih payah dalam menyebarkan Injil. Ini adalah suatu indikasi lain bahwa Fransiskus percaya bahwa baik Katolik maupun "Ortodoks" adalah bagian dari Gereja yang satu dan sejati.

“12. Kami menundukkan kepala di hadapan kemartiran mereka yang, dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri, telah memberi kesaksian tentang kebenaran Injil, lebih memilih kematian daripada menyangkal Kristus. Kami percaya bahwa para martir di zaman kita yang berasal dari berbagai Gereja ini, namun yang dipersatukan oleh penderitaan mereka bersama, adalah jaminan kesatuan umat Kristiani ….”

Komentar: Dalam # 12 Fransiskus mempromosikan gagasan bidah bahwa terdapat orang suci dan martir "Ortodoks".

“13. Dialog antaragama sangat diperlukan di masa-masa kita yang sulit. Perbedaan pemahaman tentang kebenaran agama tidak boleh menghalangi orang-orang yang berbeda keyakinan untuk hidup dalam damai dan keharmonisan. Dalam konteks kami saat ini, para pemimpin agama memiliki tanggung jawab khusus untuk mendidik umat mereka dalam semangat yang menghormati keyakinan orang-orang yang termasuk dalam tradisi-tradisi agama lain ... "

Komentar: Di dalam # 13 Fransiskus menyatakan bahwa para pemimpin agama yang berbeda memiliki “tanggung jawab khusus” untuk mendidik pengikut mereka agar menghormati kepercayaan-kepercayaan agama sesat orang lain. Ini adalah kemurtadan.

“14… Ortodoks dan Katolik sering bekerja berdampingan. Dengan memberikan kesaksian tentang nilai-nilai Injil, mereka membuktikan keberadaan dasar spiritual bersama dari koeksistensi manusia. "

“19. Keluarga adalah pusat alami dari kehidupan manusia dan masyarakat. Kami prihatin dengan krisis keluarga di banyak negara. Orang-orang Ortodoks dan Katolik berbagi konsep yang sama tentang keluarga, dan terpanggil untuk bersaksi bahwa keluarga adalah jalan kekudusan, bersaksi tentang kesetiaan pasangan dalam interaksi timbal balik ... "

Komentar: Dalam # 19 ia mengatakan bahwa orang-orang “Katolik” dan “Ortodoks” memiliki pandangan yang sama tentang keluarga. Tapi kaum "Ortodoks" mengizinkan perceraian dan "pernikahan kembali".

“24. Kaum Ortodoks dan Katolik dipersatukan tidak hanya oleh Tradisi bersama Gereja milenium pertama saja, namun juga oleh misi untuk memberitakan Injil Kristus di dunia hari ini. Misi ini mensyaratkan saling hormat bagi anggota komunitas Kristiani dan meniadakan segala bentuk proselitisme. Kita bukan pesaing melainkan saudara, dan konsep ini harus memandu semua tindakan kita bersama serta tindakan-tindakan yang diarahkan ke dunia luar ….”

Komentar: Dalam # 24 Fransiskus mempromosikan gagasan sesat bahwa para "Ortodoks" yang skismatis memiliki "misi untuk memberitakan Injil Kristus di dunia saat ini". Hanya orang-orang Katoliklah yang memiliki misi untuk memberitakan Injil kepada dunia; mereka yang berada di gereja sesat tidak memiliki misi. Fransiskus kemudian (sekali lagi) mengutuk "segala bentuk proselitisme". Hal itu berarti bahwa ia mengecualikan segala upaya untuk mencoba mengonversikan orang non-Katolik kepada iman Katolik.

“25. Harapan kami adalah pertemuan kami juga dapat berkontribusi pada rekonsiliasi di mana pun ketegangan terjadi antara Katolik Yunani dan Ortodoks. Saat ini jelas bahwa metode 'uniatisme' di masa lalu, yang dipahami sebagai penyatuan satu komunitas kepada komunitas lainnya, yang memisahkannya dari Gerejanya, bukanlah cara untuk membangun kembali kesatuan… ”

Komentar: Dalam # 25 Fransiskus sang bidah kemudian mengajarkan hal yang berkebalikan dengan apa yang diajarkan para Paus di sepanjang sejarah Katolik. Fransiskus mengajarkan bahwa para bagi para "Ortodoks" untuk meninggalkan sekte skismatis dan bidah mereka dan berkonversi kepada Gereja Katolik (uniatisme) bukanlah cara untuk membangun persatuan. Persatuan sudah (dan hanya) ada di dalam Gereja Katolik. Salah satu dari empat tanda Gereja Katolik (satu, suci, Katolik, dan apostolik) adalah keesaan atau kesatuannya. Namun, karena sekte Fransiskus bukanlah Gereja yang sejati, sektenya tidak memiliki kesatuan. Sektenya mencari persatuan dengan para bidah yang menolak dogma iman.

Paus Pius XI, Mortalium Animos (#10), 6 Jan. 1928: “ … upaya memajukan persatuan orang-orang Kristiani sama sekali tidak diizinkan selain dengan cara mendukung pemulangan para pembangkang kepada Gereja Kristus yang satu dan sejati ….”

“27. Kami berharap bahwa skisma antara umat Ortodoks di Ukraina dapat diatasi melalui norma-norma kanonik yang ada, agar semua umat Kristen Ortodoks Ukraina dapat hidup dalam damai dan keharmonisan, dan agar komunitas-komunitas Katolik di negara tersebut dapat berkontribusi untuk hal ini, dengan cara yang sedemikian rupa sehingga persaudaraan Kristiani kita menjadi semakin nyata. "

Komentar: Dalam # 27 Fransiskus menyerukan agar "Gereja-Gereja" yang skismatis tetap bersatu dalam skisma dan bidah mereka.

“28. Di dunia kontemporer, yang bentuknya beraneka ragam namun yang dipersatukan oleh takdir bersama, para Katolik dan Ortodoks terpanggil untuk bekerja bersama secara bersaudara untuk mewartakan Kabar Baik tentang keselamatan, untuk bersaksi bersama tentang martabat moral dan kebebasan pribadi yang autentik, 'sehingga dunia dapat percaya '(Yoh 17:21)… Sebagian besar dari masa depan umat manusia akan bergantung pada kemampuan kita untuk memberikan kesaksian bersama tentang Roh kebenaran di masa-masa yang sulit ini. ”

Komentar: Dalam # 28 Paus Fransiskus menyerukan agar para "Katolik" dan "Ortodoks" "bekerja sama" untuk "mewartakan Kabar Baik tentang keselamatan" dan "kesaksian bersama tentang Roh kebenaran". Fransiskus dengan jelas mengajarkan bahwa "Katolisisme" dan "Ortodoksi" membawa orang pada keselamatan kekal. Ini adalah penolakan yang jelas terhadap dogma Katolik bahwa tidak terdapat keselamatan di luar Gereja Katolik.

“29. Semoga kesaksian kita yang berani tentang kebenaran Allah dan Kabar Baik tentang keselamatan dipertahankan…

USKUP ROMA

PAUS DARI GEREJA KATOLIK

PATRIARK MOSKWA

DAN SELURUH RUSIA

12 Februari 2016, Havana, Kuba”[2]

Di dalam #29, Fransiskus mengidentifikasikan para “Ortodoks” yang bidah dan skismatis sebagai para saksi yang berani akan Kebenaran Allah. Pernyataan ini sepenuhnya bidah.

Kata-kata Fransiskus 12 Februari 2016 kepada para wartawan setelah pertemuannya dan setelah ia menandatangani Deklarasi Gabungan bersama “Patriark Kiril”:

“Kedua, bersama Patriark Kirill. Itu adalah suatu percakapan antara saudara-saudara. Kami mendiskusikan poin-poin yang jelas yang berkenaan dengan kita berdua, jujur saja. Saya merasa seperti saya sedang berdiri di hadapan seorang saudara, dan ia menyatakan hal yang sama pula kepada saya. Kami adalah dua uskup yang berbicara tentang keadaan Gereja-Gereja mereka… Saya katakan kepada anda, sungguh, saya merasakan sukacita dalam diri yang sungguh berasal dari Tuhan. Ia berbicara dengan bebas, dan saya berbicara dengan bebas. Anda dapat merasakan sukacita itu… Lalu kami menandatangani Deklarasi tersebut yang anda miliki di dalam tangan anda… Deklarasi itu bukanlah deklarasi politis atau sosiologis, itu adalah Deklarasi pastoral… Deklarasi itu pastoral, dari dua uskup yang bertemu bersama dengan kekhawatiran-kekhawatiran pastoral. Dan saya sangat gembira.”[3]

Fransiskus dengan jelas percaya bahwa sang pemimpin skismatis itu, Kirill, adalah seorang uskup dan pemimpin dari Gereja yang sejati. Fransiskus jelas percaya bahwa sang pemimpin skismatis itu ada dalam jalan menuju Surga. Fransiskus menyebut Deklarasi Gabungannya yang memalukan bersama sang skismatis sebagai suatu “deklarasi pastoral”.

Jawaban-jawaban Fransiskus, 17 Februari 2016, kepada pertanyaan-pertanyaan dari para wartawan pada penerbangan pulangnya ke Roma dari perjalanannya ke Meksiko:

“Jean-Louis de la Vaissière dari 'France Presse' berbicara tentang pertemuan Paus dengan Patriark Kirill dari Rusia, tentang Deklarasi Gabungan tersebut dan fakta bahwa umat Katolik Yunani di Ukraina merasa dikhianati. Wartawan itu kemudian bertanya kepada Sri Paus bilamana sang Patriark telah mengundangnya untuk pergi ke Moskwa atau apakah ia mungkin mempertimbangkan untuk pergi ke Kreta untuk Dewan Pan-Ortodoks.”

Fransiskus: "Saya akan mulai dengan yang terakhir. Saya akan hadir dalam roh dan lewat suatu pesan. Saya ingin menyambut mereka di Dewan Pan-Ortodoks: mereka adalah saudara, tetapi saya penuh rasa hormat. Saya tahu bahwa mereka ingin mengundang para pengamat Katolik, dan ini adalah sebuah jembatan yang indah. Saya akan berada di sana, di belakang para pengamat Katolik, berdoa dengan harapan saya yang paling dalam agar para Ortodoks dapat melangkah maju, karena mereka adalah saudara-saudara dan para uskup mereka adalah uskup-uskup seperti kami. Lalu, Kirill. Saudara saya. Kami saling berciuman dan berpelukan… Selama dua jam kami berbicara seperti saudara… ”[4]

Komentar: Fransiskus berkata bahwa ia ingin pergi ke Dewan “Ortodoks” skismatis, tetapi bahw ia harus “penuh rasa hormat” terhadap para bidah dan skismatis. Fransiskus berharap bahwa para skismatis dan dewan skismatis mereka “melangkah maju”. Fransiskus berkata bahwa para uskup skismatis adalah “uskup-uskup seperti kami”. Makna yang jelas dari pernyataan ini adalah bahwa mereka adalah para uskup dari Gereja yang sama. Ini adalah bidah dan skisma yang lebih banyak dari Anti-Paus Fransiskus.

`Catatan kaki:

Bidah-Bidah Terkini Fransiskus

[1] L’Osservatore Romano, 4 Maret 2016, hal. 4. Versi Bahasa Inggris.

[2] L’Osservatore Romano, 19 Februari 2016, hal. 12-14. Versi bahasa Inggris.

[3] L’Osservatore Romano, 19 Februari 2016, hal. 3. Versi bahasa Inggris.

[4] L’Osservatore Romano, 26 Februari 2016, hal. 8. Versi bahasa Inggris.