Bidah Benediktus XVI yang Baru: Mempromosikan Agama Yahudi (Mei 2012)

Gambar: worldjewishcongress.org

Sambutan Benediktus XVI, 16 Mei 2012 kepada Kongres Yahudi Amerika Latin di Vatikan:

“Teman-teman Yahudi yang terkasih,

Saya sangat gembira dapat menyambut delegasi dari Kongres Yahudi Amerika Latin. Pertemuan kita ini sangatlah penting, karena anda adalah kelompok pertama yang mewakili organisasi-organisasi dan komunitas-komunitas Yahudi di Amerika Latin. Di seluruh Amerika Latin, terdapat komunitas-komunitas Yahudi yang hidup, terutama di Argentina dan Brasil, yang hidup berdampingan dengan mayoritas umat Katolik. Pada tahun-tahun sejak Konsili Vatikan Kedua, hubungan antara orang Yahudi dan Katolik juga telah diperkuat di wilayah anda, dan berbagai inisiatif terus memperdalam persahabatan kita yang timbal balik. Seperti yang anda ketahui, bulan Oktober ini menandai peringatan ke-50 dimulainya Konsili Vatikan Kedua, yang Deklarasi Nostra Aetate-nya tetap menjadi piagam dan panduan dalam upaya kami untuk meningkatkan pemahaman, rasa hormat, dan kerja sama yang lebih baik antara kedua komunitas kita. Deklarasi ini tidak hanya mengambil posisi yang jelas terhadap setiap bentuk anti-semitisme; tetapi juga meletakkan dasar untuk penilaian kembali secara teologis hubungan Gereja dengan agama Yahudi dan mengungkapkan keyakinan bahwa penghargaan terhadap warisan rohani yang dimiliki bersama oleh orang Yahudi dan Kristiani akan menuntun kepada rasa saling mengerti dan saling hormat yang semakin besar.

Ketika kami mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai selama lima puluh tahun terakhir dalam hubungan Yahudi-Katolik di seluruh dunia, kami hanya bisa berterima kasih kepada Yang Mahakuasa atas tanda kebaikan dan penyelenggaraan-Nya yang . Dengan tumbuhnya kepercayaan, rasa hormat, dan niat baik, kelompok-kelompok yang awalnya saling mendekati satu sama lain secara ragu-ragu, sedikit demi sedikit menjadi mitra yang andal dan bahkan teman baik, yang mampu menghadapi krisis bersama dan mengatasi konflik secara positif. Tentu saja, masih banyak yang harus dilakukan dalam mengatasi beban masa lalu, membina hubungan yang lebih baik antara kedua komunitas kita, dan menghadapi tantangan yang semakin banyak dihadapi oleh orang neriman di dunia pada masa kini. Namun ini adalah alasan untuk mengucapkan syukur, bahwa kita berkomitmen untuk berjalan bersama di jalur dialog, rekonsiliasi, dan kerja sama.

Teman-teman yang terkasih, di dunia yang semakin terancam oleh hilangnya nilai-nilai spiritual dan moral, satu-satunya yang dapat menjamin rasa hormat terhadap martabat manusia dan perdamaian abadi, dialog yang tulus dan rasa saling menghormati antara agama dan budaya sangat penting untuk masa depan keluarga manusia kita. Adalah harapan saya bahwa kunjungan kita hari ini akan menjadi sumber semangat dan harapan baru dalam menghadapi tantangan untuk membangun ikatan persahabatan dan kerja sama yang semakin kuat, dan dalam memberikan kesaksian kenabian akan kekuatan kebenaran, keadilan, dan kasih yang merukunkan dari Allah, untuk kesejahteraan seluruh umat manusia.

Dengan sentimen-sentimen ini, teman-teman, saya meminta Yang Suci Tiga Kali untuk memberkati anda dan keluarga anda dengan setiap karunia rohani dan untuk memandu langkah anda dalam jalan kedamaian. Shalom aleikhem.”[1]

Benediktus XVI memulai pidatonya dengan berkata kepada para Yahudi yang menyangkal Kristus bahwa komunitas mereka “hidup”. Yesus Kristuslah Hidup – Hidup yang ditolak oleh para Yahudi. Benediktus XVI mengajarkan hal yang sama sekali bertentangan dengan kebenaran. Ia lalu berkata bahwa kita harus menghargai warisan rohani agama Yahudi, yang di dalamnya termasuk penyangkalan terhadap Yesus. Ia berkata bahwa penghargaan terhadap sejarah ini akan menyebabkan orang-orang Katolik untuk memiliki rasa hormat yang lebih besar terhadap Yesus. Benediktus XVI lalu berkata bahwa para pemimpin suatu agama yang sepenuhnya menolak Yesus Kristus adalah “teman baik” dan “mitra yang andal”. Benediktus XVI lalu mengeluhkan bagaimana dunia telah kehilangan nilai-nilai moral dan rohani, dan bahwa para Yahudi dapat membantu mengatasi masalah-masalah ini. Benediktus XVI lalu berkata bahwa para Yahudi yang menyangkal Kristus dapat “memberikan kesaksian kenabian akan kekuatan kebenaran, keadilan, dan kasih yang merukunkan dari Allah, untuk kesejahteraan seluruh umat manusia”. Benediktus XVI juga berkata bahwa para Yahudi “memberikan kesaksian kenabian akan kekuatan kebenaran”. Tidak, Yesus Kristuslah Kebenaran, dan para Yahudi menolak-Nya. Pertimbangkanlah penghujatan terhadap Tuhan Yesus Kristus, Allah Yang Mahakuasa, yang termuat di dalam pernyataan Benediktus XVI. Jika anda menerima Benediktus XVI sebagai seorang Katolik, maka anda dapat menantikan untuk tinggal selamanya di dalam api Neraka bersamanya.

Catatan kaki:

[1] L’ Osservatore Romano, 16 Mei 2012, hal. 4.