Benediktus XVI berkata bahwa ia memiliki “rasa hormat terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa”

Baca lebih lanjut Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

Benediktus XVI, Sambutan di PBB, kepada para perwakilan Bangsa-Bangsa Anggota, 18 April 2008: “Perserikatan Bangsa-Bangsa mewujudkan suatu aspirasi untuk tatanan internasional yang lebih luas… lewat peraturan-peraturan internasional yang mengikat dan dengan mengharmonisasikan keberlangsungan dari hidup orang-orang sehari-hari… Jika Negara-Negara tidak mampu menjamin perlindungan semacam itu, komunitas internasional harus campur tangan dengan sarana yuridis yang tersedia di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan di dalam instrumen-instrumen internasional lainnya… Aktivitas Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun-tahun terakhir ini telah memasikan bahwa perdebatan publik memberikan ruangan bagi sudut-sudut pandang yang terilhami oleh visi keagamaan di dalam segala dimensinya, termasuk ritual, ibadat, pendidikan, penyebaran informasi, dan kebebasan untuk mengakui dan memilih agama. Maka, tidaklah dapat dibayangkan bahwa para umat beriman harus mengekang bagian dari diri mereka sendiri – iman mereka – untuk menjadi warga negara yang aktif. Penyangkalan terhadap Allah bukanlah sesuatu yang pernah boleh diwajibkan demi menikmati hak-hak seseorang… Jaminan penuh untuk kebebasan beragama tidak dapat terbatas kepada pelaksanaan ibadat secara bebas, tetapi harus memberikan pertimbangan yang pantas untuk dimensi publik dari agama, dan oleh karena itu, kepada kemungkinan bagi para umat beriman untuk memainkan peran mereka dalam pembangunan aturan sosial… Kehadiran saya pada Perhimpunan ini adalah suatu tanda akan rasa hormat terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan dimaksudkan untuk mengungkapkan harapan bahwa Organisasi tersebut akan semakin menjadi lambang kesatuan antara Negara-Negara dan suatu instrumen pelayanan bagi segenap keluarga manusiawi… Itulah mengapa Gereja gembira untuk dapat terlibat dengan aktivitas dari Organisasi yang terkemuka ini, yang mengemban tanggung jawab untuk memajukan perdamaian dan kehendak baik di seluruh dunia. Teman-teman yang terkasih, saya berterima kasih kepada anda sekalian atas kesempatan ini untuk menyambut anda pada hari ini, dan saya menjanjikan anda dukungan dari doa-doa saya sewaktu anda mengejar tugas anda yang mulia.” (L’ Osservatore Romano, 23 April 2008, hal. 12-13.)

Pertama, Benediktus XVI tampak mempromosikan Tatanan Dunia Baru (New World Order) di bawah PBB yang ditetapkan “lewat peraturan-peraturan internasional yang mengikat”. Kedua, ia mempromosikan ide sesat bahwa orang-orang harus dapat memilih agama apa pun dan mempromosikan agama sesat secara publik dalam segala cara. Ketiga, ia pada dasarnya berkata bahwa jika para anggota agama-agama sesat dirampas dari hak mereka untuk menyebarkan agama sesat mereka secara publik , hal itu akan sama dengan “penyangkalan terhadap Allah.” Hal ini berarti bahwa Benediktus memandang praktik dari agama-agama sesat sebagai penyembahan terhadap Allah yang sejati. Keempat, ia kembali mempromosikan bidah kebebasan beragama. Kelima, ia berkata bahwa ia memiliki “rasa hormat terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa”. Ini juga adalah bidah karena PBB secara resmi terlibat dalam promosi untuk pendidikan seks; PBB secara aktif mendistribusikan kondom dan alat-alat kontrasepsi lainnya untuk pria dan wanita. Hal ini berarti bahwa Benediktus XVI menghormati pendidikan seks dan kontrasepsi. Keenam, ia berkata bahwa Gereja terlibat dengan aktivitas PBB, dan bahwa tugas PBB itu “mulia.” Lihatlah link-link di bawah ini dari situs web resmi PBB dan dari yang lain tentang bagaimana PBB secara aktif mempromosikan pengendalian populasi, kontrasepsi, dll.

“…UNICEF telah semakin mendorong pendidikan seks yang kontroversial di antara anak-anak, pengendalian populasi dan program-program aborsi yang berisiko mengasingkan penerima di dalam masyarakat-masyarakat Kristen, Muslim, dan tradisional. Tren ini dikodifikasikan di dalam deklarasi tahun 1998 di Jenewa dari suatu kemitraan dari Dana Anak-Anak, Organisasi Kesehatan Dunia [WHO], dan Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa [UNFPA]. Kemitraan itu – Komite Koordinasi untuk Kesehatan – menyelaraskan UNICEF dengan agen partner besar dari UNFPA, Keluarga berencana Internasional, yang peringkatnya kedua hanya setelah pemerintahan Cina dalam volume aborsi yang disediakannya.” (Lihat http://www.lifesitenews.com/ldn/2002/oct/021030a.html)

“… PRI [Population Research Institute] berkata bahwa melalui suatu penyelidikan di bulan September di Cina pada fasilitas-fasilitas keluarga berencana, UNFPA duduk santai dan menonton rekan dari Cinanya melaksanakan situasi-situasi yang sama yang organisasi tersebut klaim untuk hindari.

“Kami menemukan kantor-kantor perencanaan keluarga, dan di kantor keluarga berencana itu, kami menemukan kantor UNFPA, dan kami mengonfirmasikan dari para pejabat perencanaan keluarga bahwa tidak terdapat perbedaan antara apa yang dilakukan oleh UNFPA dan apa yang dilakukan oleh Kantor Perencanaan Keluarga Cina,” ujar Scott Weinberg, juru bicara untuk PRI.” (Lihat link berikut)

PBB memberikan kepada Cina Penghargaan Populasi PBB di tahun 1983 “untuk kontribusi yang amat luar biasa terhadap kesadaran tentang pertanyaan-pertanyaan tentang populasi.” Di tahun 1983, Beijing Review melaporkan pelayan perencanaan keluarga di Cina mengatakan bahwa penghargaannya adalah “suatu simbol untuk dukungan dan dorongan dari PBB bagi program perencanaan keluarga Cina.” Tidak pun dukungan UNFPA diabaikan oleh mereka yang hak-haknya dizalimi. Disiden dari Cina yang terkenal, Wei Jingsheng memberik kesaksian tentang hal ini di hadapan Kongres pada tanggal 3 Februari 1998.

“…orang-orang Cina memiliki suatu pandangan yang serius tentang semua tindak-tanduk PBB di Cina dalam bidang pengendalian populasi… Sewaktu Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada pemerintahan Cina penghargaan pengendalian kelahiran, orang-orang Cina amat terkejut. Mereka bertanya, apakah PBB memihak kepada pemerintahan Cina? Dan itulah mengapa orang-orang Cina memiliki citra yang amat negatif terhadap organisasi PBB dalam bidang ini.” (Lihat https://web.archive.org/web/20100829223431/http://www.nrlc.org/news/1999/NRL399/chris.htm)

Suatu contoh tentang bagaimana PBB mendukung aborsi: link berikut

Dana Penduduk PBB [UNFPA] secara aktif terlibat mendukung dan mendistribusikan kondom serta alat-alat kontrasepsi lainnya. (Lihat https://web.archive.org/web/20141202184453/https://www.unfpa.org/hiv-aids)

“Dalam suatu upaya untuk memerangi kematian-kematian yang sia-sia ini, UNFPA, Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) dan Federasi Internasional Palang Merah pada tahun 1996 meninjau kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduktif pengungsi-pengungsi dari Rwanda, Burundi, dan Zaire di daerah-daerah Danau-Danau Besar di Afrika Tengah. Hasilnya, sekitar 220.000 wanita pengungsi usia melahirkan menerima suatu paket pelayanan kesehatan reproduktif serta persediaan-persediaan darurat lainnya.” (Lihat link berikut)

“Pada pertengahan bulan April 1999, Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa [UNFPA] dan Federasi Keluarga Berencana Internasional [IPPF] mengumumkan pengiriman darurat pelayanan-pelayanan kesehatan reproduktif kepada para pengungsi dari Kosovo. … Daftar persediaan-persediaan kesehatan reproduktif yang dikirimkan kepada 350.000 pengungsi asal Kosovo termasuk peralatan kontrasepsi mulut, peralatan penyakit menular seksual, alat kontrasepsi dalam rahim [IUD], peralatan “komplikasi aborsi”, dan kondom. Peralatan-peralatan itu juga termasuk pil-pil kontrasepsi darurat yang mencegah sel telur yang telah dibuahi untuk ditanamkan di dalam rahim. Para kritik menuduh UNFPA mempromosikan aborsi di perkemahan pengungsi, yang merupakan beberapa dari tempat-tempat yang paling tidak higienis serta paling berbahaya di dunia. “Sangatlah memalukan bahwa mereka tidak menyediakan pelayanan kesehatan yang mendasar bagi orang-orang ini,” ujar Jeanne Head, pelobi utama PBB untuk Federasi Hak Internasional untuk Hidup. “Hal-hal yang mendasar, seperti air bersih. UNFPA tampaknya terobsesi untuk mencegah orang-orang memiliki anak-anak.” (http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Population_Fund)

Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI